Sabtu, 20 Desember 2014

Tujuan Utama Pendidikan Islam Menurut Qs.Ad-Dzariyat ayat 56



            Islam sangat mementingkan pendidikan. Dengan pendidikan yang benar dan berkualitas, individu-individu yang beradap akan terbentuk yang akhirnya memunculkan kehidupan sosial yang bermoral. Penekanan kepada pentingnya anak didik supaya hidup dengan nilai–nilai kebaikan, spiritual dan moralitas seperti kebaikan.
            Saat ini banyak institusi pendidikan telah berubah menjadi bisnis, yang memiliki visi dan misi yang pragmatis. Pendidikan di arahkan untuk melahirkan individu-individu pragmatis yang bekerja untuk meraih kesuksesan materi dan profesi sosial yang akan memekmurkan diri, perusahaan dan negara. Pendidikan dipandang secara ekonomis dan dianggap sebagai sebuah investasi. Gelar dianggap sebagai tujuan utama, ingin segera dan secepatnya diraih supaya modal yang selama ini di keluarkan akan menuai keuntungan. Sisitem pendidikan seperti ini sekalipun akan memproduksi anak didik yang memiliki status pendidikan yang tinggi, namun status tersebut tidak akan menjadikan mereka sebagai individu-individu yang beradab. Pendidikan yang bertujuan pragmatis dan ekonomis sebenarnya merupakan pengaruh dari paradigma pendidikan barat yang sekuler.
            Dalam barat sekuler, tingginya pendidikan seorang tidak berkorespondensi  dengan kebaikan dan kebahagiaan individu yang bersangkutan. Dampak dari hegemoni pendidikan barat terhadap kaum muslimin adalah banyaknya dari kalangan muslim  memiliki pendidikan yang tinggi, namun dalam kehidupan nyata, mereka belum menjadi muslim yang baik dan bahagia. Masih adanya kesenjangan antara tingginya gelar pendidikan yang di raih dengan rendahnya moral serta akhlak kehidupan muslim. Hal ini terjadi disebabkan visi dan misi pendidikan yang pragmatis. Sebenarnya, agama islam memiliki tujuan yang lebih komprehensif dan integratif dibanding dengan sisitem pendidikan sekuler yang semata-mata menghasilkan para anak didik yang memiliki paradigma yang pragmatis.
            Tujuan pendidikan dalam islam secara induktif dengan melihat dalil- dalil naqli yang sudah ada dalam al qur’an maupun hadist, juga memadukan dalam konteks kebutuhan dari masyarakat secara umum dalam pendidikan, sehingga di harapkan tujuan pendidikan dalam islam dapat di aplikasikan pada wacana dan relitas kekinian.
            Ayat ini dengan jelas menggambarkan kepada kita bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia tidak lain hanyalah “mengabdi” kepada Allah dalam gerak langkah dan hidup manusia haruslah senantiasa diniatkan untukmengabdi kepada Allah. Tujuan pendidikan yang utama dalam islam menurut Al Qur’an adalah agar terbentuk insan-insan yang sadar akan tugas utama di dunia ini sesuai dengan asal mula penciptaannya, yaitu sebagai abid. Sehingga dalam melaksanakan proses pendidikan, baik dari sisi pendidik ata anak didik harus di dasari sebagai pengabdian kepada Allah SWT semata.
            Mengabdi dalam terminologi islam sering diartikan dengan ibadah. Ibadah bukan sekedar ketaatan dan ketundukan, melainkan satu bentuk ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncaknya akibat adanya rasa keagungan dalam jiwa seseorang terhadap siapa yang kepadanya ia mengabdi. Ibadah juga merupakan dampak keyakinan bahwa pengabdian itu tertuju kepada yang memiliki kekuasaan yang tidak terjangkau dan tidak terbatas.
            Ibadah dalam ilmu fiqih  ada dua yaitu ibadah mahdoh dan ibadah ghoiru mahdoh. Ibadah mahdoh adalah ibadah yang telah ditentukan allah bentuk kadar atau waktunya seperti halnya sholat, zakat, puasa dan janji. Sedangkan ibadah ghoiru mahdoh adalah sebaliknya, kurang lebihnya yaitu segala bentuk aktifitas manusia yang diniatkan untuk memperoleh ridha dari Allah.
            Pendidikan sebagai upaya  perebaikan yang meliputi keseluruhan hidup individu termasuk akal, hati, rohani, jasmani, akkhlak, dan tingkah laku. Melalui pendidikan, setiap potensi yang di anugerahkan oleh Allah SWT dapat di optimalkan dan di manfaatkan untuk menjalankan fungsi sebagai khalifah di bumi. Sehingga pendidikan merupakan suatu peroses yang sangat penting tidak hanya dalam hal pengembangan kecerdasannya, namun juga untuk membawa peserta didik pada tingkat manusiawi dan peradaban, terutama pada zaman modern.
            Dalam penciptaannya, manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan dua fungsi, yaitu fungsi sebagai khalifah dimuka bumi dan fungsi manusia sebagai makhluk Allah yang memiliki kewajiban untuk menyembah_Nya. Kedua fungsi tersebut juga dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya berikut ini :
...sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi” (QS. Al Baqoroh :30 )
            Ketikan allah menjadikan manusia sebagai khlifah di muka bumi dan dengannya Allah SWT mengamanahkan bumi beserta isi kehidupannya kepada manusia, maka manusia merupakan wakil yang memiliki tugas sebagai pemimpin di bumi Allah.
            Al Ghozali melukiskan tujuan pendidikan sesuai dengan pandangan hidupnya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yaitu sesuai dengan filsafatnya, yakni memberi petunjuk akhlak dan pembersihan jiwa dengan maksud di balik itu membentuk individu-individu yang tertandai dengan sifat-sifat utama dan taqwa.
            Dalam khazanah pemikiran pendidikan islam, pada umumnya para ulama’ berpendapat bahwa tujuan akhir pendidikan islam adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Kalau dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan di arahkan untuk mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa, maka dalam konteks pendidikan Islam justru harus lebih dari itu, dalam arti pendidikan Islam bukan sekedar diarahkan untuk mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa, tetapi harus berusaha mengembangkan manusia menjadi imam?pemimoin bagi orang beriman dan bertaqwa ( waj’alna li al muttaqina imaama).
            Untuk memahami profil imam atau pemimpin bagi orang yang bertaqwa, maka kita perlu mengkaji makna taqwa itu sendiri. Inti dari makna taqwa ada dua macam, yaitu : itba’ syari’atillah (mengikutiajaran Allah yang tertuang dalam Al Qur’an dan Hadist ) dan sekaligus itba’ sunnatullah ( mengikuti aturan-aturan Allah yang berlalu di alam ini. Orang yang ber-itiba’ sunnatullah adalah orang-orang yang memiliki keluasan ilmu dan kematangan profesionalisme sesuai dengan bidang keahliannya. Imam bagi orang-orang yang bertaqwa artinya disamping ia sebagai orang yang memiliki profil sebagai itba’ syari’atullah sekaligus itba’ sunnatullah juga mampu menjadi pemimpin, penggerak, pendorong, inovator, dan teladan bagi orang-orang yang bertaqwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar