Selasa, 23 Desember 2014

PARADIGMA BARU PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA



 Perkembangan dunia pendidikan saat ini memang perkembangannya sangatlah cepat. Seluruh komponen pendidikan harus terus-menerus diinovasi dan dikembangkan sesuai dengan paradigma baru yang terus berkembang. Paradigma ialah kerangka berfikir atau konsep yang dirangkai untuk menuju masa depan yang lebih baik atau juga disebut dengan mainstream. Paradigma baru dalam pendidikan sangat dibutuhkan guna untuk menjadikan pola pikir yang kedepan dan proses dalam pembelajaran lebih berfikir intelektual. Paradigma pendidikan disesuaikan dengan cita-cita kedepan ingin meraih target yang bagaimana. Oleh karena itu, diperlukan konsep-konsep baru untuk menghadapi kemungkinan yang akan terjadi kedepan tentang pendidikan di negara kita ini. Paradigma pendidikan di Indonesia ini termasuk yang terlambat dalam menerapkan paradigma baru dalam melihat keunggulan suatu bangsa dibandingkan dengan negara-negara tetangganya.
Kesadaran dan keinginan yang kuat dari pemerintah dan rakyat Indonesia untuk memperbaiki sistem pendidikan adalah hal yang terpenting untuk mewujudkan pendidikan intelektual di Indonesia yang bisa merubah segala sistem yang berada di Indonesia. Kini bangsa Indonesia hidup di era globalisasi dan era reformasi yang keadaannya jauh berbeda dengan keadaan di masa lampau. Semua perubahan yang terjadi dari masa sekarang ini mempengaruhi segala sistem pendidikan di Indonesia. Semua sistem komponen pendidikan yang telah dimiliki berbeda dengan komponen pendidikan dimasa lampau. Dengan demikian, semua lembaga pendidikan dari tingkat paling dasar hingga perguaruan tinggi harus mengikuti segala proses perubahan dari masa ke masa itu untuk mempertahankan eksistensi dalam dunia pendidikan dan memiliki kontribusi bagi penyiapan masa depan bangsa yang lebih baik. Dengan mengacu kepada berbagai referensi pendidikan mutakhir, serta dengan tetap berpedoman pada semangat ajaran Islam sebagaimana yang terkandung di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.
Dalam buku yang saya baca berjudul Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, lembaga pendidikan Islam pada khususnya dan lembaga pendidikan pada umumnya, memiliki potensi dan peluang yang sama untuk berkembang, sepanjang masing-masing lembaga pendidikan tersebut mampu menerimanya secara positif terhadap seluruh perkembangan paradigma baru tersebut. Dalam Standar Nasional Pendidikan yang sebagaimana digunakan sebagai acuan oleh BAN-PT, komponen pendidikan itu terdiri dari visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar-mengajar, pendidik, peserta didik, manajemen pengelolaan, sarana prasarana, pembiayaan, sistem komunikasi, lingkungan dan evaluasi pendidikan.
Yang pertama dari segi visinya, paradigma baru pendidikan harus diarahkan kepada upaya meyiapkan masa depan bangsa agar mampu berkompetisi di era globalisasi seperti sekarang ini. Pendidikan Islam sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional juga harus mampu menyesuaikan visinya dengan visi pendidikan nasional tersebut. Visi dan orientasi pendidikan Islam yang selama ini diarahkan pada masa lampau dengan mentransformasikan berbagai ilmu keislaman yang tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan zaman, harus revolusi perubahan. Dengan demikian lulusan pendidikan Islam tidak hanya dapat berkiprah di sektor yang marginal dan terpinggirkan, tetapi juga dapat berkiprah di sektor yang lebih luas.
Kedua, dari segi misinya  paradigma baru pendidikan saat ini diarahkan pada perluasan dan pemerataan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan bagi semua orang yang kurang mampu, membantu dan memberikan fasilitas perkembangan potensi yang dimiliki anak dari sejak dini hingga akhir hayat berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks NKRI. Melalui pendidikan yang diajarkan di pesantren yang tersebar dis eluruh pelosok negeri ini, pendidikan Islam telah mengemban penyelenggaraan pendidikan seumur hidup.
Ketiga, segi tujuannya lembaga pendidikan Islam harus diarahkan pada usaha membentuk manusia yang utuh kepribadiannya. Pendidikan Islam saat ini harus mampu mengutuhkan kepribadian manusia yang sudah terpecah belah.
Keempat, dari segi kurikulumnya. Dalam paradigma baru pendidikan, kurikulum yang dimaksud disini bukan sekedar coretan rencana yang dirangkai melalui tulisan di kertas saja, tetapi semua aktivitas yang memperngaruhi berjalannya proses pembelajaran. Lembaga pendidikan Islam juga harus mengembangkan kurikulumnya sendiri dan menyesuaikan diri dengan kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Seperti halnya saat ini kurikulum yang digunakan kurikulum 2013 dimana kapasitas aktif dimiliki anak didik sepenuhnya dan pendidik hanya mengarahkan inti-inti yang hendak dianalisis oleh anak didik tersebut. Maka dalam pendidikan Islam hendaknya juga dapat mengimbangi dengan kurikulum yang sedang berjalan sekrang ini meskipun kurikulum ini masih terjadi kesimpang siuran namun karena sudah ditetapkan oleh pemerintah maka wajib dilaksanakan.
Kelima, dilihat dari segi pendidik. Pada paradigma baru pendidikan ini telah diketahui bahwa peran pendidik seperti guru atau dosen sudah tidak lagi dianggap satu-satunya sumber informasi dalam proses pembelajaran tetapi hanya salah satunya saja dari komponen dalam proses pembelajaran. Sekarang, siswa dituntut untuk mandiri dalam mencari ilmu melalui fasilitas-fasilitas yang ada sekarang misalnya saja melalui media masa dan lain sebagainya. Tetapi, peran pendidik sekarang ini bukan hanya sebagai pemberi informasi tetapi juga bisa sebagai motivator buat anak didiknya.
Keenam, segi peserta didik. Paradigma baru pendidikan ini melihat peserta didik sebagai mitra dalam kegiatan pembelajaran yang harus diperlakukan secara adil, manusiawi, egaliter, demokratis, dihormati hak-hak asasinya, dan yang lainnya. Yang pada masa lampau semua punisment yang dilakukan pendidik terhadap peserta didiknya dianggap biasa namun sekarang tak lagi berlaku seperti itu tetapi pendidik dapat dikenakan sanksi pidana dalam hal kekerasan dalam mengajar. Islam sebagai agama yang melindungi hak-hak asasi manusia dapat membawa rahmat bagi seluruh alam harus dipahami dalam konteks perkembangan tentang ham yang berlaku pada saat ini.
Ketujuh, dari segi proses belajar mengajar. Pembelajaran saat ini bukan hanya seperti mengisi air dalam gelas yang dalam artian peserta didik sebagai yang membutuhkan kucuran air atau informasi pendidikan dari sang pendidik tetapi juga harus menyalakan api. Paradigma pendidikan yang saat ini dimana proses pembelajaran itu dilakukan secara langsung pada sasaran (siswa), berisi inspirasi, menyenangkan, menantang, dan juga memotivasi peserta didik untuk aktif, kreatif dan inovatif.
Kedelapan, segi lingkungannya. Dalam hal ini lingkungan pendidikan tidak hanya berada dalam kelas tetapi bisa juga pada lingkungan global yang lebih luas guna agar siswa dapat mengetahui lebih jauh lagi tentang pendidikan yang dapat dimungkinkan dijangkau dengan teknologi masa kini halnya adalah internet.
Kesembilan, dari segi sarana prasarana. Berbagai sarana dan prasarana yang ada dilingkungan masyarakat dapat digunakan untuk keberlangsungan kegiatan pendidikan melalui skema kerjasama yang menguntungkan dalam arti yang seluas-luasnya. Misalkan musholla digunakan tidak hanya sholat berjama’ah tetapi juga dapat digunakan untuk mengaji dan membaca al-berjanji.
Kesepuluh, segi manajemen pengelolaannya. Manajemen pendidikan saat ini dapat diidentikkan dengan pengelolaan sebuah restoran yang menyediakan menu sesuai selera pelanggan, kemasan dan penataannya yang menarik, cepat,ramah dan simoatik, lingkungannya bersih dan harganya terjangkau.
Kesebelas, segi pendanaannya. Biaya pendidikan yang dikeluarkan para peserta didik guna membayar tempat dan fasilitas yang digunakan ditempat dia menimbu ilmu harus sebanding dengan apa yang sudah  mereka bayar dengan hasil pendidikan yang mereka capai selama masa pembelajaran. Sebab, pada paradigma baru pendidikan ini dana pendidikan harus dilihat sebagai investasi jangka panjang dalam artian pendidikan itu masanya tidak terhingga dan berlangsung seumur hidup. Namun, nama pendidikan Islam biaya itu tidak seberapa tetapi hasil pendidikan agamanya sangat menjamin untuk kelangsungan hidup dia dalam rohani maupun jasmani mereka. Tetapi kembali ke peraturan pemerintah.
Semua aspek diatas menandakan bahwa pendidikan itu banyak cara dan penggunaannya. Target yang dicapai juga harus jelas dan tak ada kesimpangsiurannya. Pada era yang sekarang ini Indonesia masih sangat lemah dalam hal pendidikannya terutama semakin melemahnya pendidikan Islam bahkan hanya dipandang sebelah mata saja oleh sebagian orang. Karena mereka anggap bahwa pendidikan umum lebih penting dan dapat meninggikan derajat anaknya di dunia tetpai mereka belum paham kalau pendidikan agama itu jauh lebih penting untuk perkembangan anak mereka selamanya. Dapat dijadikan bekal anak untuk kelangsungan hidupnya. Pendidikan itu sangat penting tidak hanya anak dapat mengetahui berbagai macam pengetahuan baru dan meninggikan derajat namun, dapat mempertebalkan iman mereka melalui segala aspek pembelajaran agama dalam sekolah atau pesantren yang mereka gunakan untuk menimba ilmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar