Filsafat adalah suatu pemikiran yang bersifat rasional, universal,
sistematis serta radikal. Pada dasarnya filsafat banyak mempunyai peran penting
dalam lahirnya ilmu-ilmu islam. Lahirnya ilmu kalam disebabkan
persoalan-persoalan yang muncul pada saat Rasulullah wafat, pertanyaan yang
semula praktis dapat menjadi suatu permasalahan. Kajian Alqur’an pada saat itu sangat
penting. Kajian Alqur’an dibahas bertujuan untuk mengetahui Apakah kalam Allah
bersifat qadim atau hadits?, tetapi kemudian pertanyaan tersebut berkembang
menjadi pembahasan tentang Allah dengan sifat-sifat-Nya. Disamping itu bahwa
untuk memahami maksud yang sebenarnya dari wahyu (ayat-ayat Alqur’an) tidak
mungkin tanpa menggunakan akal. dalam sistem ilmu kalam digunakan dalil-dalil
naqli yang berupa penegasan penjelasan dari wahyu, dan dali aqli yaitu
penggunaan akal pikiran. Tetapi dalam prakteknya, ternyata dalil-dalil aqli
lebih dominan penggunaannya, karena berkembangnya ilmu kalam tersebut dengan
tujuan untuk mempertahankan aqidah islam dari serangan dan rongrongan ajaran
filsafat lain. Disamping itu bahwa untuk memahami maksud yang sebenarnya dari
wahyu (ayat-ayat alqur’an) tidak mungkin tanpa menggunakan akal. Dengan
demikian segi-segi filsafat dalam ilmu kalam lebih menonjol. Ketika filsafat
berperan dalam lahirnya ilmu kalam maka banyak golongan yang berfikir
menggunakan rasionalitas sehingga dapat memunculkan golongan-golongan baru
dengan anggapan dan keyakinan yang berbeda-beda pula.
Filsafat pendidikan islam menunjukan bahwa potensi pembawaan
manusia tidak lain adalah sifat-sifat Tuhan, atau Al asma’ al husna, dan dalam
mengembangkan sifat-sifat Tuhan tersebut dalam kehidupan kongkret, tidak
mengarah kepada menodai dan merendahkan nama dan sifat Allah. Menurut konsep
pendidikan dalam islam bahwa pada hakikatnya manusia sebagai khalifah Allah di
alam, manusia mempunyai potensi untuk memahami, menyadari, dan kemudian
merencanakan pemecahan problema hidup dan kehidupannya.
Dalam ilmu kalam kita mengenal Al-Asmaul Husna yang diajarkan dan
ditanamkan dalam diri manusia sehingga sehingga merupakan potensi untuk tumbuh
dan berkembang. Di antara Al-Asma’ tersebut misalnya Al-Khaliq (pencipta),
Al-Kudrah (kuasa), Al-iradah (berkehendak), Al-Hayy (hidup), Al-Qayyum (bediri
sendiri) dan sebagainya, kesemuanya meupakan potensi-potensi pembawaan yang
tertanam dalam diri manusia. Diantara tugas kekhalifahan, adalah mengembangkan
potensi pembawaan tersebut dalam alam, dalam kehidupan nyata. Dalam
mengembangkan Al-Asma’ tersebut, manusia diberi petunjuk oleh Allah. Petunjuk
tersebut berupa aturan-aturan atau hukum-hukum yang telah diciptakan oleh
Allah, baik yang tersurat dalam Al-Qur’an maupun tersirat dalam sunnatullah.
Kaitannya dengan dunia pendidikan pada era sekarang ini, melalui kurikulum yang
semakin maju kita juga mempunyai peran untuk memajukan pendidikan, khususnya
pada bidang agama islam. Dengan melakukan metode-metode pengajaran yang di
dalamnya terdapat pembelajaran tentang Asmaul Khusna, akan menjadikan seorang
peserta didik yang mampu menanamkan potensi dirinya untuk tumbuh berkembang.
Dengan kata lain islam menghendaki agar manusia melaksanakan
pendidikan diri sendiri secara bertanggung jawab, agar tetap berada dalam
kehidupan islami. Hal ini akan
memberikan petunjuk pembinaan kurikulum yang sesuai dan pengaturan yang
diperlukan. Dalam analisanya terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam
pendidikan islam masa kini akan dapat memberikan informasi apakah proses pendidikan islam yang berjalan
selama ini mampu mencapai tujuan pendidikan islam yang ideal atau tidak. Dapat
merumuskan dimana letak kelemahannya, dan dengan demikian bisa memberikan
alternative-alternatif perbaikan dan pengembangannya. Perbaikan-perbaikan
tersebut dapat terwujud berupa perubahan-perubahan pada kurikulum pada setiap
periodenya. Kurikulum yang terus menerus berubah akan berdampak terhadap
perekembangan kemampuan pada peserta didik, khususnya kemampuan dalam memahami
dan menanamkan nilai-nilai islami.
Pada penerapannya dalam pendidikan bisa diterapkan pada pemberian
mata pelajaran yang menyangkut pembahasan tentang ilmu kalam. Misalnya saja
mata pelajaran Aqidah Akhlak, mata pelajaran ini diajarkan untuk mencapai tujua
pedidikan islam yang bersangkutan dengan ilmu kalam, yaitu pemahaman tentang
sifat-sifat Allah. Seorang pendidik harus mempunyai cara atau metode yang dapat
dikembangkan untuk memberikan penjelasan tentang sifat-sifat Allah serta
memberikan penjelasan bahwa manusia di berikan Allah sebagai khalifah di bumi.
Seorang pendidik harus mampu menjelaskan bagaimana makna manusia sebagai
khalifah di bumi, bukan hanya menjelasakan tetapi juga harus member suri
tauladan yang dapat jadi panutan pada kehidupan nyata.
Lewat penjelasan-penjelasan diatas dapat diketahui bahwa filsafat
sangat berperan dalam munculnya ilmu kalam, yang berawal dari wafatnya
Rasulullah. dan muncul banyak pendapat tokoh-tokoh yang menjadikan Al-Qur’an
sebagaikajian utamanya. Dan lama kelamaan pendapat para tokoh mulai berkembang
dan pemikirannya semakin luas yang bukan hanya berpusat pada pembahasan tentang
Al-Qur’an itu Qadim atau Hadits. Tetapi
perbedaan pendapat tentang ajaran atau syariat agama islam di berbagai
aliran-aliran yang muncul, seperti Asy’ariyah, Maturidiyah serta Mu’atzilah.
Dan lewat pemikiran logis (filsafat) ilmu kalam berkembang dalam dunia
pendidikan, khususnya pendidikan agama islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar