Masa remaja merupakan masa dimana seorang anak sudah mulai mengerti
dan menjalani kehidupan seiring dengan bergantinya zaman yang semakin canggih
dan modern. Masa ini berlangsung mulai dari usia 12 tahun sampai kira-kira
berusia 21 tahun. Bahkan pada masa remaja inilah anak-anak biasanya merasa
senang untuk meniru gaya atau trand yang sedang populer atau terkenal. Bisa
dikatakan bahwa masa remaja adalah masa dimana seorang anak tumbuh dan bargaul
di luar lingkungan rumah setelah melewati masa kanak-kanak dan masa remaja
adalah langkah menuju masa pendewasaan. Dalam melewati masa remaja inilah, kita
bisa melihat bagaimana seorang anak tersebut menyikapi lingkungan sekitarnya. Lingkungan
merupakan faktor yang paling mempengaruhi tumbuhnya perkembangan seorang anak,
baik itu berupa ucapan maupun tingkah lakunya. Masa remaja merupakan masa yang
paling rentan bagi anak, karena seorang anak harus benar-benar bisa memilih
dengan siapa dia bergaul. Karena jika seorang anak sudah terlanjur bergaul
dengan teman yang justru menjerumuskannya pada hal yang tidak diinginkan, maka
bisa dikatakan bahwa anak tersebut telah salah dalam bergaul. Pada masa ini,
kedua orang tua harus lebih ekstra dalam
mengawasi anaknya tersebut. Karena, perhatian dan kepedulian orang tua terhadap
anak pada masa remaja seperti ini sangatlah diperlukan, bahkan sangat
dibutuhkan oleh anak. Semua tingkah laku
anak, sebaiknya tidaklah lepas dari pengawasan kedua orang tuanya. Pada masa
remaja seperti ini juga masa yang baik bagi anak dalam hal merespon lawan
bicara dan lebih mudah menangkap pemahaman. Karena disini seorang anak belum
banyak memikirkan hal-hal dalam kehidupan. Seorang anak diajarkan untuk bisa
bertanggung jawab dan menghargai nilai-nilai kehidupan, terutama yang
berhubungan dan bersumber dari ajaran islam. Sedangkan gejala yang dominan
tumbuh pada masa remaja ini adalah kecenderungan untuk bersaing dengan antar
teman sebaya. Dalam hal ini, terkadang seorang anak merasa tidak puas bahkan
sampai putus asa jika dia tidak berhasil dalam persaingan ini. Kejadian seperti
ini bisa disebut bahwa seorang anak pada masa remaja mudah mengalami
keguncangan dalam menjalani kehidupannya. Oleh karena itu, remaja sangat memerlukan
kasih sayang dari teman sepergaulan dan kedua orang tuanya, karena pada usia
itu, remaja masih bergantung kepada guru, orang tua, dan siapapun yang lebih
tua darinya, baik dari segi usia maupun dari segi kedudukan sosial.
Dalam proses pendidikan, pendidikan islam merupakan pendidikan yang
harus ditanamkan sejak dini. Terutama dalam menjalankan kewajiban yang telah
diperintahkan oleh agama islam. Pada masa remaja, seorang anak cenderung menikmati
masa-masa itu dan bersemangat dalam segala hal, tetapi ada juga yang justru
bermalas-malasan. Jika sudah seperti ini, kedua orang tualah yang harus bisa
memberikan motivasi kepada anak-anak mereka dengan mengajarkan nilai-nilai
keagamaan, sehingga mereka dapat mengetahui dan mengamalkannya. Karena pada masa
remaja, sakitar usia 18 sampai dengan 21 tahun disebut juga masa awal kedewasaan. Pada masa ini, pembentukan dan
perkembangan suatu sistem moral pribadi sejalan dengan pertumbuhan pengalaman
keagamaan yang bersifat individual. Melalui kesadaran seorang anak dalam beragama dan pengalaman ketuhanan, akhirnya
remaja akan menemukan Tuhannya yang berarti juga remaja tersebut telah
menemukan kepribadiannya. Cara berfikir anak pada masa remaja juga telah berbeda
dengan masa sebelumnya, yakni tidak lagi berfikir seperti anak-anak yang hanya
bisa mengikuti apa yang dikatakan orang lain terhadapnya, termasuk kedua orang
tuanya sendiri. Namun pada masa remaja, seorang anak cenderung lebih
mengkritisi apapun yang dikatakan ataupun yang dberitahukan kepadanya. Baik itu
dari segi agama, ekonomi, sosial, bahkan dalam segi kebudayaan. Pengenalan
agama seharusnya ditanamkan sejak dini, sehingga ketika anak tumbuh pada masa
remaja bahkan menuju masa pendewasaan anak tersebut dapat menerapkan pendidikan
keagamaannya dengan baik. Dengan cara pembiasaan dan peneladanan orang tua
dapat mendidik anak-anak mereka terutama di dalam lingkungan keluarga. Mendidik
anak pada masa remaja, sebaiknya orang tua berusaha untuk membuat anak-anak
mereka merasa nyaman dan merasa bahwa orang tua mereka itu seperti teman
sebayanya sendiri. Orang tua bisa dijadikan teman curhat dan menjadi tempat
untuk mencurahkan segala keluh kesah serta problematika hidup yang sedang
mereka alami. Jadi, ketika seorang anak bisa bersikap seperti itu terhadap
orang tuanya, maka anak tersebut akan mencurahkan segala isi hatinya kepada
kedua orang tuanya sehingga tidak ada kemungkinan anak tersebut menyembunyikan
suatu hal dari orang tuanya. Orang tua pun semakin mudah mengawasi dan mendidik
anak-anak mereka agar tidak salah dalam bergaul. Jika mendidik anak dengan cara
yang kasar dan terlalu mengekangnya, justru anak tersebut tidak akan mau
mendengarkan nasehat dari kedua orang tuanya, bahkan mereka tidak akan memperdulikan
perkataan siapapun jika itu tidak sesuai dengan keinginan dan suasana hatinya.
Apalagi pada masa remaja seperti itu, tingkat emosional mereka masih belum bisa
terkontrol dengan baik. Karena itulah perhatian dari kedua orang tua sangat
mereka butuhkan dalam situasi dan kondisi apapun, sehingga mereka tidak merasa
sendiri ketika sedang dihadapkan pada keadaan yang sulit dalam kehidupan masa
remaja. Sikap dan minat keberagamaan anak remaja bisa dikatakan sangat kecil.
Mengapa demikian ? ini tergantung pada lingkungan kehidupan yang pada masa
kecilnya tidak terlalu ditekankan dalam mengajarkan tentang pendidikan agama.
Selain itu, lingkungan agama yang sangat minim membuat sikap dan
minat keberagamaan anak pada masa remaja terlihat masih sangat kurang. Mereka
cenderung mengabaikan perintah-perintah yang telah di ajarkan dalam agama. Dan
justru sebaliknya, banyak anak pada masa remaja hanya mencari kesenangan sehingga
dapat menjerumuskan mereka dalam sikap dan perilaku yang tidak diperkenankan
dalam agama. Padahal, pendidikan agama itu sangat penting dalam kehidupan
setiap manusia, terutama untuk anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan maka
harus terus diiajarkan tentang pendidikan agama. Jika dalam diri remaja telah
tertanam nilai-nilai religi ( agama ) maka sebagai orang yang beriman, ia akan
selalu mampu menyikapi permasalahan hidup, baik yang muncul dari dalam maupun
dari luar dirinya. Untuk itu, setiap orang tua hendaklah mengajarkan dan
menanamkan nilai-nilai luhur kepada anak-anak mereka sedini mungkin, agar dalam proses kehidupannya
menuju jenjang yang lebih dewasa mereka tidak akan salah dalam melangkah.
Seorang remaja memiliki perasaan yang
selalu berkembang, dimana seorang remaja itu sangat mudah terpengaruh oleh
keadaan lingkungan kehidupan mereka masing-masing. Jika mereka hidup di
lingkungan yang pendidikan agamanya sangat kuat, maka seorang remaja itu akan
tumbuh dan memiliki sifat keagamaan yang kuat pula. Namun sebaliknya, jika
seorang remaja tumbuh pada lingkungan yang keberagamaannya sangat kurang, maka
sifat keberagamaannya juga sudah dipastikan masih sangat minim. Hal seperti itu
akan ditemukan jika seorang remaja itu tumbuh sejak kecil di ligkungan
tersebut. Berbeda lagi dengan seorang anak remaja yang tinggal pada lingkungan
yang baru, dimana di lingkungan yang lama, lingkungan keberagamaannya sangat
kuat, sedangkan lingkungan barunya sama sekali tidak ada pendidikan agamanya,
maka itu tergantung bagaimana seorang remaja tersebut menyikapinya. Selain itu
juga peran orang tualah yang sangat dibutuhkan dalam keadaan seperti itu. Orang
tua harus bisa untuk tegas dalam memberikan pendidikan kepada sang anak agar
mereka tumbuh dan berkembang menjadi seseorang yang religius. Sangat
menyedihkan sekali jika ada orang tua yang sama sekali tidak memperdulikan
lingkungan kehidupan anaknya termasuk lingkungan keagamaannya, mereka hanya
memberikan dukungan kepada sang anak namun tidak memberikan batasan-batasan
dalam berteman dan bergaul kepada anaknya tersebut. Maka tidak dapat disalahkan
jika anak tersebut tumbuh dengan sikap-sikap yang negative dan tidak
memperdulikan lingkungan kehidupan di sekitarnya. Kecuali jika seorang anak
telah diajarkan pendidikn agama dengan baik, namun sifat sang anak tidk
mencerminkan sebagai seseorang yang beragama, maka orang tua harus tau jika itu
terjadi karena adanya beberapa kemungkinan, salah satunya yaitu lingkungan
luar. Lingkungan luar juga sangat menentukan sekali dalam proses pertumbuhan
seorang anak. Sikap dan sifat mereka terbentuk dari beberapa hal yang
mempengaruhi, misalnya dalam perkembangan teknologi pada saat ini. Teknologi
yang semakin canggih dengan munculnya produk-produk baru seperti gadget membuat
anak remaja semakin pandai mengeplikasikan teknologi tersebut dalam kehidupan
sehari-hari. Jika tanpa pengawasan dan perhatian yang penuh dari orang tua
mereka, tak jarang banyak anak seusia remaja mengambil kesempatan untuk memakai
teknologi tersebut untuk hal-hal yang negative. Misalnya dengan menonton
video-video yang tidak sepantasnya mereka lihat. Namun mereka beralasan memakai
teknologi tersebut untuk mendukung
proses pendidikan mereka. Pada
masa remaja, rasa penasaran dan keingintahuan mereka sangatlah besar. Dengan
berbagai cara mereka dapat melakukan hal apa saja agar rasa penasaran mereka
itu terjawab. Oleh karena itu, diharapkan kepada semua orang tua agar dapat
mendidik serta mengajarkan anak-anak mereka agar tumbuh menjadi anak yang
sholeh serta sholehah di dunia maupun di akhirat kelak. Terutama pengajaran
dalam bidang pendidikan agama, disertai dengan pendidikan yang lainnya. Karena
ilmu tanpa agama, maka seorang anak tidak bisa mengamalkan dengan baik ilmu
yang dimilikinya tersebut. Sedangkan agama tanpa ilmu, seseorang tidak bisa
memahami dan mengerti dengan baik bagaimana menjalankan perintah agamanya
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar