Sabtu, 13 Desember 2014

MACAM-MACAM POLA PEMBELAJARAN



BAB I
PENDAHULUAN

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah anak didik mencapai kompetensi tertentu. Ha ini berlaku baik bagi guru (yakni dalam pemilihan metode mengajar) maupun bagi siswa (dalam memilih strategi belajar). Metode pembelajaran merupakan penjabaran dari pendekatan dan strategi pembelajaran, serta diimplementasikan oleh metode dan teknik pembelajaran.
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengamalannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Belajar bukan sekedar menghafal tetapi juga proses mental yang terjadi dalam diri seseorang. Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan.  

a.       Bagaimana pengertian pola?
b.      Apa pentingnya motivasi pendidik dalam pembelajaran?
c.       Jelaskan macam-macam pola dan pengertian?

BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pola-pola Pembelajaran
Pola adalah cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan mendinamisasikan proses belajar mengajar. Pola bisa disebut juga dengan metode.
Belajar adalah proses perubahan perilaku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Belajar bukan hanya sekedar menghafal, melainkan suatu proses mental yang terjadi dalam diri seseorang.
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan, ketika berfikir informasi dan kompetensi apa yang dimaksud oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berfikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efesien. Ini sangat penting untuk dipahami oleh setiap guru, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya. Seorang guru dituntut untuk menguasai metode pembelajaran yang dilakukannya akan dapat memberikan nilai tambah bagi anak didiknya. Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya dari nilai proses pembelajarannya adalah hasil belajar yang optimal atau maksimal. [1]
Barry Morris mengklasifikasikan empat pola pembelajaran yang digambarkan dalam bentuk sebagai berikut:
1)      Pola Pembelajaran Tradisional 1
2)      Pola Pembelajaran Tradisional 2
3)      Pola Pembelajaran Guru dan Media
4)      Pola Pembelajaran Bermedia
Pola pembelajaran tersebut memberikan gambaran bahwa seiring dengan pesatnya perkembangan media pembelajaran, baik software maupun hardware, akan membawa perubahan bergesernya peranan guru sebagai penyampai pesan. Guru tidak lagi berperan lagi berperan sebagai satu-satunya sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai media dan sumber belajar, baik itu dari majalah, siaran radio pembelajaran, televisi pembelajaran dll. Pada masa sekarang ini atau dimasa yang akan datang, peran guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi ia harus mulai berperan sebagai director of learning, yaitu sebagai pengelola belajar yang memfasilitasi kegiatan belajar siswa melalui pemanfaatan dan optimalisasi berbagai sumber belajar. Bahkan, bukan tidak mungkin dimasa yang akan datang peran media sebagai sumber informasi utama dalam kegiatan pembelajaran (pola pembelajaran bermedia), seperti halnya penerapan pembelajaran berbasis computer, disini peran guru hanya sebagai fasilitator belajar saja. [2] 
2.      Pentingnya Motivasi Pendidik dalam Pembelajaran
Ada suatu peristiwa, motivasi belajar siswa menurun karena gangguan ekstern belajar. Pada peristiwa tersebut, motivasi belajar siswa menjadi lebih baik, setelah guru mengubah kondisi ekstern belajar siswa. Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai sumber. Pada peristiwa diatas motivasi belajar dapat menjadi rendah dan dapat diperbaiki kembali. Dan peran guru untuk mempertinggi motivasi belajar siswa sangat berarti.
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat  tergolong rendah atau tinggi. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.
Ada tiga komponen utama dalam motivasi ialah kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan ia harapkan.[3]
3.      Macam-macam Pola atau Metode Pembelajaran
A.    Metode ceramah
             Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi  lisan. Metode ceramah ekonomis dan efektif untuk keperluan penyampaian informasi dan pengertian. Kelemahannya adalah bahwa siswa cenderung pasif, pengaturan kecepatan secara klasikal ditentukan oleh pengajar, kurang cocok untuk pembentukan keterampilan dan sikap, dan cenderung menempatkan pengajar sebagai otoritas terakhir. [4]
Langkah-langkah mempersiapkan ceramah yang efektif:
a.       Rumuskan tujuan instruksional khusus yang luas.
b.      Selidiki apakah metode ceramah merupakan metode yang paling tepat.
c.       Susun bahan ceramah.
d.      Penyampaian bahan.
e.       Adakan rencana penilaian.
Metode ceraamah hanya cocok
a.       Untuk menyampaikan informasi.
b.      Bila bahan ceramah langka.
c.       Kalau organisasi sajian harus disesuaikan dengan sifat penerima.
d.      Bila perlu membangkitkan minat.
e.       Kalau bahan cukup diingat sebentar.
f.       Untuk memberi pengantar atau petunjuk bagi format lain.[5]
Keuntungan:
a)      Dalam waktu singkat dapat menjangkau jumlah siswa yang banyak (efisien)
b)      Guru dapat menguasai seluruh kelas
c)      Pengorganisasian kelas sederhana
d)     Konsep yang disanpaikan kepada siswa sama
e)      Mengurangi “ambiguous”(banyak arti; padahal istilahnya sama).
Kelemahan:
a)      Guru tidak dapat mengetahui apakah anak sudah memahami
b)      Bisa terjadi salah pemahaman anak
c)      Tidak dapat melayani kebutuhan siswa yang berbeda-beda
d)     Bisa terjadi konsep anak yang berbeda dengan yang dimaksudkan guru
e)      Siswa menjadi pasif psikomotoriknya.
B.     Metode Tanya-Jawab
Metode Tanya jawab adalah cara belajar mengajar yang diterapkan guru dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab, atau sebaliknya siswa bertanya dan guru menjawab. Tujuan bertanya jawab adalah mengecek penguasaan siswa atas fakta dan materi yang telah diajarkan, sementara diskusi untuk melatih anak menghubungkan fakta dan konsep dalam membahas masalah yang lebih kompleks. [6]
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan yang penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengajuan yang tepat akan :
a.       Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar.
b.      Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang dibicarakan.
c.       Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif siswa, sebab berpikir itu sendiri adalah bertanya.
d.      Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.
e.       Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.
Langkah-langkah mempersiapkan Tanya jawab:
a.       Rumuskan tujuan khusus yang ingin dicapai dengan jelas
b.      Cari alasan mengapa mempergunakan metode Tanya jawab
c.       Susun dan rumuskan pertanyaan-pertanyaan dengan jelas, singkat, dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami
d.      Tetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak menyimpang dari pokok persoalan.
Metode tanya jawab dapat dinilai sebagai metode yang tepat, apabila pelaksanaannya ditujukan untuk :
a.        Meninjau ulang pelajaran atau ceramah yang lalu, agar siswa memusatkan lagi perhatian;
b.      Menyelingi pembicaraan agar tetap mendapatka perhatian siswa;
c.       Mengarahkan pengamatan dan pemikiran mereka.
Metode tanya jawab tidak wajar digunakan untuk :
a.       Menilai kemajuan peserta didik
b.      Mencari jawaban dari siswa, tetapi membatasi jawaban yang dapat diterima
c.       Memberi giliran kepada siswa tertentu. [7]
Jenis-jenis pertanyaan
      Terdapat beberapa cara untuk menggolong-golongkan jenis-jenis pertanyaan. Beberapa diantaranya : jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya, jenis-jenis pertanyaan menurut taksonomi Bloom, dan jenis-jenis pertanyaan menurut luas-sempitnya pertanyaan.
a.       Jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya
1.      Pertanyaan permintaan (compliance question), pertanyaan yang mengharapkan agar orang lain mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan.
2.      Pertanyaan Retorik (rhetorical question), pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendiri oleh guru karena merupakan teknik penyampaian informasi kepada siswa.
3.      Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question), pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa dalam proses berpikir.
4.      Pertanyaan menggali (probing question), pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami jawaban terhadap pertanyaan sebelumnya.
b.      Jenis-jenis pertanyaan menurut taksonomi Bloom
1.      Pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowledge question), pertanyaan yang hanya mengharapkan jawaban yang sifatnya hafalan atau ingatan siswa terhadap apa yang telah dipelajarinya. Kata-kata yang sering digunakan dalam menyusun pertanyaan pengetahuan ini biasanya : apa, dimana, kapan, siapa, sebutkan.
2.      Pertanyaan pemahaman (comprehension question), pertanyaan ini menuntut siswa untuk menjawab pertanyaan dengan jalam mengorganisasi informasi-informasi yang pernah diterimanya dengan kata-kata sendiri, atau menginpretasikan atau membaca informasi yang dilukiskan melalui grafik atau kurva dengan jalan membandingkan atau membeda-bedakan.
3.      Pertanyaan penerapan (application qustion), pertanyaan yang menuntut siswa untuk memberi jawaban tunggal dengan cara menerapkan pengetahuan, informasi, aturan-aturan, kriteria, dan lain-lain yang pertnah diterimanya.
4.      Pertanyaan analisis (analysis question), pertanyaan yang menuntut siswa untuk menemukan jawaban dengan cara sebagai berikut :
-          Mengidentifikasi motif masalah yang ditampilkan.
-          Mencari bukti-bukti atau kejadian-kejadian yang menunjang suatu kesimpulan atau generalisasi
-          Menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang ada.
5.      Pertanyaan sintesis (synthesis question), ciri pertanyaan ini ialah jawabannya yang benar tidak tunggal melainkan lebih dari satu dan menghendaki siswa untuk mengembangkan potensi serta daya kreasinya. Pertanyaan sintesis menuntut siswa untuk :
-          Membuat ramalan atau prediksi
-          Memecahkan masalah berdasarkan imajinasinya
-          Mencari komunikasi.
6.      Pertanyaan evaluasi (evaluation question), pertanyaan semacam ini menghendaki siswa untuk menjawabnya dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu issue yang ditampilkan.
c.       Jenis-jenis pertanyaan menurut luas-sempitnya sasaran
1.      Pertanyaan sempit (narrow question),pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang tertutup, dan biasanya kunci jawabannya telah tersedia.
a)      Pertanyaan sempit informasi langsung : pertanyaan yang semacam ini menuntut siswa untuk menghafal atau mengingat informasi yang ada.
b)      Pertanyaan sempit memusat : pertanyaan ini menuntut siswa agar mengembangkan ide atau jawabannya dengan cara menuntunnya melalui petunjuk tertentu.
2.      Pertanyaan luas (broad question), ciri pertanyaan ini jawabannya mungkin lebih dari satu sebab pertanyaan ini belum mempunyai jawaban spesifik sehingga masih diharapkan hasil yang terbuka.
a)      Pertanyaan luas terbuka (open-ended question):
Pertanyaan ini memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari jawabannya menurut cara dan gayanya masing-masing.
b)      Pertanyaan luas menilai (evaluating question) : pertanyaan ini meminta siswa untuk mengadakan penilaian terhadap aspek kognitif maupun sikap. Pertanyaan ini lebih efektif bila guru menghendaki siswa untuk :
-          Merumuskan pendapat,
-          Menentukan sikap,
-          Tukar-menukar pendapat terhadap suatu issue.
Kelebihan:
a.       Lebih mengaktifkan siswa
b.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan hal-hal yang belum jelas
c.       Dapat diketahui perbedaan pendapat siswa, sehingga bisa dicari titik temunya
d.      Dapat mengurangi verbalisme
e.       Memberi kesempatan kepada guru untuk menjelaskan kembali konsep yang masih kabur.
Kelemahan:
a.       Memberi peluang keluar dari pokok persoalan, karena yang ditanyakan siswa menyimpang
b.      Kekurangan waktu, apalagi jika seluruh siswa ingin mendapatkan giliran.
C.    Metode Diskusi
Diskusi adalah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan sasaran atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar-menukar informasi, mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah.
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagi alternative pemecahan atas suatu masalah.
Langkah-langkah penggunaan metode diskusi:
a.       Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya.
b.      Dengan pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris, pelapor), mengatur tempat duduk, ruangan, dan sebagainya.
c.       Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif, dan agar diskusi berjalan lancar.
d.      Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya.
e.       Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari setiap kelompok.

Keuntungan:
a.       Mempertinggi partisipasi siswa secara individual,
b.      Dapat mendinamisasikan kelas,
c.       Melatih siswa mengemukakan pendapat dalam forum,
d.      Siswa dapat belajar menghargai pendapat orang lain,
e.       Siswa berlatih memecahkan masalah bersama.
Kekurangan:
a.       Tidak dapat digunakan pada kelompok yang besar
b.      Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas
c.       Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara
Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.[8]
D.    Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti :
-          Bagaimana cara membuatnya?
-          Terdiri dari bahan apa?
-          Bagaimana cara mengaturnya?
-          Bagaimana proses bekerjanya?
-          Bagaimana proses mengerjakannya?
Demonstrasi sebagai metode mengajar adalah bahwa seorang guru, atau seorang demonstator (orang luar yang sengaja diminta), atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses, misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
     Metode demonstrasi wajar digunakan bila siswa ingin mengetahui tentang:
a.       Bagaimana mengaturnya
b.      Bagaimana proses mengerjakannya
c.       Bagaimana proses membuatnya
d.      Terdiri dari apa
Keuntungan metode demontrasi
a.       Perhatian siswa dapat dipusatkan kepala hal-hal yang dianggap penting oleh pengajar sehingga siswa dapat menangkap hal-hal yang penting. Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar, dan tidak tertuju kepada hal lain.
b.      Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan membaca atau mendengarkan keterangan guru. Sebab siswa memperoleh persepsi yang jelas dari hasil pengamatannya.
c.       Bila siswa turut aktif melakukan demontrasi, maka siswa akan memperoleh pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan dan ketrampilan.
d.      Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa akan dapat dijawab waktu mengamati proses demontrasi.
Batas-batas kemungkinannya
a.       Demonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar bila alat atau benda yang didemonstrasi tidak dapat diamati dengan jelas oleh siswa. Misalnya alat itu terlalu kecil atau penjelasannya tidak terang.
b.      Demonstrasi tidak efektif bila tidak diikuti kegiatan yang memungkinkan siswa ikut mencoba, yang merupakan pengalaman yang berharga bagi siswa.
c.       Kadang-kadang suatu demonstrasi menjadi kurang bermakna bila tidak dilakukan di tempat yang sebenarnya.
Bagaimana merencanakan suatu demonstrasi yang efektif?
a.       Rumuskan dengan jelas kecapakan dan atau ketrampilan apa yang diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.
b.      Pertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling  efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
c.       Apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan apakah sudah dicoba terlebih dahulu, supaya waktu diadakan demonstrasi, tidak gagal.
d.      Apakah jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas?
a.       Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan, sebaiknya, sebelum demonstrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.
b.      Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Apakah tersedia waktu pertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi.
c.       Selama demonstrasi berlangsung, tanyalah kepada diri sendiri apakah :
-        Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa?
-        Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat melihat dengan jelas?
-        Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperluanya?
a.       Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering perlu diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa mencoba melakukan demontrasi.
E.     Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok merupakan suatu cara mengajar dengan jalan siswa satu kelas dianggap kelompok atau dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas sesuai dengan tujuan pelajaran dengan cara gotong royong. Dalam penerapan metode ini, siswa harus bekerja dan ada hasilnya. Tujuannya adalah untuk melatih siswa bekerja sama dengan kawan lain, meringankan tugas berat untuk dikerjakan bersama, memberikan pengalaman kepada siswa, dan melatih tanggung jawab bersama serta membina kekompakan.
Aspek-aspek kelompok yang perlu diperhatikan dalam kerja kelompok ialah:
1.      Tujuan
Tujuan harus jelas bagi setiap anggota kelompok, agar diperoleh hasil kerja yang baik. Tiap anggota harus tahu persis apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
2.      Interaksi
Dalam kerja kelompok ada tugas yang harus diselesaikan bersama sehingga perlu dilakukan pembagian kerja. Salah satu persyaratan utama bagi terjadinya kerja sama adalah komunikasi yang efektif, perlu ada interaksi antar anggota kelompok.
3.      Kepemimpinan
Tugas yang jelas, komunikasi yang efektif, kepemimpinan yang baik, akan berpengaruh terhadap suasana kerja, dan pada gilirannya suasana kerja ini akan mempengaruhi proses penyelesaian tugas. Karena itu maka produktivitas dan iklim emosional kelompok merupakan dua aspek yang saling berkait dalam proses kelompok.
Peranan guru atau instruktor dalam kerja kelompok
Dalam kerja kelompok peranan guru atau intruktor adalah sebagai :
a.       Manager
Membantu para peserta mengorganisasi diri, tempat duduk, serta bahan yang diperlukan.
b.      Observer
Mengamati dinamika kelompok yang terjadi sehingga ia dapat mengarahkan serta membantunya bila perlu. Ia perlu memberikan balikan kepada kelompok tentang kepemimpinan, interaksi, tujuan, serta perasaan dan norma-norma yang terjadi dalam kelompok.
c.       Advisor
Memberikan saran-saran tentang penyelesaian tugas bila diperlukan. Tetapi pemberian saran ini jangan berarti instruktor yang menyelesaikan tugas buat pesrta. Berikan saran itu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan , bukan pemberian informasi secara langsung.
d.      Evaluator
Nilailah proses kelompok yang terjadi bersama-sama dengan kelompok. Penilaian ini hendaklah selalu penilaian kelompok, bukan penilaian terhadap individu.
Rambu-rambu penggunaan kerja kelompok
Di bawah ini dirangkumkan rambu-rambu yang harus diperhatikan di dalam menyelenggarakan kerja kelompok.
a.       Pesan terpenting, format kerja kelompok adalah pemecahan masalah atau penunaian tugas melalui proses kelompok. Secara umum dapat dikatakan bahwa topik-topik yang cocok ditangani melalui kerja kelompok adalah topik-topik yang :
1)      Cukup kompleks isinya dan cukup luas ruang lingkupnya sehingga bisa dibagi-bagi yang cukup memadai sebagai tugas-tugas kelompok, baik secara pararel maupun komenter
2)      Membutuhkan bahan dan informasi dari berbagai sumber untuk pemecahannya.
b.      Di dalam pelaksanaan, kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok secara random atau berdasarkan pengaturan tertentu, pengelompokan secara random dilakukan bila kelompok-kelompok ditugaskan untuk melakukan pekerjaaan pejajagan; Sebagaimana disyaratkan dalam butir b. diatas, produktivitas dan kekohesifan kelompok adalah dua aspek yang harus selalu
diperhatikan secara seimbang. Memang ada kalanya surat tugas kelompok terutama dilakukan untuk mengembangkan ketrampilan
c.          sedangkan pengelompokan yang diatur dilakukan bila produktivitas maupun kekohesifan kelompok merupakan tujuan penting.
bekerja sama dan memupuk semangat kebersamaan , sedangkan pada kesempatan lain, tugas kelompok diberikan karena ada produk- produk nyata yang perlu dicapai, seperti pengetahuan yang cukup luas dan pengertian yang mendalam tentang suatu fenomena, misalnya lingkup ekologi di sawah atau tugas-tugas perkembangan dalam konteks kebudayaan Indonesia. Akan tetapi secara keseluruhan, sasaran penilaian adalah terhadap kedua aspek tersebut : produk kelompok serta peningkatan kemampuan di dalam menangani tugas-tugas kelompok, dan semangat kebersamaan di dalam kelompok bekerja menyelesaikan tugas-tugasnya.
F.     Metode Praktik
Metode praktik dimaksudkan supaya mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat atau benda, seraya diperagakan dengan harapan anak didik menjadi jelas dan gamblang sekaligus dapat mempraktikkan materi yang dimaksud.
Sesungguhnya memberi pengalaman praktis memberi masukan wawasan dan ilmu pengetahuan. Dalam peristiwa lain, Rasulullah melihat seorang anak yang sedang menguliti kambing, namun dia salah dalam mengerjakannya. Maka beliau pun menyisingkan lengan dan memberi contoh kepada anak itu tentang cara menguliti kambing yang benar. Setelah selesai contoh itu, anak tersebut mengfungsukan otaknya, berfikir tentang cara yang baru saja diajarkan leh Rasulullah. Dengan pengalaman-pengalaman praktis itulah wawasan anak menjadi luas dan terbuka.
Tahapan metode praktik:
1.      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2.      Guru menunjukkan cara melakukan sesuatu tindakan
3.      Peserta didik diminta melakukan kegiatan seperti yang dilakukan guru sesuai standar yang ditetapkan
4.      Guru mengecek ketrampilan peserta didik.

G.    Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada siswa, baik secara perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini, diharapkan ia bisa sepenuhnya terlibat dalam merencanakan dan melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variable, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.
Kelebihan Metode Eksperimen:
a.       Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenara atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata dari guru atau buku.
b.      Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan.
c.       Dengan metode ini, akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru, dengan penemuan yang didapatinya dari hasil percobaan, yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Kelemahan Metode Eksperimen:
a.       Tidak cukupnya alat-alat atau sarana untuk bereksperimen, sehingga tidak setiap siswa berkesempatan untuk mengadakan eksperimen.
b.      Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, maka siswa harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
c.       Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu teknologi.

H.    Metode Pemberian Tugas dan Pembacaan (Recitation)
Dalam konteks ini, pemberian tugas berarti guru memberikan suatu tugas kepada siswa dan mengaitkaannya dengan tugas-tugas yang lain. Misalnya, saat guru member tugas membaca kepada siswa, harus ditambahkan tugas-tugas lain, seperti mencari dan membaca buku-buku lain sebagai perbandingan, atau disuruh mengamati orang yang ada dilingkungannya setelah membaca buku tersebut. Dengan demikian, pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus diselesaikan oleh siswa tanpa terikat tempat.
                        Kelebihan Metode Pemberian Tugas:
a.       Pengetahuan yang siswa peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
b.      Siswa berkesempatan untuk memupuk perkembangan dan keberanian dalam mengambil inisiatif, bertanggungjawab dan berdiri sendiri.
Kelemahan Metode Pemberian Tugas:
a.       Sering kali siswa melakukan penipuan, dimana ia hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan tugas sendiri.
b.      Terkadang, tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan.
c.       Sukar memberi tugas yang memenuhi perbedaan individual.[9]

I.       Metode Studi Mandiri
Metode Studi Mandiri berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau penelitian oleh siswa tanpa bimbingan atau pengajaran khusus. Metode ini dilakukan dengan cara:
a.       Memberikan daftar bacaan kepada siswa yang sesuai dengan kebutuhannya,
b.      Menjelaskan hasil yang diharapkan dicapai oleh siswa pada akhir kegiatan studi mandiri,
c.       Mempersiapkan tes untuk menilai keberhasilan siswa.
Metode ini tepat dilakukan manakala:
a.       Pada tahap akhir proses belajar,
b.      Dapat digunakan pada semua mata pelajaran,
c.       Menunjang metode pembelajaran yang lain,
d.      Meningkatkan kemampuan kerja siswa,
e.       Mepersiapkan siswa untuk kenaikan tingkat atau jabatan,
f.       Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperdalam minatnya tanpa dicampuri siswa lain.
Metode studi mandiri hanya dapat digunakan manakala siswa mampu menentukan sendiri tujuannya dan dapat memperoleh sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

J.      Metode Pembelajaran Terprogram
Metode pembelajaran terprogram menggunakan bahan pengajaran yang disiapkan secara khusus. Apabila hendak menggunakan metode ini, guru harus memerhatikan sebagai berikut:
a.       Siswa harus benar-benar memiliki seluruh bahan, alat-alat, dan perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pelajaran tersebut.
b.      Siswa harus benar-benar tahu bahwa bahan itu bukan tes.
c.       Tersedia sumber yang dapat membantu siswa apabila ia mengalami kesulitan.
d.      Secara periodik, siswa harus dicek kemampuannya untuk membuatnya benar-benar belajar.
Metode ini tepat diterapkan apabila:
a.       Kurang mendapatkan interaksi sosial.
b.      Semua tahap belajar, dari permulaan sampai proses akhir belajar siswa dapat deprogram secara lengkap atau utuh.
c.       Pelajaran formal, belajar jarak jauh, dan magang.
d.      Mengatasi kesulitan perbedaan individual.
e.       Mempermudah siswa belajar dalam waktu yang diinginkan.

K.    Metode Latihan Bersama Teman
Metode latihan bersama teman memanfaatkan siswa yang telah lulus atau berhasil untuk melatih temannya dan ia bertindak sebagai pelatih, dan pembimbing seorang siswa yang lain. Ia dapat menentukan metode pembelajaran yang disukainya untuk melatih temannya tersebut. Setelah teman berhasil dan lulus, kemudian ia bertindak sebagai pelatih bagi sorang teman yang lain.
 Dalam melaksanakan metode ini, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a.       Seorang siswa memerhatikan siswa yang telah mencapai tingkat lanjut dalam melaksanakan semua tugas dibawah bimbingan pelatih.
b.      Setelah mengenal tugas tersebut, siswa dilatih dalam ketrampilan melakukannya,
c.       Setelah lulus tes, ia menjadi pelatih untuk siswa berikutnya.
Metode ini dapat dilaksanakan apabila:
a.       Terbatasnya siswa yang dapat dilatih dalam satu periode tertentu.
b.      Kegiatan latihan harus senantiasa dikontrol secara langsung untuk memelihara kualitas.
Metode ini memiliki kelemahan sebagai berikut :
a.       Terbatasnya siswa yang adapat dilatih dalam satu periode tertentu.
b.      Kegiatan latihan harus senantiasa dikontrol secara langsung untuk memelihara kualitas.[10]
L.     Metode Simulasi
Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja (dari fakta simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah; dan simulation artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja).
Tujuan simulasi:
a.       Untuk melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat professional maupun bagi kehidupan sehari-hari.
b.      Untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip.
c.       Untuk latihan memecahkan masalah.
Prinsip-prinsip simulasi
a.       Simulasi dilakukan oleh kelompok siswa, tiap kelompok mendapat kesempatan melaksanakan simulasi yang sama atau dapat juga berbeda.
b.      Semua siswa harus terlibat langsung menurut peranan masing-masing.
c.       Penentuam topik disesuaikan dengan tingkat kemampuan kelas, dibicarakan oleh siswa dan guru.
d.      Petunjuk simulasi diberikan terlebih dahulu.
e.       Dalam simulasi seyogyanya dapat dicapai tiga domain psikis.
f.       Dalam simulasi hendaknya digambarkan situasi yang lengkap.
g.      Hendaknya diusahakan teritregasinya beberapa ilmu.
Bentuk-bentuk simulasi
Menurut Gilstrap yang melihatnya dari sifat tiruannya, simulasi itu dapat berbentuk : role pleying, psikodrama, sosiodrama, dan permainan. Menurut Hyman dalam bukunya Ways of Teaching, simulasi merupakan salah satu metode yang termasuk ke dalam kelompok role playing. Bentuk-bentuk  role playing yang lain adalah sosiodrama, permainan, dan dramatisasi.[11]
Jenis-jenis simulasi
a.       Sosiodrama
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.
b.      Psikodrama
Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya.
c.       Role Playing
Role Playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian0kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang. Topik yang dapat diangkat Role Playing misalnya memainkan peran sebagai juru kampanye suatu partai atau gambaran keadaan yang mungkin muncul pada abad teknologi informasi.
d.      Peer Teaching
Peer Teaching merupakan latihan mengajar yang dilakukan oleh siswa kepada teman-teman calon guru. Selain itu Peer Teaching merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang siswa kepada siswa lainnya dan salah satu siswa itu lebih memahami materi pembelajaran.
e.       Simulasi Game
Simulasi game merupakan bermain peranan, para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui permainan dengan mematuhi peraturan yang ditentukan.[12]
Langkah-langkah pelaksanaan simulasi
a.          Penentuan topik dan tujuan simulasi.
b.          Guru memberikan gambaran secara garis besar situasi yang akan disimulasikan.
c.          Guru memimpin pengorganisasian kelompok, peranan-peranan yang akan dimainkan, pengaturan ruangan, pengaturan alat, dan sebagainya.
d.         Pemilihan pemegang peranan.
e.          Guru memberikan keterangan yang akan dilakukan.
f.            Guru memberi kesempatan untuk mempersiapkan diri kepada kelompok dan pemegang peranan.
g.           Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan simulasi.
h.           Pelaksanaan simulasi.
i.             Evaluasi dan pemberian balikan.
j.             Latihan ulang.
Kelebihan metode simulasi
a.      Menyenangkan. Sehingga siswa secara wajar terdorong untuk berpartisipasi.
b.      Menggalakkan guru untuk mengembangkan aktivitas simulasi.
c.       Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya.
d.      Memvisulakan hal-hal yang abstrak.
e.       Tidak memerlukan ketrampilan komunikasi yang pelik.
f.       Memungkinkan terjadinya interaksi antar siswa.
g.      Menimbulkan respons yang positif dari siswa yang lamban, kurang cakap, dan kurang motivasi.
h.      Melatih berpikir kritis karena siswa terlibat dalam analisa proses, kemajuan simulasi.
Kelemahan metode simulasi
a.       Efektivitasnya dalam menunjukkan belajar belum dapat dilaporkan oleh riset.
b.      Validitas simulasi masih banyak diragukan orang.
c.       Menuntut imajinasi dari guru dan siswa.
Beberapa topik bahan simulasi untuk melatih ketrampilan
-          Memberikan perawatan terhadap penderita jantung
-          Memberikan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
-          Memberikan perawatan terhadap bayi yang baru lahir.
-          Menolong penderita menggunakan pot dan urinal.
-          Memberikan makanan kepada pasien yang tak dapat makan sendiri
-          Membantu dan memperbaiki posisi pasien.
Dengan mengadakan simulasi dengan topik-topik di atas, siswa akan memperoleh ketrampilan yang diharapkan dikuasai tanpa harus segara langsung terjun ke dalam situasi yang sebenarnya.
Sebagai latihan, sebelum melaksanakan pekerjaan dalam situasi yang sebenarnya, simulasi kiranya merupakan cara belajar yang menguntungkan untuk melatih ketrampilan tertentu.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pola adalah cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan mendinamisasikan proses belajar mengajar. Pola bisa disebut juga dengan metode. Metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos. Methodos berasal dari kata “meta” dan “bodos”. Meta berarti melalui, sedangkan bodos berarti jalan. Sehingga, metode berarti jalan yang harus dilalui atau cara untuk melakukan sesuatu atau prosedur.
Macam-macam pola pembelajaran :
a.       Metode Ceramah
b.      Metode Tanya-Jawab
c.       Metode Diskusi
d.      Metode Demonstrasi
e.       Metode Kerja Kelompok
f.       Metode Praktik
g.      Metode Eksperimen
h.      Metode Pemberian Tugas dan Pembacaan (Recitation)
i.        Metode Studi Mandiri
j.        Metode Pembelajaran Terprogram
k.      Metode Latihan Bersama Teman
l.        Metode Simulasi
B.     Saran
Dengan dibuatnya makalah Perencanaan Sistem PAI dengan tema “Macam-macam Pola Pembelajaran” semoga dapat membantu proses perkuliahan dengan baik dan bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid,Strategi Pembelajaran,PT Remaja Rosdakarya,Bandung;2013

Abin Syamsuddin Makmun,Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul,PT Remaja Rosdakarya;2009

Hamdani,Strategi Belajar Mengajar,CV Pustaka Setia,Bandung;TT

J.J.Hasibuan,Proses Belajar Mengajar,PT Remaja Rosdakarya,Bandung;2009

Jamal Ma’mur Asmani,7 Tips Aplikasi Pakem,DIVA press,Jogjakarta;2011

Martinis Yamin,Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,Gaung Persada Press,Jakarta;2004

Moh.Sholeh Hamid,Metode Edutaiment,DIVA press,Jogjakarta;2013

Oemar Hamalik,Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,PT Bumi Aksara,Jakarta;2004




[2] Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, cet.6, 2013,hal:134-135
[3] Ibid, hal:80
[4] J.J. Hasibuan dan moedjiono,Proses Belajar Mengajar, PT REMAJA ROSDAKARYA, Bandung,2009,Hal:13

[6] Hendyat Soetopo,Pendidikan dan Pembelajaran,Universitas Muhammadiyah Malang,Malang,2005,Hal 154
[7] Abdul kodir,strategi belajar mengajar,cv pustaka setia,bandung;tt,hal.157-158
[8] Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi Pakem,Diva Pres,Jogjakarta,2011, Hal 37
[9] Moh. Sholeh Hamid, Metode Edutainment, DIVA Press,Jogjakarta,2013,Hal: 212-214
[10] Martinis Yamin,Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,Gaung Persada Press;2004,hal.70-73
[11] J.J.Hasibuan,PROSES BELAJAR MENGAJAR,PT REMAJA ROSDAKARYA;2009,hal,27-29
[12] Abdul Majid,Strategi Pembelajaran,PT REMAJA ROSDAKARYA,Bandung;2013,Hal 205-206

Tidak ada komentar:

Posting Komentar