Selasa, 23 Desember 2014

Konsep Pendiidkan Sebagai Pembentuk Kepribadian



Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh setiap orang. Pendidikan merupakan sarana yang dapat menunjang seseorang agar dapat mengasah dan menggali potensi dirinya untuk terus berkarya dan berkarir dalam dunia pendidikan. Menciptakan sebuah karya dalam pendidikan bukanlah hal yang mudah untuk dijalani, ia membutuhkan ketekuan, ketelitian, keuletan, keterampilan dan kejeniusan dalam menciptakannya. Dengan adanya pendidikan itu maka akan dapat membuat orang menjadi lebih bermakna atau berarti pada orang lain. Dalam dunia pendidikan tidak mengenal batas sampai kapan pendidikan itu harus ditempuh, melainkan pendididkan adalah dapat ditempuh selama orang itu masih dalam keadaan sehat dan hidup, sesuai dengan pepatah Life Long Education yakni pendidikan seumur hidup. Jadi selama orang itu masih hidup dan mempunyai keinginan untuk berpendidikan, maka hal itu dapat dilakukannya. Pengertian ini senada juga dengan hadits yang menyebutkan bahwa menuntut ilmu dari ayunan sampai liang lahat.
Pendidikan tidak hanya dapat dilakukan di sekolah-sekolah formal saja melainkan pada pendidikan informal dan non-formal. Misalnya saja ketika seorang anak belum cukup umur untuk sekolah di sekolah formal, maka ia bisa melakukan kegiatan penidikan di rumah (informal) dengan didampingi oleh kedua orang tuanya yang mereka ini berfungsi sebagai pendidik utama dalam keluarga dan sebagai pengontrol atas semua aktivitas yang akan dilakukan oleh anak.
Dalam lingkungan keluarga apabila anak itu dididik dengan cara yang baik dan lembut maka anak itu akan cenderung ikut baik pula, karena buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Ketika anak itu sudah menginjak dewasa pastilah anak selalu merasa ingin tahu segala sesuatu yang ia lihat. Ia mulai menanyakan apa yang ada di sekelilingnya. Bahkan tanpa orang tua memberi tahunya ia akan mencari tahu sendiri apa sebenarnya yang ia lihat. Jika anak bertanya tentang suatu hal maka orang tua tidak perlu memarahinya apalagi sampi memukul dan membentaknya, karena jika demikian maka anak akan mengambil kesimpulan bahwa jika ada orang bertanya terus menerus maka ia akan mengikuti orang tuanya seperti yang mereka lakukan kepadanya diwaktu itu.
Pendidikan di sekolah mengajarkan kepada anak didik bahwa sebenarnya pengetahuan adalah apa yang diperolehnya dan apa yang ia ketahui. Setiap individu pasti memiliki karakter dan sifat yang berbeda dengan individu yang lain. Begitupun dengan peserta didik yang satu dengan yang lainnya, tentulah sangat berbeda. Dalam kelas atau dalam kegiatan di sekolah pastilah anak itu memiliki sifat dan kecenderungan yang berbeda, ada anak yang aktif dan cepat respon apa yang disampaikan oleh guru, namun ada juga yang memerlukan pemahaman yang lebih baru ia akan faham. Hal ini tidaklah menjadi suatu persoalan yang amat dalam, karena memang karakteristik dan latar belakang yang berbeda.
Perbedaan karakteristiknya itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kepribadiannya. Seorang guru ketika menyampaikan ilmunya tentulah dengan menggunakan bahasa yang halus dan sopan, meskipun masih ada guru yang diluar tersebut, agar ketika proses penyampaian ini murid akan mengikuti gaya guru ketika beliau menyampaikan di depan kelas. Perilaku yang dilakukan oleh murid inilah yang dapat dikatakan bahwa murid ini memiliki kepribadian yang cenderung mengikuti perihal yang dilakukan oleh gurunya.
Suatu kepribadian itu bukanlah apa yang diungkapakan oleh seseorang melainkan kepribadian ialah perwujudan dari perbuatan itu sendiri. Kepribadian merupakan respon dari apa yang dilihat oleh manusia. Bagaimana ia akan menjalankan aktivitas tersebut. Itulah makna kepribadian. Kepribadian seseorang akan muncul dengan sendirinya dari dalam tubuh manusia, atau secara lahiriah ia kan muncul tanpa pribadi itu dicarinya.
Kepribadian manusia akan sesuai dengan tingkat perkembangannya, dalam hal ini adalah perkembangan jiwanya. Ilmu pendidikan tidak bisa terlepas dari ilmu psikologi yang menerangkan tenatng keadaan jiwa manusia. Karena ilmu pendidikan berkembang dengan senidirinya sesuai dengan adanya ilmu yang lain. Keadaan jiwa seseorang bisa berubah-ubah. Kadang-kadang seseorang itu merasa baik, senang, susah, atau dalam keadaan yang sedih. Kepribadian manusia memiliki sifat yang sama seperti air yaitu ia dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaannya. Oleh karena itu terkadang kepribadian manusia itu tidak dapat terlihat dnegna jelas.
Manusia lahir dengan membawa potensi-potensi kepribadian yang menurut sifat individualistic yang unik. Meskipun pada dasranya identitas kepribadian yang unik dari tiap-tiap individu itu berbeda, akan tetapi secara umum dapat kita lihat dari faktor-faktor apakah yang menentukan perkembangan pribadi manusia itu. Proses pertumbuhan pribadi manusia amat dipengaruhi dan ditentukan oleh waktu dan umur. Meskipun pengetahuan manusia mengenai hereditas, persoalan insting, kematangan dan proses belajar dapat membantu perkembangan pribadinya.
Kepribadian manusia akan selalu mengalami perkembangan sesuai dengan keadaannya seiring dengan berjalannya waktu, mulai dari ia bayi sampai meninggal dunia, dan perubahan-perubahan juga akan berkembang sesuai dengan apa yang terjadi dalam perkembangan manusia tersebut.
Ketika kanak-kanak, anak diajarkan oleh orang tuanya bagiamana cara berbicara yang baik, cara berjalan, cara berpakaian, dan lain sebagainya. Anak dapat menirukan dan mempraktekkan apa yang diajarkan oleh orang tuanya dengan baik dan ia berusaha bisa, karena pada masa inilah sifat anak mulai muncul dan meniru persis sesuai dengan orang tuanya.
Setelah besar, mungkin pada tingkat SMP ia akan mengetahui dengan jelas, di mana letak kepribadiannya. Karena pada masa ini dia sedang mengalami masa peralihan dari kanak-kanak menuju remaja dan emosionalnya juga akan tinggi. Ia mudah tersinggung dan mudah marah ketika suatu keadaan itu bertolak belakang dengan dirinya, maka dia akan cenderung emosi dan menyalahkan keadaan yang ada pada dirinya pada waktu itu. Keadaan psikis anak pada masa ini cenderung masih labil dan perlu adanya bimingan orang tua maupun guru untuk mengarahkan pada yang baik, agar ia tidak salah dalam melangkah.
Berbeda lagi dengan tingkat SMA, ia sudah mengalami masa remaja-dewasa dan lebih rasional dalam bertindak dan berperilaku.pada tingkat ini guru hanya sebagai pendamping dan pengarah yang baik, bahkan guru tidak perlu langsung terlibat daam semua aktivitasnya.  Pada masa dewasa ini tingkat kepribadiannya terlihat jelas ketika ia berbuat sesuatu dan ia juga dapat lebih bisa mengontrol emosinya daripada pada tingkat SMP tadi.
Dari berbagai penjelasn di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian seseorang dapat berubah-ubah sesuai dengan tingkat prkembangannya dan sifat kepribadian itu dapat juga dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain faktor hereditas, faktor lingkungan dan faktor keluarga juga faktor pendidikan.
Dari sini nampaklah jelas bahwa pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan pribadi manusia agar dapat terarah hidupnya dan ia tidak salah jalan dan tidak salah dalam mengambil keputusan. Pendidikan hadir sebagai pengontrol emosional seseorang. Sebagaimana di sekolah, anak yang biasanya mempunyai kepribadian yang suka murung dan menyendiri maka di sekolah ia akan cenderung lebih ceria karena ada teman banyak yang dapat menghiburnya. Hal ini jelas tergambarkan dalam benak kita bahwa dengan pendidikan seseorang itu akan bertindak layaknya sebagai orang yang berpendidikan, lebih bisa menghargai dan menghormati orang lain.
Dengan adanya ilmu pendidikan ini yang merupakan suatu pengantar ilmu manusia untuk menjadi yang lebih baik, maka manusia dapat mengubah dirinya untuk senantiasa berbuat kebajikan, karena dalam ilmu pendidikan juga terdapat tata cara dan bagaimana mestinya sesorang itu dapat bergaul dengan baik. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa manusia lahir dengan membawa sejuta kepribadian yang berbeda pula sesuai dengan keadaannya yang mendukung. Kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh keadaan lingkungan di sekitar, apabila lingkungannya itu baik maka ia akan menjadi pribadi yang baik pula, namun sebaliknya ia akan menjadi pribadi yang jelek jikalau lingkungannya pun seperti itu. karena menurut suatu pendapat, lingkungan sekitar akan dapat mempengaruhi segala aktivitas dan perilaku seseorang dan terlebih lagi adalah mempengaruhi kepribadiannya.
Namun demikian, pendidikan juga dapat mempengaruhi proses perkembangan kepribadian seseorang. Karena dengan pendidikan itu manusia akan menjadi lebih bermanfaat bagi orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar