Sabtu, 20 Desember 2014

ASAS-ASAS UTAMA PENDIDIKAN ISLAM



          Sebelum membahas asas-asas utama pendidikan Islam, sebenarnya apa pengertian asas itu? Asas adalah suatu kebenaran yang dijadikan dasar  dalam rancangan,perencanaan atau pelaksanaan. Asas berfungsi memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai. Hal terpenting yang perlu diperhatikan pada kurikulum ialah menentukan apa tujuan pendidikan yang akan dicapai nantinya. Sementara tujuan pendidikan itu musti ditetapkan berdasarkan kehendak manusia yang merancang kurikulum itu sendiri.
 Dalam konsep kurikulum hendaklah mempunyai empat asas yang antara lain adalah asas filosofis, sosiologis, organisator dan psikologis. Namun disini hanya akan menjelaskan satu asas yaitu asas filosofis. Peran asas filosofis yakni menjadi titik tentu pendidikan Islam, sehingga susunan kurikulum itu didalamnya mengandung kebenaran, dan yang terpenting ialah dalam bidang nilai-nilai yang menjadi pandangan hidup dimana telah diyakini dari kebenaran.
          Dalam filsafat itu terdiri dari cabang-cabang besar yang terdiri dari 3 (tiga) cabang, dari cabang sebenarnya merupakan satu kesatuan yang kokoh dan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Asas filosofis membawa rumusan kurikulum pendidikan Islam pada 3 (tiga) dimensi, yaitu :
1.     Dimensi Ontologi
Dimensi Ontologi sebagai bagian dari Ilmu pengetahuan lebih memusat kepada mengkaji tentang hakikat sesuatu. Dimensi ini menuntun atau mengarahkan kurikulum agar memberikan pengetahuan kepada anak didik untuk berinteraksi langsung dengan fisik-fisik obyek-obyeknya atau menyentuh bentuk dari obyek atau benda itu.
Awalnya dimensi Ontologi ini telah diterapkan oleh Allah SWT dalam pengajaran Nabi Adam as yaitu dengan mengajarkan apa itu nama-nama benda dan belum sampai tahap penalaran atau pengembangan wawasan. Dalam ini terdapat dalam firman Allah SWT QS. Al Baqarah ayat 31 :
و علم ادم الاسماء كلها ثم عرضهم على الملئكة فقال انبئوني باسماء هؤلاءان كنتم صدقين (31)
Artinya :
Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!” (QS.al-Baqarah :31)
Ontologi sendiri membicarakan hakikat segala sesuatu yang mencakup berbagai banyak filsafat. Dan mungkin saja segala macam filsafat ada dimensi ini. Contohnya saja logika, etika, estetika, dan lain sebagainya.
2.     Dimensi Epistimologi
Dimensi epistimologi ialah bentuk perwujudan kurikulum yang sah dan itu harus berdasarkan dengan metode kontruksi pengetahuan (metode ilmiah) yang bersifat mengajarkan berfikir totalitas atau menyeluruh atau juga universal, spontan (relektif), dan juga cepat tanggap (kritis) hampir sama dengan sifat reflektif.
Epistimologi pendidikan Islam didalamnya membahas seluk beluk dan juga sumber-sumber pendidikan Islam. Implikasi dimensi dalam rumusan kurikulum isinya itu lebih cenderung fleksibel dikarenakan hasil pengetahuannya bersifat tidak mutlak, tentatif, dan dapat berubah-ubah.
Dalam lain epistimologi itu didalamnya membicarakan bagaimana cara memperoleh pengetahuan tersebut dan ini berlaku pada semua cabang filsafat.
3.     Dimensi Axiologi
Dimensi Axiologi yaitu menuntun membentuk kurikulum yang telah dirancang sedemikian rupa agar memberikan hasil yang memuaskan pada diri anak didik agar memiliki nilai-nilai yang tidak diinginkan. Axiologi pendidikan islam berkaitan dengan nilai-nilai tujuan dan target yang akan dicapai dan rumusan-rumusan nilai tersebut yang akan dijadikan pedoman sikap dan prilaku. Ajaran islam merupaka perangkat sistem nilai yaitu pedoman hidup secara islami sesuai dengan tuntunan ajaran Allah SWT.
Axiologi ialah teori tentang nilai. Teori yang membahas tentang nilai, manfaat atau fungsi suatu yang diketahui dalam hubungan dengan seluruh yang diketahui tersebut. Axiologi ini juga mencakup satu cabang filsafat yaitu membahas apa kegunaan pengetahuan filsafat.
Ketiga dimensi diatas merupakan kerangka perumusan kurikulum pendidikan Islam. Dari berbagai macam aliran filsafat pada dasarnya menjadikan pentunjuk pemikiran intelektual di bidang kurikulum pendidikan Islam. Semakin banyak pergesekan satu sama lain, semakin banyak pula kontribusi teori dan konsep. Teori dan konsep yang ditimbulkan dari berbagai macam aliran filsafat tidak dengan mudah ditangkap atau diterima namun dapat pula ditolak, tetapi diseleksi atau diteliti dan dipilih terlebih dahulu, dan hasilnya dimodifikasi pada khazanah kurikulum pendidikan Islam.
Asas agama seluruh aspek yang ada dalam lingkungan masyarakat Islam terutama sistem pendidikannya wajib meletakkan dasar falsafah, ibadah, serta muamalah. Hal ini berarti bahwa semua itu pada nantinya harus mengacu pada dua sumber utama syariat Islam yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah. Pembentukan kurikulum pendidikan Islam harus ditempatkan pada apa yang telah ditetapkan oleh dua garis tersebut dalam rangka menciptakan manusia yang bertaqwa sebagai ‘abid dan khalifah di muka bumi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar