Sebelum membahas asas-asas utama
pendidikan Islam, sebenarnya apa pengertian asas itu? Asas adalah suatu
kebenaran yang dijadikan dasar dalam
rancangan,perencanaan atau pelaksanaan. Asas berfungsi memberikan arah kepada
tujuan yang akan dicapai. Hal terpenting yang perlu diperhatikan pada kurikulum
ialah menentukan apa tujuan pendidikan yang akan dicapai nantinya. Sementara
tujuan pendidikan itu musti ditetapkan berdasarkan kehendak manusia yang
merancang kurikulum itu sendiri.
Dalam konsep kurikulum hendaklah mempunyai
empat asas yang antara lain adalah asas filosofis, sosiologis, organisator dan
psikologis. Namun disini hanya akan menjelaskan satu asas yaitu asas filosofis.
Peran asas filosofis yakni menjadi titik tentu pendidikan Islam, sehingga
susunan kurikulum itu didalamnya mengandung kebenaran, dan yang terpenting
ialah dalam bidang nilai-nilai yang menjadi pandangan hidup dimana telah
diyakini dari kebenaran.
Dalam filsafat itu terdiri dari
cabang-cabang besar yang terdiri dari 3 (tiga) cabang, dari cabang sebenarnya
merupakan satu kesatuan yang kokoh dan saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya. Asas filosofis membawa rumusan kurikulum pendidikan Islam pada 3
(tiga) dimensi, yaitu :
1. Dimensi
Ontologi
Dimensi
Ontologi sebagai bagian dari Ilmu pengetahuan lebih memusat kepada mengkaji
tentang hakikat sesuatu. Dimensi ini menuntun atau mengarahkan kurikulum agar
memberikan pengetahuan kepada anak didik untuk berinteraksi langsung dengan
fisik-fisik obyek-obyeknya atau menyentuh bentuk dari obyek atau benda itu.
Awalnya dimensi Ontologi ini telah diterapkan oleh
Allah SWT dalam pengajaran Nabi Adam as yaitu dengan mengajarkan apa itu
nama-nama benda dan belum sampai tahap penalaran atau pengembangan wawasan.
Dalam ini terdapat dalam firman Allah SWT QS. Al Baqarah ayat 31 :
و علم ادم الاسماء كلها ثم
عرضهم على الملئكة فقال انبئوني باسماء هؤلاءان كنتم صدقين (31)
Artinya
:
Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama
(benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada malaikat, seraya berfirman,
“Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!”
(QS.al-Baqarah :31)
Ontologi
sendiri membicarakan hakikat segala sesuatu yang mencakup berbagai banyak
filsafat. Dan mungkin saja segala macam filsafat ada dimensi ini. Contohnya
saja logika, etika, estetika, dan lain sebagainya.
2. Dimensi
Epistimologi
Dimensi epistimologi ialah bentuk perwujudan
kurikulum yang sah dan itu harus berdasarkan dengan metode kontruksi pengetahuan
(metode ilmiah) yang bersifat mengajarkan berfikir totalitas atau menyeluruh
atau juga universal, spontan (relektif), dan juga cepat tanggap (kritis) hampir
sama dengan sifat reflektif.
Epistimologi pendidikan Islam didalamnya membahas
seluk beluk dan juga sumber-sumber pendidikan Islam. Implikasi dimensi dalam
rumusan kurikulum isinya itu lebih cenderung fleksibel dikarenakan hasil
pengetahuannya bersifat tidak mutlak, tentatif, dan dapat berubah-ubah.
Dalam lain epistimologi itu didalamnya membicarakan
bagaimana cara memperoleh pengetahuan tersebut dan ini berlaku pada semua
cabang filsafat.
3. Dimensi
Axiologi
Dimensi Axiologi yaitu menuntun membentuk kurikulum yang telah dirancang
sedemikian rupa agar memberikan hasil yang memuaskan pada diri anak
didik agar memiliki nilai-nilai yang tidak diinginkan. Axiologi pendidikan
islam berkaitan dengan nilai-nilai tujuan dan target yang akan dicapai dan
rumusan-rumusan nilai tersebut yang akan dijadikan pedoman sikap dan prilaku.
Ajaran islam merupaka perangkat sistem nilai yaitu pedoman hidup secara islami
sesuai dengan tuntunan ajaran Allah SWT.
Axiologi ialah teori tentang nilai. Teori yang
membahas tentang nilai, manfaat atau fungsi suatu yang diketahui dalam hubungan
dengan seluruh yang diketahui tersebut. Axiologi ini juga mencakup satu cabang
filsafat yaitu membahas apa kegunaan pengetahuan filsafat.
Ketiga dimensi diatas merupakan kerangka perumusan
kurikulum pendidikan Islam. Dari berbagai macam aliran filsafat pada dasarnya
menjadikan pentunjuk pemikiran intelektual di bidang kurikulum pendidikan
Islam. Semakin banyak pergesekan satu sama lain, semakin banyak pula kontribusi
teori dan konsep. Teori dan konsep yang ditimbulkan dari berbagai macam aliran
filsafat tidak dengan mudah ditangkap atau diterima namun dapat pula ditolak,
tetapi diseleksi atau diteliti dan dipilih terlebih dahulu, dan hasilnya
dimodifikasi pada khazanah kurikulum pendidikan Islam.
Asas agama seluruh aspek yang ada dalam lingkungan
masyarakat Islam terutama sistem pendidikannya wajib meletakkan dasar falsafah,
ibadah, serta muamalah. Hal ini berarti bahwa semua itu pada nantinya harus
mengacu pada dua sumber utama syariat Islam yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah.
Pembentukan kurikulum pendidikan Islam harus ditempatkan pada apa yang telah
ditetapkan oleh dua garis tersebut dalam rangka menciptakan manusia yang
bertaqwa sebagai ‘abid dan khalifah di muka bumi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar