Sabtu, 28 Februari 2015

SHALAT dalam kitab tafsir ibnu katsir



A.    Ayat tentang Shalat
(#qßJŠÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qx.¨9$# (#qãèx.ö$#ur yìtB tûüÏèÏ.º§9$# ÇÍÌÈ  
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku' (QS. Al-Baqarah: 43)
B.     Tafsiran Ayat
(وأقيموا الصلاة وآتو الزكاة واركعوا مع الرا كعين) قال مقاتل قوله تعالى لأهل الكتاب (وأقيموا الصلاة) امرهم ان يصلوا مع النبى صلى لله عليه وسلم (وآتو الزكاة) امر هم  ان يوتوا الزكاة اى يدفعونها الى النبى صلى لله عليه وسلم ( واركعوا مع الرا كعين) امر هم ان يركعوا مع الراكعين من امة محمد  صلى لله عليه وسلم يقول كونوا معهم و منهم  و قال على بن طلحة عن ابن عباس يعنى با لزكاة طاعة الله و الاخلاص، و قال وكيع عن ابى جناب عن عكرمة عن ابن عباس فى قوله  وآتو الزكاة قال ما يوجب الزكاة قال ماثتان فصاعدا، و قال مبارك بن فضالة عن الحسن فى قوله تعالى      ( وآتوالزكاة )  قال فريضة واجبة لا تنفع الأعمال إلا بها وبالصلاة ، وقال ابن أبى حاتم حدثنا أبو زرعة حدثنا عثمان بن أبى شيبة حدثنا جرير عن أبى حيان التيمى عن الحارث العكلى فى قوله تعالى  ( وآتوا الزكاة ) قال صدقة الفطرى وقوله تعالى ( واركعوا مع الراكعين ) أى وكونوا مع المؤمنين فى أحسن أعمالهم ومن أخص ذلك وأكمله الصلاة. وقد استدل كثير من العلماء بهذه الآية على وجوب الجماعة ، وأبسط ذلك فى كتاب الأحكام الكبير إن شاء الله تعالى ، وقد تكلم القرطبى على مسائل الجماعة والامامة فأجاد.[1]                                 
C.     Terjemah Tafsir Ayat
Muqatil mengatakan bahwa firman Allah SWT yang ditujukan kepada orang-orang ahli kitab, “Dan dirikanlah shalat”, merupakan perintah Allah kepada mereka agar mereka shalat bersama Nabi SAW. Firman-Nya, “Dan tunaikanlah zakat”, merupakan perintah Allah kepada mereka agar mereka menunaikan zakat, yakni menyerahkannya kepada Nabi SAW. Firman Allah SWT, “Dan rukuklah kalian bersama orang-orang yang rukuk,” merupakan perintah Allah kepada mereka agar melakukan rukuk (shalat) bersama orang-orang yang rukuk (shalat) dari kalangan umat Muhammad SAW. Singkatnya, jadilah kalian bersama-sama mereka dan termasuk golongan mereka.
Ali ibnu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, yang dimaksud dengan zakat ialah taat dan ikhlas kepada Allah SWT. Waki’ meriwayatkan dari Abu Janab dari Ikrimah, dari Ibu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya, “Dan tunaikanlah zakat,” yakni harta yang wajib di zakati, menurut Ibnu Abbas adalah dua ratus hingga lebih.
Mubarak ibnu Fudalah meriwayatkan dari Al-Hasan sehubungan dengan makna firman-Nya, “Dan tunaikanlah zakat,” bahwa makna yang dimaksud adalah zakat merupakan fardlu yang tiada gunanya amal perbuatan tanpa zakat dan shalat.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar’ah, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada Jarir, dari Abu Hayyan At-Taimi, Al-Haris Al-Akli sehubungan dengan makna firman-Nya, “Dan tunaikanlah zakat,” bahwa yang dimaksud ialah zakat fitrah.  
Firman Allah SWT:
((#qãèx.ö$#ur yìtB tûüÏèÏ.º§9$# ÇÍÌÈ  
Dan rukuklah kalian bersama orang-orang yang rukuk. (QS. Al-Baqarah: 43)
Maksudnya, jadilah kalian bersama orang-orang mukmin dalam amal perbuatan mereka yang paling baik, salah satunya dan paling khusus serta paling sempurna ialah shalat. Banyak kalangan ulama menyimbulkan dalil ayat ini akan wajibnya shalat berjama’ah. Masalah ini insyaallah akan kami terangkan dengan panjang lebar dalam kitab kami Al-Ahkamul Kabir. Al-Qurtubi mengetengahkan berbagai masalah mengenai shalat berjama’ah dan imamah, ternyata pembahasannya itu cukup baik.[2]
Pada surat al-baqarah ayat 43 terdapat perintah Allah yang ditunjukkan kepada Bani Israil, ialah:
1.      Agar mereka melaksanakan shalat setiap waktu dengan cara yang sebaik-baiknya, melengkapi segala syarat dan rukunnya, serta menjaga waktu-waktunya yang telah ditentukan, menghadap seluruh hati kepada Allah dengan tulus dan khusyu’, sesuai dengan syari’at yang dibawa Nabi Musa a.s.
2.      Agar mereka ruku’ bersama orang-orang yang ruku’. Maksudnya ialah agar mereka masuk islam dan melaksanakan shalat berjama’ah seperti halnya kaum muslimin dalam hubungan ini Rasulullah telah bersabda: “shalat berjama’ah itu lebih utama dengan dua puluh tujuh derajat daripada shalat seorang diri”. (Riwayat al-Bukhori dan Muslim)[3]
D.    Kesimpulan
Allah memperingatkan Bani Israil yang pada hakikatnya juga kepada seluruh umat manusia, agar:
a)      Selalu bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah dilimpahkannya kepada mereka, serta mengharapkan tambahan nikmat tersebut dengan memanjatkan do’a kehadiratnya dengan hati yang tulus dan jiwa yang khusyuk.
b)      Melakukan shalat berjama’ah adalah ibadah yang mengandung unsur pendidikan yang tinggi, untuk mewujudkan hubungan yang kukuh antara sesama manusia.
c)      Dalam menghadapi persoalan hidup agar tetap bersikap tabah dan senantiasa melaksanakan shalat.
d)     Khusyuk dalam beribadah, dan taat kepada Allah, serta yakin bahwa dia akan menemuinya kelak di akhirat, dan akan menerima pahala atas semua amal shalehnya. Dengan demikian melakukan shalat dan segala kewajiban lainnya terasa ringan baginya.
Kita telah mengetahui, bahwa shalat menurut agama islam terdiri dari bermacam-macam gerakan jasmaniah, seperti rukuk, sujud, i’tidal, dan sebagainya. Tetapi pada akhir ayat ini shalat tersebut hanya diungkapkan dengan kata-kata “ruku’”. Hal ini dimaksudkan untuk menekankan agar merekaa menunaikan shalat dengan  benar seperti yng dikehendaki syari’at islam seperti yang diajarkan Rasulullah saw,  bukan shalat menurut cara mereka dahulu,  yaitu shalat tanpa ruku’.


DAFTAR PUSTAKA
تفسير القرآن العظيم الجزء الأول، سنقافورة-كوت بهارو-فينع، 774    للا مام الجليل الحافظ عمادالدين أبى الفداء إسماعيل بن كثيرالقرشى الدمشقى المتوفى،
Al-imam Abul Fida Isma'il Ibnu Katsir Ad-Dhimasyqi diterjemahkan Bahrun Abu     Bakar, Tafsir Ibnu Katsir juz 1 al-fathihah – al-baqarah ( تفسير العظيم), Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2000
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, TP, Jakarta, 2004


[1]تفسير القرآن العظيم الجزء الأول، سنقافورة-كوت بهارو-فينع، 774 ه، صحيفة 85-84   للا مام الجليل الحافظ عمادالدين أبى الفداء إسماعيل بن كثيرالقرشى الدمشقى المتوفى،
[2] Al-imam Abul Fida Isma'il Ibnu Katsir Ad-Dhimasyqi diterjemahkan Bahrun Abu Bakar, Tafsir Ibnu Katsir juz 1 al-fathihah – al-baqarah ( تفسير العظيم), Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2000, hal. 445-446
[3] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, TP, Jakarta, 2004, hal. 83-84