Selasa, 23 Desember 2014

PENDIDIKAN PESANTREN MASA KINI



Dalam rangkaian system pengajaran, metode menempati urutan sesudah materi (kurikulum). Metode selalu mengikuti materi, dalam arti menyesuaikan dengan bentuk dan coraknya, sehingga metode mengalami transformasi bila materi yang disampaikan berubah. Akan tetapi, materi yang sama bisa dipakai metode yang berbeda-beda.
Sejalan dengan perkembangan zaman, lembaga pendidikan pesantren juga tidak menutup diri atas pendidikan yang berlaku dinegara ini untuk mengadakan pembaharuan-pembaharuan baik metode maupun teknis dalam pelaksanaan pendidikan pesantren itu sendiri, meskipun demikian tidak semua pesantren mau membuka mengadakan inovasi serta pembaharuan terhadap metode pembelajaran yang ada. Pada awal berdirinya pondok pesantren, metode yang digunakan adalah metode wetonan dan sorogan bagi pondok non klasikal, pada perkembangan selanjutnya maka metode pembelajaran pondok pesantren mencoba untuk merenofasi metode yang ada tersebut untuk mengembangkan pada metode yang baru yaitu metode klasikal
Hakikat metode hanya sebagai alat, bukan tujuan. Untuk merealisir tujuan sangat dibutuhkan alat. Bahkan alat merupakan syarat mutlak bagi setiap kegiatan pendidikan dan pengajaran. Bila kyai maupun ustadz mampu memilih metode dengan tepat dan mampu menggunakannyadengan baik, maka merek amemiliki harapan besar terhadap hasil pendidikan dan pengajaran yang dibakukan. Menreka tidak sekedar sanggup mengajar santri, melainkan secara professional berpotensi memilih model pengajaran yang paling baik diukur dari prespektif didaktik-metodik. Maka proses belajar mengajar bias langsung secara efektif dan efIsien, yang jadi pusat perhatian pendidikan modern sekarang ini.
Sebagai lembaga pendidikan Islam yang berpengalaman lama seklai, pesantren telah mengalami pergeseran dan perubahan baik terkait dengan kelembagaan maupun kurikulum. Oleh karena itu, perlu juga dilacak perubahan metode pendidikannya berikut faktor-faktor yang mempengaruhi dan implikasinya.
Jadi, metode merupakan sarana untuk mempermudah penyampaian materi dari seorang Guru maupun Ustadz kepada siswanya. Sepertihalnya metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang menjadi obyek Observasi kali ini di Pondok Pesantren yang masih asli dan menggunakan manhaj kutubul Qodimah / kitab-kitab klasik (kitab kuning) yang menggunakan bahasa jawa dalam pemberian makna dan keterangan materi, dengan di selingi dengan mata pelajaran yang sudah di tentukan dari pemerintah Indonesia. dengan kata lain bahwa pondok pesantren masih menggunakan sistim tradisional yang kebanyakan system seperti ini  digunakan oleh pondok pesantren  pada umumnya.
Sejalan dengan adanya perkembangan zaman, lembaga pendidikan Pondok Pesantren juga tidak menutup diri untuk mengadakan pembaharuan-pembaharuan baik metode maupun tekhnis dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan pesantren. Meskipun begitu, tidak sedikit tetap melestarikan model pengajaran yang dianggapnya sesuai dengan model pengajaran berdasarkan Al-Qur’an.
Pada awal berdirinya Pondok Pesantren, metode yang digunakan adalah model Sorogan dan Wetonan. Pada perkembangan model pengajaran di Pondok Pesantren, model yang awalnya hanya menggunakan Sorogan dan Wetonan, sekarang telah dikembangkan secara klasikal dengan tujuan agar para Santri lebih mudah untuk memahami apa yang diajarkan oleh para kyai dan pendidik lainnya, dan model klasikal seperti ini juga sudah diterapka pada Pondok Pesantren lainnya dan lembaga-lembanga pendidikan lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa, system pembelajaran pendidikan menurut Al-Quran itu menjadi landasan dan pedoman oleh para lembaga pendidikan Islam. Model pembelajaran pendidikan berdasarkan Al-Qura’an masih kental, terutama mereka yang berada pada lingkungan pesantren yang masih asli dan tradisional model pengajaran pembelajarannya tersebut.
Berdasarkan apa yang telah diajarkan para kyai dan Guru kita didalam maupun diluar proses pembelajaran, keterangan ini mencerminkan bahwa diserukan kita untuk menggunakan model Sorogan. Kemudian tertera kata membantah, yang disebut disini adalah membantah dalam arti membantah dalam hal kebaikan dan kebenaran. Cermin dari penjelasan tersebut bahwa kita juga dianjurkan untuk menggunakan model diskusi, karena dengan menggunakan model tersebut akan mendapatkan hasil mufakkad yang maksimal dan dengan aturan yang baik pula.
Maka dapat kita simpulkan bahwa banyak model pengajaran dalam pembelajaran yang dapat kita gunakan dalam proses pembelajaran, sepertihalnya yang masih digunakan pada Pondok Pesantren yang dapat digolongkan model pengajaran pembelajaran dalam pesantren, yaitu ; Model Sorogan, Model Wetonan, Model Mudzakarah, Model Setoran Hafalan (Tahfidz), Model Demontrasi. Dengan kemajuan zaman seperti saat ini, maka tidak menutup kemungkinan bahwa model pengajaran tersebut masih dapat dikembangkan untuk memudahkan para peserta didik mudah dalam menerima pendidikan yang diajarkan kepada mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar