Pendidikan
pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di indonesia. Lembaga pendidikan ini
bisa bertahan kokoh yang menandakan bahwa islam tradisional dalam seg-segi
tertentu masih dapat bertahan di tengah modernisasi. Pada awalnya dunia
pesantren terlihat tidak mau menerima modernisasi sehingga pernah terjadi jarak
antara pesantren dan dunia luar.
Seiring dengan berjalanan bangsa kita, ketika
lembaga-lembaga sosial yang lain belum berjalan secara fungsional pesantren
teklah menjadi pusat kegiatan masyarakat dalam kegiatan belajar agama,bela dri,
mengobati orang sakit, dan masih banyak lainnya. Tegasnya pesantren menjadi
pendidikan yang unik, tidak saja karena keberadaannya yang sangat lama, tetapi
juga karena budaya, metode dan model pendidikan yang diterapkan oleh pesantren
sangat khas. Disamping itu pesantren juga memiliki jaringan sosial yang kuat
dengan masyarakat dan sesama pesantren, karena sebagian besar pengasuh
pesantren tidak hanya sama dalam pola fikirnya, paham keagamaannya, namun
mereka mereka memiliki hubungan kekerabatan yang erat.
Pada
perkembangannya pesantren mulai memasukkan ilmu-ilmu umum sebagai salah satu
bentuk pengembangan wawasan warga pesantren dari orientasi ke-akhiratan menjadi
berimbang dengan kehidupan duniawi. Penyelenggaraan pendidikan formal, yaitu
madrasah dan sekolah umum, ‘hidup’ dalam satu atap pesantren. Dengan kata lain
pendidikan formal diselenggarakan dalam lingkar budaya pesantren. Hal ini
berimbas pada para lulusannya yang tidak lagi hanya dibekali ilmu-ilmu agama
sehingga mereka bisa memasuki sekolah-sekolah formal yang lebih tinggi
tingkatannya dalam sistem pendidikan nasional.
Secara
umum, potret pesantren adalah sebuah asrama pendidikan islam tradisional dimana
para siswanya tinggal bersama dan belajar ilmu-ilmu keamaan dibawah bimbingan
seorang guru yang lebih di kenal dengan sebutan kiyai. Peranan kiayi dan santri
sangat penting dalam menjaga tradisi keagamaan.
Model
pesantren dapat digolongkan menjadi tiga model, yaitu: pertama, model pesantren
tradisional yang masih mempertahankan sistem salafiyahnya, dan menolak
kurikulum dari luar. Tetapi pesantren dengan model ini masih banyak diminati
masyarakat, karena sejumlah pesantren yang telah diseleksi masyarakat sudah mulai
kurang budaya dan moral, sehingga masyarakat melihat kembali pada model asli
pendidikan salafiyah tersebut.
Kedua, model
pesantren yang sudah sedikit mengikuti modernisasi, dalam model pesantren ini
disamping menerima kurikulum salafiyah pesanten ini menerima kurikulum umum
juga. Tetapi karena tuntutan kehidupan sosial terlalu dituruti akhirnya tanpa di sadarikarateristik dari pesantren
ini biasanya akan hilang . karena sistem kurikulum aslinya hilang, karena pesantren
terlalu menuruti kurikulum Departemen Agama ataupun Departemen Pendidikan
Sosial. Ketiga, model pesantren yang mengikuti proses perubahan modernisasi
tanpa menghilangkan kurikulum yang salafi. Ada pendidikan umum, tetapi tidak
sepenuhnya sama dengan kurikulum Departemen Agama.
Sebagai lembaga
pendidikan yang yang mempunyai ciri-ciri tersendiri, pesantren memiliki tradisi
yang berbeda dengan lembaga-lembaga yang lain. Pesantren pada dasarnya adalah
senbuah lembaga pendidikan keagamaan islam, walaupun ia mempunyai fungsi yang
lain dan tidak kalah penting dengan fungsi pendidikan tersebut. Ditengah-tengah
sistem pendidikan nasional yang selalu berubah-ubah dalam rentang waktu yang
tidak lama, pandangan masyarakat terhadap pesantren dari hari-kehari tampaknya
semakin besar.
Kemampuan
pesantren dalam menggembangkan diri dan mengembangkan masyarakat sekitarnya,
ini di karenakan adanya potensi yang dimiliki oleh pondok pesantren .
potensi-potensi itu meliputi tiga aspek. Pertama, pondok pesantren aktif selama
24 jam, dengan pola 24 jam tersebut, baik pondok pesantren sebagai lembaga
pendidikan keagamaan, sosial kemasyarakatan, atau sebagai lembaga pengembangan
potensi umat.
Kedua, pondok pesantren secara umum
berpengaruh pada masyarakat. Pondok pesantren banyak tumbuh dan berkembang di
daerah pedesaaan, karena memang tuntutan masyarakat yang ingin menghendaki
berdirinya pondok pesantren. Dengan demikian pondok pesantren dan keterkaitan
dengan masyarakat merupakan hal yang sangat penting bagi satu sama lain. Ketiga
, pondok pesantren di percaya masyarakat. Kecenderungan masyarakat
menyekolahkan anaknya ke pondok pesantren tentu saja di dasari oleh
kepercayaan mereka terhadap
pembinaan yang di lakukan oleh pondok
pesantren yang lebih mengutamakan pendidikan agama.
Ada
tiga karakteristik pendidikan yang berbasis pondok pesantren. Pertama,
pesantren sebagai lembaga tradisional. Tradisionalisme pada pesantren harus di
pahami sebagai upaya mencontoh tauladan yang dilakukan paraulama’ salaf yang
masih murni dalam menjalankan agama islam supaya terhindar dari hal-hal yang
dilarang oleh agama.
Kedua,
pesantren sebagai pertahanan budaya. Mempertahankan budaya dan tetap bersandar
pada ajaran islam adalah budaya pesantren yang sudah berkembang sejak zaman
dahulu. Dunia pesantren selalu tegar dalam menghadapi dunia luar. Dalam sejarah
menunjukan bahwa pada saat penjajahan semakin menindas, di saat itu pula kaum
santri semakin keras.
Ketiga,
pesantren sebagai pendidikan keagamaan. Pendidikan pesantren di dasari,
digerakka, dan di arahkan oleh nilai-nilai kehidupan yang bersumberr pada
ajaran islam. Dengan begitu perilaku yang akan ditangkap oleh para santri akan
cenderung kepada hal-hal yang positif.
Dalam
menghadapi perubahan, pesantren dituntut melakukan perubahan tanpa harus
mengorbankan watak aslinya sebagai pelaku pendidikan. Pesantren harus membenahi kelemahannya,
diantaranya dengan menerapkankan manajemen pendidikan berbasis masyarakat.
Apalagi dilihat dari sejarah kelahirannya. Pesantren merupakan lembaga
pendidikan yang tumbuh dari masyarakat.
Semua hal
tersebut menggambarkan bahwa seluruh jaringan sistem pesantren telah berubah,
khususnya pada proses belajar-mengajar di pesantren. Para pengambil kebijakan
menganggap itu perlu dilakukan karena pada kehidupan di era modern ini tidaklah
cukup hanya berbekal moral yang baik, tetapi juga memerlukan bekal kemampuan
khusus sesuai dengan semakin tajamnya pembagian kerja dan profesi yang
dibutuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar