Sabtu, 13 Desember 2014

Berbagai Macam Pendekatan dalam Pembelajaran Agama




BABI
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan mengairahkan. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dengan anak didik.
Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala perbedaan, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pembelajaran. Ada beberapa pendekatan yang diajukan dalam pembicaraan ini dengan harapan dapat membantu guru dalam memecahkan berbagai masalah dalam kegiatan belajat-mengajar.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana  pengertian pendekatan pembelajaran?
2.      Apa saja macam-macam pendekatan pembelajaran ?
                                                                                      


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Secara lughawi, pendekatan berarti proses, cara, perbuatan mendekati.[1] Secara istilah, pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran.[2]
Kata metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara. Dalam bahasa Arab, kata metode dikenal dengan istilah thariqoh yang berarti langkah-langkah yang diambil seorang pendidik guna membantu peserta didik merealisasikan tujuan tertentu. Dengan demikian, bisa dipahami bahwa metoe berarti car yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.
Dalam pelaksanaannya, metode dalam pendidikan diimplementasikan dalam bentuk tehnik/startegi. Secara etimologi, tehnik/strategi berarti cara atau kepandaian membuat atau melakukan sesuatu. Sedangkan secara terminologi, tehnik/strategi dapat didefinisikan sebagai cara yang lebih khusus atau spesifik yang digunakan oleh pendidik untuk mengajar suatu kemahiran atau aspek dalam wujud aktivitas, strategi, atau taktik dan bahan atau alat yang terkait dengannya. Tehnik/strategi lebih bersifat implementatif yang merupakan kegiatan spesifik yang sesungguhnya terjadi di dalam kelas.
Dengan demikian, jelaslah hubungan antara pendekatan, metode, dan tehnik/strategi sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan, atau cara yang tepat dan cepat un tuk meraih tujuan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Tehnik merupakan pengejawantahan metode. Sedangkan metode, merupakan penjabaran dari asumsi-asumsi dasar dari pendekatan.[3]

A.    Macam-macam pendekatan
Ada beberapa pendekatan  dan metode pendidikan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
1.      Pendekatan Pengalaman
Pendekatan  pengalaman  adalah  pemberian pengalaman kepada peserta didik  dalam proses pembelajaran. Dalam pendekatan ini , peserta didik diberi kesempatan  untuk mendapatkan pengalaman  baik berupa pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Contoh metode yang digunakan antara lain metode ceramah  dengan menggunakan teknik/ strategi   every one is a teacher  dan listening teams, metode diskusi dengan menggunakan teknik/strategi  active knowledge sharing.
Metode ceramah merupakan cara menyampaikan materi ilmu pengetahuan dan agama kepada anak didik dilakukan secara lisan. Yang perlu diperhatikan, hendaknya ceramah mudah diterima, isinya mudah dipahami serta mampu menstimulasi pendengar (anak didik) untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar dari isi ceramah yang disampaikan.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, tujuan metode ceramah adalah menyampaikan bahan yang bersifat informasi (konsep, pengertian, prinsip-prinsip) yang banyak serta luas.
                


Secara spesifik metode ceramah bertujuan untuk:
a.         Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah yaitu bahan tulisan peserta sehingga peserta dapat belajar melalui bahan tertulis hasil ceramah.
b.         Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahan yang terdapat dalam isi pelajaran.
c.         Merangsang peserta didik untuk belajar mandiri dan menumbuhkan ras ingin tahu memalui pemerkayaan belajar.
d.        Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gamblang.
e.         Sebagai langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya menjelaskan prosedur yang harus ditempuh oleh peserta didik.
Alasan guru menggunakan metode ceramah harus benar-benar dapat dipertanggung jawabkan. Metode ceramah ini digunakan karena pertimbangan :
a.         Anak benar-benar memerlukan penjelasan, misalnya karena bahan baru atau guna menghindari kesalahpahaman.
b.         Benar-benar tidak ada sumber bahan pelajaran bagi pserta didik.
c.         Menghadapi peserta didik yang banyak jumlahnya dan bila menggunakan metode lain sukar diterapkan.
d.        Menghemat biaya, waktu dan peralatan.[4]
Beberapa kelebihan metode ceramah :
a.         Ceramah merupakan yang murah sekaligus paling mudah dilakukan.
b.         Dengan menggunakan metode ceramah guru dapat dengan mudahmenguasai kelas, mengorganisasikan tempat duduk dan kelas.
c.         Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas dlam waktu yang relative singkat.
d.        Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.
e.         Metode ceramah dapat digunakan bagi jumlah siswa atau peserta didik yang sangat banyak atau dalam jumlah besar.

Beberapa kelemahan metode ceramah :
a.         Materi yang dikuasai siswa sangat terbatas pada materi yang dikuaai guru saja.
b.         Metode ceramah jia dilakukan oleh guru yang kurang memilki kemampuan retorika yang baik, akan menimbulkan kebosanan dan kejenuhan pada sisw, sehingga materi yang disampaikan akan teras menjenuhkan dan membosnkan.
c.         Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
d.        Metode ceramah akan membawa pada nuansa pembelajaran yang lebih pasif, karena peserta didik hanya berperan sebagai “pendengar” dan “penonton” Acting yang dilakukan oleh gurunya didalam kelas.[5]

Metode diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam ini proses belajar terjadi, di mana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.
Tujuan penggunaan metode diskusi adalah:
a.       Dengan diskusi peserta didik didorong mengguanakan pengalamannya untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain.
b.      Peserta didik mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu untuk melatih kehidupan yang demokratis.
c.       Diskusi memberi kemungkinan pada peserta didik untuk belajar berpartisipasi dalam pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah bersama.
Beberapa kelebihan metode diskusi
a.         Dapat merangsang “semangat” peserta didik dalam belajar.
b.         Dengan menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran akan melatih peserta didik untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
c.         Karena dalam metode diskusi ini peserta didik memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya secara lisan.
d.        Melatih pesera didik untuk menghargai pendapat orang lain.
e.         Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi akan mengembangkan kemampuan sosial peserta didk.
f.          Dalam diskusi biasanya dipimpin oleh seorang ketua kelompok diskusi, maka dengan demikian diskusi akan melatih jiwa kepemimpinan peserta didik.
Beberapa kelemahan metode diskusi
a.         Sering terjadi pembicaraan dalm diskusi dikuasai oleh siswa yang memiliki ketrampilan dalam berbicara saja, sehngga ketercapaiaan  tujuan belajar tidak merata.
b.         Terkadang pembahasan dalam diskusi suka melua kesana kemari, sehingga kesimpulan tidak fokus pada permasalahan dan menjadi kabur.
c.         Dalam pelaksanaannya, memerlukan waktu yang cukup panjang yang terkadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
d.        Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, ada pihak-pihak yang merasa tersinggung sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.

Berikut langkah-langkah teknik/strategi pembelajaran active knowledge sharing:
a)      Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan anda ajarkan. Pertanyaan-pertanyaan itu dapat berupa:
1)      Definisi suatu istilah;
2)      Pertanyaan dalam bentuk multiple choice;
3)      Mengidentifikasi seseorang;
4)      Menanyakan sikap atau tindakan yang mungkin dilakukan;
5)      Melengkapi kalimat
b)      Minta peserta didik untuk menjawab dengan sebaik-baiknya.
c)      Minta semua peserta didik  untuk berkeliling mencari teman yang dapat membantu  menjawab pertanyaan yang tidak diketahui atau diragukan jawabannya. Tekankan mereka untuk saling membantu.
d)     Minta peserta didik untuk kembali ketempat duduk mereka kemudian periksalah jawaban mereka. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh peserta didik.  Gunakan jawaban-jawaban yang muncul sebagai  jembatan untuk mengenalkan topik  yang penting di atas.
2.      Pendekatan  Pembiasaan
Pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan  terlebih dahulu dan berlaku begitu saja kadangkala tanpa dipikirkan. Pendekatan pembiasaan dalam pendidikan berarti memberikan kesempatan kepada  peserta didik terbiasa untuk melakukan sesuatu baik secara individual ataupun secara kelompok.
Contoh  metode yang digunakan antara lain metode latihan dan metode resitasi (penugasan) dengan menggunakan teknik / strategi Card sort.
Metode Latihan, Latihan bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan hanyalah untuk sekedar mengukur sejauh mana dia telah menyerap pengajaran tersebut. Metode melatih anak adalah suatu metode pendidikan dan pengajaran Islam dengan cara pendidik/guru memberikan latihan-latihan atau tugas-tugas kepada anak didik terhadap suatu perbuatan tertentu.[6]
Mengenai pentingnya metode ini dalam pendidikan dan pengajaran Islam yang dinyatakan oleh al-Ghozali yaitu metode dengan memberikan latihan kepada anak-anak adalah termasuk hal yang sangat penting.
Adapun tujuan umum dari metode ini adalah agar anak yang dilatih dapat membentuk kebiasaan-kebiasaan yang berguna didalam melakukan tugas-tugas atau kewajiban-kewajibannya. Sebab melalui latihan yang terus menerus maka hal-hal yang tadinya berat untuk dilaksanakan akan menjadi ringan. Sudah pasti latihan-latihan yang diberiakn ank haruslah direncanakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.
Rasulullah saw juga memandang pentingnya pada metode latihan ini. hal ini terbukti pada perintah Rasulullah kepada setiap orang tua yang beriman untuk memerintahkan kepada anak-anaknya yang telah menginjak usia 7 tahun agar melakukan shalat.
Kelebihan metode latihan
1.      Memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
2.      Menentukan angka kemajuan/hasil belajar masing-masing anak didik.
3.      Menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat. Dimana seharusnya seorang anak didik ditempatkan (misal dalam penentuan jurusan) sesuai dengan tingkat kemampuan dan kecerdasan yang dimiliki oleh anak didik.
4.      Mengenal latar belakang (psikologis, fisik, dan lingkungan) anak didik yang mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan tersebut.
Metode Pemberian Tugas, Yang dimaksud dengan metode ini adalah suatu cara dalam proses belajar-mengajar bilamana guru  memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dengan cara demikian diharapkan agar murid belajar secara bebas tapi bertanggung jawab dan murid-murid akan berpengalaman mengetahui berbagai kesulitan kemudian berusaha untuk ikut mengatasi kesulitan-kesulitan.

Tujuan :
kegiatan metode ini berada pada murid-murid dan mereka disuguhi bermacam-macam masalah agar mereka menyelesaikan, menanggapi, dan memikirkan masalah itu.
Yang penting bagaimana melatih murid agar befikir bebas ilmiah (logis dan sistematis) sehingga dapat memacahkan problem yang dihadapinya dan dapat mengatasi serta mempertanggung jawabnya.[7]

 Kelebihan metode pemberian tugas :
a.       Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar.
b.      Mengengembangkan kemandirian
c.       Membina tanggung jawab dan disiplin siswa.
d.      Mengembangkan kreativitas.
Kekurangan metode pemberian tugas :
a.       Siswa sulit di kontrol, apakah ia mengerjakan atau orang lain.
b.      Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang aktif ikut bekerja atau tidak.
c.       Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan bagi siswa.

Berikut langkah-langkah  teknik / strategi Card sort .
1)      Setiap peserta didik dibagi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori. Berikut beberapa contoh:
a.       Nouns, verb, adverb, dan preposition.
b.       Sinonim dan antonim
c.       Hewan-hewan herbivora
2)      Mintalah peserta didik untuk  bergerak dan berkeliling didalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama.
3)      Peserta didik dengan kategori yang sama diminta mempresentasikankategori masing-masing di dalam kelas.
4)      Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan poin-poin penting terkait materi pembelajaran.

3.      Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional ialah usaha untuk menggugah perasaan dan emosi  peserta didik dalam meyakini ajaran islam serta dapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk. Emosi adalah gejala kejiwaan  yang ada didalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang mempunyai perasaan pasti  dapat merasakan sesuatu, baik perasaan jasmaniah maupun perasaan ruhaniah. Di dalam perasaan ruhaniah tercakup perasaan intelektual, perasaan etis-estetis, perasaan sosial, dan perasaan harga diri.
Emosi  berperan dalam pembentukan kepribadian seseorang. Untuk itu, pendekatan emosional perlu  dijadikan salah satu pendekatan. Metode yang digunakan seperti metode bercerita dengan menggunakan teknik/strategi assessment search.
Metode cerita, Cerita termasuk salah satu media pengajaran yang sukses. Ia merupakan suatu cara pendidikan yang disenangi anak-anak dan orang dewasa. Murid-murid pada tingkatan umur menyukai cerita-cerita tertentu dan senang membacanya.
Tujuan metode cerita :
Sangat boleh jadi cerita itu adalah merupakan suatu faktor pendidikan yang penting untuk menumbuhkan sikap dan merubah nilai-nilai, menyeru kepada perbaikan serta menghias diri dengan akhlaq dan sifat-sifat mulia, karena ia mempunyai daya kekuatan pengaruh  dan bimbingan. Kenyataan menunjukan bahwa cerita itu mempunyai pengaruh yang dalam untuk mengadakan perubahan dan pengarahan, sebab khayalan orang yang mendengar cerita atau yang membacanya akan mengikuti terus kejadian-kejadian itu dan menghayatinya, ia akan beranjak bersama cerita itu dari satu situasi ke satu dialog, satu konsep ke satu perasaan.
Contoh metode cerita :
Beberapa contoh dari cerita Al-Quran adalah cerita Nabi Yusuf as, cerita Nabi Nuh as, cerita istri Raja Fir’aun dan cerita dua orang putra Nabi Adam as.
Kelebihan metode cerita :
a.       Dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar karena anak sangat senang dengan cerita-cerita.
b.      Melalui contoh cerita, anak terdorong untuk melakukan kebaikan tersebut.
c.       Tidak membutuhkan banyak alat.
Kekurangan metode cerita :
a.       Dalam metode ini guru lebih dominan, sehingga peran aktif anak lebih sedikit.
b.      Guru dituntut untuk benar benar menguasai tehnik bercerita dengan baik.[8]

Berikut langkah-langkah  teknik / strategi assessment search.

a.       Buatlah beberapa pertanyaan  tentang suatu situasi  atau kondisi yang akan ditampilkan atau diceritakan yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
b.      Bagilah peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil.
c.       Tampilkan atau ceritakan suatu situasi dan kondisi yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
d.      Mintalah masing-masing kelompok untuk membuat cerita pendek dengan menggunakan hasil jawabannya.
e.       Minta masing-masing kelompok  untuk menceritakan hasilnya.
4.      Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional adalah suatu pendekatan  menggunakan rasio (akal) dalam memahami dan menerima materi pelajaran. Metode yang digunakan seperti diskusi dengan menggunakan  teknik active debate.
Metode dikusi merupakan salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Dalam proses pembelajaran metode ini mendapatkan pehatian yang lebih khusus, karena dengan metode diskusi dapat merangsang siswa berpikir atau mengeluarkan pendapat sendiri. Selain untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan menambah dan pengetahuan siswa, juga untuk melatih siswa berfikir kritis terhadap permasalahan yang ada, dengan berlatih menemukakan pendapat sendiri.
                        Metode diskusi bukan hanya percakapan atau debat biasa saja, akan tetapi diskusi timbul karena adanya permasalahan yang memerlukan jawaban  dan jalan keluarnya dari permasalahan tersebut, atau terdapat berbagai jawaban yang perlu diselesaikan. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya, peranan guru sangat penting dalam rangka menghidupkan kegairaan siswa berdiskusi. Oleh karena itu, pertama guru harus berusaha semaksimal mungkin agar siwa turut aktif  dan berperan dalam diskusi tersebut. Kedua, berlaku bijasana dalam mengatur dan mengarahkan diskusi, agar berjalan dengan lancar dan aman. Ketiga, memberikan kesimpulan hasil diskusi.
Beberapa kelebihan metode diskusi
g.         Dapat merangsang “semangat” peserta didik dalam belajar.
h.         Dengan menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran akan melatih peserta didik untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
i.           Karena dalam metode diskusi ini peserta didik memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya secara lisan.
j.           Melatih pesera didik untuk menghargai pendapat orang lain.
k.         Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi akan mengembangkan kemampuan sosial peserta didk.
l.           Dalam diskusi biasanya dipimpin oleh seorang ketua kelompok diskusi, maka dengan demikian diskusi akan melatih jiwa kepemimpinan peserta didik.
Beberapa kelemahan metode diskusi
e.         Sering terjadi pembicaraan dalm diskusi dikuasai oleh siswa yang memiliki ketrampilan dalam berbicara saja, sehngga ketercapaiaan  tujuan belajar tidak merata.
f.          Terkadang pembahasan dalam diskusi suka melua kesana kemari, sehingga kesimpulan tidak fokus pada permasalahan dan menjadi kabur.
g.         Dalam pelaksanaannya, memerlukan waktu yang cukup panjang yang terkadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
h.         Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, ada pihak-pihak yang merasa tersinggung sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.


Berikut langkah-langkah teknik atau strategi pembelajaran:
a.       Kembangkan sebuah pertanyaan kontroversial yang berkaitan denagn maateri pembelajaran.
b.      Bagi kelas ke dalam dua tim. Mintalah satu kelompok yang “pro” dan kelompok yang “kontra”
c.        Bagi kelompok yang “pro” dan kelompok yang “kontra” menjadi beberapa kelompok sehingga terbentuklah subkelompok. Kemudian, mintalah masing-masing subkelompok tersebut mengembangkan argumennya.
d.      Minta masing-masing subkelompok mempresentasikan hasil pengembangan argumennya.
e.         Beri kesempatan kepada kelompok yang mempunyai argumen berlawanan untuk menanggapinya.
f.          Lakukan hal tersebut sampai semua subkelompok menyampaikan argumennya.
g.      Pada saat yang tepat akhir debat. Tidak perlu menentukan kelompok mana yang menang kemudian didiskusikan apa yang telah peserta didik pelajari dari pengalaman debat tersebut.
h.      Minta peserta didik untuk mengidentifikasi argumen yang paling baik menurut mereka.
5.      Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional adalah pendekatan yang menekankan pada kemanfaatan yang sedang diajarkan kepada peserta didik. Metode yang digunakan seperti demonstrasi dan eksperimen dengan menggunakan teknik atau strategi.
Metode demonstrasi adalah cara penyajian materi pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, keadaan atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik yang sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai penjelasan lisan.

Tujuan :                                                       
Penggunaan metode demonstrasi mempunyai tujuan agar peserta didik mampu memahami tentang cara mengatur, membuat, menyusun sesuatu dan cara bekerjanya.

Kelebihan metode demonstrasi
a.       Peserta didik mudah memahami apa yang dipelajari
b.      Proses pembelajaran lebih menarik
c.       Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat)
d.      Peserta didik dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
Kekurangan metode demonstrasi
a.         Metode ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
b.        Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
c.         Demostrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
Setelah melihat beberapa keuntungan dari metode demonstrasi, maka dalam bidang studi agama, banyak yang dapat didemonstrasikan, terutama dalam bidang pelaksanaan ibadah, seperti pelaksanaan shalat, zakat, beberapa pelaksanaan rukun haji, dan lain sebagainya.
Contoh :
Pada saat anak didik mendemonstrasikan shalat, guru harus mengamati langkah demi langkah dari setiap gerak-gerik murid tersebut, sehingga kalau ada segi-segi yang kurang, guru berkewajiban memperbaikinya. Guru memberi contoh lagi tentang pelaksanaan yang baik dan betul pada bagian-bagian yang masih dianggap kurang baik.
Dibidang studi umum, studi olah ragalah yang paling tepat digunakan metode demonstrasi, yaitu murid yang dianggap trampil mendemonstrasikan loncat tinggi, loncat tinggi, loncat jauh dan sebagainya.

Metode eksperimen, Metode ini biasanya dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu seperti ilmu alam, ilmu kimia, dan sejenisnya, biasanya terhadap ilmu-ilmu alam yang didalam penelitiannya menggunakan metode yang sifatnya objektif, baik dilakukan di dalam / di luar kelas maupun dalam suatu laboratorium tertentu.
Metode eksperimen ini hendaknya diterapkan bagi pelajaran-pelajaran yang belum diterangkan/diajarkan oleh metode lain sehingga terasa benar fungsinya. Karena setelah diadakan percobaan-percobaan barulah guru memberikan penjelasan atau kalau perlu diadakan diskusi terhadap masalah-masalah yang ditemukan dalam eksperimen tersebut.
Contohnya:
Sebatang bibit belimbing ditanam berdampingan dengan sebatang bibit cabe. Dalam pertumbuhannya, sama-sama memerlukan zat-zat dari tanah, udara, cahaya, matahari, pupuk, dan sebagainya.tetapi setelah berubah, belimbing tetap menghasilkan buah belimbing yang rasanya asam-asam manis, cabe tetap menghasilkan cabe dengan rasanya yang pedas. Pada saat itu kita dapat berkata kepada murid-murid begitulah kebesaran Allah swt, yang telah mengatur alam semesta dan makhluk-makhluk termasuk pohon belimbing yang berdekatan dengan pohon cabe tersebut.




Berikut langkah-langkah teknik atau strategi pembelajaran:
a.       Tentuakn prosedur atau langkah-langkah yang akan diajarkan kepada peserta didik.
b.      Minta peserta didik untuk memerhatikan anda dalam mengerjakan prosedur. Lakukan dengan penjelasan atau komentar yang seminim mungkin. Tugas disini adalah memberikan gambaran visual tentang prosedur sesuatu. Jangan terlalu berharap peserta didik akan banyak mengingat apa yang akan dikerjakan. Dalam kesempatan ini, anda hanya dituntut untuk membangun kesiapan belajar peserta didik.
c.       Bentuk peserta didik menjadi pasangan-pasangan. Demonstrasikan lagi bangian pertama dari prosedur, usahakan tidak terlalu banyak memberikan penjelasan. Minta masing-masing pasangan untuk mendiskusikan apa yang mereka saksikan dari demonstrasi sang guru.
d.      Minta beberapa orang untuk menjelaskan apa yang anda lakukan. Jika peserta didik masih kesulitan, ulangi lagi demonstrasi anda.
e.       Beri kesempatan masing-masing pasangan untuk mempraktikan prosedur.
f.       Akhiri dengan memberi tantangan kepada peserta didik untuk melakukan  prosedur dari awal sampai akhir. 
6.      Pendekatan Keteladanan
Pendekatan keteladanan adalah pendekatan pendidikan dan pengajarannya dengan cara pendidik/guru memberikan contoh-contoh teladan yang baik kepada anak didik, agar ditiru dan dilaksanakan. Pendekatan ini sangat tepat apabila digunakan untuk mendidik atau mengajar akhlak, karena untuk pelajaran akhlak dituntut adanya contoh keteladanan dari pihak guru itu sendiri atau keteladanan seorang tokoh-tokoh besar seperti riwayat-riwayat orang besar, para pahlawan dan para syuhada’ termasuk para nabi. Apa lagi bagi anak usia MI atau SD ke bawah, yang masih yang masih didominasi oleh sifat menirunya terhadap apa yang didengarnya,dan diperbuat orang dewasa yang ada disekitarnya[9] . Contoh metode yang digunakan seperti sosio-drama dengan menggunakan teknik role play.
Metode Sosiodrama
Drama atau sandiwara dilakukan oleh sekelompok orang, untuk memainkan suatu cerita yang telah disusun naskah ceritanya dan dipelajari sebelum dimainkan. Adapun cara melakunya harus memahami lebih dahulu tentang peranan masing-masing yang akan dibawakannya.
Metode sosiodrama adalah juga semacam drama atau sandiwara, akan tetapi tidak disiapkan naskahnya terlebih dahulu. Metode sosiodrama ini dapat dilaksanakan terutama dalam bidang studi kesenian atau dapat juga dilaksanakan dalam bidang sejarah. Dalam bidang studi Agama dapat dilaksanakan terutama dalam bidang Sejarah Islam.
Metode sosiodrama ini dilakukan setelah guru menjelaskan tentang suatu hal yang menyangkut bidang studi agama.
Contoh :
Misalnya bagaimana sikap sahabat Nabi diantaranya Umar bin Khattab tatkala masuk Islam. Semula dia adlah seorang yang keras menentang Islam tiba-tiba setelah mendengarkan berkumandangnya ayat-ayat al-Qur’an yang dibaca oleh adik kandungnya sendiri, maka tergugahlah untuk memluk agama Islam.
Perubahan sikap dari pahlawan kafir quraisy menjadi pahlawan Islam dapat digambarkan dalam bentuk drama, yang dicoba diperankan oleh anak didik sendiri didepan rekan-rekannya.
Kesan dari drama yang dimainkannya sendiri akan besar pengaruhnya pada perkembangan jiwa anak didik baik yang langsung berperan dalam sandiwara, maupun yang menyaksikannya. Oleh karena itu metode sosiodrama ini akn lebih banyak berpengaruh terhadap perubahan sikap kepribadian anak didik.
Tujuan metode sosio drama :
Metode ini sangat tepat apabila digunakan untuk mendidik dan mengajar akhlak, karena untuk pelajaran akhlak dituntut adanya contoh keteladanan dari pihak guru itu sendiri. Apalagi bagi anak usia MI atau SD kebawah, yang masih didominasi oleh sifat-sifat menirunya terhadap apa yang didengar, dan diperbuat oleh orang-orang dewasa yang ada disekitarnya.
Kelebihan :
a.       Terlatih untuk berinisiatif dan kreatif.
b.      Dapat memupuk bakat pada siswa.
c.       Dapat membagi tanggung jawab terhadap siswa.
d.      Bahasa siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.

Kekurangan :
a.       Banyak memakan waktu.
b.      Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka kurang kreatif.
c.       Memerlukan tempat yang luas, jika bermain ditempat sempit menjadi kurang bebas.

Berikut langkah-langkah teknik atau strategi pembelajaran role play.
a.         Ambilah peran yang menekankan pada ekspektasi-ekspektasi sosial terhadap pemegang peran.
b.         Mintalah seorang peserta didik untuk memainkan peran yang ditentukan (misalnya, berperan sebagai polisi) dan minta juga peserta didik yang lain untuk berperan sebagai orang yang berkaitan dengan peran polisi.
c.         Minta peserta didik untuk membuat skenario drama yang berhubungan dengan peran sosial yang telah ditentukan.
d.        Tampilkan skenario melalui performance drama.
e.         Beri kesempatan kepada peserta didik untuk menaggapi peran yang telah dimainkan.
f.          Guru mengaitkan hasil tanggapan peserta didik dengan materi pembelajaran.
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.      pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran.
2.      Macam-macam Pendekatan
1)      Pendekatan Pengalaman
2)      Pendekatan Pembiasaan
3)      Pendekatan Emosional
4)      Pendekatan Rasional
5)      Pendekatan Fungsional
6)      Pendekatan Keteladanan


B.  Kritik dan Saran
            Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekhilafan oleh karena itu, kepada para pembaca kami mengharapkan saran dan kritik ataupun tegur sapa yang sifatnya membangun akan diterima dengan senang hati demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Falah, Aspek-aspek Pendidikan Islam, Idea Press Yogyakarta, Yogyakarta;2010
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung; 2008
Basyirrudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat Press, Jakarta;1985
Hendyat Soetopo, Pendidikan Dan Pembelajaran, Universitas Muhamadyah Malang, Malang; 2005
Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Alfabeta, Bandung; 2012
J.J Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosda Karya, Bandung; 2009
Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam, CV PUSTAKA SETIA, Bandung;2011
Novan Ardy Wiyani dkk, Ilmu Pendidikan Islam, AR-RUZZ MEDIA, Jogjakarta; 2012
Sholeh Hamid, Metode Edutainment, Diva Press, Jogjakarta; 2013
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta;2001


[1] Novan Ardy Wiyani dkk, Ilmu Pendidikan Islam, AR-RUZZ MEDIA, Jogjakarta; 2012, hal. 185.
[2] Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Alfabeta, Bandung; 2012, hal. 163.
[3] Op.Cit, Novan Ardy Wiyani dkk, hal. 185-186.
[4] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung; 2008, hal. 137-138.
[5]Op.Cit, Heri Gunawan, hal. 168-169.
[6] Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta; 2001, hal.240-241
[7] Ibid,  hal. 298

[8] Basyirrudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat Press, Jakarta; hal. 68-70

[9] Ahmad Falah, Aspek-aspek Pendidikan Islam, Idea Press Yogyakarta, Yogyakarta;2010, hal.90-91

Tidak ada komentar:

Posting Komentar