Jumat, 25 Desember 2015

RESUME JUAL BELI, RUKUN, SYARAT DAN BENTUKNYA



RESUME
JUAL BELI, RUKUN, SYARAT DAN BENTUKNYA

Disusun  Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : FIQIH II (Mu’amalah)
Dosen Pengampu: Zakiyah Isnawati, M.Pd


Disusun Oleh :
Kelompok 5
1.      Isyroh Liya Rizqi            (1310110051)
2.      Inayatul Mustafidah       (1310110059)
3.      Sulfiana Mufidah            (1310110068)
4.      Anas Zakaria                   (1310110070)









 
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH / PAI-B2
2015



PEMBAHASAN MATERI
A.    JUAL BELI, SYARAT, RUKUN, DAN  BENTUKNYA
1.      Pengertian Jual Beli
Jual beli menurut bahasa berarti Al-bai’, Al-Tijarah, dan Al-Mubadalah, sebagaimana Firman Allah
¨bÎ) tûïÏ%©!$# šcqè=÷Gtƒ |=»tGÏ. «!$# (#qãB$s%r&ur no4qn=¢Á9$# (#qà)xÿRr&ur $£JÏB öNßg»uZø%yu #uŽÅ  ZpuŠÏRŸxtãur                  šcqã_ötƒ Zot»pgÏB `©9 uqç7s? ÇËÒÈ  
29. Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anuge rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. (Al- Fatir : 29)
Menurut Istilah (Terminologi) Jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara suka rela diantara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau sesuai ketentuan yang dibenarkan syara’ dan disepakati. [1]
Rukun Jual Beli.
a.       Bai’ (penjual)
b.      Mustari (pembeli)
c.       Shighat( ijab dan Qabul)
Shighat adalah ikatan kata antara penjual dan pembeli. Jual beli belum dikatakan sah sebelum ijab dan kabul dilakukan sebab ijab Qabul menunjukkan kerelaan (keridhaan).
d.      Ma’qud Alaih (benda atau barang).
Syarat Jual Beli
Agar jual beli menjadi sah, diperlukan terpenuhinya syarat-syarat  sebagai berikut
a.       Syarat ijab qabul
a)        Syarat-syarat ijab Qabul antara penjual dan pembeli berhubungan dalam satu tempat tanpa adanya pemisah atau perusak.
b)        Jangan diselinggi dengan kata-kata lain ketika melaksanakan ijab dan Qabul
c)        Beragama islam, syarat ini khusus untuk pembeli saja dalam benda-benda tertentu.
b.      Syarat orang yang berakad
Baligh, berakal agar tidak ditipu orang. Batal akad jual beli dikarenakan akad tersebut dilakukan oleh anak kecil, orang gila dan orang bodoh, sebab mereka tidak pandai mengendalikan harta dan menjadikan transaksi  jual beli tidak sah.
c.       Syarat barang yang diakadkan
a)      Bersihnya barang (suci)
b)      Dapat dimanfaatkan
c)      Milik orang yang melakukan akad
d)     Bisa diserahkan
e)      Harus diketahui keadaannya
f)       Barang yang diakadkan ada ditangan.[2]
2.      Jual Beli Dalam Bentuk Khusus
Jual beli dalam bentuk khusus ini di bagi menjadi dua, yaitu
a)      Jual Beli Murabahah
Adalah suatu pembiayaan saling menguntungkan yang dilakukan oleh Shahib al-mal dengan pihak yang membutuhkan melalui transaksi jual beli dengan penjelasan bahwa harga pengadaan barang dan harga jual terdapat nilai lebih yang merupakan laba atau keuntungan bagi Shahib al-mal dan pengembaliannya dilkukan secara tunai atau angsur.
b)      Jual Beli Salam
Adalah suatu transaksi menjual suatu barang yang penyerahannya ditunda, atau menjual suatu barang yang ciri-cirinya disebutkan dengan jelas dan pembayaran modal terlebih dahulu, sedangkan barangnya diserahkan dikemudian hari.[3]

B.     Khiyar dan macam-macamnya
Khiyar artinya “ boleh memilih antara dua pilihan, meneruskan akad jual beli atau mengurungkan ( menarik kembali tidak jadi jual beli) diadakan khiyar oleh syara’ agar kedua orang  yang berjual beli dapat memikirkan kemaslahatan masing-masing lebih jauh, supaya tidak akan terjadi penyesalan dikemudihan hari lantaran merasa tertipu.
Macam-macam Khiyar
1.      Khiyar majlis
Adalah si pembeli dan si penjual boleh memilih antara dua perkara tadi selama keduanya masih tetap berada ditempat jual beli. khiyar majlis diperbolehkan dalam segala macam jual beli.
2.      Khiyar syarat
Adalah khiyar itu dijadikan syarat sewaktu akad oleh keduanya atau oleh salah seorang, seperti kata si penjual, “ saya jual barang ini dengan harga sekian dengan syarat khiyar dalam tiga hari atau kurang dari tiga hari.”
Khiyar syarat boleh dilakukan dalam segala macam jual beli kecuali barang yang wajib diterima ditempat jual beli, seperti barang-barang riba. masa khiyar syarat paling lama hanya tiga hari tiga malam, terhitung dari waktu akad.
3.      Khiyar Aibi (cacat)
Adalah si pembeli boleh mengembalikan barang yang belinya apabila barang itu terdapat suatu cacat yang mengurangi kualitas, barang itu, atau mengurangi harganya, sedangkan biasanya barang yang seperti itu baik dan sewaktu akad cacatnya itu sudah ada, tetapi si pembeli tidak tahu, atau terjadi sesuadah akad, yaitu sebelum diterimanya.[4] 

C.    Riba, Dasar Hukum, dan Macam-Macamnya
Riba menurut etimologi adalah tambahan. Sedangkan menurut terminologi ulama fiqih mendefinisikan sebagai berikut :
a.       Menurut ulama Hanabilah adalah pertamabahan sesuatu yang dikhususkan.
b.      Menurut ulama Hanafiyah  tambahan pada harta pengganti dalam pertukaran harta dengan harta.
Dasar Hukum Riba
Riba diharamkan berdasarkan Al-Quran, Sunnah, dan Ijma’
a.       Al-Quran
šúïÏ%©!$# tbqè=à2ù'tƒ (#4qt/Ìh9$# Ÿw tbqãBqà)tƒ žwÎ) $yJx. ãPqà)tƒ Ï%©!$# çmäܬ6ytFtƒ ß`»sÜø¤±9$# z`ÏB Äb§yJø9$# 4 y7Ï9ºsŒ öNßg¯Rr'Î/ (#þqä9$s% $yJ¯RÎ) ßìøt7ø9$# ã@÷WÏB (#4qt/Ìh9$# 3 ¨@ymr&ur ª!$# yìøt7ø9$# tP§ymur (#4qt/Ìh9$# 4 `yJsù ¼çnuä!%y` ×psàÏãöqtB `ÏiB ¾ÏmÎn/§ 4ygtFR$$sù ¼ã&s#sù $tB y#n=y ÿ¼çnãøBr&ur n<Î) «!$# ( ïÆtBur yŠ$tã y7Í´¯»s9'ré'sù Ü=»ysô¹r& Í$¨Z9$# ( öNèd $pkŽÏù šcrà$Î#»yz ÇËÐÎÈ  
275. orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.  
(QS. Al-Baqarah :275)
b.      As-sunnah
حَدِيثُث أَبىِ هرَيْرَةَ ر.ع. عنِ النَّبِيِّ.ص.م.قَالَ : اِجْتَنِبُوْاالسىبْعَ الْمُوْبِقاَتِ. قَالُوا:يَارَسُولَ اللّهُ وَما هُنَّ؟ قَالَ: اَلشْرِكُ بِاللّهُ وَالسِّحْرُوقَتْلُ النَّفْسِ الَّتىِ حَرَّاللّهُ الاَّ بِالْحقِّ و أَكْلُ الرِّبَاوَأكْلُ مَالِ الْيَتِيْمِ واْلتَّوَلّىِ يَوْمَ الزَّحْفَ وَقَدْفُ اْلمُخْصَنَاتِ اْلمُؤْمِنَاتِ اْلغَافلاَتِ.(رواه البخارى)
Artinaya: Abu Hurairah r.a. berkata bahwa bahwa nabi SAW bersabda, “ Tinggalkanlah tujuh dosa yang dapat membinasakan. “Sahabat bertanya” Apakah itu,  ya Rasulullah ? “ jawab Nabi, (1) Syirik, (2) berbuat sihir (tenung), (3) membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah, kecuali yang hak, (4) memakan harta riba, (5) makan harta anak yatim, (6) melarikan diri dari perang jihat pada saat berjuang (7) menuduh wanita mukminat yang sopan (berkeluarga) dengan tuduhan zina”.

c.       Ijma’
Seluruh Ulama sepakat bahwa riba diharamkan dalam Islam.
Macam-macamnya Riba
1.      Riba Fadli
Ialah jual beli yang mengandung unsur riba pada barang sejenis dengan adanya tamabahan pada salah satu benda tersebut. Oleh karena itu, jika melaksanakan akad jual beli antar barang yang sejenis, tidak boleh dilebihkan salah satunya agar terhindar dari unsur riba.   
2.      Riba Nasi’ah
Adalah riba yang pembayarannya atau penukarannya berlipat ganda karena waktunya diundurkan. [5]

 




[1] Solikhul Hadi, Fiqih Muamalah, Nora Media Enterprise, Kudus; 2011, hal 58
[2] Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 12,  Pustaka, TT, hal 51-52
[3] //http; suprihatin1508.blogspot,com/2013/11/jual-beli-murabahah-salam-dan istishna_21.html?m=1 diunduh tanggal 13 september 2015

[4] Sulaiman  Rasjid, Fiqih Islam, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2013, hal 286-288   
[5] Rahmat Syafe’i, Fiqih Muamalah,  Pustaka Setia, Bandung, 2001, hal 259-262






Daftar Pustaka
Rahmat Syafe’i, Fiqih Muamalah,  Pustaka Setia, Bandung, 2001
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 12,  Pustaka, TT
Solikhul Hadi, Fiqih Muamalah, Nora Media Enterprise, Kudus; 2011
Sulaiman  Rasjid, Fiqih Islam, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2013
http:// suprihatin1508.blogspot,com/2013/11/jual-beli-murabahah-salam-dan istishna_21.html?m=1 diunduh tanggal 13 september 2015




Tidak ada komentar:

Posting Komentar