AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SEBAGAI
SUMBER
MEDIA PEMBELAJAAN ISLAM
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas pada
Mata kuliah : Media Pembelajaran PAI
Dosen : Rochanah, M.Pd.I
Disusun oleh :
1.
Siti Fauzul Muna (1310110042)
2.
Zahrotul Mustabsyiroh (1310110046)
3.
Norudin (1310110048)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
KUDUS
TARBIYAH / PAI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-qur’an dan
As-sunnah merupakan dua pusaka yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai
sumber ajaran islam, termasuk didalamnya sebagai sumber media dalam
pembelajaran Agama Islam. Media disini adalah sebagai alat dalam penyampaian
ajaran-ajaran pendidikan Islam. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran Agama
Islam perlu media yaitu Al-Qur’an dan As-sunnah, karena keduanya merupakan yang
menjembatani untuk mengetahui Pembelajaran Agama Islam lebih dalam lagi.
Kedudukan
Al-qur’an berada diurutan pertama sebelum As-sunnah, baik dalam kaitannya
sebagai sumber ajaran agama maupun sebagai sumber media dalam pembelajaran
Agama Islam (PAI). Dalam rumpun PAI sendiri memiliki cabang-cabang ilmu
pengetahuan atau pembelajaran, diantaranya Al-Qur’an Hadits, Fiqih, Aqidah
Akhlaq dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Dalam semua pelajaran ini sumbernya
adalah Al-qur’an dan As-sunnah, sehingga dapat diperjelas lagi bahwa keduanya
merupakan media yang digunakan dalam menggali pengetahuan ajaran Agama Islam.
Beikut dalam
makalah ini akan dibahas lebih dalam lagi mengenai Al-Qu’an dan As-sunnah
sebagai media dalam pembelajaran Islam.
B.
Rumusan Masalah
Dalam
pembahasan topik ini, kami menarik beberapa rumusan masalah diantaranya:
1.
Bagaimana hakikat Al-qur’an dan As-sunnah?
2.
Bagaimana pembelajaran Islam itu?
3.
Bagaimana pengetian media?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Al-Qur’an, Assunnah dan Media
Menurut Manna Khalil Al-Qatthan, al-qur’an secara
etimologis, berasal dari kata “qara’a,
Yaqra’u, qira’atan atau qur’anan” yang berarti mengumpulkan (Al-jam’u) dan menghimpun (Adh-Dhammu) huruf serta kata-kata dari
satu bagian ke bagian lain secara teratur. Dikatakan
Al-Qur’an karena ia berisiskan intisari semua kitabullah dan intisari dari ilmu
pengetahuan.
Al-Qur’an adalah
sumber ajaran agama Islam yang pertama dan utama. Menurut keyakinan umat Islam
yang diakui kebenarannya oleh peneliti ilmiah, Al-Qur’an adalah kitab suci yang
memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama benar dengan yang disampaikan oleh
Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit
selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Makkah kemudian di Madinah.
Tujuannya, untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat manusia dalam hidup
dan kehidupannya mencapai kesejahteraan di dunia ini dan kebahagiaan di akhirat
kelak.
Sedangkan
As-Sunnah adalah sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur’an. Definisi
As-sunnah secara lughawi adalah berita atau segala sesuatu yang baru. Dalam pembahasan
Sunnah, istilah tersebut berarti segala sesuatu perkataan, perbuatan, dan sikap
diamnya Nabi atau ketetapan Nabi. Sebagai sumber agama dan ajaran Islam,
Assunnah memiliki peranan penting setelah Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai kitab
suci dan npedomjan hidup umat Islam dituruinkan padsa umumnya dalam kata-kata
yang perlu dirinci dan dijelaskan lebih lanjut, agar dapat dipahami dan
diamalkan. Dalam surat An-Nakhl ayat 44 kalimat kedua Allah menyatakan bahwa
“dan kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu (Muhammad) menjelaskan
kepada umat manusia apa yang diturunkan kepada mereka….” Tugas menjelaskan
wahyu Allah telah dilaksanakan oleh Rasulullah. Inilah yang dinamakan Suinnah
Rasul.
Secara
etimologis, kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium, yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan.
Dari
pengertian etimologis tersebut, tampaknya
kata media berlaku untuk umum, berbagai kegiatan atau usaha, seperti media
dalam penyampaian pesan, media pengantar, magnet atau panas dalam bidang
teknik. Istilah media juga digunakan dalam bidang pengajaran atau pendidikan
sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran.
Menurut
Gearlach media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap. Jadi dapat diartikan media bukan hanya alat perantara,
seperti televisi, radio, slide, bahan
cetakan, akantetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau
juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karya wisata, simulasi, dan
lain-lain sebagaimana yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan,
mengubah sikap siswa, atau untuk menambah ketrampilan.
1.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan terhadap pemilihan prioritas
pengadaan media pendidikan adalah sebagai berikut :
a.
Relevansi pengadaan media pendidikan.
b.
Kelayakan pengadaan media pendidikan.
c.
Kemudahan pengadaan media pendidikan.[1]
2.
Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Sadiman (1985), adalah sebagai
berikut :
a.
Memperjelas sajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalististis
(dalam bentuk kata-kata tertulis, atau lisan belaka).
b.
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, seperti objek yang
terlalu besar, bisa digambarkan dengan realitas gambar, film, bingkai, atau
model. Dengan begini siswa tidak hanya mendapat sebatas teori yang bersifat
abstrak, akan tetapi siswa bisa melihat teori yang didukung dengan slide
gambar ataupun media yang lain yang dapat membantu siswa dalam memahami
pelajaran.
c.
Dengan menggunakan media yang tepat dan bervariasi, dapat mengatasi sikap
pasif siswa, maka dalam hal ini media pembelajaran dapat berguna : 1).
menimbulkan kegairahan belajar, 2). Memungkinkan adanya interaksi yang bersifat
langsung antara siswa dengan lingkungan, 3). Memungkinkan siswa belajar
sendiri, sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Dalam proses
belajar mengajar, menggunakan media merupakan hal yang harus dilakukan guna
menunjang keberhasilan dalam belajar. Hal ini karena mengajar merupakan usaha
yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar, dan belajar adalah proses
perubahan tingkah laku melalui pengalaman-pengalaman, baik pengalaman langsung
maupun tidak langsung. Belajar bukan harus di dalam sekolah, pesantren, ataupun
lembaga-lembaga yang lain, akan tetapi belajar juga bisa dilakukan dimana saja
dan kapan saja.[2]
B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran menurut Oemar Hamalik adalah sebagai sesuatu
kombinasi yang tersusun, meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
pembelajaran.[3] Adapun pembelajaran
pendidikan Agama Islam (PAI) menurut muhaimin adalah suatu upaya membuat
peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar dan
tertarik untuk terus-menerus mempelajari agama Islam, baik untuk mengetahui
bagaimana cara beragama yang benar maupun
mempelajari Islam sebagai pengetahuan.[4]
Dari pengertian
tersebut, dapat ditemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan, dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu sebagai berikut:
1. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha
sadar, yakni kegiatan bimbingan, pengajaran adan atau latihan yang dilakukan
secara terencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
2. Peserta didik yang hendak disiapkan
untuk mencapai tujuan, dalam arti ada yang dibimbing, diajari, atau dilatih
dalam meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dean pengamalan terhadap
ajaran Islam.
3. Pendidik atau guru Pendidikan Agama
Islam yang melakukan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan secara sadar terhadap
peseta didiknya untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.
4. Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan ajaran Agama Islam dari peserta didik, disamping untuk membentuk
kesalehan dan kualitas pribadi juga untuk membentuk kesalehan sosial.
Di dalam ajaran agama Islam banyak sekali mengenai
pembelajaran-pembelajaran Islam khususnya di Indonesia, di antaranya yaitu
pembelajaran ‘ulumul Qur’an, ‘ulumul Hadits, ilmu aqaid, ilmu akhlaq, sejarah
Islam. Yang mana pembelajaran ilmu-ilmu tersebut banyak digunakan dikalangan
pendidikan Islam baik itu dari kalangan Madrasah Ibtidaiyyah, Tsanawiyah, Aliyah
serta Perguruan Tinggi Islam. Dari pembelajaran ini
akhirnya akan melahirkan Ilmu Pendidikan Islam yang digunakan sebagai basic
dalam penyampaian pembelajaran.
C.
Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai Sumber Media
Al-Qur’an dan As-Sunnah merupakan firman Allah
yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui ruhul amil, malaikat jibril
untuk dijadikan pedoman hidup bagi makhluk-makhluk Allah disetiap ruang dan
waktu.
Dalam dunia pendidikan, seorang guru
muslim seyogyanya menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam mengajar.
Menjadikannya sebagai referensi awal dalam segala hal yang akan ia ajarkan.
Karena sesungguhnya Al-Qur’an merupakan sebuah kitab yang universal dalam
menerangkan segala persoalan, termasuk didalamnya mengenai media dalam
pendidikan.
!$¯RÎ) çm»oYø9tRr& $ºRºuäöè% $wÎ/ttã öNä3¯=yè©9 cqè=É)÷ès? ÇËÈ
Artinya:
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar
kamu memahaminya.” (QS.
Yusuf[12]:2)
Media yang
digunakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an yaitu, ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai
dengan mata pelajaran. Media ini tergolong media riil dan tradisonal karena
sering dibaca dan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari siswa, sehingga mudah
dipahami dan tentu saja sangat ditemukan dalam kehidupan dan mudah untuk
digunakan baik oleh siswa maupun oleh guru dalam proses belajar mengajar Bahasa
Arab.
Sisi menarik
dari penggunaaan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai media ini adalah tercapainya iklim
belajar yang menyenangkan dan lebih menarik perhatian siswa. Siswa dapat
belajar kelompok atau individu sambil membaca dan memahami Al-Qur’an dibawah
bimbingan dan pengawasan guru dan diharapkan dapat membantu mempermudah siswa
dalam membaca teks Bahasa Arab.
Dalam Bahasa
Arab kemampuan membaca menduduki peranan yang penting. Terbukti dalam Al-Qur’an
Surat Al-Alaq ayat 1-5 yang juga merupakan wahyu yang pertama turun kepada Nabi
Muhammad SAW. Ayat tersebut menyatakan bahwa membaca merupakan syarat pertama
dalam mengembangkan berbagai macam ilmu, membangun peradaban, dan menetapkan
budaya dan tradisi yang akan mempengaruhi masyarakat alam sekitarnya.
Menurut Ramayulis,
sumber pokok belajar dalam pendidikan Islam yaitu:[5]
1.
Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan sumber utama dari ilmu pengetahuan yang
langsung disampaikan Allah kepada Rasulnya. Disamping mengandung
petunjuk-petunjuk dan tuntunan yang bersifat ubudiyah dan akhlaqiyah, juga
mengandung petunjuk yang dapat dijadikan pedoman manusia untuk mengelola dan
menyelidiki alam semesta, atau untuk mempelajari gejala-gejala dan hakekat
hidup yang dihadapi dari masa ke masa.
Oleh karena itu dalam pendidikan Islam, Al-Qur’an merupakan sumber
belajar utama. Secara historis pada awal pertumbuhan Islam, Nabi Muhammad SAW
menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber belajar,
disamping beliau sendiri melalui ucapan, perbuatan dan ketetapan beliau
(sunnah) juga menjadi sumber pendidikan agama Islam. Firman Allah SWT QS An
Nahl:64
!$tBur $uZø9tRr& y7øn=tã |=»tGÅ3ø9$# wÎ) tûÎiüt7çFÏ9 ÞOçlm; Ï%©!$# (#qàÿn=tG÷z$# ÏmÏù Yèdur
ZpuH÷quur 5Qöqs)Ïj9 cqãZÏB÷sã ÇÏÍÈ
Artinya:
Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu
dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS. An-Nahl:64)
Salah satu isi dari al-qur’an adalah jalan menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat, berupa ketentuan dan aturan-aturan yang harus
dipenuhi untuk mencapai keridhaan Allah SWT seperti firman Allah SWT dalam QS.
Al-maidah:5:16)
Ïôgt ÏmÎ/ ª!$# ÇÆtB yìt7©?$# ¼çmtRºuqôÊÍ @ç7ß ÉO»n=¡¡9$# Nßgã_Ì÷ãur z`ÏiB ÏM»yJè=à9$# n<Î) ÍqY9$# ¾ÏmÏRøÎ*Î/ óOÎgÏôgtur 4n<Î) :ÞºuÅÀ 5OÉ)tGó¡B ÇÊÏÈ
“Dengan kitab
Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan
keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu
dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan
menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS. Al-Maidah:5:16)
Di dalam ayat ini
bisa kita ketahui bahwasanya Allah SWT memberi petunjuk melalui media kitab
Al-Qur’an kepada orang yang diridhai-Nya, adapun orang yang diridhainya adalah orang
yang beriman, karena sesungguhnya orang yang beriman akan ditunjukkan jalan
keselamatan, dan Allah akan mengeluarkan mereka orang yang beriman dari
kedhaliman (kekafiran) menuju kepada cahaya (iman), dengan izin-Nya dan dengan
iradah-Nya, dan Allah SWT akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman
menuju jalan yang lurus yaitu agama islam.[6]
Dan pada ayat di atas, Allah SWT menyebutkan tiga macam kegunaan dari
Al-Qur’an. Hal ini jika kita kaitkan dengan media dalam pendidikan maka kita
akan mengetahui bahwa minimal ada tiga syarat yang harus dimiliki suatu media
sehingga alat yang dimaksud dapat
benar-benar digunakan sebagai media pembelajaran. Tiga aspek itu adalah:
a.
Bahwa media harus mampu memberikan petunjuk (pemahaman)
kepada siapapun siswa yang memperhatikan penjelasan guru dan memahami medianya.
b.
Dalam tafsir Al Maraghi disebutkan bahwa Al-Qur’an
sebagai media yang digunakan oleh Allah akan mengeluarkan penganut-Nya dari
kegelapan aqidah berhala. Keterangan ini memiliki makna bahwa setiap media yang
digunakan oleh seorang guru seharusnya dapat memudahkan siswa dalam memahami
sesuatu.
c.
Sebuah media harus mampu mengantarkan para siswanya
menuju tujuan belajar mengajar serta tujuan pendidikan dalam arti lebih luas.
Media yang digunakan minimal harus mencerminkan (menggambarkan) materi yang
sednag diajarkan. Semisal dalam mengajarkan nama-nama benda bagi anak-anak,
maka media yang digunakan harus mampu mewakili benda-benda yang dimaksud. Tidak
mungkin dan tidak diperbolehkan mengajarkan kata “meja” tetapi media yang
digunakan adalah motor.
2.
As-Sunnah
Media pendidikan yang digunakan pada masa Rasulullah
bisa dikatakan praktis tidak ada, baik media melauli audio, visual, audio
visual, maupun media cetak, media yang digunakan pada masa Rasulullah yaitu
dengan mendengarkan lewat telinga, melihat dengan mata, dan menulis di atas
kertas.
Materi yang disampaikan Nabi sebagai pendidik
kepada para sahabatnya sebagai peserta didik adalah materi-materi hadits yang
disampaikan secara lisan langsung, dengan cara nabi menyampaikan dan sahabat
mendengarkan cara seperti itu yang sering dilakukan oleh Nabi dalam mendidik
sahabat-sahabatnya. Media yang digunakan pada praktik pendidikan ini tidak ada,
hanya mengandalakan kemampuan pendengaran sahabat dalam menerima materi hadits
dari Nabi. [7]
As-Sunnah merupakan sumber kedua setelah Al-Qur’an. Amalan yang
dikerjakan oleh Rasulullah dalam proses perubahan hidup sehari-sehari menjadi
sumber belajar yang pokok setelah Al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena Allah
SWT menjadikan Rasulullah sebagai teladan bagi umatnya. Firman Allah SWT QS.
Al-Ahzab:21
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_öt
©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sur ©!$# #ZÏVx. ÇËÊÈ
Artinya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan Dia banyak menyebut Allah.
Rasulullah
juga menegaskan sebagaimana sabdanya:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْن، لَنْ
تّضِلُّوا مَا بهمَا: كِتَابَ اللهِ وَسُنّة نَبِيِّهِ تَمَسَّكْتُمْ
Artinya: “Kutinggalkan untuk kamu dua perkara (pusaka)
tidaklah kamu akan tersesat selama-selamanya, selama kamu masih berpegang
kepada keduanya yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.” (HR. Malik).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Hakikat Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Media
Al-Qur’an
adalah sumber ajaran agama Islam yang pertama dan utama. Menurut keyakinan umat
Islam yang diakui kebenarannya oleh peneliti ilmiah, Al-Qur’an adalah kitab
suci yang memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama benar dengan yang disampaikan
oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad.
As-Sunnah merupakan sumber kedua setelah Al-Qur’an. Amalan yang
dikerjakan oleh Rasulullah dalam proses perubahan hidup sehari-sehari menjadi
sumber belajar yang pokok setelah Al-Qur’an.
Media merupakan sebagai jembatan dalam
penyampaian informasi, atau pengetahuan. Lewat media informasi atau pengetahuan
akan lebih mudah dicerna atau diterima oleh orang lain.
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran pendidikan Agama Islam (PAI) menurut
muhaimin adalah suatu upaya membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar,
terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus-menerus mempelajari
agama Islam, baik untuk mengetahui bagaimana cara beragama yang benar maupun mempelajari Islam sebagai pengetahuan.
3. Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai Media
Dalam tafsir Al Maraghi
disebutkan bahwa Al-Qur’an sebagai media yang digunakan oleh Allah akan
mengeluarkan penganut-Nya dari kegelapan aqidah berhala. Keterangan ini
memiliki makna bahwa setiap media yang digunakan oleh seorang guru seharusnya
dapat memudahkan siswa dalam memahami sesuatu.
As-Sunnah merupakan sumber kedua setelah Al-Qur’an. Amalan yang
dikerjakan oleh Rasulullah dalam proses perubahan hidup sehari-sehari menjadi
sumber belajar yang pokok setelah Al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena Allah
SWT menjadikan Rasulullah sebagai teladan bagi umatnya.
B. Saran
Demikian
makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi penyusun
khususnya dan pembaca umumnya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
[2] Heri Gunawan, Kurikulum
Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm
185-187
[3] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara,
Jakarta, 2011, hlm 57
Daftar Pustaka
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2010
Heri Gunawan, Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
Alfabeta, Bandung, 2012
Jalaludin al-mahalli, dan jalaludin as-suyuti, tafsir
jalalain
Muhaimin,
Paradigma Pendidikan Islam, PT. Remaja Rosydakarya, Bandung, 2004
Oemar
Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2011
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar