Jumat, 25 Desember 2015

Makalah AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SEBAGAI SUMBER MEDIA PEMBELAJAAN ISLAM



AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH SEBAGAI SUMBER
MEDIA PEMBELAJAAN ISLAM
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas pada
Mata kuliah : Media Pembelajaran PAI
Dosen  : Rochanah, M.Pd.I




Disusun oleh   :
1.      Siti Fauzul Muna               (1310110042)
2.      Zahrotul Mustabsyiroh      (1310110046)
3.      Norudin                             (1310110048)

 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TARBIYAH / PAI
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Al-qur’an dan As-sunnah merupakan dua pusaka yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai sumber ajaran islam, termasuk didalamnya sebagai sumber media dalam pembelajaran Agama Islam. Media disini adalah sebagai alat dalam penyampaian ajaran-ajaran pendidikan Islam. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran Agama Islam perlu media yaitu Al-Qur’an dan As-sunnah, karena keduanya merupakan yang menjembatani untuk mengetahui Pembelajaran Agama Islam lebih dalam lagi.
Kedudukan Al-qur’an berada diurutan pertama sebelum As-sunnah, baik dalam kaitannya sebagai sumber ajaran agama maupun sebagai sumber media dalam pembelajaran Agama Islam (PAI). Dalam rumpun PAI sendiri memiliki cabang-cabang ilmu pengetahuan atau pembelajaran, diantaranya Al-Qur’an Hadits, Fiqih, Aqidah Akhlaq dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Dalam semua pelajaran ini sumbernya adalah Al-qur’an dan As-sunnah, sehingga dapat diperjelas lagi bahwa keduanya merupakan media yang digunakan dalam menggali pengetahuan ajaran Agama Islam.
Beikut dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam lagi mengenai Al-Qu’an dan As-sunnah sebagai media dalam pembelajaran Islam.
B.     Rumusan Masalah
Dalam pembahasan topik ini, kami menarik beberapa rumusan masalah diantaranya:
1.      Bagaimana hakikat Al-qur’an dan As-sunnah?
2.      Bagaimana pembelajaran Islam itu?
3.      Bagaimana pengetian media?



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Al-Qur’an, Assunnah dan Media
Menurut Manna Khalil Al-Qatthan, al-qur’an secara etimologis, berasal dari kata “qara’a, Yaqra’u, qira’atan atau qur’anan” yang berarti mengumpulkan (Al-jam’u) dan menghimpun (Adh-Dhammu) huruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian lain secara teratur. Dikatakan Al-Qur’an karena ia berisiskan intisari semua kitabullah dan intisari dari ilmu pengetahuan.
Al-Qur’an adalah sumber ajaran agama Islam yang pertama dan utama. Menurut keyakinan umat Islam yang diakui kebenarannya oleh peneliti ilmiah, Al-Qur’an adalah kitab suci yang memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama benar dengan yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Makkah kemudian di Madinah. Tujuannya, untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan kehidupannya mencapai kesejahteraan di dunia ini dan kebahagiaan di akhirat kelak.
Sedangkan As-Sunnah adalah sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur’an. Definisi As-sunnah secara lughawi adalah berita atau segala sesuatu yang baru. Dalam pembahasan Sunnah, istilah tersebut berarti segala sesuatu perkataan, perbuatan, dan sikap diamnya Nabi atau ketetapan Nabi. Sebagai sumber agama dan ajaran Islam, Assunnah memiliki peranan penting setelah Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai kitab suci dan npedomjan hidup umat Islam dituruinkan padsa umumnya dalam kata-kata yang perlu dirinci dan dijelaskan lebih lanjut, agar dapat dipahami dan diamalkan. Dalam surat An-Nakhl ayat 44 kalimat kedua Allah menyatakan bahwa “dan kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu (Muhammad) menjelaskan kepada umat manusia apa yang diturunkan kepada mereka….” Tugas menjelaskan wahyu Allah telah dilaksanakan oleh Rasulullah. Inilah yang dinamakan Suinnah Rasul.
Secara etimologis, kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Dari pengertian etimologis tersebut, tampaknya kata media berlaku untuk umum, berbagai kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar, magnet atau panas dalam bidang teknik. Istilah media juga digunakan dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran.
Menurut Gearlach media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Jadi dapat diartikan media bukan hanya alat perantara, seperti televisi, radio, slide, bahan cetakan, akantetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karya wisata, simulasi, dan lain-lain sebagaimana yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa, atau untuk menambah ketrampilan.
1.      Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan terhadap pemilihan prioritas pengadaan media pendidikan adalah sebagai berikut :
a.       Relevansi pengadaan media pendidikan.
b.      Kelayakan pengadaan media pendidikan.
c.       Kemudahan pengadaan media pendidikan.[1]
2.      Kegunaan media dalam pembelajaran menurut Sadiman (1985), adalah sebagai berikut :
a.       Memperjelas sajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalististis (dalam bentuk kata-kata tertulis, atau lisan belaka).
b.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, seperti objek yang terlalu besar, bisa digambarkan dengan realitas gambar, film, bingkai, atau model. Dengan begini siswa tidak hanya mendapat sebatas teori yang bersifat abstrak, akan tetapi siswa bisa melihat teori yang didukung dengan slide gambar ataupun media yang lain yang dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran.
c.       Dengan menggunakan media yang tepat dan bervariasi, dapat mengatasi sikap pasif siswa, maka dalam hal ini media pembelajaran dapat berguna : 1). menimbulkan kegairahan belajar, 2). Memungkinkan adanya interaksi yang bersifat langsung antara siswa dengan lingkungan, 3). Memungkinkan siswa belajar sendiri, sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Dalam proses belajar mengajar, menggunakan media merupakan hal yang harus dilakukan guna menunjang keberhasilan dalam belajar. Hal ini karena mengajar merupakan usaha yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar, dan belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman-pengalaman, baik pengalaman langsung maupun tidak langsung. Belajar bukan harus di dalam sekolah, pesantren, ataupun lembaga-lembaga yang lain, akan tetapi belajar juga bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.[2]
B.     Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran menurut Oemar Hamalik adalah sebagai sesuatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.[3] Adapun pembelajaran pendidikan Agama Islam (PAI) menurut muhaimin adalah suatu upaya membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus-menerus mempelajari agama Islam, baik untuk mengetahui bagaimana cara beragama yang benar maupun  mempelajari Islam sebagai pengetahuan.[4]
Dari pengertian tersebut, dapat ditemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan, dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu sebagai berikut:
1.      Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni kegiatan bimbingan, pengajaran adan atau latihan yang dilakukan secara terencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
2.      Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti ada yang dibimbing, diajari, atau dilatih dalam meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dean pengamalan terhadap ajaran Islam.
3.      Pendidik atau guru Pendidikan Agama Islam yang melakukan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan secara sadar terhadap peseta didiknya untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.
4.      Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran Agama Islam dari peserta didik, disamping untuk membentuk kesalehan dan kualitas pribadi juga untuk membentuk kesalehan sosial.
Di dalam ajaran agama Islam banyak sekali mengenai pembelajaran-pembelajaran Islam khususnya di Indonesia, di antaranya yaitu pembelajaran ‘ulumul Qur’an, ‘ulumul Hadits, ilmu aqaid, ilmu akhlaq, sejarah Islam. Yang mana pembelajaran ilmu-ilmu tersebut banyak digunakan dikalangan pendidikan Islam baik itu dari kalangan Madrasah Ibtidaiyyah, Tsanawiyah, Aliyah serta Perguruan Tinggi Islam. Dari pembelajaran ini akhirnya akan melahirkan Ilmu Pendidikan Islam yang digunakan sebagai basic dalam penyampaian pembelajaran.
C.     Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai Sumber Media
Al-Qur’an dan As-Sunnah merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui ruhul amil, malaikat jibril untuk dijadikan pedoman hidup bagi makhluk-makhluk Allah disetiap ruang dan waktu.
Dalam dunia pendidikan, seorang guru muslim seyogyanya menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam mengajar. Menjadikannya sebagai referensi awal dalam segala hal yang akan ia ajarkan. Karena sesungguhnya Al-Qur’an merupakan sebuah kitab yang universal dalam menerangkan segala persoalan, termasuk didalamnya mengenai media dalam pendidikan.
!$¯RÎ) çm»oYø9tRr& $ºRºuäöè% $wŠÎ/ttã öNä3¯=yè©9 šcqè=É)÷ès? ÇËÈ
Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf[12]:2)
Media yang digunakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an yaitu, ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai dengan mata pelajaran. Media ini tergolong media riil dan tradisonal karena sering dibaca dan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari siswa, sehingga mudah dipahami dan tentu saja sangat ditemukan dalam kehidupan dan mudah untuk digunakan baik oleh siswa maupun oleh guru dalam proses belajar mengajar Bahasa Arab.
Sisi menarik dari penggunaaan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai media ini adalah tercapainya iklim belajar yang menyenangkan dan lebih menarik perhatian siswa. Siswa dapat belajar kelompok atau individu sambil membaca dan memahami Al-Qur’an dibawah bimbingan dan pengawasan guru dan diharapkan dapat membantu mempermudah siswa dalam membaca teks Bahasa Arab.
Dalam Bahasa Arab kemampuan membaca menduduki peranan yang penting. Terbukti dalam Al-Qur’an Surat Al-Alaq ayat 1-5 yang juga merupakan wahyu yang pertama turun kepada Nabi Muhammad SAW. Ayat tersebut menyatakan bahwa membaca merupakan syarat pertama dalam mengembangkan berbagai macam ilmu, membangun peradaban, dan menetapkan budaya dan tradisi yang akan mempengaruhi masyarakat alam sekitarnya.
Menurut Ramayulis, sumber pokok belajar dalam pendidikan Islam yaitu:[5]
1.      Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan sumber utama dari ilmu pengetahuan yang langsung disampaikan Allah kepada Rasulnya. Disamping mengandung petunjuk-petunjuk dan tuntunan yang bersifat ubudiyah dan akhlaqiyah, juga mengandung petunjuk yang dapat dijadikan pedoman manusia untuk mengelola dan menyelidiki alam semesta, atau untuk mempelajari gejala-gejala dan hakekat hidup yang dihadapi dari masa ke masa.
Oleh karena itu dalam pendidikan Islam, Al-Qur’an merupakan sumber belajar utama. Secara historis pada awal pertumbuhan Islam, Nabi Muhammad SAW menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber belajar, disamping beliau sendiri melalui ucapan, perbuatan dan ketetapan beliau (sunnah) juga menjadi sumber pendidikan agama Islam. Firman Allah SWT QS An Nahl:64
!$tBur $uZø9tRr& y7øn=tã |=»tGÅ3ø9$# žwÎ) tûÎiüt7çFÏ9 ÞOçlm; Ï%©!$# (#qàÿn=tG÷z$# ÏmŠÏù   Yèdur
 ZpuH÷quur 5Qöqs)Ïj9 šcqãZÏB÷sムÇÏÍÈ  
Artinya: Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS. An-Nahl:64)
Salah satu isi dari al-qur’an adalah jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, berupa ketentuan dan aturan-aturan yang harus dipenuhi untuk mencapai keridhaan Allah SWT seperti firman Allah SWT dalam QS. Al-maidah:5:16)
Ïôgtƒ ÏmÎ/ ª!$# ÇÆtB yìt7©?$# ¼çmtRºuqôÊÍ Ÿ@ç7ß ÉO»n=¡¡9$# Nßgã_̍÷ãƒur z`ÏiB ÏM»yJè=à9$# n<Î) ÍqY9$# ¾ÏmÏRøŒÎ*Î/ óOÎgƒÏôgtƒur 4n<Î) :ÞºuŽÅÀ 5OŠÉ)tGó¡B ÇÊÏÈ
“Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS. Al-Maidah:5:16)
Di dalam ayat ini bisa kita ketahui bahwasanya Allah SWT memberi petunjuk melalui media kitab Al-Qur’an kepada orang yang diridhai-Nya, adapun orang yang diridhainya adalah orang yang beriman, karena sesungguhnya orang yang beriman akan ditunjukkan jalan keselamatan, dan Allah akan mengeluarkan mereka orang yang beriman dari kedhaliman (kekafiran) menuju kepada cahaya (iman), dengan izin-Nya dan dengan iradah-Nya, dan Allah SWT akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman menuju jalan yang lurus yaitu agama islam.[6] Dan pada ayat di atas, Allah SWT menyebutkan tiga macam kegunaan dari Al-Qur’an. Hal ini jika kita kaitkan dengan media dalam pendidikan maka kita akan mengetahui bahwa minimal ada tiga syarat yang harus dimiliki suatu media sehingga alat yang dimaksud  dapat benar-benar digunakan sebagai media pembelajaran. Tiga aspek itu adalah:
a.             Bahwa media harus mampu memberikan petunjuk (pemahaman) kepada siapapun siswa yang memperhatikan penjelasan guru dan memahami medianya.
b.            Dalam tafsir Al Maraghi disebutkan bahwa Al-Qur’an sebagai media yang digunakan oleh Allah akan mengeluarkan penganut-Nya dari kegelapan aqidah berhala. Keterangan ini memiliki makna bahwa setiap media yang digunakan oleh seorang guru seharusnya dapat memudahkan siswa dalam memahami sesuatu.
c.             Sebuah media harus mampu mengantarkan para siswanya menuju tujuan belajar mengajar serta tujuan pendidikan dalam arti lebih luas. Media yang digunakan minimal harus mencerminkan (menggambarkan) materi yang sednag diajarkan. Semisal dalam mengajarkan nama-nama benda bagi anak-anak, maka media yang digunakan harus mampu mewakili benda-benda yang dimaksud. Tidak mungkin dan tidak diperbolehkan mengajarkan kata “meja” tetapi media yang digunakan adalah motor.

2.      As-Sunnah
Media pendidikan yang digunakan pada masa Rasulullah bisa dikatakan praktis tidak ada, baik media melauli audio, visual, audio visual, maupun media cetak, media yang digunakan pada masa Rasulullah yaitu dengan mendengarkan lewat telinga, melihat dengan mata, dan menulis di atas kertas.
Materi yang disampaikan Nabi sebagai pendidik kepada para sahabatnya sebagai peserta didik adalah materi-materi hadits yang disampaikan secara lisan langsung, dengan cara nabi menyampaikan dan sahabat mendengarkan cara seperti itu yang sering dilakukan oleh Nabi dalam mendidik sahabat-sahabatnya. Media yang digunakan pada praktik pendidikan ini tidak ada, hanya mengandalakan kemampuan pendengaran sahabat dalam menerima materi hadits dari Nabi. [7]
As-Sunnah merupakan sumber kedua setelah Al-Qur’an. Amalan yang dikerjakan oleh Rasulullah dalam proses perubahan hidup sehari-sehari menjadi sumber belajar yang pokok setelah Al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena Allah SWT menjadikan Rasulullah sebagai teladan bagi umatnya. Firman Allah SWT QS. Al-Ahzab:21
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ötƒ
©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx. ÇËÊÈ
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.

Rasulullah juga menegaskan sebagaimana sabdanya:

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْن، لَنْ تّضِلُّوا مَا بهمَا: كِتَابَ اللهِ وَسُنّة نَبِيِّهِ تَمَسَّكْتُمْ

Artinya: “Kutinggalkan untuk kamu dua perkara (pusaka) tidaklah kamu akan tersesat selama-selamanya, selama kamu masih berpegang kepada keduanya yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.” (HR. Malik).

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Hakikat Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Media
Al-Qur’an adalah sumber ajaran agama Islam yang pertama dan utama. Menurut keyakinan umat Islam yang diakui kebenarannya oleh peneliti ilmiah, Al-Qur’an adalah kitab suci yang memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama benar dengan yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad.
As-Sunnah merupakan sumber kedua setelah Al-Qur’an. Amalan yang dikerjakan oleh Rasulullah dalam proses perubahan hidup sehari-sehari menjadi sumber belajar yang pokok setelah Al-Qur’an.
Media merupakan sebagai jembatan dalam penyampaian informasi, atau pengetahuan. Lewat media informasi atau pengetahuan akan lebih mudah dicerna atau diterima oleh orang lain.
2.      Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran pendidikan Agama Islam (PAI) menurut muhaimin adalah suatu upaya membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus-menerus mempelajari agama Islam, baik untuk mengetahui bagaimana cara beragama yang benar maupun  mempelajari Islam sebagai pengetahuan.
3.      Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai Media
Dalam tafsir Al Maraghi disebutkan bahwa Al-Qur’an sebagai media yang digunakan oleh Allah akan mengeluarkan penganut-Nya dari kegelapan aqidah berhala. Keterangan ini memiliki makna bahwa setiap media yang digunakan oleh seorang guru seharusnya dapat memudahkan siswa dalam memahami sesuatu.


As-Sunnah merupakan sumber kedua setelah Al-Qur’an. Amalan yang dikerjakan oleh Rasulullah dalam proses perubahan hidup sehari-sehari menjadi sumber belajar yang pokok setelah Al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena Allah SWT menjadikan Rasulullah sebagai teladan bagi umatnya.
B.     Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca umumnya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.






[1] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm 238
[2] Heri Gunawan, Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm 185-187
[3] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hlm 57
[4] Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, PT. Remaja Rosydakarya, Bandung, 2004, hlm 183
[5] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2010, hlm 214
[6] Jalaludin al-mahalli, dan jalaludin as-suyuti, tafsir jalalain hlm 110
[7] Ahmad Falah, Hadits Tarbawi, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hlm 97



Daftar Pustaka

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2010

Heri Gunawan, Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Alfabeta, Bandung, 2012

Jalaludin al-mahalli, dan jalaludin as-suyuti, tafsir jalalain

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, PT. Remaja Rosydakarya, Bandung, 2004

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2011

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar