Jumat, 25 Desember 2015

Makalah DOMAIN DESAIN



DOMAIN DESAIN
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah : Media Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu : Rochanah, M. Pd


Disusun oleh
Kelompok 07
1.              M. David Nor Rusmardiyanto                     (1310110043)
2.              Wulan Miftakhul Jannah                             (1310110050)
3.              Mukayyisi Shofial Ana                                 (1310110056)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Domain atau kawasan pertama teknologi pembelajaran adalah desain yang mencakup penerapan sebagai teori, prinsip, dan prosedur dalam melakukan perencanaan atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sistemis atau sistematis. Pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa” bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. Perhatian pada apa yang dipelajari siswa berkaitan dengan bidang kajian kurikulum yang lebih menekankan pada deskripsi tentang apa tujuan yang ingin dicapai, dan apa isi pembelajaran yang seharusnya dipelajari siswa untuk mencapai tujuan itu. Pembelajaran lebih menekankan pada cara untuk mencapai tujuan ini, yaitu berkaitan dengan bagaimana cara engorganisasikan isi pembelajaran, menyampaikan isi pembelajaran dan mengolah pembelajaran. Itulah sebabnya, dapat dikatakan bahwa kajian inti pembelajaran adalah metode pembelajaran.
Desain merupakan sesuatu hal yang begitu penting bagi seseorang yang akan melaksanakan tugas atau pekerjaannya termasuk guru yang akan melaksanakan tugas atau pekerjaannya mengajar (mengelola pengajaran). Dalam proses belajar mengajar antara guru dengan murud, diperlukan adanya interaksi dari kedua elemen pendidikan tersebut. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang berproses dan berorientasi pada suatu tujuan yang ingin dicapai.[1] Untuk lebih jelasnya penulis akan mengkupas mengenai domain desain dalam makalah kali ini.
B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Domain Desain itu?
2.      Apa saja komponen-komponen dalam desain pembelajaran?
3.      Bagaimana peran guru dalam desain pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Domain Desain
Domain atau kawasan pertama teknologi pembelajaran adalah desain yang mencakup penerapan sebagai teori, prinsip, dan prosedur dalam melakukan perencanaan atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sistemis atau sistematis. Desain merupakan sesuatu hal yang begitu penting bagi seseorang yang akan melaksanakan tugas atau pekerjaannya termasuk guru yang akan melaksanakan tugas atau pekerjaannya mengajar (mengelola pengajaran).[2]
Kawasan desain mempunyai asal-usul dari gerakan psikologi pembelajaran.  Beberapa faktor pemicunya adalah :
1.      Artikel tahun 1954 dari B.F. Skinner “The Science of Learning and the Art of Teaching” disertai teorinya tentang pembelajaran berprogram.
2.      Buku tahun 1969 dari Herbert Simon ”The Science of Artificial” yang membahas karakteristik umum dari pengetahuan preskriptif tentang desain; dan
3.      Pendirian pusat-pusat desain bahan pembelajaran dan terprogram, seperti “Learning Resouce and Development Center” di Universitas Pittsburgh pada tahun 1960an.
 Aplikasi teori sistem dalam pembelajaran melengkapi dasar psikologi pembelajaran tersebut. Melalui James Finn dan Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara bertahap mulai berkembang menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi pembelajaran.
Perhatian terhadap desain pesan pun berkembang selama akhir 1960-an dan pada awal 1970-an. Kolaborasi Robert Gagne  dengan Leslie Briggs telah menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup.[3]

Desain berasal dari bahasa Inggris yaitu design. Dalam KBBI, kata desain diartikan sebagai kerangka bentuk, rancangan, motif, pola serta corak.[4] Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain adalah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro seperti program dan kurikulum dan pada tingkat mikro seperti pelajaran dan modul. Sehingga ruang lingkup desain pembelajaran telah diperluas dari sumber belajar atau komponen individual sistem ke pertimbangan maupun lingkungan yang sistemik.
Herbert Simon mengartikan desain sebagai proses pemecahan masalah. Tujuan sebuah desain adalah untuk mencari solusi yang terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Desain pada dasarnya adalah suatu proses yang bersifat linear yang diawali dari peencanaan kebutuhan, kemudian mengembangkan rancangan untuk merespons kebutuhan tersebut, selanjutnya rancangan tersebut diuji cobakan dan akhirnya dilakukan proses evaluasi untuk menetukan hasil tentang efektifitas rancangan yang disusun. Dalam konteks pembelajaran, desain intruksional dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses bahan-bahan pembelajaran beserta aktifitas yang harus dilakukan. Pendekatan yang dapat digunakan daam desain pembelajaran adalah pendekatan system.[5]
 Pembelajaran diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menjadikan orang belajar. Jadi hakikat pembelajaran adalah proses menjadikan orang agar mau belajar dan mampu belajar melalui berbagai pengalamannya agar tingkah lakunya dapat berubah menjadi lebih baik lagi. Desain pembelajaran sendiri sebenarnya dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang jika dikaca dari sudut pandang disiplin, desain pembelajarn membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi dan proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengolahan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran ada berbagai tingkatan. Jika kita melihat desain pembelajaran dari sudut pandang system, merupakan pengembangan system pembelajaran dan system pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar. Sementara sebagai proses, desain pembelajaran adalah proses pemecahan masalah.[6]
Jadi desain pembelajaran adalah sebuah rancangan yang dibuat untuk memudahkan dalam suatu proses pembelajaran, dengan tujuan dapat melakukan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga pembelajran dapat berjalan dengan baik.
Cakupan dalam Kawasan Desain
Domain desain mencakup studi tentang desain system pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pembelajaran. Berikut penjelasannya:
1.    Desain Sistem Pembelajaran
Desain system pembelajaran merupakan prosedur yang terorganisir yang mencakup langkah-langkah menganalisis, mendesain, mengembangkan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Kata desain mempunyai makna level makro dan mikro dalam pengertian mengacu baik pada pendekatan sistem maupun pada sebuah langkah dalam pendekatan system. Langkah-langkah dalam setiap proses memiliki dasar yang terpisah dalam teori maupun dalam praktik seperti halnya proses ISD secara keseluruhan. Dalam pengutarannya yang lebih sederhana, menganalisis adalah proses mengidentifikasi apa yang dipelajari, mendesain adalah proses menspesifikasi bagaimana dipelajari, mengembangkan adalah proses memandu dan menghasilkan materi pembelajaran, melaksanakan adalah menggunakan materi dan strategi dalam konteks, dan mengevaluasi adalah proses menentukan kesesuaian pembelajaran. Pada umumnya ISD bersifat linier dan memuat prosedur interaktif yang menghendaki kejelian dan konsistensi. Merupakan ciri khas proses itu bahwa semua langkah harus dilengkapi untuk dapat berfungsi debagai pengontrol dan penyeimbang satu sama lain. Dalam ISD proses itu sama pentingnya dengan produk sebab kemantapan dalam produk didasarkan pada proses.[7]

2.    Desain Pesan
Desain pesan meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan. Hal tersebut mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya serap yang mengatur penjabaran bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima.. desain pesan berurusan dengan tingkat paling mikro melalui unit-unit kecil seperti bahan visual, urutan, halaman dan layar secara terpisah. Karakteristik lain dari desain pesan adalah behwa desain harus bersifat spesifik, baik terhadap media maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung arti bahwa prinsip-prnsip desain pesan akan berbedaa bergantung pada apakah media bersifat statis, dinamis atau kombinasi dari keduanya. Dan juga apakah tugas tersebut meliputi pembentukan konsep atau sikappengembangan ketrampilan atau strategi belajar atau hafalan.[8]

3.    Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran.[9]
Desain strategi pembelajaran merupakan satu elemen dari empat unsur utama (yang mutlak harus serasi dan sesuai antara elemen yang satu dan yang lain, meskipun wujudnya berbeda) dari sebuah desain pembelajaran yaitu desain materi, desain kompetensi/ tujuan pembelajaran/ hasil pembelajaran, desain metode/ strategi/ teknik pembelajaran dan desain evaluasi. Desain strategi pembelajaran mutlak dikontekstualisasikan dengan desain kompetensi, desain materi dan desain evaluasi.
Arti penting strategi pembelajaran adalah kunci peningkatan jaminan kualitas pembelajaran. Strategi pembelajaran aktif merupakan satu alternative yang memungkinkan untuk melakukan kontekstualisasi guna menciptakan partisipasi aktif dalam proses pembelajaran, yang pada gilirannya mendorong kemudahan peningkatan jaminan kualitas seorang guru.[10]

4.    Karakteristik Pembelajaran
Karakteristik pmbelajaran adalah bagian-bagian pengalaman pembelajarar yang berpengaruh pada efektifitas proses belajar. Penelitian tentang karakteristik pembelajar sering overlap dengan penelitian tentang strategi pembelajaran, tetapi dilakukan untuk tujuan yang berbeda, yaitu: untuk mendeskripsikan bagian-bagian pribadi pembelajar yang perlu diperhatikan untuk keperluan desain. Penelitian tentang motivasi merupakan salah satu kasus kawasan yang overlap. Kawasan strategi pembelajaran menggunakan penelitian motivasi untuk menspesifikasi desain komponen-komponen pembelajaran. Kawasan karakteristik pembelajar menggunakan penelitian motivasi untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang perlu diperhatikan dan untuk menspesifikasi bagaimana memperhatika variabel-variabel itu. Oleh karena itu, karakteristik pembelajar berpengaruh pada komponen pembelajar yang dikaji melalui strategi pembelajaran. Karakteristik itu tidak berinteraksi dengan strategi saja, melainkan dengan situasi atau konteks dan isinya.[11]

B.     Komponen-komponen dalam Desain Pembelajaran
Dalam desain pembelajaran terdapat lima komponen utama yang bersifat integral, saling berhubugan dan harus ada dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Kelima komponen tersebut adalah:



1.      Peserta Didik
Peserta didik merupakan raw input  dalam proses pembelajaran yang memiliki berbagai karakteristik. Peserta didik juga memiliki berbagai sebutan seperti murid, siswa, subjek didik, anak didik, pembelajar dan lain sebagainya.
Peserta didik sendiri merupakan pembelajar yang sedang mengikuti proses pembelajaran pada suatusekolah atau jenjang pendidikan tertentu. Sebelum mendesain pembelajaran, guru harus dapat menganalisis karakteristik maupun perkembangan peserta didiknya.

2.      Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang palinh penting dalam desain pembelajaran setelah komponen peserta didik sebagai pembelajar. Seorang guru yang membelajarkan peserta didik tanpa menetapkan tujuan pembelajaran terlebih dahulu dan membelajarkan peserta didik tanpa tujuan pembelajaran diibaratkan seperti nahkoda yang erlayat tanpa menggunakan kompas mengakibatkan dia meraba-raa dalam menentukan tujuan yang hendak dicapai dan celakanya dalam kenyataan di lapangan para guru masih ada yang mengabaikan hal ini.

3.      Pengalaman Belajar
Dalam proses pembelajaran guru menciptakan kondidi yang merupakan pengalaman belajar yang dirancang agar peserta didik dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengalaman belajar tersebut harusmendorong siswa untuk aktif di dalam belajar, baik secara fisik maupun non fisik.

4.      Sumber-sumber Belajar
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang memungkinkan [esera didik dapat memperoleh pengaama belajar. Didalamnya meliputi lingkungan fisik seperti tempat belajar, bahan dan alat yang dapat dipergunakan secara personal seperti guru, petugas perpustakaan, laborat dan siapa saja yang berpengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk keberhasilan dalam pengalaman belajar.

5.      Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam desain pembelajaran. Dalam evaluasi pembelajaran dilakukan perancangan dan pengembangan alat evaluasi pembelajaran sebagai bagian integral dari komponen desain pembelajaran. Itulah sebabnya komponen evaluasi pembelajaran memiliki fungsi untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sudah tercapai.[12]
Jika digambarkan dengan skema hubungannya adalah seperti berikut ini:


 












C.    Peran Guru dalam Desain Pembelajaran
Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kompetensi guru sebagai pendidik yang professional. Dalam PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru disebutkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dengan demikian, dalam kegiatan pembelajaran seorang guru membelajarkan anak didiknya melalui berbagai macam cara seperti mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Di dalam pelaksanaan proses pembelajaran tersebut, guru akan menjadi pihak yang berhak untuk mengambil keputusan atau inisiatif secaara rasional, sadar dan terencana mengenai tujuan pembelajaran dan pengalaman belajar apa yang hendak dia berikan kepada peserta didiknya serta menentukan berbagai sumber belajar dan alat evaluasi pembelajaran apa yang hedak ia gunakan untuk meraih tujuan dan pengalaman-pengalaman tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa pada dasarnya guru adalah sseorang desainer pembelajaran.
Sebagai seorang desainer pembelajaran, guru harus memposisikan peserta didiknya sebagai pusat dari segala proses pembelajaran. Keputusan-keputusan maupun berbagai inisiatif yang diambil dalam menentukan tujuan pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar dan evaluasi pembelajaran harus sesuai dengan kondisi peserta didiknya, baik dalam hal latar belakang sosialnya, kecerdasan intelektualnya, minat dan bakatnya, serta gaya belajar peserta didik itu sendiri. Jadi analisis perkembangan peserta didik merupakan suatu hal yang penting dan harus dilakukan oleh guru sebelum dia mendesain pembelajaran, pengelaman belajar, sumber belajar serta evaluasi pembelajaran.[13]









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Desain pembelajaran merupakan sebuah model atau rancangan yang dibuat untuk memudahkan dalam proses pembelajaran dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam desain terdapat empat cakupan dalam proses pembelajaran, yaitu desain system pembelajaran yang mana merupakan sebuah prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah-langkah penganalisaan, perencanaan, pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran. Yang kedua adalah desain pesan yang meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan. Ketiga adalah strategi pembelajaran merupakan spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. Dan yang terakhir adalah karakteristik pembelajar meliputi  segi-segi latar belakang pengalaman pembelajar yang berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya.
Seorang guru dalam mendesain pembelajaran hendaknya memperhatikan lima komponen yang mendukung, diantaranya peserta didik, tujuan pembelajaran, pengajalaman belajar, sumber-sumber belajar dan evaluasi belajar. Kelima komponen tersebut saling berkesinambungan dan saling mempengaruhi.
Sebagai seorang desainer pembelajaran, guru harus membuat keputusan-keputusan maupun berbagai inisiatif yang diambil dalam menentukan tujuan pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar dan evaluasi pembelajaran harus sesuai dengan kondisi peserta didiknya, baik dalam hal latar belakang sosialnya, kecerdasan intelektualnya, minat dan bakatnya, serta gaya belajar peserta didik itu sendiri
B.     Penutup
Demikainlah makalah dari kelompok 07 yang dapat disusun, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan demi kemajuan dan perbaikan kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Agus Retnanto, Teknologi Pembelajaran, Nora Media Enterpraise, Kudus, 2011.
Bermawy Munthe, Desain Pembelajaran, Puataka Insan Mandiri, Yogyakarta, 2011.
Husanah dan Yanur Setyaningrum, Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi, Prestasi Pustaka Jakarta, Jakarta, 2013.
Ishak Abdulhak, Teknologi Pendidikan, PT Remaja Rosakarya, Bandung, 2015.
Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2013.




 


[1] Husanah dan Yanur Setyaningrum, Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi, Prestasi Pustaka Jakarta, Jakarta, 2013, hlm. 39.
[2]Husanah dan Yanur Setyaningrum, Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi, hlm. 39.
[3] Agus Retnanto, Teknologi Pembelajaran, Nora Media Enterpraise, Kudus, 2011, hlm. 30-32.

[4] Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2013, hlm. 21.  
[5] Husanah dan Yanur Setyaningrum, Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi, hlm. 35-36.
[6] Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan, hlm.21
[7] Agus Retnanto, Teknologi Pembelajaran,  hlm. 34
[8]Ishak Abdulhak, Teknologi Pendidikan, hlm. 177-178.
[9] Ishak Abdulhak, Teknologi Pendidikan, hlm. 178.
[10] Bermawy Munthe, Desain Pembelajaran, Puataka Insan Mandiri, Yogyakarta, 2011, hlm. 53-54.
[11] Agus Retnanto, Teknologi Pembelajaran, hlm. 36.
[12] Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan, hlm. 26-28.
[13]Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan, hlm. 29-30.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar