GURU
DAN TANTANGAN GLOBALISASI
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah: Profesi Keguruan
Dosen
Pembimbing : Anisah Setyaningrum,
M.Pd
Disusun
Oleh : Kelompok 9
1.
Amanah Fitria ( 1310110053)
2.
Randi Julianto (1310110058)
3.
Sulfiana Mufidah (1310110068)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2015/2016
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru dalam
konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini
disebabkan gurulah yang berada dibarisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan.
Gurulah yang langsung berhadapan dengan
peserta didik untuk mentransfer ilmu
pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui
bimbingan dan keteladanan.
Tugas dan peran
guru tidaklah terbatas di dalam lingkugan sekolah saja, bahkan guru pada
hakikatnya merupakan komponen strategis yang memiliki peran yang penting dalam
menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor
yang tidak mungkin digantikan oleh komponen mana pun dalam kehidupan bangsa
sejak dulu. Terlebih-lebih pada era globlisasi ini.
Sejak dulu dan
mudah-mudahan sampai sekarang, guru menjadi anutan masyarakat. Guru tidak hanya
diperlukan oleh para murid diruang-rung kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan
aneka ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
saja tugas seorang guru?
2. Bagaimana
peranan guru dalam pembelajaran?
3. Bagaimana
sikap guru dalam menghadapi tantangan globalisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tugas Guru
Guru memiliki
banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk
pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru, yakni
tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan,dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan.
Tugas guru
sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nlai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahun dan teknologi.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan kerampilan-ketrampilan pada siswa.
Tugas guru dalam
bidang kemanusiaan disekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua
kedua. Ia arus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya.
Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar.
Tugas guru dalam
bidang kemasyarakatan, tugas ini merupakan konsekuensi guru sebagai warga
negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan
oleh bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan GBHN.[1]
Masyarakat menempatkan guru pada tempat
yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan
masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Keberadaan guru dari suatu bangsa
amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun,
terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa ditengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi
yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada
kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat
mengadaptasikan diri.
Semakin akurat para guru melaksanakan fungsinya,
semakin terjamin, tercipta dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia
pembangunan. Dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa dimasa depan
tercermin dari potret diri para guru
masa kini dan gerak maju dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan
citra para guru di tengah-tengah masyarakat. Sejak dulu dan mudah-mudahan sampai
sekarang, guru menjadi anutan masyarakat. Guru tidak hanya diperlukan oleh para
murid diruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan
aneka ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat.[2]
B. Peranan Guru dalam Pembelajaran
Guru sebagai
pemangku jabatan dan pekerja profesional adalah sebagai “learning agent” (agen
pembelajaran). Sebagai agen pembelajaran guru memiliki berbagai
peranan, diantaranya:
1. Sebagai
pengajar, guru disyaratkan untuk memiliki sejumlah kemampuan tentang “ teaching
method” secara teoritik dan dapat melakukannnya dengan baik sesuai kaidah
ilmu mengajar, dan harus mampu mengorganisir suatu lingkungan sehingga tercipta
kondisi belajar peserta didik.
2. Sebagai
pembimbing, guru merupakan sosok yang arif dan bijaksana, yaitu sosok yang siap
untuk membantu peserta didik, serta sosok yang dapat dipercaya. Sebagai
pembimbing guru berkewajiban untuk membantu peserta didik secara bijak untuk
mengenal diri sampai pada ia menyesuaikan diri dengan lingkungan. Membantu
peserta didik dalam mengenal, menemukan masalah, dan membantu untuk dapat
memecahkan masalah sendiri. Selanjutnya setiap guru berkewajiban untuk membantu
memecahkan kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi, membangun karier,
melakukan hubungan sosial dan interpersonal didiknya, baik secara perseorangan
maupun kelompok. Oleh karena itu, setiap guru paling tidak harus memahami
tentang psikologi (anak dan belajar), serta bimbingan peserta didik.
3. Sebagai
pemimpin, guru harus mampu mengelola, mengendalikan, mengembankan komunikasi
pembelajaran dengan peserta didik, antara peserta didik dengan peserta didik
lainnya secara demokratis dan menyenangkan, serta melakukan kontrol dan
penilaian sehingga dapat mengetahui apakah tujuan tercapai atau tidak.
4. Sebagai
ilmuwan, guru berperan sebagai sumber belajar karena itu ia harus kompeten
dalam bidang ilmunya dan profesional melaksanakan tugasnya. Guru sebagai sosok
yang dihormati karena ilmu yang dimiliki dan dikuasainya. Sebagi ilmuwan, guru
berkewajiban untuk melakukan kajian penelitian dan melakukan pengembangan
bidang ilmu, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
dengan berbagai cara, serta berupaya mengembangkan karier akademiknya.
5. Sebagai
pribadi, guru harus memiliki kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia, serta
bangga menjadi guru. Sebagai pribadi, guru berperan menampilkan diri sebagai
sosok pribadi yang jujur (terhadap diri, bidang ilmu, peserta didik, atasan,
sejawat, dan mansyarakat), menunjukan etos kerja, terbuka, tanggung jawab,
percaya diri, bekerja secara profesional dan menjunjung tinggi kode etik
profesi, serta harkat martabat sebagai pemangku jabatan profesi guru.
6. Sebagai
komunikator atau mediator, guru harus menyadari sekolah berada ditengah-tengah
masyarakat, karenanya sekolah tidak boleh menjadi “ Menara gading” yang jauh
dan terasing dari masyarakat. Sekolah didirikan mengemban amanat dan aspirasi
masyarakat ( peserta didik adalah anak-anak dan sekaligus sebagai bagian dari
anggota komunitas masyarakat ). Menghindari persoalan-persoalan tersebut, maka
guru harus memerankan dirinya untuk mampu menjembatani dan menjadi mediator
antara sekolah dan masyarakat melalui upaya cerdas dalam memilih dan
menggunakan pola, pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang
memungkinkan saling menguntungkan antara keduanya. Jadikan masyarakat (key
person) , lembaga, peristiwa, benda, situasi, kebudayaan, serta industri
sebagai sumber belajar dari peserta didik.
7. Sebagai
pembaru, guru harus menyadari bahwa peradaban begitu cepat maju seiring dengan
pesatnya kajian penelitian, penemuan, dan pengembangan yang dilakukan oleh
pakar. Hal itu mengakibatkan pesatnya perkembangan teknologi dan seni atau hasil
kajian penelitian. penemuan tersebut tidak saja memperkaya khasanah atau
paradigma, namun mungkin saja hal tersebut menggugurkan konsep, teori atau
paradigma yang selama ini dipakai atau digunakan. Manakala itu terjadi, maka
guru sebagai salah satu sosok sentral pembaru, tentunya harus segera mencari,
mengkaji, dan menemukan serta harus segera memerankan dirinya untuk melakukan
transformasi kepada peserta didik, agar mereka dapat mengatasi masalah dan
dapat menyesuaikan dirinya dengan perubahan yang terjadi.
8. Sebagai
penggagas, guru adalah sosok yang harusnya telah memiliki “garansi” kompetensi dan profesionalisme pada
posisi peranannya disekolah (kelas) dan masyarakat. Guru harus mampu memberikan
sumbangan gagasan dalam uapaya mengembangkan praktik pendidikan yan efektif dan
atau menggagas hal-hal kreatif, inovatif dalam mengimplementasikan pembelajaran
yang efektif. Guru pada posisi peranannya di masyarakat harus mampu
memanfaatkan kemampunnya untuk membantu memberdayakan dan mengembangkan
masyarakat kearah yang lebih fungsional dalam meningkatkan taraf kehidupannya. [3]
C. Guru dan Tantangan Globalisasi
Globalisasi
telah mengubah cara hidup manusia sebagai individu, sebagai masyarakat dan
sebagai warga bangsa. Tidak seorang pun yang dapat menghindari dari arus
globalisasi. Setiap individu dihadapkan oleh dua pilihan, yakni dia menempatkan
dirinya dan berperan sebagai pemain dalam arus perubahan globalisasi, atau dia
menjadi korban dan terseret derasnya arus globalisasi. Arus globalisasi juga
masuk dalam wilayah pendidikan oleh karena itu, tugas dan peranan guru sebagai
ujung tombak dunia pendidikan sangat berperan.
Tugas dan peran
guru dari hari kehari semakin berat, seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan
dituntut untuk mau mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang
berkembang dalam masyarakat. Melalui sentuhan guru di sekolah diharapkan mampu menghasilkan
peserta didik yang memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan
hidup dengan penuh keyakinan dan percaya diri yang tinggi.
Beberapa
tantangan globalisasi yang harus disikapi guru dengan mengedepankan
profesionalisme adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu cepat. Dengan kondisi ini guru harus bisa menyesuaikan diri
dengan responsif, arif dan bijaksana.
2. Krisis
moral yang melanda bangsa dan negara Indonesia. Akibat penaruh iptek dan
globalisasi telah terjadi pergeseran
nilai-nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat. Nilai-nilai tradisional
yang sangat menunjang tinggi morlitas
kini kini sudah bergeser seiring dengan pengaruh iptek dan globalisasi.
3. Krisis
sosial, seperti kriminalitas, kekerasan, pengangguran, dan kemiskinan yang
terjadi dalam masyarakat.
4. Krisis
identitas sebagai bangsa dan negara Indonesia.
Sebagai bangsa dan negara ditengh
bangsa-bangsa di dunia membutuhkan identitas kebangsaan (nasionalisme) yang
tinggi dari warga negara Indonesia. Semangat nasionalisme dibutuhkan untuk
tetap eksisnya bangsa dan negara Indonesia. Dewasa ini ada kecenderungan
menipisnya jiwa nasionalisme di kalangan generasi muda. Hal ini dapat dilihat
dari beberap indikator, seperti kurang apresiasinya generasi muda pada
kebudayaan asli bangsa Indonesia, pola dan gaya hidup remaja yang lebih
kebarat-baratan. Melihat realitas diatas guru sebagai penjaga nilai-nilai
termasuk nilai nasionalisme harus mampu memberikan kesadaran kepada generasi muda akan
pentingnya jiwa nasionalisme dalam kehdupan berbangsa dan bernegara.
5. Adanya
perdagangan bebas, baik tingkat ASEAN, Asia Pasifik, maupun Dunia.
Kondisi di atas membutuhkan
membutuhkan kesiapan yang matang terutama dari segi kualitas sumber daya
manusia. Dibuthkan SDM yang handal dan unggul yan siap bersaing dengan
bangsa-bangsa lain di dunia. Dunia
pendidikan pendidikan mempunyai peranan
yang penting dan strategis dalam menciptakan SDM yang digambarkan seperti di atas. Oleh karena
itu, dibutuhkan guru yang visioner, kompeten, dan berdedikasi tinggi sehingga
mampu membekali peserta didik dengan sejumlah kompetensi yang diperlukan dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat yang sedang dan
terus berubah. [4]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Guru memiliki
banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk
pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru, yakni
tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan,dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan.
Guru sebagai
pemangku jabatan dan pekerja profesional adalah sebagai “learning agent” (agen
pembelajaran). Sebagai agen pembelajaran guru memiliki berbagai
peranan, diantaranya: sebagai pengajar, sebagai pembimbing, sebagai
pemimpin, sebagai ilmuwan, sebagai pribadi, sebagai komunikator atau mediator,
sebagai pembaru dan sebagi penggagas.
Tugas dan peran
guru dari hari kehari semakin berat, seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan
dituntut untuk mau mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang
berkembang dalam masyarakat. Melalui sentuhan guru di sekolah diharapkan mampu menghasilkan
peserta didik yang memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan
hidup dengan penuh keyakinan dan percaya diri yang tinggi. Adapun beberapa
tantangan globalisasi yang harus disikapi guru dengan mengedepankan
profesionalisme adalah sebagai berikut : Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang begitu cepat, Krisis
moral yang melanda bangsa dan negara Indonesia, krisis sosial, krisis identitas
sebagai bangsa dan negara Indonesia, adanya perdagangan bebas, baik tingkat
ASEAN, Asia Pasifik, maupun Dunia.
B. Penutup
Demikianlah makalah ini kami susun. Penulis
menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun kami perlukan untuk menyempurnakan makalah
ini. Semoga bermanfaat bagi pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Didi Supriadi dkk, Komunikasi Pembelajaran, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2012
Kunandar, Guru Profesional
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta, Raja
Grafindo Persada, 2007
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,
Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2002Rusman,
Model-model pembelajaran, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar