BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai
displin ilmu pengetahuan, psikologi dipandang memenuhi syarat-syarat keilmuan.
Objek studi psikologi dipelajari secara sistematik menggunakan metode yang
menjamin keobjektifitas pengambilan kesimpulan.
Suatu
metode penyelidikan dalam suatu ilmu adalah suatu keharusan yang mutlak.
Apalagi kalau ilmu itu telah berdiri sendiri, ini harus ditandai oleh adanya
metode-metode tersendiri untuk menyelidiki terhadap suatu objek.
Objek psikologi
adalah penghayatan dan perbuatan manusia, yaitu perbuatan manusia dalam alam
yang komplek dan selalu berubah. Jiwa bukanlah suatu benda ynag mati, tetapi
sesuatu yang hidup dinamis, selalu berubah untuk menuju kesempurnaannya. Oleh
karena itu penggunaan untuk sesuatu metode yang mutlak. Sebab dalam berbagai
metode terdapat kelemahan-kelemahan disamping kebaikan-kebaikannya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pengertian metode dalam psikologi perkembangan ?
2.
Apa saja
metode-metode dalam psikologi perkembangan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode
Penelitian dalam Psikologi Perkembangan
Metode berasal dari kata method. Dalam bahasa
Indonesia metode artinya cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk
mencapai maksud, atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan
yang ditentukan.[1]
Dalam kepustakaan, istilah metode mempunyai pengertian
yang sama dengan prosedur, tata cara, alat dan teknik. Maksud dari metode atau
prosedur disini lebih menekankan pada usaha untuk mendapatkan, mengembangkan
atau menguji pembuktian atau teori, hipotesis atau dugaan. Sedangkan istilah
cara, alat atau teknik lebih menekankan pada usaha untuk mendapatkan, atau
membuktikan fakta atau data. Teknik lebih bersifat operasional, sedangkan
metode lebih bersifat teoritis.[2]
Usaha untuk mempelajari tingkah laku
manusia, psikologi menggunakan beberapa metode tersendiri untuk menyelidiki
terhadap suatu objeknya. Objek psikologi adalah penghayatan dan perbuatan
manusia, yaitu perbuatan manusia yang bersifat kompleks dan selalu berubah.
Jiwa bukanlah suatu benda yang mati, tetapi sesuatu yang hidup dinamis selalu
berubah untuk maju menuju kesempurnaannya. Metode penelitian ini dimaksudkan
untuk memberikan pengertian tentang bagaimana para psikolog perkembangan
melakukan tugas mereka dalam mendapatkan lebih banyak pengertian akan gejala
perkembangan serta bagaimana cara mengatasi hambatan dalam proses perkembangan. Oleh karena itu, penggunaan untuk
suatu metode yang bagaimana baiknya pasti tidak dapat menghasilkan kebenaran
yang mutlak sebab tiap-tiap metode pasti punya kelemahan-kelemahan di samping
kebaikannya.[3]
B. Macam-macam
Metode Penelitian dalam Psikologi Perkembangan
a.
Metode Observasi
Observasi adalah suara cara yang dilakukan untuk
mengamati semua tingkah laku yang terlihat pada suatu jangka waktu tertentu
atau pada suatu tahapan perkembangan tertentu. Metode observasi ini dapat di
bedakan atas dua yaitu :
1.
Observasi alami
(natural observasi)
Observasi
alami adalah pencatatan data mengenai tingkah laku yang terjadi sehari-hari
secara alamiah/wajar. Jadi dalam observasi alami peneliti melakukan semua
pencatatan terhadap kehidupan anak tanpa mengubah suasana atau mengontrol dalam
situasi-situasi yang direncanakan. Misalnya observasi yang dilakukan terhadap
kehidupan anak dari jam sekian sampai jam sekian, apa saja yang dilakukan,
misalnya yang berhubungan dengan perkembangan tertentu dilhat dari aspek
kepribadiannya. Hal ini bisa dilakukan di mana saja, di rumah, di kebun atau di
sekolah.
2.
Observasi
Terkontrol (Controlled Observation)
Observasi terkontrol dilakukan bilamana
lingkungan tempat anak berada diubah sedemikian rupa sesuai dengan tujuan
peneliti, sehingga bermacam-macam reaksi tingkah laku anak diharapkan akan
timbul. Misalnya
seorang anak yang ingin diketahui reaksi dan sikapnya terhadap lingkungan
pergaulannya akan
diobservasi pada lingkungan sosial yang sudah
direncanakan. Demikian juga untuk mengetahui
sebab-sebab seorang anak yang agresif, ia dimasukkan kedalam ruangan
main yang sudah tersusun sedemikian rupa
(misalnya ruangan yang ada bermacam-macam boneka/mainan) sehingga reaksi-reaksi
dan perubahan-perubahan yang akan diperlihatkan anak timbul karena
rangsangan-rangsangan khusus dari lingkungannya. Dengan demikian dalam
observasi terkontrol ini dilakukan manipulasi terhadap sekelompok anak yang
sama umurnya atau sama jenis kelaminnya dan pada waktu tertentu.
Kedua jenis observasi ini bisa dilakukan dengan
alat-alat modern serta dengan kuantifikasi secara statistik dan pengolahan-pengolahan dengan komputer. Jenis observasi yang kedua
dianggap lebih objektif dan hasilnya lebih akurat dari pada yang pertama. Karena itu observasi
terkontrol dapat dilakukan dengan tujuan-tujuan
eksperimental.
Misalnya untuk menyelidiki timbulnya fhobia anak-anak terhadap anjing dapat dilakukan dengan observasi
terkontrol dan dengan metode-metode yang
ditinjau dari sudut eksperimental,
seperti dengan membagi sekelompok anak sebagai kelompok pengontrol.
b.
Metode
Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode penelitian dalam
psikologi perkembangan dengan melakukan kegiatan-kegiatan percobaan pada anak.
Penggunaan metode eksperimen dalam penelitian terhadap anak-anak tidaklah
mudah, karena anak-anak sangat sugestibel, mudah dipengaruhi, bertingkah laku
semaunya, sering sulit diberikan pengertian, dan sukar diketahui dengan jelas
apa yang dimaksudkan oleh anak itu. Ini menunjukkan bahwa dalam penelitian psikologi perkembangan, penggunaan metode eksperimen
tidak bisa mengubah
lingkungan-lingkungan tertentu sebebas-bebasnya. Sehingga merangsang timbulnya reaksi-reaksi tertentu.
Untuk itu dalam suatu eksperimen perlu diketahui
variabel-variabel seteliti mungkin,
yaitu variabel-variabel bebas ( independet variable) yang mempengaruhi
variable terikat ( dependent-variable).[4]
Penelitian dengan memberikan perlakuan terhadap
kelompok eksperimen dan hasilnya dibandingkan dengan kelompok control (tidak
diberi perlakuan). Dalam suatu eksperimen maka semua variable kecuali satu dibuat konstan,
kemudian memanipulasi(variable bebas) yang dapat diketahui pengaruhnya terhadap
efek yang ditimbulkannya (variable tergantung).[5]
c.
Metode Klinis
Metode ini mula-mula timbul dalam lapangan klinik
untuk mempelajari keadaaan orang-orang yang jiwanya terganggu (abnormal). Pada
umumnya metode ini digunakan oleh para ahli psikologi klinis. Kelemahan metode
ini seakan-akan memberikan kesan bahwa subjeknya orang-orang yang jiwanya tidak
normal, hingga hasil yang dicapai kurang menggambarkan keadaan jiwa pada
umumnya.[6]
Metode klinis adalah suatu metode penelitian yang
khusus ditujukan kepada anak-anak dengan cara mengamat-amati, mengajak
bercakap-cakap dan tanya-jawab. Penggunaan metode klinis ini merupakan
penggabungan eksperimen dan observasi. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengamat-amati atas pertimbangan bahwa anak itu belum mampu mengungkapkan isi
pikiran dan perasaannya dengan bahasa
yang lancar. Untuk memudahkan tanya
jawab dalam pelaksaannya digunakan daftar pertanyaan yang memberi petunjuk
kepada si peneliti tentang apa saja yang
harus diperhatikan.
Metode klinis ini bersumber dan psikiatri, yang
menganggap anak sebagai orang yang sakit. Dalam klinik-klinik khusus dengan
situasi dan kondisi khusus orang
berusaha mengamati kemampuan anak-anak
untuk tujuan media atau tujuan pedagogis. Kemudian Jean Peaget menggunakan metode klinis untuk
meneliti cara berpikir dan perkembangan
bahasa dan
anak-anak.
d.
Metode Tes
Metode tes adalah metode yang digunakan untuk mengadakan pengukuran tertentu terhadap
objeknya. Tes merupakan instrumen penelitian yang penting dalam psikilogi kontemporer, yang digunakan untuk mengukur
segala jenis kemampuan, minat, sikap dan hasil kerja. Dalam hal ini, para
peneliti biasanya menggunakan tes-tes psikologi
yang sudah distandarisasi. Tes standar (standarndizet test)
memiliki dua ciri penting. Pertama, pakar psikologi biasanya memjumlahkan semua
skor individu untuk menghasilkan satu
skor tunggal, atau serangkaian skor, yang mencerminkan sesuatu tentang
individu. Kedua, para pakar psikologi membandingkan skor individu dengan skor sejumlah besar kelompok yang sama untuk menentukan bagaimana individu menjawab dalam kaitannya dengan orang lain. Diantara
tes tesstandar
dalam psikologi yang paling luas digunakan adalah Standfort-Binet
Intelligence Test dan Minnesota Multiphasic Personality Inventory.[7]
Metode ini merupakan metode penyelidikan yang
menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan, atau tugas-tugas lain yang telah
distandarisasikan. Dilihat dari caranya orang mengerjakan tes seakan-akan
seperti eksperimen, namun kedua metode ini berbeda. Pada eksperimen, orang
dengan sengaja mengetrapkan treatment tersebut. Pada test, orang ingin
mengetahui kemampuan-kemampuan ataupun sifat-sifat lain dari testee. Pada tes
yang penting adalah telah adanya standarisasi dan ini tidak terdapat dalam
eksperimen.
Tes dapat dibedakan atas bermcam-macam jenis yaitu :
a.
Menurut
banyaknya orang yang dites, tes dapat dibedakan atas:
1)
Tes perorangan
atau juga disebut tes individual yaitu tes yang diberikan secar perorangan.
Misalnya tes Binet, tes Rorschach, tes Wechsler.
2)
Tes kelompok
yaitu merupakan tes diberikan seara kelompok. Misanya Army Alpha dan Army
Bethatest, Army Army General Classification test (AGCT), tes SPM.
b.
Berdasarkan tes
peristiwa-peristiwa kejiwaan yang diselidiki, maka tes dapat dibedakan atas:
1)
Tes pengamatan
2)
Tes perhatian
3)
Tes ingatan
4)
Tes inteligensi,dan
sebagainya.
c.
Berdasarkan atas
caranya orang menjawab atau mengerjakan, maka tes dapat dibedakan:
1)
Tes bahasa (verbal
test) yaitu testee (orang yang dites) dalam mengerjakan tes menggunakan
bahasa. Misalnya tes Binet, tes Rorschach, tes TAT.
2)
Tes peraga (perfomance
tes) yaitu testee dalam mengerjakan tes tidak perlu menggunakan bahasa,
cukup dengan perbuatan-perbuatan, misalnya menyusun, menggambar dan
sebagainya. Misalnya tes William Healy,
tes SPM, tes Goodenough.
Di samping itu apabila tes digunakan untuk
menyelidiki tentang bakat seseorang, tes itu disebut aptitude test atau
tes bakat. Kalau tes digunakan untuk mengetahui tentang kecepatan orang
mengerjakan sesuatu, tes itu disebut speed test atau tes kecepatan.
Kalau tes digunakan untuk mengetahui power atau kemampuan seseorang, tes
itu disebut power test. Kalau tes
digunakan untuk mengetahui sampai di mana kemampuan individu di dalam
mengadakan perfomance terhadap
sesuatu training atau sesuatu yang telah pernah diterimanya, maka tes
ini merupakan achievement test.
e.
Metode Kuesioner
Kuesioner atau sering pula disebut angket merupakan
metode penyelidikan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab
atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek dari penyelidikan tersebut.
Dengan angket orang akan dapat memperoleh fakta ataupun opini (opinion). Angket
pada hakekatnya adalah wawancara juga.
Hanya saja pada angket, kuesioner itu langsung diberikan pada responden untuk
dibaca sendiri pertanyaan-pertanyaan dan responden menjawab pertanyaan-pertanyaan
itu dengan tertulis pula.[8]
Pertanyaan dalam angket bergantung kepada maksud serta tujuan yang ingin
dicapai. Hal ini akan mempunyai pengaruh terhadap materi serta bentuk
pertanyaan angket itu. Pada garis besarnya angket terdiri dari dua bagian yang
besar yaitu :
a. Bagian
yang mengandung data identitas.
b. Bagian
yang mengandung pertanyaan-pertanyaan yang ingin memperoleh jawaban.
Bagian yang mengandung data identitas yaitu
merupakan bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan untuk mengungkap data
identitas dari orang yang dikenai angket. Misalnya nama, tempat, dan tanggal
lahir, bangsa, agama, sekse, alamat dan sebagainya. Tetapi kadang-kadang ada
angket yang tidak menggunakan nama, sekalipun identitas yang lain diungkap. Ini
disebut angket anonim.
Bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan dapat
untuk memperoleh fakta dan juga dapat untuk memperoleh opini. Pertanyaan itu
ada beberapa macam bentuk atau jenis yang sekaligus memberikan bentuk atau
jenis angket yaitu:
1)
Pertanyaan yang
tertutup (closed questions) yaitu bentuk pertanyaan, orang yang dikenai
angket (responden) tinggal memilih jawaban-jawaban yang telah disediakan dalam
angket tersebut. Jadi jawaban telah terikat , responden tidak dapat memberikan
jawaban seluas-luasnya, yang mungkin dikehendaki oleh responden yang
bersangkutan. Bentuk angket yang mengandung pertanyaan-pertanyaan yang demikian
coraknya disebut angket yang tertutup ((closed questionnaire). Biasanya
kalau persoalannya telah jelas dipakai angket bentuk ini.
2)
Pertanyaan yang
terbuka (open questions) yaitu bentuk pertanyaan yang responden masih
diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memberikan jawaban. Angket yang
mengandung pertanyaan semacam ini disebut angket terbuka (open questionnaire).
Pada umumnya apabila akan mendapatkan opini dipakai angket bentuk ini.
3)
Pertanyaan yang
terbuka dan tertutup yaitu campuran dari kedua macam pertanyaan tersebut di
atas. Angket yang mengandung pertanyaan-pertanyaan tersebut disebut angket
terbuka-tertutup (open and closed questionnaire).
Angket dalam
pelaksanaannya ada dua cara :
a.
Angket langsung
yaitu daftar itu langsung diajukan dan dijawab oleh orang-orang yang
bersangkutan.
b.
Angket tidak
langsung yaitu daftar itu diajukan dan dijawab atau diisi oleh seseorang,
sedang isi persoalannya mengenai orang-orang lain, persoalan mengenai anak-anak
yang menjawab orang tuanya, untuk mengenai murid-murid yang menjawab angket
guru atau kepala sekolah.
f.
Metode Interviu atau wawancara
Interviu merupakan metode penyelidikan dengn
menggunakan pertanyaan-pertanyaan. Kalau pada angket pertanyaan-pertanyaan
diberikan secara tertulis, maka pada interviu pertanyaan-pertanyaan diberikan
secara lisan. Karena itu antara interviu dan angket terdapat hal-hal yang sama
di samping adanya perbedaan-perbedaan. Baik angket maupun interviu kedua-duanya
menggunakan pertanyaan-pertanyaan, tetapi berbeda dalam penyajiannya.
Wawancara digunakan untuk menggali pendapat,
perasaan, sikap pandangan, proses penginderaan, dan berbagai hal yang merupakan
tingkah laku covert yang tidak bisa ditangkap melalui metode observasi.
Adapun tehnik wawancara ada beberapa jenis, yaitu :
a.
Wawancara bebas,
pewawancara bebas memberikan pertanyaan dan subjek pun bebas memberikan
jawabannya.
b.
Wawancara
terarah, pewawancara hanya menanyakan hal-hal tertentu yang sudah ditetapkan
terlebih dahulu, akan tetapi dalam pertanyaan pewawancara tidak terikat dengan
aturan tertentu.
c.
Wawancara
terbimbing, pewawancara harus mengikuti sebuah daftar pertanyaan yang sudah
tersusun terlebih dahulu.
Suatu hal yang penting pada interviu ialah membuat
pertanyaan-pertanyaan sedemikian rupa hingga yang diinterviu tidak merasa
diinterviu dengan hal-hal yang telah disiapkan terlebih dahulu. Data interveu
kemudian dianalisis hingga mendapatkan hasilnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode mempunyai pengertian yang sama dengan prosedur,
tata cara, alat dan teknik. Maksud dari metode atau prosedur disini lebih
menekankan pada usaha untuk mendapatkan, mengembangkan atau menguji pembuktian
atau teori, hipotesis atau dugaan. Sedangkan istilah cara, alat atau teknik
lebih menekankan pada usaha untuk mendapatkan, atau membuktikan fakta atau
data. Teknik lebih bersifat operasional, sedangkan metode lebih bersifat
teoritis.
Macam-macam
psikologi perkembangan diantaranya yaitu Metode observasi adalah suara cara
yang dilakukan untuk mengamati semua tingkah laku yang terlihat pada suatu
jangka waktu tertentu atau pada suatu tahapan perkembangan tertentu, Metode
eksperimen adalah metode penelitian dalam psikologi perkembangan dengan
melakukan kegiatan-kegiatan percobaan pada anak, Metode klinis adalah suatu
metode penelitian yang khusus ditujukan kepada anak-anak dengan cara
mengamat-amati, mengajak bercakap-cakap dan tanya-jawab, Metode tes adalah
metode yang digunakan untuk mengadakan
pengukuran tertentu terhadap objeknya, Metode Kuesioner atau sering pula
disebut angket merupakan metode penyelidikan dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek
dari penyelidikan tersebut, Interviu merupakan metode penyelidikan dengn
menggunakan pertanyaan-pertanyaan secara lisan.
B. Saran
Demikianlah
makalah ini kami susun. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak
terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami
perlukan untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat bagi pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar, Jakarta, PRENADA MEDIA, 2004
Ahmad
Choiron, Psikologi Perkembangan, Kudus, Nora Media Enterprise, 2010
Ahmad
Fauzan, Psikologi Umum, Bandung, CV Pustaka Setia, 2008
Bimo
Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogjakarta, ANDI, 2002
Desmita,
Psikologi Perkembangan, Bandung,
PT REMAJA ROSDAKARYA, 2015
Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta,
Balai Pustaka, 1989
Muzdalifah
M Rahman, Psikologi Perkembangan, Kudus, Nora Media Interprise, 2011
[5]
Muzdalifah M Rahman, Psikologi Perkembangan, Kudus, Nora Media
Interprise, 2011, hlm 10
[6]Bimo Walgito, Pengantar
Psikologi Umum, Yogjakarta, ANDI, 2002, hlm 26.
[7]
Ahmad Choiron, Psikologi Perkembangan, Kudus, Nora Media
Enterprise, 2010, hlm 103-104
[8]Abdul Rahman Shaleh, Psikologi
Suatu Pengantar, Jakarta, PRENADA MEDIA, 2004, hlm 43-44.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar