Jumat, 25 Desember 2015

Makalah Metode-Metode Psikologi Perkembangan



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai displin ilmu pengetahuan, psikologi dipandang memenuhi syarat-syarat keilmuan. Objek studi psikologi dipelajari secara sistematik menggunakan metode yang menjamin keobjektifitas pengambilan kesimpulan.
Suatu metode penyelidikan dalam suatu ilmu adalah suatu keharusan yang mutlak. Apalagi kalau ilmu itu telah berdiri sendiri, ini harus ditandai oleh adanya metode-metode tersendiri untuk menyelidiki terhadap suatu objek.
Objek psikologi adalah penghayatan dan perbuatan manusia, yaitu perbuatan manusia dalam alam yang komplek dan selalu berubah. Jiwa bukanlah suatu benda ynag mati, tetapi sesuatu yang hidup dinamis, selalu berubah untuk menuju kesempurnaannya. Oleh karena itu penggunaan untuk sesuatu metode yang mutlak. Sebab dalam berbagai metode terdapat kelemahan-kelemahan disamping kebaikan-kebaikannya.
B. Rumusan Masalah
1.                     Bagaimana pengertian metode dalam psikologi perkembangan ?
2.                     Apa saja metode-metode dalam psikologi perkembangan ?


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Metode Penelitian dalam Psikologi Perkembangan
Metode berasal dari kata method. Dalam bahasa Indonesia metode artinya cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan yang ditentukan.[1]
Dalam kepustakaan, istilah metode mempunyai pengertian yang sama dengan prosedur, tata cara, alat dan teknik. Maksud dari metode atau prosedur disini lebih menekankan pada usaha untuk mendapatkan, mengembangkan atau menguji pembuktian atau teori, hipotesis atau dugaan. Sedangkan istilah cara, alat atau teknik lebih menekankan pada usaha untuk mendapatkan, atau membuktikan fakta atau data. Teknik lebih bersifat operasional, sedangkan metode lebih bersifat teoritis.[2]
Usaha untuk mempelajari tingkah laku manusia, psikologi menggunakan beberapa metode tersendiri untuk menyelidiki terhadap suatu objeknya. Objek psikologi adalah penghayatan dan perbuatan manusia, yaitu perbuatan manusia yang bersifat kompleks dan selalu berubah. Jiwa bukanlah suatu benda yang mati, tetapi sesuatu yang hidup dinamis selalu berubah untuk maju menuju kesempurnaannya. Metode penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian tentang bagaimana para psikolog perkembangan melakukan tugas mereka dalam mendapatkan lebih banyak pengertian akan gejala perkembangan serta bagaimana cara mengatasi hambatan dalam proses perkembangan. Oleh karena itu, penggunaan untuk suatu metode yang bagaimana baiknya pasti tidak dapat menghasilkan kebenaran yang mutlak sebab tiap-tiap metode pasti punya kelemahan-kelemahan di samping kebaikannya.[3]
B.       Macam-macam Metode Penelitian dalam Psikologi Perkembangan
a.                             Metode Observasi
Observasi adalah suara cara yang dilakukan untuk mengamati semua tingkah laku yang terlihat pada suatu jangka waktu tertentu atau pada suatu tahapan perkembangan tertentu. Metode observasi ini dapat di bedakan atas dua yaitu :
1.        Observasi alami (natural observasi)
Observasi alami adalah pencatatan data mengenai tingkah laku yang terjadi sehari-hari secara alamiah/wajar. Jadi dalam observasi alami peneliti melakukan semua pencatatan terhadap kehidupan anak tanpa mengubah suasana atau mengontrol dalam situasi-situasi yang direncanakan. Misalnya observasi yang dilakukan terhadap kehidupan anak dari jam sekian sampai jam sekian, apa saja yang dilakukan, misalnya yang berhubungan dengan perkembangan tertentu dilhat dari aspek kepribadiannya. Hal ini bisa dilakukan di mana saja, di rumah, di kebun atau di sekolah.
2.        Observasi Terkontrol (Controlled Observation)
     Observasi terkontrol dilakukan bilamana lingkungan tempat anak berada diubah sedemikian rupa sesuai dengan tujuan peneliti, sehingga bermacam-macam reaksi tingkah laku anak diharapkan akan timbul. Misalnya seorang anak yang ingin diketahui reaksi dan sikapnya terhadap lingkungan pergaulannya akan diobservasi  pada lingkungan sosial yang sudah direncanakan. Demikian juga untuk mengetahui  sebab-sebab seorang anak yang agresif, ia dimasukkan kedalam ruangan main yang sudah tersusun  sedemikian rupa (misalnya ruangan yang ada bermacam-macam boneka/mainan) sehingga reaksi-reaksi dan perubahan-perubahan yang akan diperlihatkan anak timbul karena rangsangan-rangsangan khusus dari lingkungannya. Dengan demikian dalam observasi terkontrol ini dilakukan manipulasi terhadap sekelompok anak yang sama umurnya atau sama jenis kelaminnya dan pada waktu tertentu.
Kedua jenis observasi ini bisa dilakukan dengan alat-alat modern serta dengan kuantifikasi secara statistik dan pengolahan-pengolahan dengan komputer. Jenis observasi yang kedua dianggap lebih objektif dan hasilnya lebih akurat  dari pada yang pertama. Karena itu observasi terkontrol dapat dilakukan dengan tujuan-tujuan  eksperimental. Misalnya untuk menyelidiki timbulnya fhobia anak-anak terhadap  anjing dapat dilakukan dengan observasi terkontrol  dan dengan metode-metode yang ditinjau dari sudut eksperimental, seperti dengan membagi sekelompok anak sebagai kelompok pengontrol.
b.                            Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode penelitian dalam psikologi perkembangan dengan melakukan kegiatan-kegiatan percobaan pada anak. Penggunaan metode eksperimen dalam penelitian terhadap anak-anak tidaklah mudah, karena anak-anak sangat sugestibel, mudah dipengaruhi, bertingkah laku semaunya, sering sulit diberikan pengertian, dan sukar diketahui dengan jelas apa yang dimaksudkan oleh anak itu. Ini menunjukkan  bahwa dalam penelitian psikologi  perkembangan, penggunaan metode eksperimen tidak bisa  mengubah lingkungan-lingkungan tertentu sebebas-bebasnya.  Sehingga merangsang   timbulnya reaksi-reaksi tertentu.
Untuk itu dalam suatu eksperimen perlu diketahui variabel-variabel  seteliti mungkin, yaitu variabel-variabel bebas ( independet variable) yang mempengaruhi variable terikat ( dependent-variable).[4]
Penelitian dengan memberikan perlakuan terhadap kelompok eksperimen dan hasilnya dibandingkan dengan kelompok control (tidak diberi perlakuan). Dalam suatu eksperimen maka semua   variable kecuali satu dibuat konstan, kemudian memanipulasi(variable bebas) yang dapat diketahui pengaruhnya terhadap efek yang ditimbulkannya (variable tergantung).[5]
c.                             Metode Klinis
Metode ini mula-mula timbul dalam lapangan klinik untuk mempelajari keadaaan orang-orang yang jiwanya terganggu (abnormal). Pada umumnya metode ini digunakan oleh para ahli psikologi klinis. Kelemahan metode ini seakan-akan memberikan kesan bahwa subjeknya orang-orang yang jiwanya tidak normal, hingga hasil yang dicapai kurang menggambarkan keadaan jiwa pada umumnya.[6]
Metode klinis adalah suatu metode penelitian yang khusus ditujukan kepada anak-anak dengan cara mengamat-amati, mengajak bercakap-cakap dan tanya-jawab. Penggunaan metode klinis ini merupakan penggabungan eksperimen dan observasi. Pelaksanaannya  dilakukan dengan cara mengamat-amati  atas pertimbangan  bahwa anak itu belum mampu mengungkapkan isi pikiran dan perasaannya  dengan bahasa yang lancar. Untuk  memudahkan tanya jawab dalam pelaksaannya digunakan daftar pertanyaan yang memberi petunjuk kepada  si peneliti tentang apa saja yang harus diperhatikan.
Metode klinis ini bersumber dan psikiatri, yang menganggap anak sebagai orang yang sakit. Dalam klinik-klinik khusus dengan situasi dan kondisi  khusus orang berusaha mengamati kemampuan  anak-anak untuk tujuan media atau tujuan pedagogis. Kemudian  Jean Peaget menggunakan metode klinis untuk meneliti cara berpikir dan perkembangan  bahasa dan anak-anak.

d.                            Metode Tes
Metode tes adalah metode yang digunakan untuk  mengadakan pengukuran tertentu terhadap objeknya. Tes merupakan instrumen penelitian yang penting dalam psikilogi kontemporer, yang digunakan untuk mengukur segala jenis kemampuan, minat, sikap dan hasil kerja. Dalam hal ini, para peneliti biasanya menggunakan tes-tes psikologi  yang sudah distandarisasi. Tes standar (standarndizet test) memiliki dua ciri penting. Pertama, pakar psikologi biasanya memjumlahkan semua skor  individu untuk menghasilkan satu skor tunggal, atau serangkaian skor, yang mencerminkan sesuatu tentang individu. Kedua, para pakar psikologi membandingkan skor individu dengan skor  sejumlah besar kelompok  yang sama untuk menentukan  bagaimana individu menjawab  dalam kaitannya dengan orang lain. Diantara tes tesstandar dalam psikologi yang paling luas digunakan adalah Standfort-Binet Intelligence Test dan Minnesota Multiphasic Personality Inventory.[7]
Metode ini merupakan metode penyelidikan yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan, atau tugas-tugas lain yang telah distandarisasikan. Dilihat dari caranya orang mengerjakan tes seakan-akan seperti eksperimen, namun kedua metode ini berbeda. Pada eksperimen, orang dengan sengaja mengetrapkan treatment tersebut. Pada test, orang ingin mengetahui kemampuan-kemampuan ataupun sifat-sifat lain dari testee. Pada tes yang penting adalah telah adanya standarisasi dan ini tidak terdapat dalam eksperimen.
Tes dapat dibedakan atas bermcam-macam jenis yaitu :
a.    Menurut banyaknya orang yang dites, tes dapat dibedakan atas:
1)   Tes perorangan atau juga disebut tes individual yaitu tes yang diberikan secar perorangan. Misalnya tes Binet, tes Rorschach, tes Wechsler.
2)   Tes kelompok yaitu merupakan tes diberikan seara kelompok. Misanya Army Alpha dan Army Bethatest, Army Army General Classification test (AGCT), tes SPM.
b.    Berdasarkan tes peristiwa-peristiwa kejiwaan yang diselidiki, maka tes dapat dibedakan atas:
1)         Tes pengamatan
2)         Tes perhatian
3)         Tes ingatan
4)         Tes inteligensi,dan sebagainya.
c.    Berdasarkan atas caranya orang menjawab atau mengerjakan, maka tes dapat dibedakan:
1)        Tes bahasa (verbal test) yaitu testee (orang yang dites) dalam mengerjakan tes menggunakan bahasa. Misalnya tes Binet, tes Rorschach, tes TAT.
2)        Tes peraga (perfomance tes) yaitu testee dalam mengerjakan tes tidak perlu menggunakan bahasa, cukup dengan perbuatan-perbuatan, misalnya menyusun, menggambar dan sebagainya.  Misalnya tes William Healy, tes SPM, tes Goodenough.
Di samping itu apabila tes digunakan untuk menyelidiki tentang bakat seseorang, tes itu disebut aptitude test atau tes bakat. Kalau tes digunakan untuk mengetahui tentang kecepatan orang mengerjakan sesuatu, tes itu disebut speed test atau tes kecepatan. Kalau tes digunakan untuk mengetahui power atau kemampuan seseorang, tes itu disebut power test.  Kalau tes digunakan untuk mengetahui sampai di mana kemampuan individu di dalam mengadakan perfomance  terhadap sesuatu training atau sesuatu yang telah pernah diterimanya, maka tes ini merupakan achievement test.



e.                             Metode Kuesioner
Kuesioner atau sering pula disebut angket merupakan metode penyelidikan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek dari penyelidikan tersebut. Dengan angket orang akan dapat memperoleh fakta ataupun opini (opinion). Angket pada hakekatnya adalah wawancara  juga. Hanya saja pada angket, kuesioner itu langsung diberikan pada responden untuk dibaca sendiri pertanyaan-pertanyaan dan responden menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan tertulis pula.[8] Pertanyaan dalam angket bergantung kepada maksud serta tujuan yang ingin dicapai. Hal ini akan mempunyai pengaruh terhadap materi serta bentuk pertanyaan angket itu. Pada garis besarnya angket terdiri dari dua bagian yang besar yaitu :
a.    Bagian yang mengandung data identitas.
b.    Bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan yang ingin memperoleh jawaban.
Bagian yang mengandung data identitas yaitu merupakan bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan untuk mengungkap data identitas dari orang yang dikenai angket. Misalnya nama, tempat, dan tanggal lahir, bangsa, agama, sekse, alamat dan sebagainya. Tetapi kadang-kadang ada angket yang tidak menggunakan nama, sekalipun identitas yang lain diungkap. Ini disebut angket anonim.
Bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan dapat untuk memperoleh fakta dan juga dapat untuk memperoleh opini. Pertanyaan itu ada beberapa macam bentuk atau jenis yang sekaligus memberikan bentuk atau jenis angket yaitu:
1)        Pertanyaan yang tertutup (closed questions) yaitu bentuk pertanyaan, orang yang dikenai angket (responden) tinggal memilih jawaban-jawaban yang telah disediakan dalam angket tersebut. Jadi jawaban telah terikat , responden tidak dapat memberikan jawaban seluas-luasnya, yang mungkin dikehendaki oleh responden yang bersangkutan. Bentuk angket yang mengandung pertanyaan-pertanyaan yang demikian coraknya disebut angket yang tertutup ((closed questionnaire). Biasanya kalau persoalannya telah jelas dipakai angket bentuk ini.
2)        Pertanyaan yang terbuka (open questions) yaitu bentuk pertanyaan yang responden masih diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memberikan jawaban. Angket yang mengandung pertanyaan semacam ini disebut angket terbuka (open questionnaire). Pada umumnya apabila akan mendapatkan opini dipakai angket bentuk ini.
3)        Pertanyaan yang terbuka dan tertutup yaitu campuran dari kedua macam pertanyaan tersebut di atas. Angket yang mengandung pertanyaan-pertanyaan tersebut disebut angket terbuka-tertutup (open and closed questionnaire).
Angket dalam pelaksanaannya ada dua cara :
a.         Angket langsung yaitu daftar itu langsung diajukan dan dijawab oleh orang-orang yang bersangkutan.
b.        Angket tidak langsung yaitu daftar itu diajukan dan dijawab atau diisi oleh seseorang, sedang isi persoalannya mengenai orang-orang lain, persoalan mengenai anak-anak yang menjawab orang tuanya, untuk mengenai murid-murid yang menjawab angket guru atau kepala sekolah.
f.                             Metode Interviu atau wawancara
Interviu merupakan metode penyelidikan dengn menggunakan pertanyaan-pertanyaan. Kalau pada angket pertanyaan-pertanyaan diberikan secara tertulis, maka pada interviu pertanyaan-pertanyaan diberikan secara lisan. Karena itu antara interviu dan angket terdapat hal-hal yang sama di samping adanya perbedaan-perbedaan. Baik angket maupun interviu kedua-duanya menggunakan pertanyaan-pertanyaan, tetapi berbeda dalam penyajiannya.
Wawancara digunakan untuk menggali pendapat, perasaan, sikap pandangan, proses penginderaan, dan berbagai hal yang merupakan tingkah laku covert yang tidak bisa ditangkap melalui metode observasi. Adapun tehnik wawancara ada beberapa jenis, yaitu :
a.         Wawancara bebas, pewawancara bebas memberikan pertanyaan dan subjek pun bebas memberikan jawabannya.
b.        Wawancara terarah, pewawancara hanya menanyakan hal-hal tertentu yang sudah ditetapkan terlebih dahulu, akan tetapi dalam pertanyaan pewawancara tidak terikat dengan aturan tertentu.
c.         Wawancara terbimbing, pewawancara harus mengikuti sebuah daftar pertanyaan yang sudah tersusun terlebih dahulu.
Suatu hal yang penting pada interviu ialah membuat pertanyaan-pertanyaan sedemikian rupa hingga yang diinterviu tidak merasa diinterviu dengan hal-hal yang telah disiapkan terlebih dahulu. Data interveu kemudian dianalisis hingga mendapatkan hasilnya.
 
       









BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode mempunyai pengertian yang sama dengan prosedur, tata cara, alat dan teknik. Maksud dari metode atau prosedur disini lebih menekankan pada usaha untuk mendapatkan, mengembangkan atau menguji pembuktian atau teori, hipotesis atau dugaan. Sedangkan istilah cara, alat atau teknik lebih menekankan pada usaha untuk mendapatkan, atau membuktikan fakta atau data. Teknik lebih bersifat operasional, sedangkan metode lebih bersifat teoritis.
Macam-macam psikologi perkembangan diantaranya yaitu Metode observasi adalah suara cara yang dilakukan untuk mengamati semua tingkah laku yang terlihat pada suatu jangka waktu tertentu atau pada suatu tahapan perkembangan tertentu, Metode eksperimen adalah metode penelitian dalam psikologi perkembangan dengan melakukan kegiatan-kegiatan percobaan pada anak, Metode klinis adalah suatu metode penelitian yang khusus ditujukan kepada anak-anak dengan cara mengamat-amati, mengajak bercakap-cakap dan tanya-jawab, Metode tes adalah metode yang digunakan untuk  mengadakan pengukuran tertentu terhadap objeknya, Metode Kuesioner atau sering pula disebut angket merupakan metode penyelidikan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek dari penyelidikan tersebut, Interviu merupakan metode penyelidikan dengn menggunakan pertanyaan-pertanyaan secara lisan.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami perlukan untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat bagi pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA


Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar, Jakarta, PRENADA MEDIA, 2004
Ahmad Choiron, Psikologi Perkembangan, Kudus, Nora Media Enterprise, 2010
Ahmad Fauzan, Psikologi Umum, Bandung, CV Pustaka Setia, 2008
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogjakarta, ANDI, 2002
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung,  PT REMAJA ROSDAKARYA, 2015
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1989
Muzdalifah M Rahman, Psikologi Perkembangan, Kudus, Nora Media Interprise, 2011



[1]  Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1989, hlm 580-581
[2]  Ahmad Fauzan, Psikologi Umum, Bandung, CV Pustaka Setia, 2008, hlm 31
[3]  Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar, Jakarta, PRENADA MEDIA, 2004, hlm 39.
[4]  Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung,  PT REMAJA ROSDAKARYA, 2015, hlm 60.

[5] Muzdalifah M Rahman, Psikologi Perkembangan, Kudus, Nora Media Interprise, 2011, hlm 10
[6]Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogjakarta, ANDI, 2002, hlm 26.
[7] Ahmad Choiron, Psikologi Perkembangan, Kudus, Nora Media Enterprise, 2010, hlm 103-104
[8]Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar, Jakarta, PRENADA MEDIA, 2004, hlm 43-44.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar