Lingkungan
ialah ruang dan waktu yang menjadi tempat eksistensi manusia. Sedangkan islam
merupakan agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan Rasul
terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman. Jadi
lingkungan islami yakni suatu lingkungan yang didalamnya terdapat ciri-ciri
keislaman yang memungkinkan terselenggaranya pendidikan Islam dengan baik.
Fungsi
lingkungan islami yakni menunjang terjadinya proses kegiatan belajar mengajar
secara aman, tertib dan berkelanjutan. Alquran memberi isyarat tentang
pentingnya menciptakan suasana saling tolong menolong dan saling mensehati agar
kegiatan yang dijalankan manusia dapat berjalan baik.
Dahulu,
sebelum belajar dimadrasah-madrasah, kaum muslimin belajar dikutab yang disana
diajarkan bagaimana cara membaca dan menulis huruf Alquran, dan kemudian
diajarkan ilmu agama dan ilmu Alquran. Dari uraian tersebut dapat
diidentifikasikan bahwa lingkungan atau tempat berlangsungnya kegiatan
pendidikan islam terdiri dari rumah, masjid, kutab dan madrasah. Pada
perkembangan selanjutnya institusi lembaga pendidikan itu disederhanakan
menjadi lingkungan sekolah (formal) dan lingkungan luar sekolah (informal).
Lingkungan
luar sekolah (informal) terdiri dari lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat. Seseorang memperoleh informasi, pengetahuan latihan dan bimbingan
sesuai dengan usia dan kebutuhan, dengan tujuan mengembangkan tingkatan
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya bertindak
efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.
Lingkungan
keluarga merupakan dasar pembentukan sikap dan sifat manusia.lingkungan ini
merupakan lingkungan yang pertama dalam proses pendidikan. Fungsi keluarga
disini yakni membina kasih sayang, tolong menolong, mendidik anak,berkreasi dan
berinovasi sehingga terciptanya kehidupan yang beradab. Untuk dapat
melaksanakan fungsinya yang demikian itu, sebelum dibangun sebuah keluarga maka
perlu dipersiapkan syarat- syarat pendukungnya yakni
1. Bersifat
psikologis
2. Saling
mencintai
3. Kedewasaan
yang ditandai dengan batas usia tertentu
4. Kecukupan
bekal ilmu pengalaman untuk memikul tanggung jawab
5. Adanya
kesamaan agama.
Keluarga yang islami sangat
berpengaruh dalam membentuk aqidah, mental, spiritual dan kepribadian, serta
pola pikir anak. Yang kita tanamkan pada masa-masa tersebut akan terus membekas
pada jiwa anak dan tidak mudah hilang atau berubah sesudahnya. Adapun bagi
orangtua, ia harus menjauhkan anak dari
hal-hal yang membawa kepada kebinasaan dan ketergelinciran, serta mengangkat
derajat mereka dari derajat binatang menjadi derajat manusia yang mempunyai
semangat untuk mengemban amanat dan tugas agama. Sebagai orangtua, seseorang
harus menjadikan kepribadian Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai suri
tauladan dalam seluruh aspek kehidupan dan dalam setiap proses pendidikan.
Mengajak mereka untuk mengikuti jejak salafush-shalih serta memberi motivasi
anak didik untuk selalu bersanding dengan ulama dan orang-orang shalih. juga
harus memahami dampak buruk yang disebabkan oleh keteledoran dalam mendidik
anak..
Lingkungan
masyarakat merupakan lingkungan dengan sekumpulan orang yang hidup bersama
disuatu tempat dengan ikatan-ikatan atau aturan-aturan tertentu. Manusia
membutuhkan masyarakat dalam pertumbuhan dan perkembangan kemajuannya yang
dapat meninggikan kualitas hidupnya. Semua itu membutuhkan masyarakat dan
mereka harus hidup dimasyarakat. Ibnu Sina mengatakan “manusia berbeda dengan
makhluk lainnya disebabkan manusia itu tidak dapat memperbaiki kehidupannya
jika ia hidup menyendiri tanpa ada orang lain yang menolong memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Lingkungan
masyarakat akan memberi pengaruh dan dampak dalam pertumbuhan.jika pertumbuhan
fisik akan berhenti saat mencapai usia dewasa, maka pertumbuhan psikis akan
berlangsung seumur hidup. Hal ini menunjukkan bahwa asuhan dikelembagaan
pendidikan (sekolah) hanya berlangsung selama waktu tertentu, sebaliknya asuhan
oleh masyarakat akan berjalan seumur hidup.
Pendidikan dalam pendidikan masyarakat ini boleh
dikatakan pendidikan secara tidak langsung, pendidikan yang dilaksanakan dengan
tidak sadar oleh masyarakat. Dan anak didik sendiri secara sadar atau tidak mendidik dirinya sendiri, mencari pengetahuan dan
pengalaman sendiri, mempertebal keimanan serta keyakinan sendiri akan nilai
nilai kesusilaan dan keagamaan didalam masyarakat. Lembaga lembaga pendidikan
yang ada di masyarakat ikut langsung melaksanakan pendidikan tersebut. Di dalam
masyarakat terdapat beberapa lembaga atau perkumpulan atau organisasi seperti:
organisasi pemuda (KNPI, karang Taruna), organisassi kesenian (sanggar tari,
perkumpulan musik), pramuka, olahraga, keagamaan dan sebagainya.
Lembaga-lembaga tersebut membantu pendidikan dalam usaha membentuk pendidikan seperti: membentuk sikap, kesusilaan, dan menambah ilmu
pengetahuan diluar sekolah dan keluarga.Organisasi-organisasi seperti tersebut di atas jika mendasarkan diri pada
agama mempunyai pengaruh positif bagi kehidupan keagamaan.
Tidak kalah
pentingnya dengan Organisasi-organisasi tersebut di atas yaitu persekutuan
hidup di dalam masyarakat yang memanifestasikan ajaran islam dalam kehidupan
sehari-hari, kesemuanya itu ikut mempengaruhi keagamaan anak.Perkumpulan dan
persekutuan hidup masyarakat yang memberikan anak untuk hidup dan mempraktikkan
ajaran islam rajin beramal, cinta damai, toleransi, dan toleransi, dan suka
menyambung ukhuwah islamiyah, sebaliknya lingkungan yang tidak menghargai
ajaran islam maka dapat menjadikan anak apatis atau masa bodoh kepada agama
islam. Apalagi masyarakat yang membenci
islam, maka akhirnya anaknya akan membenci kepada islam.
Lingkungan
sekolah merupakan lingkungan yang
menjadi tempat bekal keahlian dan ilmu pengetahuan. Ketika anak berumur
4-6 tahun, ia dipercayakan oleh keluarganya untuk didik oleh lembaga pendidikan
(sekolah) seperti taman kanak-kanak sampai sekolah dasar.tidak semua tugas
mendidik dapat dilaksanakan oleh orangtua dalam keluarga terutama dalam hal
ilmu pengetahuan dan berbagai keterampilan.
Setelah
anak memasuki lingkungan sekolah maka mulailah anak menerima pengetahuan yang
bersifat sistematis dan konseptual berupa sejumlah mata pelajaran. Di sini anak
mulai berinteraksi dengan orang lain, yaitu teman-teman sebayanya dan guru.
Karena itu guru harus memiliki kepribadian, agama, akhlak, sikap, penampilan,
pakaian, dan cara bicara yang baik terhadap anak didik. Di sekolah anak
terkadang mencari figur guru idola yang menurut dia dapat diteladani. Dengan
mulainya anak berinteraksi diharapkan dia dapat hidup layak dan wajar dengan
teman-temanya karena nantinya anak akan menjadi anggota masyarakat. Sekolah
juga memberikan suatu harapan yang dapat tergambar oleh masyarakat, yaitu
dengan mendapat ijazah untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya
ataupun untuk mencari pekerjaan.
Perlunya
penghayatan dan pengamalan dari pengetahuan yang diperoleh di sekolah dirasakan
sangat urgen agar anak didik tidak menjadi orang yang pintar dalam teori,
tetapi mengabaikan pengetahuan praktikal. Di sinilah pengaruh pendidikan
masyarakat, di mana anak didik memperoleh pengetahuan praktikal yang sedikit
sekali didapatkan di sekolah. Anak mempelajari pengetahuan agama dan bahasa
Indonesia sehingga dapat menyusun sebuah pidato. Pidato ini dipraktikkan di muhadharah
masjid atau asrama, yang sebelumnya dia melihat bagaimana cara menampilkan
pidato dari seorang ustadz atau tokoh masyarakat. Jadi cara dia pidato, baik
itu dari segi isi, penyampaian, dan sikap dia di hadapan hadirin dapat
dikatakan dia sedang belajar berpidato sehingga pidato tersebut dapat dilihat
baik atau tidak, perlu perbaikan atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar