Perkembangan dunia
pendidikan saat ini memang perkembangannya sangatlah cepat. Seluruh komponen
pendidikan harus terus-menerus diinovasi dan dikembangkan sesuai dengan
paradigma baru yang terus berkembang. Paradigma ialah kerangka berfikir atau
konsep yang dirangkai untuk menuju masa depan yang lebih baik atau juga disebut
dengan mainstream. Paradigma baru dalam pendidikan sangat dibutuhkan guna
untuk menjadikan pola pikir yang kedepan dan proses dalam pembelajaran lebih
berfikir intelektual. Paradigma pendidikan disesuaikan dengan cita-cita kedepan
ingin meraih target yang bagaimana. Oleh karena itu, diperlukan konsep-konsep
baru untuk menghadapi kemungkinan yang akan terjadi kedepan tentang pendidikan
di negara kita ini. Paradigma pendidikan di Indonesia ini termasuk yang
terlambat dalam menerapkan paradigma baru dalam melihat keunggulan suatu bangsa
dibandingkan dengan negara-negara tetangganya.
Kesadaran
dan keinginan yang kuat dari pemerintah dan rakyat Indonesia untuk memperbaiki
sistem pendidikan adalah hal yang terpenting untuk mewujudkan pendidikan
intelektual di Indonesia yang bisa merubah segala sistem yang berada di
Indonesia. Kini bangsa Indonesia hidup di era globalisasi dan era reformasi
yang keadaannya jauh berbeda dengan keadaan di masa lampau. Semua perubahan
yang terjadi dari masa sekarang ini mempengaruhi segala sistem pendidikan di
Indonesia. Semua sistem komponen pendidikan yang telah dimiliki berbeda dengan
komponen pendidikan dimasa lampau. Dengan demikian, semua lembaga pendidikan
dari tingkat paling dasar hingga perguaruan tinggi harus mengikuti segala
proses perubahan dari masa ke masa itu untuk mempertahankan eksistensi dalam
dunia pendidikan dan memiliki kontribusi bagi penyiapan masa depan bangsa yang
lebih baik. Dengan mengacu kepada berbagai referensi pendidikan mutakhir, serta
dengan tetap berpedoman pada semangat ajaran Islam sebagaimana yang terkandung
di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.
Dalam
buku yang saya baca berjudul Perspektif Islam Tentang Strategi
Pembelajaran, lembaga pendidikan Islam pada khususnya dan
lembaga pendidikan pada umumnya, memiliki potensi dan peluang yang sama untuk
berkembang, sepanjang masing-masing lembaga pendidikan tersebut mampu
menerimanya secara positif terhadap seluruh perkembangan paradigma baru
tersebut. Dalam Standar Nasional Pendidikan yang sebagaimana digunakan sebagai
acuan oleh BAN-PT, komponen pendidikan itu terdiri dari visi, misi, tujuan,
kurikulum, proses belajar-mengajar, pendidik, peserta didik, manajemen pengelolaan,
sarana prasarana, pembiayaan, sistem komunikasi, lingkungan dan evaluasi
pendidikan.
Yang
pertama dari segi visinya, paradigma baru pendidikan harus diarahkan kepada
upaya meyiapkan masa depan bangsa agar mampu berkompetisi di era globalisasi
seperti sekarang ini. Pendidikan Islam sebagai bagian dari sistem pendidikan
nasional juga harus mampu menyesuaikan visinya dengan visi pendidikan nasional
tersebut. Visi dan orientasi pendidikan Islam yang selama ini diarahkan pada
masa lampau dengan mentransformasikan berbagai ilmu keislaman yang tidak
sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan zaman, harus revolusi perubahan. Dengan
demikian lulusan pendidikan Islam tidak hanya dapat berkiprah di sektor yang
marginal dan terpinggirkan, tetapi juga dapat berkiprah di sektor yang lebih
luas.
Kedua,
dari segi misinya paradigma baru pendidikan
saat ini diarahkan pada perluasan dan pemerataan kesempatan untuk mendapatkan
pendidikan bagi semua orang yang kurang mampu, membantu dan memberikan
fasilitas perkembangan potensi yang dimiliki anak dari sejak dini hingga akhir
hayat berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks NKRI. Melalui pendidikan yang
diajarkan di pesantren yang tersebar dis eluruh pelosok negeri ini, pendidikan
Islam telah mengemban penyelenggaraan pendidikan seumur hidup.
Ketiga,
segi tujuannya lembaga pendidikan Islam harus diarahkan pada usaha membentuk
manusia yang utuh kepribadiannya. Pendidikan Islam saat ini harus mampu
mengutuhkan kepribadian manusia yang sudah terpecah belah.
Keempat,
dari segi kurikulumnya. Dalam paradigma baru pendidikan, kurikulum yang
dimaksud disini bukan sekedar coretan rencana yang dirangkai melalui tulisan di
kertas saja, tetapi semua aktivitas yang memperngaruhi berjalannya proses
pembelajaran. Lembaga pendidikan Islam juga harus mengembangkan kurikulumnya
sendiri dan menyesuaikan diri dengan kurikulum yang ditetapkan pemerintah.
Seperti halnya saat ini kurikulum yang digunakan kurikulum 2013 dimana
kapasitas aktif dimiliki anak didik sepenuhnya dan pendidik hanya mengarahkan
inti-inti yang hendak dianalisis oleh anak didik tersebut. Maka dalam
pendidikan Islam hendaknya juga dapat mengimbangi dengan kurikulum yang sedang
berjalan sekrang ini meskipun kurikulum ini masih terjadi kesimpang siuran
namun karena sudah ditetapkan oleh pemerintah maka wajib dilaksanakan.
Kelima,
dilihat dari segi pendidik. Pada paradigma baru pendidikan ini telah diketahui
bahwa peran pendidik seperti guru atau dosen sudah tidak lagi dianggap
satu-satunya sumber informasi dalam proses pembelajaran tetapi hanya salah
satunya saja dari komponen dalam proses pembelajaran. Sekarang, siswa dituntut
untuk mandiri dalam mencari ilmu melalui fasilitas-fasilitas yang ada sekarang
misalnya saja melalui media masa dan lain sebagainya. Tetapi, peran pendidik
sekarang ini bukan hanya sebagai pemberi informasi tetapi juga bisa sebagai
motivator buat anak didiknya.
Keenam,
segi peserta didik. Paradigma baru pendidikan ini melihat peserta didik sebagai
mitra dalam kegiatan pembelajaran yang harus diperlakukan secara adil,
manusiawi, egaliter, demokratis, dihormati hak-hak asasinya, dan yang lainnya.
Yang pada masa lampau semua punisment yang dilakukan pendidik terhadap
peserta didiknya dianggap biasa namun sekarang tak lagi berlaku seperti itu
tetapi pendidik dapat dikenakan sanksi pidana dalam hal kekerasan dalam
mengajar. Islam sebagai agama yang melindungi hak-hak asasi manusia dapat
membawa rahmat bagi seluruh alam harus dipahami dalam konteks perkembangan
tentang ham yang berlaku pada saat ini.
Ketujuh,
dari segi proses belajar mengajar. Pembelajaran saat ini bukan hanya seperti
mengisi air dalam gelas yang dalam artian peserta didik sebagai yang
membutuhkan kucuran air atau informasi pendidikan dari sang pendidik tetapi
juga harus menyalakan api. Paradigma pendidikan yang saat ini dimana proses
pembelajaran itu dilakukan secara langsung pada sasaran (siswa), berisi
inspirasi, menyenangkan, menantang, dan juga memotivasi peserta didik untuk
aktif, kreatif dan inovatif.
Kedelapan,
segi lingkungannya. Dalam hal ini lingkungan pendidikan tidak hanya berada
dalam kelas tetapi bisa juga pada lingkungan global yang lebih luas guna agar
siswa dapat mengetahui lebih jauh lagi tentang pendidikan yang dapat
dimungkinkan dijangkau dengan teknologi masa kini halnya adalah internet.
Kesembilan,
dari segi sarana prasarana. Berbagai sarana dan prasarana yang ada dilingkungan
masyarakat dapat digunakan untuk keberlangsungan kegiatan pendidikan melalui
skema kerjasama yang menguntungkan dalam arti yang seluas-luasnya. Misalkan
musholla digunakan tidak hanya sholat berjama’ah tetapi juga dapat digunakan
untuk mengaji dan membaca al-berjanji.
Kesepuluh,
segi manajemen pengelolaannya. Manajemen pendidikan saat ini dapat diidentikkan
dengan pengelolaan sebuah restoran yang menyediakan menu sesuai selera
pelanggan, kemasan dan penataannya yang menarik, cepat,ramah dan simoatik,
lingkungannya bersih dan harganya terjangkau.
Kesebelas,
segi pendanaannya. Biaya pendidikan yang dikeluarkan para peserta didik guna
membayar tempat dan fasilitas yang digunakan ditempat dia menimbu ilmu harus
sebanding dengan apa yang sudah mereka
bayar dengan hasil pendidikan yang mereka capai selama masa pembelajaran.
Sebab, pada paradigma baru pendidikan ini dana pendidikan harus dilihat sebagai
investasi jangka panjang dalam artian pendidikan itu masanya tidak terhingga
dan berlangsung seumur hidup. Namun, nama pendidikan Islam biaya itu tidak
seberapa tetapi hasil pendidikan agamanya sangat menjamin untuk kelangsungan
hidup dia dalam rohani maupun jasmani mereka. Tetapi kembali ke peraturan
pemerintah.
Semua
aspek diatas menandakan bahwa pendidikan itu banyak cara dan penggunaannya.
Target yang dicapai juga harus jelas dan tak ada kesimpangsiurannya. Pada era
yang sekarang ini Indonesia masih sangat lemah dalam hal pendidikannya terutama
semakin melemahnya pendidikan Islam bahkan hanya dipandang sebelah mata saja
oleh sebagian orang. Karena mereka anggap bahwa pendidikan umum lebih penting
dan dapat meninggikan derajat anaknya di dunia tetpai mereka belum paham kalau pendidikan
agama itu jauh lebih penting untuk perkembangan anak mereka selamanya. Dapat
dijadikan bekal anak untuk kelangsungan hidupnya. Pendidikan itu sangat penting
tidak hanya anak dapat mengetahui berbagai macam pengetahuan baru dan
meninggikan derajat namun, dapat mempertebalkan iman mereka melalui segala
aspek pembelajaran agama dalam sekolah atau pesantren yang mereka gunakan untuk
menimba ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar