BABI
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi
interaksi. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya
dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak
didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik,
dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan mengairahkan. Guru berusaha
menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga
tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dengan anak didik.
Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara
arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Guru yang
memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya
akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama
dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Sebaiknya guru memandang anak didik
sebagai individu dengan segala perbedaan, sehingga mudah melakukan pendekatan
dalam pembelajaran. Ada beberapa pendekatan yang diajukan dalam pembicaraan ini
dengan harapan dapat membantu guru dalam memecahkan berbagai masalah dalam
kegiatan belajat-mengajar.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pengertian pendekatan pembelajaran?
2.
Apa
saja macam-macam pendekatan pembelajaran ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Secara lughawi, pendekatan berarti
proses, cara, perbuatan mendekati.[1]
Secara istilah, pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya
mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran.[2]
Kata metode berasal dari bahasa
Yunani, yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui dan hodos
berarti jalan atau cara. Dalam bahasa Arab, kata metode dikenal dengan istilah thariqoh
yang berarti langkah-langkah yang diambil seorang pendidik guna membantu
peserta didik merealisasikan tujuan tertentu. Dengan demikian, bisa dipahami
bahwa metoe berarti car yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar
tercapai sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.
Dalam pelaksanaannya, metode dalam
pendidikan diimplementasikan dalam bentuk tehnik/startegi. Secara etimologi,
tehnik/strategi berarti cara atau kepandaian membuat atau melakukan sesuatu.
Sedangkan secara terminologi, tehnik/strategi dapat didefinisikan sebagai cara
yang lebih khusus atau spesifik yang digunakan oleh pendidik untuk mengajar
suatu kemahiran atau aspek dalam wujud aktivitas, strategi, atau taktik dan
bahan atau alat yang terkait dengannya. Tehnik/strategi lebih bersifat
implementatif yang merupakan kegiatan spesifik yang sesungguhnya terjadi di
dalam kelas.
Dengan demikian, jelaslah hubungan
antara pendekatan, metode, dan tehnik/strategi sebagai suatu cara untuk
mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan, atau cara yang tepat dan cepat un
tuk meraih tujuan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Tehnik merupakan
pengejawantahan metode. Sedangkan metode, merupakan penjabaran dari asumsi-asumsi
dasar dari pendekatan.[3]
A.
Macam-macam pendekatan
Ada beberapa pendekatan dan
metode pendidikan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai
berikut.
1.
Pendekatan Pengalaman
Pendekatan pengalaman
adalah pemberian pengalaman
kepada peserta didik dalam proses
pembelajaran. Dalam pendekatan ini , peserta didik diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman baik berupa pengalaman individu maupun
pengalaman kelompok. Contoh metode yang digunakan antara lain metode
ceramah dengan menggunakan teknik/
strategi every one is a teacher dan listening teams, metode diskusi
dengan menggunakan teknik/strategi active
knowledge sharing.
Metode ceramah merupakan cara menyampaikan materi ilmu pengetahuan
dan agama kepada anak didik dilakukan secara lisan. Yang perlu diperhatikan,
hendaknya ceramah mudah diterima, isinya mudah dipahami serta mampu
menstimulasi pendengar (anak didik) untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar
dari isi ceramah yang disampaikan.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, tujuan metode ceramah adalah
menyampaikan bahan yang bersifat informasi (konsep, pengertian,
prinsip-prinsip) yang banyak serta luas.
Secara spesifik metode ceramah bertujuan untuk:
a.
Menciptakan
landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah yaitu bahan tulisan
peserta sehingga peserta dapat belajar melalui bahan tertulis hasil ceramah.
b.
Menyajikan
garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahan yang terdapat dalam isi
pelajaran.
c.
Merangsang
peserta didik untuk belajar mandiri dan menumbuhkan ras ingin tahu memalui
pemerkayaan belajar.
d.
Memperkenalkan
hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gamblang.
e.
Sebagai
langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya menjelaskan prosedur yang harus
ditempuh oleh peserta didik.
Alasan guru menggunakan metode ceramah harus benar-benar dapat
dipertanggung jawabkan. Metode ceramah ini digunakan karena pertimbangan :
a.
Anak
benar-benar memerlukan penjelasan, misalnya karena bahan baru atau guna
menghindari kesalahpahaman.
b.
Benar-benar
tidak ada sumber bahan pelajaran bagi pserta didik.
c.
Menghadapi
peserta didik yang banyak jumlahnya dan bila menggunakan metode lain sukar diterapkan.
d.
Menghemat
biaya, waktu dan peralatan.[4]
Beberapa kelebihan metode ceramah :
a.
Ceramah
merupakan yang murah sekaligus paling mudah dilakukan.
b.
Dengan
menggunakan metode ceramah guru dapat dengan mudahmenguasai kelas,
mengorganisasikan tempat duduk dan kelas.
c.
Ceramah
dapat menyajikan materi pelajaran yang luas dlam waktu yang relative singkat.
d.
Ceramah
dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.
e.
Metode
ceramah dapat digunakan bagi jumlah siswa atau peserta didik yang sangat banyak
atau dalam jumlah besar.
Beberapa kelemahan metode ceramah :
a.
Materi
yang dikuasai siswa sangat terbatas pada materi yang dikuaai guru saja.
b.
Metode
ceramah jia dilakukan oleh guru yang kurang memilki kemampuan retorika yang
baik, akan menimbulkan kebosanan dan kejenuhan pada sisw, sehingga materi yang
disampaikan akan teras menjenuhkan dan membosnkan.
c.
Melalui
ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa
yang dijelaskan atau belum.
d.
Metode
ceramah akan membawa pada nuansa pembelajaran yang lebih pasif, karena peserta
didik hanya berperan sebagai “pendengar” dan “penonton” Acting yang dilakukan
oleh gurunya didalam kelas.[5]
Metode diskusi adalah salah satu
teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam
ini proses belajar terjadi, di mana interaksi antara dua atau lebih individu
yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah
dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.
Tujuan penggunaan metode diskusi adalah:
a.
Dengan
diskusi peserta didik didorong mengguanakan pengalamannya untuk memecahkan
masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain.
b.
Peserta
didik mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu untuk melatih
kehidupan yang demokratis.
c.
Diskusi
memberi kemungkinan pada peserta didik untuk belajar berpartisipasi dalam
pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah bersama.
Beberapa kelebihan metode diskusi
a.
Dapat
merangsang “semangat” peserta didik dalam belajar.
b.
Dengan
menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran akan melatih peserta didik untuk
membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
c.
Karena
dalam metode diskusi ini peserta didik memiliki kesempatan untuk menyampaikan
pendapatnya secara lisan.
d.
Melatih
pesera didik untuk menghargai pendapat orang lain.
e.
Pembelajaran
dengan menggunakan metode diskusi akan mengembangkan kemampuan sosial peserta
didk.
f.
Dalam
diskusi biasanya dipimpin oleh seorang ketua kelompok diskusi, maka dengan demikian
diskusi akan melatih jiwa kepemimpinan peserta didik.
Beberapa kelemahan metode diskusi
a.
Sering
terjadi pembicaraan dalm diskusi dikuasai oleh siswa yang memiliki ketrampilan
dalam berbicara saja, sehngga ketercapaiaan
tujuan belajar tidak merata.
b.
Terkadang
pembahasan dalam diskusi suka melua kesana kemari, sehingga kesimpulan tidak
fokus pada permasalahan dan menjadi kabur.
c.
Dalam
pelaksanaannya, memerlukan waktu yang cukup panjang yang terkadang tidak sesuai
dengan yang direncanakan.
d.
Dalam
diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak
terkontrol. Akibatnya, ada pihak-pihak yang merasa tersinggung sehingga dapat
mengganggu iklim pembelajaran.
Berikut langkah-langkah
teknik/strategi pembelajaran active knowledge sharing:
a)
Buatlah
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan anda
ajarkan. Pertanyaan-pertanyaan itu dapat berupa:
1)
Definisi
suatu istilah;
2)
Pertanyaan
dalam bentuk multiple choice;
3)
Mengidentifikasi
seseorang;
4)
Menanyakan
sikap atau tindakan yang mungkin dilakukan;
5)
Melengkapi
kalimat
b)
Minta
peserta didik untuk menjawab dengan sebaik-baiknya.
c)
Minta
semua peserta didik untuk berkeliling
mencari teman yang dapat membantu
menjawab pertanyaan yang tidak diketahui atau diragukan jawabannya. Tekankan
mereka untuk saling membantu.
d)
Minta
peserta didik untuk kembali ketempat duduk mereka kemudian periksalah jawaban
mereka. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh peserta
didik. Gunakan jawaban-jawaban yang
muncul sebagai jembatan untuk
mengenalkan topik yang penting di atas.
2.
Pendekatan Pembiasaan
Pembiasaan adalah suatu tingkah laku
tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja
kadangkala tanpa dipikirkan. Pendekatan pembiasaan dalam pendidikan berarti
memberikan kesempatan kepada peserta
didik terbiasa untuk melakukan sesuatu baik secara individual ataupun secara
kelompok.
Contoh metode yang digunakan antara lain metode
latihan dan metode resitasi (penugasan) dengan menggunakan teknik / strategi Card
sort.
Metode Latihan, Latihan bermaksud
agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik dan
dikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan hanyalah untuk sekedar mengukur sejauh
mana dia telah menyerap pengajaran tersebut. Metode melatih anak adalah suatu
metode pendidikan dan pengajaran Islam dengan cara pendidik/guru memberikan
latihan-latihan atau tugas-tugas kepada anak didik terhadap suatu perbuatan
tertentu.[6]
Mengenai pentingnya metode ini dalam
pendidikan dan pengajaran Islam yang dinyatakan oleh al-Ghozali yaitu metode
dengan memberikan latihan kepada anak-anak adalah termasuk hal yang sangat
penting.
Adapun tujuan umum dari metode ini
adalah agar anak yang dilatih dapat membentuk kebiasaan-kebiasaan yang berguna
didalam melakukan tugas-tugas atau kewajiban-kewajibannya. Sebab melalui
latihan yang terus menerus maka hal-hal yang tadinya berat untuk dilaksanakan
akan menjadi ringan. Sudah pasti latihan-latihan yang diberiakn ank haruslah
direncanakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah
dirumuskan.
Rasulullah saw juga memandang
pentingnya pada metode latihan ini. hal ini terbukti pada perintah Rasulullah
kepada setiap orang tua yang beriman untuk memerintahkan kepada anak-anaknya
yang telah menginjak usia 7 tahun agar melakukan shalat.
Kelebihan metode latihan
1.
Memberikan
umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar
mengajar.
2.
Menentukan
angka kemajuan/hasil belajar masing-masing anak didik.
3.
Menempatkan
anak didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat. Dimana seharusnya seorang
anak didik ditempatkan (misal dalam penentuan jurusan) sesuai dengan tingkat
kemampuan dan kecerdasan yang dimiliki oleh anak didik.
4.
Mengenal
latar belakang (psikologis, fisik, dan lingkungan) anak didik yang mengalami
kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan
kesulitan tersebut.
Metode Pemberian Tugas, Yang
dimaksud dengan metode ini adalah suatu cara dalam proses belajar-mengajar
bilamana guru memberi tugas tertentu dan
murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada
guru. Dengan cara demikian diharapkan agar murid belajar secara bebas tapi
bertanggung jawab dan murid-murid akan berpengalaman mengetahui berbagai kesulitan
kemudian berusaha untuk ikut mengatasi kesulitan-kesulitan.
Tujuan :
kegiatan metode ini berada pada murid-murid dan mereka disuguhi
bermacam-macam masalah agar mereka menyelesaikan, menanggapi, dan memikirkan
masalah itu.
Yang penting bagaimana melatih murid agar befikir bebas ilmiah
(logis dan sistematis) sehingga dapat memacahkan problem yang dihadapinya dan
dapat mengatasi serta mempertanggung jawabnya.[7]
Kelebihan
metode pemberian tugas :
a.
Lebih
merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar.
b.
Mengengembangkan
kemandirian
c.
Membina
tanggung jawab dan disiplin siswa.
d.
Mengembangkan
kreativitas.
Kekurangan
metode pemberian tugas :
a.
Siswa
sulit di kontrol, apakah ia mengerjakan atau orang lain.
b.
Khusus
untuk tugas kelompok, tidak jarang aktif ikut bekerja atau tidak.
c.
Sering
memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan bagi siswa.
Berikut langkah-langkah teknik / strategi Card sort .
1)
Setiap
peserta didik dibagi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh yang
tercakup dalam satu atau lebih kategori. Berikut beberapa contoh:
a.
Nouns,
verb, adverb, dan preposition.
b.
Sinonim dan antonim
c.
Hewan-hewan
herbivora
2)
Mintalah
peserta didik untuk bergerak dan
berkeliling didalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama.
3)
Peserta
didik dengan kategori yang sama diminta mempresentasikankategori masing-masing
di dalam kelas.
4)
Seiring
dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan poin-poin penting
terkait materi pembelajaran.
3.
Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional ialah usaha
untuk menggugah perasaan dan emosi
peserta didik dalam meyakini ajaran islam serta dapat merasakan mana
yang baik dan mana yang buruk. Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada didalam diri seseorang. Emosi
berhubungan dengan masalah perasaan. Seseorang yang mempunyai perasaan
pasti dapat merasakan sesuatu, baik
perasaan jasmaniah maupun perasaan ruhaniah. Di dalam perasaan ruhaniah
tercakup perasaan intelektual, perasaan etis-estetis, perasaan sosial, dan perasaan
harga diri.
Emosi berperan dalam pembentukan kepribadian
seseorang. Untuk itu, pendekatan emosional perlu dijadikan salah satu pendekatan. Metode yang
digunakan seperti metode bercerita dengan menggunakan teknik/strategi assessment
search.
Metode cerita, Cerita termasuk salah
satu media pengajaran yang sukses. Ia merupakan suatu cara pendidikan yang
disenangi anak-anak dan orang dewasa. Murid-murid pada tingkatan umur menyukai
cerita-cerita tertentu dan senang membacanya.
Tujuan metode cerita :
Sangat boleh jadi cerita itu adalah merupakan suatu faktor
pendidikan yang penting untuk menumbuhkan sikap dan merubah nilai-nilai,
menyeru kepada perbaikan serta menghias diri dengan akhlaq dan sifat-sifat
mulia, karena ia mempunyai daya kekuatan pengaruh dan bimbingan. Kenyataan menunjukan bahwa
cerita itu mempunyai pengaruh yang dalam untuk mengadakan perubahan dan
pengarahan, sebab khayalan orang yang mendengar cerita atau yang membacanya
akan mengikuti terus kejadian-kejadian itu dan menghayatinya, ia akan beranjak
bersama cerita itu dari satu situasi ke satu dialog, satu konsep ke satu
perasaan.
Contoh metode cerita :
Beberapa contoh dari cerita Al-Quran adalah cerita Nabi Yusuf as,
cerita Nabi Nuh as, cerita istri Raja Fir’aun dan cerita dua orang putra Nabi
Adam as.
Kelebihan metode cerita :
a.
Dapat
meningkatkan motivasi anak untuk belajar karena anak sangat senang dengan
cerita-cerita.
b.
Melalui
contoh cerita, anak terdorong untuk melakukan kebaikan tersebut.
c.
Tidak
membutuhkan banyak alat.
Kekurangan metode cerita :
a.
Dalam
metode ini guru lebih dominan, sehingga peran aktif anak lebih sedikit.
b.
Guru
dituntut untuk benar benar menguasai tehnik bercerita dengan baik.[8]
Berikut langkah-langkah teknik / strategi assessment search.
a.
Buatlah
beberapa pertanyaan tentang suatu
situasi atau kondisi yang akan
ditampilkan atau diceritakan yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
b.
Bagilah
peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil.
c.
Tampilkan
atau ceritakan suatu situasi dan kondisi yang berkaitan dengan materi
pembelajaran.
d.
Mintalah
masing-masing kelompok untuk membuat cerita pendek dengan menggunakan hasil
jawabannya.
e.
Minta
masing-masing kelompok untuk
menceritakan hasilnya.
4.
Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional adalah suatu
pendekatan menggunakan rasio (akal)
dalam memahami dan menerima materi pelajaran. Metode yang digunakan seperti
diskusi dengan menggunakan teknik active
debate.
Metode dikusi merupakan salah satu cara mendidik yang berupaya
memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing
mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Dalam proses
pembelajaran metode ini mendapatkan pehatian yang lebih khusus, karena dengan
metode diskusi dapat merangsang siswa berpikir atau mengeluarkan pendapat
sendiri. Selain untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan
menambah dan pengetahuan siswa, juga untuk melatih siswa berfikir kritis
terhadap permasalahan yang ada, dengan berlatih menemukakan pendapat sendiri.
Metode
diskusi bukan hanya percakapan atau debat biasa saja, akan tetapi diskusi
timbul karena adanya permasalahan yang memerlukan jawaban dan jalan keluarnya dari permasalahan
tersebut, atau terdapat berbagai jawaban yang perlu diselesaikan. Oleh karena
itu dalam pelaksanaannya, peranan guru sangat penting dalam rangka menghidupkan
kegairaan siswa berdiskusi. Oleh karena itu, pertama guru harus berusaha
semaksimal mungkin agar siwa turut aktif
dan berperan dalam diskusi tersebut. Kedua, berlaku bijasana dalam
mengatur dan mengarahkan diskusi, agar berjalan dengan lancar dan aman. Ketiga,
memberikan kesimpulan hasil diskusi.
Beberapa kelebihan metode diskusi
g.
Dapat
merangsang “semangat” peserta didik dalam belajar.
h.
Dengan
menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran akan melatih peserta didik untuk
membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
i.
Karena
dalam metode diskusi ini peserta didik memiliki kesempatan untuk menyampaikan
pendapatnya secara lisan.
j.
Melatih
pesera didik untuk menghargai pendapat orang lain.
k.
Pembelajaran
dengan menggunakan metode diskusi akan mengembangkan kemampuan sosial peserta
didk.
l.
Dalam
diskusi biasanya dipimpin oleh seorang ketua kelompok diskusi, maka dengan
demikian diskusi akan melatih jiwa kepemimpinan peserta didik.
Beberapa kelemahan metode diskusi
e.
Sering
terjadi pembicaraan dalm diskusi dikuasai oleh siswa yang memiliki ketrampilan
dalam berbicara saja, sehngga ketercapaiaan
tujuan belajar tidak merata.
f.
Terkadang
pembahasan dalam diskusi suka melua kesana kemari, sehingga kesimpulan tidak
fokus pada permasalahan dan menjadi kabur.
g.
Dalam
pelaksanaannya, memerlukan waktu yang cukup panjang yang terkadang tidak sesuai
dengan yang direncanakan.
h.
Dalam
diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak
terkontrol. Akibatnya, ada pihak-pihak yang merasa tersinggung sehingga dapat
mengganggu iklim pembelajaran.
Berikut langkah-langkah teknik atau strategi pembelajaran:
a.
Kembangkan
sebuah pertanyaan kontroversial yang berkaitan denagn maateri pembelajaran.
b.
Bagi
kelas ke dalam dua tim. Mintalah satu kelompok yang “pro” dan kelompok yang
“kontra”
c.
Bagi kelompok yang “pro” dan kelompok yang
“kontra” menjadi beberapa kelompok sehingga terbentuklah subkelompok. Kemudian,
mintalah masing-masing subkelompok tersebut mengembangkan argumennya.
d.
Minta
masing-masing subkelompok mempresentasikan hasil pengembangan argumennya.
e.
Beri
kesempatan kepada kelompok yang mempunyai argumen berlawanan untuk
menanggapinya.
f.
Lakukan
hal tersebut sampai semua subkelompok menyampaikan argumennya.
g.
Pada
saat yang tepat akhir debat. Tidak perlu menentukan kelompok mana yang menang
kemudian didiskusikan apa yang telah peserta didik pelajari dari pengalaman
debat tersebut.
h.
Minta
peserta didik untuk mengidentifikasi argumen yang paling baik menurut mereka.
5.
Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional adalah pendekatan yang menekankan pada
kemanfaatan yang sedang diajarkan kepada peserta didik. Metode yang digunakan
seperti demonstrasi dan eksperimen dengan menggunakan teknik atau strategi.
Metode demonstrasi adalah cara
penyajian materi pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada peserta
didik suatu proses, keadaan atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik
yang sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai penjelasan lisan.
Tujuan :
Penggunaan metode demonstrasi mempunyai tujuan agar peserta didik
mampu memahami tentang cara mengatur, membuat, menyusun sesuatu dan cara
bekerjanya.
Kelebihan metode demonstrasi
a.
Peserta
didik mudah memahami apa yang dipelajari
b.
Proses
pembelajaran lebih menarik
c.
Dapat
membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari
verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat)
d.
Peserta
didik dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
Kekurangan metode demonstrasi
a.
Metode
ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan
hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
b.
Fasilitas
seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan
baik.
c.
Demostrasi
memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang
cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
Setelah melihat beberapa keuntungan
dari metode demonstrasi, maka dalam bidang studi agama, banyak yang dapat
didemonstrasikan, terutama dalam bidang pelaksanaan ibadah, seperti pelaksanaan
shalat, zakat, beberapa pelaksanaan rukun haji, dan lain sebagainya.
Contoh :
Pada saat anak didik
mendemonstrasikan shalat, guru harus mengamati langkah demi langkah dari setiap
gerak-gerik murid tersebut, sehingga kalau ada segi-segi yang kurang, guru
berkewajiban memperbaikinya. Guru memberi contoh lagi tentang pelaksanaan yang
baik dan betul pada bagian-bagian yang masih dianggap kurang baik.
Dibidang studi umum, studi olah
ragalah yang paling tepat digunakan metode demonstrasi, yaitu murid yang
dianggap trampil mendemonstrasikan loncat tinggi, loncat tinggi, loncat jauh
dan sebagainya.
Metode eksperimen, Metode ini
biasanya dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu seperti ilmu alam, ilmu
kimia, dan sejenisnya, biasanya terhadap ilmu-ilmu alam yang didalam
penelitiannya menggunakan metode yang sifatnya objektif, baik dilakukan di
dalam / di luar kelas maupun dalam suatu laboratorium tertentu.
Metode eksperimen ini hendaknya
diterapkan bagi pelajaran-pelajaran yang belum diterangkan/diajarkan oleh
metode lain sehingga terasa benar fungsinya. Karena setelah diadakan
percobaan-percobaan barulah guru memberikan penjelasan atau kalau perlu
diadakan diskusi terhadap masalah-masalah yang ditemukan dalam eksperimen
tersebut.
Contohnya:
Sebatang bibit belimbing ditanam
berdampingan dengan sebatang bibit cabe. Dalam pertumbuhannya, sama-sama
memerlukan zat-zat dari tanah, udara, cahaya, matahari, pupuk, dan
sebagainya.tetapi setelah berubah, belimbing tetap menghasilkan buah belimbing
yang rasanya asam-asam manis, cabe tetap menghasilkan cabe dengan rasanya yang
pedas. Pada saat itu kita dapat berkata kepada murid-murid begitulah kebesaran
Allah swt, yang telah mengatur alam semesta dan makhluk-makhluk termasuk pohon
belimbing yang berdekatan dengan pohon cabe tersebut.
Berikut langkah-langkah teknik atau strategi pembelajaran:
a.
Tentuakn
prosedur atau langkah-langkah yang akan diajarkan kepada peserta didik.
b.
Minta
peserta didik untuk memerhatikan anda dalam mengerjakan prosedur. Lakukan dengan
penjelasan atau komentar yang seminim mungkin. Tugas disini adalah memberikan
gambaran visual tentang prosedur sesuatu. Jangan terlalu berharap peserta didik
akan banyak mengingat apa yang akan dikerjakan. Dalam kesempatan ini, anda
hanya dituntut untuk membangun kesiapan belajar peserta didik.
c.
Bentuk
peserta didik menjadi pasangan-pasangan. Demonstrasikan lagi bangian pertama
dari prosedur, usahakan tidak terlalu banyak memberikan penjelasan. Minta
masing-masing pasangan untuk mendiskusikan apa yang mereka saksikan dari
demonstrasi sang guru.
d.
Minta
beberapa orang untuk menjelaskan apa yang anda lakukan. Jika peserta didik
masih kesulitan, ulangi lagi demonstrasi anda.
e.
Beri
kesempatan masing-masing pasangan untuk mempraktikan prosedur.
f.
Akhiri dengan memberi tantangan kepada
peserta didik untuk melakukan prosedur
dari awal sampai akhir.
6.
Pendekatan Keteladanan
Pendekatan keteladanan adalah
pendekatan pendidikan dan pengajarannya dengan cara pendidik/guru memberikan
contoh-contoh teladan yang baik kepada anak didik, agar ditiru dan
dilaksanakan. Pendekatan ini sangat tepat apabila digunakan untuk mendidik atau
mengajar akhlak, karena untuk pelajaran akhlak dituntut adanya contoh
keteladanan dari pihak guru itu sendiri atau keteladanan seorang tokoh-tokoh
besar seperti riwayat-riwayat orang besar, para pahlawan dan para syuhada’
termasuk para nabi. Apa lagi bagi anak usia MI atau SD ke bawah, yang masih
yang masih didominasi oleh sifat menirunya terhadap apa yang didengarnya,dan
diperbuat orang dewasa yang ada disekitarnya[9] .
Contoh metode yang digunakan seperti sosio-drama dengan menggunakan teknik role
play.
Metode Sosiodrama
Drama atau sandiwara dilakukan oleh
sekelompok orang, untuk memainkan suatu cerita yang telah disusun naskah
ceritanya dan dipelajari sebelum dimainkan. Adapun cara melakunya harus
memahami lebih dahulu tentang peranan masing-masing yang akan dibawakannya.
Metode sosiodrama adalah juga
semacam drama atau sandiwara, akan tetapi tidak disiapkan naskahnya terlebih
dahulu. Metode sosiodrama ini dapat dilaksanakan terutama dalam bidang studi
kesenian atau dapat juga dilaksanakan dalam bidang sejarah. Dalam bidang studi
Agama dapat dilaksanakan terutama dalam bidang Sejarah Islam.
Metode sosiodrama ini dilakukan
setelah guru menjelaskan tentang suatu hal yang menyangkut bidang studi agama.
Contoh :
Misalnya bagaimana sikap sahabat
Nabi diantaranya Umar bin Khattab tatkala masuk Islam. Semula dia adlah seorang
yang keras menentang Islam tiba-tiba setelah mendengarkan berkumandangnya
ayat-ayat al-Qur’an yang dibaca oleh adik kandungnya sendiri, maka tergugahlah
untuk memluk agama Islam.
Perubahan sikap dari pahlawan kafir
quraisy menjadi pahlawan Islam dapat digambarkan dalam bentuk drama, yang
dicoba diperankan oleh anak didik sendiri didepan rekan-rekannya.
Kesan dari drama yang dimainkannya
sendiri akan besar pengaruhnya pada perkembangan jiwa anak didik baik yang
langsung berperan dalam sandiwara, maupun yang menyaksikannya. Oleh karena itu
metode sosiodrama ini akn lebih banyak berpengaruh terhadap perubahan sikap
kepribadian anak didik.
Tujuan metode sosio drama :
Metode ini sangat tepat apabila digunakan
untuk mendidik dan mengajar akhlak, karena untuk pelajaran akhlak dituntut
adanya contoh keteladanan dari pihak guru itu sendiri. Apalagi bagi anak usia
MI atau SD kebawah, yang masih didominasi oleh sifat-sifat menirunya terhadap
apa yang didengar, dan diperbuat oleh orang-orang dewasa yang ada disekitarnya.
Kelebihan :
a.
Terlatih
untuk berinisiatif dan kreatif.
b.
Dapat
memupuk bakat pada siswa.
c.
Dapat
membagi tanggung jawab terhadap siswa.
d.
Bahasa
siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.
Kekurangan :
a.
Banyak
memakan waktu.
b.
Sebagian
besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka kurang kreatif.
c.
Memerlukan
tempat yang luas, jika bermain ditempat sempit menjadi kurang bebas.
Berikut
langkah-langkah teknik atau strategi pembelajaran role play.
a.
Ambilah
peran yang menekankan pada ekspektasi-ekspektasi sosial terhadap pemegang
peran.
b.
Mintalah
seorang peserta didik untuk memainkan peran yang ditentukan (misalnya, berperan
sebagai polisi) dan minta juga peserta didik yang lain untuk berperan sebagai
orang yang berkaitan dengan peran polisi.
c.
Minta
peserta didik untuk membuat skenario drama yang berhubungan dengan peran sosial
yang telah ditentukan.
d.
Tampilkan
skenario melalui performance drama.
e.
Beri
kesempatan kepada peserta didik untuk menaggapi peran yang telah dimainkan.
f.
Guru
mengaitkan hasil tanggapan peserta didik dengan materi pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya
mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran.
2. Macam-macam Pendekatan
1)
Pendekatan
Pengalaman
2)
Pendekatan
Pembiasaan
3)
Pendekatan
Emosional
4)
Pendekatan
Rasional
5)
Pendekatan
Fungsional
6)
Pendekatan
Keteladanan
B.
Kritik dan Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah
ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekhilafan oleh karena itu, kepada
para pembaca kami mengharapkan saran dan kritik ataupun tegur sapa yang
sifatnya membangun akan diterima dengan senang hati demi kesempurnaan makalah
selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad Falah, Aspek-aspek
Pendidikan Islam, Idea Press Yogyakarta, Yogyakarta;2010
Abdul
Majid, Perencanaan Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung; 2008
Basyirrudin
Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat Press, Jakarta;1985
Hendyat
Soetopo, Pendidikan Dan Pembelajaran, Universitas Muhamadyah Malang,
Malang; 2005
Heri
Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Alfabeta,
Bandung; 2012
J.J
Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosda Karya, Bandung; 2009
Mahmud,
Pemikiran Pendidikan Islam, CV PUSTAKA SETIA, Bandung;2011
Novan
Ardy Wiyani dkk, Ilmu Pendidikan Islam, AR-RUZZ MEDIA, Jogjakarta; 2012
Sholeh
Hamid, Metode Edutainment, Diva Press, Jogjakarta; 2013
Zakiah
Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara,
Jakarta;2001
[1] Novan Ardy
Wiyani dkk, Ilmu Pendidikan Islam, AR-RUZZ MEDIA, Jogjakarta; 2012, hal.
185.
[2]
Heri Gunawan, Kurikulum
dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Alfabeta, Bandung; 2012, hal. 163.
[3] Op.Cit,
Novan Ardy Wiyani dkk, hal. 185-186.
[4] Abdul Majid, Perencanaan
Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung; 2008, hal. 137-138.
[6]
Zakiah
Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta; 2001,
hal.240-241
[7] Ibid, hal. 298
[8]
Basyirrudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Ciputat
Press, Jakarta; hal. 68-70
[9]
Ahmad Falah, Aspek-aspek Pendidikan Islam, Idea Press
Yogyakarta, Yogyakarta;2010, hal.90-91
Tidak ada komentar:
Posting Komentar