Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh setiap orang. Pendidikan
merupakan sarana yang dapat menunjang seseorang agar dapat mengasah dan
menggali potensi dirinya untuk terus berkarya dan berkarir dalam dunia
pendidikan. Menciptakan sebuah karya dalam pendidikan bukanlah hal yang mudah
untuk dijalani, ia membutuhkan ketekuan, ketelitian, keuletan, keterampilan dan
kejeniusan dalam menciptakannya. Dengan adanya pendidikan itu maka akan dapat
membuat orang menjadi lebih bermakna atau berarti pada orang lain. Dalam dunia
pendidikan tidak mengenal batas sampai kapan pendidikan itu harus ditempuh,
melainkan pendididkan adalah dapat ditempuh selama orang itu masih dalam
keadaan sehat dan hidup, sesuai dengan pepatah Life Long Education yakni
pendidikan seumur hidup. Jadi selama orang itu masih hidup dan mempunyai
keinginan untuk berpendidikan, maka hal itu dapat dilakukannya. Pengertian ini
senada juga dengan hadits yang menyebutkan bahwa menuntut ilmu dari ayunan
sampai liang lahat.
Pendidikan tidak
hanya dapat dilakukan di sekolah-sekolah formal saja melainkan pada pendidikan
informal dan non-formal. Misalnya saja ketika seorang anak belum cukup umur
untuk sekolah di sekolah formal, maka ia bisa melakukan kegiatan penidikan di
rumah (informal) dengan didampingi oleh kedua orang tuanya yang mereka ini
berfungsi sebagai pendidik utama dalam keluarga dan sebagai pengontrol atas
semua aktivitas yang akan dilakukan oleh anak.
Dalam lingkungan
keluarga apabila anak itu dididik dengan cara yang baik dan lembut maka anak
itu akan cenderung ikut baik pula, karena buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Ketika
anak itu sudah menginjak dewasa pastilah anak selalu merasa ingin tahu segala
sesuatu yang ia lihat. Ia mulai menanyakan apa yang ada di sekelilingnya.
Bahkan tanpa orang tua memberi tahunya ia akan mencari tahu sendiri apa
sebenarnya yang ia lihat. Jika anak bertanya tentang suatu hal maka orang tua
tidak perlu memarahinya apalagi sampi memukul dan membentaknya, karena jika
demikian maka anak akan mengambil kesimpulan bahwa jika ada orang bertanya
terus menerus maka ia akan mengikuti orang tuanya seperti yang mereka lakukan
kepadanya diwaktu itu.
Pendidikan di
sekolah mengajarkan kepada anak didik bahwa sebenarnya pengetahuan adalah apa
yang diperolehnya dan apa yang ia ketahui. Setiap individu pasti memiliki
karakter dan sifat yang berbeda dengan individu yang lain. Begitupun dengan
peserta didik yang satu dengan yang lainnya, tentulah sangat berbeda. Dalam
kelas atau dalam kegiatan di sekolah pastilah anak itu memiliki sifat dan
kecenderungan yang berbeda, ada anak yang aktif dan cepat respon apa yang
disampaikan oleh guru, namun ada juga yang memerlukan pemahaman yang lebih baru
ia akan faham. Hal ini tidaklah menjadi suatu persoalan yang amat dalam, karena
memang karakteristik dan latar belakang yang berbeda.
Perbedaan
karakteristiknya itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
kepribadiannya. Seorang guru ketika menyampaikan ilmunya tentulah dengan
menggunakan bahasa yang halus dan sopan, meskipun masih ada guru yang diluar
tersebut, agar ketika proses penyampaian ini murid akan mengikuti gaya guru
ketika beliau menyampaikan di depan kelas. Perilaku yang dilakukan oleh murid
inilah yang dapat dikatakan bahwa murid ini memiliki kepribadian yang cenderung
mengikuti perihal yang dilakukan oleh gurunya.
Suatu
kepribadian itu bukanlah apa yang diungkapakan oleh seseorang melainkan
kepribadian ialah perwujudan dari perbuatan itu sendiri. Kepribadian merupakan
respon dari apa yang dilihat oleh manusia. Bagaimana ia akan menjalankan
aktivitas tersebut. Itulah makna kepribadian. Kepribadian seseorang akan muncul
dengan sendirinya dari dalam tubuh manusia, atau secara lahiriah ia kan muncul
tanpa pribadi itu dicarinya.
Kepribadian
manusia akan sesuai dengan tingkat perkembangannya, dalam hal ini adalah
perkembangan jiwanya. Ilmu pendidikan tidak bisa terlepas dari ilmu psikologi
yang menerangkan tenatng keadaan jiwa manusia. Karena ilmu pendidikan
berkembang dengan senidirinya sesuai dengan adanya ilmu yang lain. Keadaan jiwa
seseorang bisa berubah-ubah. Kadang-kadang seseorang itu merasa baik, senang,
susah, atau dalam keadaan yang sedih. Kepribadian manusia memiliki sifat yang
sama seperti air yaitu ia dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaannya. Oleh
karena itu terkadang kepribadian manusia itu tidak dapat terlihat dnegna jelas.
Manusia lahir
dengan membawa potensi-potensi kepribadian yang menurut sifat individualistic
yang unik. Meskipun pada dasranya identitas kepribadian yang unik dari
tiap-tiap individu itu berbeda, akan tetapi secara umum dapat kita lihat dari
faktor-faktor apakah yang menentukan perkembangan pribadi manusia itu. Proses
pertumbuhan pribadi manusia amat dipengaruhi dan ditentukan oleh waktu dan
umur. Meskipun pengetahuan manusia mengenai hereditas, persoalan insting,
kematangan dan proses belajar dapat membantu perkembangan pribadinya.
Kepribadian
manusia akan selalu mengalami perkembangan sesuai dengan keadaannya seiring
dengan berjalannya waktu, mulai dari ia bayi sampai meninggal dunia, dan
perubahan-perubahan juga akan berkembang sesuai dengan apa yang terjadi dalam
perkembangan manusia tersebut.
Ketika kanak-kanak,
anak diajarkan oleh orang tuanya bagiamana cara berbicara yang baik, cara
berjalan, cara berpakaian, dan lain sebagainya. Anak dapat menirukan dan
mempraktekkan apa yang diajarkan oleh orang tuanya dengan baik dan ia berusaha
bisa, karena pada masa inilah sifat anak mulai muncul dan meniru persis sesuai
dengan orang tuanya.
Setelah besar,
mungkin pada tingkat SMP ia akan mengetahui dengan jelas, di mana letak
kepribadiannya. Karena pada masa ini dia sedang mengalami masa peralihan dari
kanak-kanak menuju remaja dan emosionalnya juga akan tinggi. Ia mudah
tersinggung dan mudah marah ketika suatu keadaan itu bertolak belakang dengan
dirinya, maka dia akan cenderung emosi dan menyalahkan keadaan yang ada pada
dirinya pada waktu itu. Keadaan psikis anak pada masa ini cenderung masih labil
dan perlu adanya bimingan orang tua maupun guru untuk mengarahkan pada yang
baik, agar ia tidak salah dalam melangkah.
Berbeda lagi
dengan tingkat SMA, ia sudah mengalami masa remaja-dewasa dan lebih rasional
dalam bertindak dan berperilaku.pada tingkat ini guru hanya sebagai pendamping
dan pengarah yang baik, bahkan guru tidak perlu langsung terlibat daam semua
aktivitasnya. Pada masa dewasa ini
tingkat kepribadiannya terlihat jelas ketika ia berbuat sesuatu dan ia juga
dapat lebih bisa mengontrol emosinya daripada pada tingkat SMP tadi.
Dari berbagai
penjelasn di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian seseorang dapat
berubah-ubah sesuai dengan tingkat prkembangannya dan sifat kepribadian itu
dapat juga dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain faktor hereditas, faktor
lingkungan dan faktor keluarga juga faktor pendidikan.
Dari sini
nampaklah jelas bahwa pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan pribadi
manusia agar dapat terarah hidupnya dan ia tidak salah jalan dan tidak salah
dalam mengambil keputusan. Pendidikan hadir sebagai pengontrol emosional
seseorang. Sebagaimana di sekolah, anak yang biasanya mempunyai kepribadian
yang suka murung dan menyendiri maka di sekolah ia akan cenderung lebih ceria
karena ada teman banyak yang dapat menghiburnya. Hal ini jelas tergambarkan
dalam benak kita bahwa dengan pendidikan seseorang itu akan bertindak layaknya
sebagai orang yang berpendidikan, lebih bisa menghargai dan menghormati orang
lain.
Dengan adanya
ilmu pendidikan ini yang merupakan suatu pengantar ilmu manusia untuk menjadi
yang lebih baik, maka manusia dapat mengubah dirinya untuk senantiasa berbuat
kebajikan, karena dalam ilmu pendidikan juga terdapat tata cara dan bagaimana
mestinya sesorang itu dapat bergaul dengan baik. Namun tidak dapat dipungkiri
bahwa manusia lahir dengan membawa sejuta kepribadian yang berbeda pula sesuai
dengan keadaannya yang mendukung. Kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi
oleh keadaan lingkungan di sekitar, apabila lingkungannya itu baik maka ia akan
menjadi pribadi yang baik pula, namun sebaliknya ia akan menjadi pribadi yang
jelek jikalau lingkungannya pun seperti itu. karena menurut suatu pendapat,
lingkungan sekitar akan dapat mempengaruhi segala aktivitas dan perilaku
seseorang dan terlebih lagi adalah mempengaruhi kepribadiannya.
Namun demikian,
pendidikan juga dapat mempengaruhi proses perkembangan kepribadian seseorang.
Karena dengan pendidikan itu manusia akan menjadi lebih bermanfaat bagi orang
lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar