Dalam pengertian yang umum pendidik adalah orang
yang mendidik. Pendidik adalah orang dewasa yang mampu dan memiliki pengetahuan
yang lebih untuk mengajarkannya kepada peserta didik dan dapat mentransfer ilmu
atau pengetahuan yang dimiliki kepada peserta didik atau orang lain berdasarkan
kemampuan yang telah dimilikinya. Ada juga yang mengatakan bahwa tugas pendidik
adalah memanusiakan manusia. Maksudnya ialah menjadikan atau menempatkan
manusia itu pada tempatnya atau menempatkan di mana ia seharusnya berada.
Dalam Al-Qur’an dijelaskan kata pendidik memiliki
beberapa istilah. Pertama, pendidik adalah murobbi (Allah). Kedua,
mu’allim yakni orang yang berilmu atau memiliki pengetahuan. Ketiga,
mudarris, ustadz yakni seorang guru, pelatih, dan pelatih. Keempat,
ialah mu’addib yakni educator atau seorang (guru). Dari istilah
itu semua seorang guru haruslah menadi fasilitator dan inspirator bagi peserta
didik, agar pesertadidik mampu dan memiliki pengetahuan yang luas. Guru sebagai
fasilitator, harus bisa menjadi salah satu bahan atau sumber belajar secara
langsung melalui face to face yang bisa memfasilitasi siswa dalam proses
belajarnya . Guru menjadi inspirator, ialah guru harus memberikan dorongan dan
keteladanan bagi peserta didik dalam menuntut ilmu agar memperoleh hasil yang
memuaskan berdasarkan tujuan awal. Sebagaimana firman Allah dalam surah
al-Mujadillah:11 yang berbunyi :
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sÎ) @Ï% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿt ª!$# öNä3s9 ( #sÎ)ur @Ï% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùöt ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×Î7yz ÇÊÊÈ
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. al-Mujadilah:11)
Selain guru memberikan pengetahuan kepada peserta
didik seorang pendidik juga memberikan keterampilan dan pengalaman yang
dimilikinya kepada orang lain. Keterampilan sangat penting dan harus dimiliki
oleh pendidik. Dengan keterampilan itu seorang pendidik akan lebih mudah untuk
memberikan pengetahuannya, misalnya ketika ia sedang menerangkan di depan
kelas, maka ia harus memiliki keterampilan untuk menjelaskan materi yang akan
diajarkan. Jika ia idak memiliki keterampilan itu bagaimana peserta didik itu
akan faham mengenai suatu yang sedang ia pelajari ?, maka, di sini keterampilan
guru sangat penting untuk dimiliki.
Pada surah al-Mujadilah ayat 11 di atas dapat kita
ketahui bahwa Allah telah memrintahkan manusia untuk berlapang dalam majelis
maka Allah akan memberikan rezeki yang banyak. Perintah yang kedua ialah Allah
memerintahkan untuk berdiri maka Allah akan meninggikan derajat orang yang
memiliki ilmu pengetahuan tersebut. Logikanya Allah akan memberikan balasan
kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan mereka mengajarkannya kepada
orang lain. Maka ilmu yang dimiliki itu akan memperoleh manfaat baginya dan
untuk orang lain. Allah berjanji akan memberikan balasan itu untuk meninggikan
derajatnya dengan beberapa derajat.
Dalam al-Qur’an juga disebutkan bahwa sedikitnya ada
empat yang menjadi pendidik. Yang pertama ialah Allah SWT., Dia
memberikan pengetahuan yang luas itu kepada hamba-Nya yang mau mempelajarinya.
Ilmu Allah tidak akan pernah habis dan tidak ada yang mampu menandingi keluasan
ilmu yang dimiliki-Nya. Ilmu manusia sangatlah terbatas dan hanya sedikit
daripada ilmu Allah. Maka janganlah manusia itu menjadi sombong dengan ilmu
yang dimilikinya. Menurut filsafat, manusia yang sudah pandai hendaklah seperti
padi, semakin berisi maka padi itu akan semakin merunduk, maknanya orang yang
pandai dan memiliki ilmu yang banyak hendaklah berendah hati seperti padi yang
selalu merunduk. Kedua, Nabi Muhammad, beliau mendidik dimulai dari
keluarga terdekatnya. Setelah itu Nabi memberikan pendidikan kepada para
sahabat-sahabatnya, yang terakhir adalah kepada orang lain (penduduk daerah
setempat). Nabi merupakan seorang pendidik yang sangat sabar dan ikhlas dalam
memberikan suatu pengajaran. Banyak pertentangan-pertentangan yang dihadapi
Nabi dalam memberikan pengajara, namun Nabi tidak mempedulikannya dan tetap
sabar dalam mendidik. Dalam mendidik, beliau juga memperhatikan akhlak-akhlak
dan kepribadian dalam menyampaikan, agar peserta didiknya itu selain
mendapatkan pendidikan secara langsung juga dapat meniru sifat dan kepribadian
Nabi. Ketiga, pendidik yang ketiga ini adalah orang tua. Orang tua
merupakan pendidik bagi anak-anaknya. Ia merupakan pendidik yang pertama dan
utama. Orang tua mendidik anaknya mulai dari hal yang tidak bisa dilakukan
sampai menjadikan anak itu mahir dan pandai. Pada dasarnya mendidik merupakan
tugas yang diberikan Allah kepada orang tua dan ia dituntut untuk mempertanggung
jawabkannya, jadi orang tua tidak perlu mensekolahkan anak-anaknya pada
sekolah-sekolah yang ada karena pendidik utama itu adalah orang tua. Keempat,
pendidik yang terakhir adalah orana lain. Orang lain di sini adalah guru. Guru
merupakan pendidik terakhir dan merupakan orang tua kedua dalam menuntut ilmu.
Maka, seorang guru diharapkan mampu menguasai hal apapun agar dapat mengatasi
berbagai permasalahan yang ada.
Seorang pendidik memiliki fungsi dalam mendidik. Pertama,
sebagai orang yang mengkomunikasikan pengetahuan. Dengan ini maka guru
diwajibkan untuk memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam. Kedua,
guru menjadi model dalam mata pelajaran yang diajarkannya, maksudnya studi yang
diajarkan itu diharapkan peserta didik mampu menerapkannya dalam kehidupan
sehari-harinya. Guru menjadi wujud nyata dari setiap aktivitas yang dilakukan
oleh peserta didik dalam kehidupannya. Misalnya dalam mata pelajaran akidah
akhlaq, pendidik harus dapat menjadi contoh dengan memeberikan gambaran
bagaimana cara beretika yang baik dan cara bersopan santun dalam segala hal,
ini tentu guru harus terlebih dahulu mempratikkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu dapat dilihat juga dari mata pelajaran tentang
keindahan dan kebersihan. Jika guru datang dengan tampak yang tidak memiliki
keindahan dan tidak mencontohkan dari pelajaran tersebut maka peserta didik
juga tidaak akan mendapatkan manfaat dari pelajaran yang diajarkan tersebut. Ketiga,
guru sebagai model dalam pribadi, apakah pendidik itu rajin, disiplin dan
cermat atau malah pendidik itu sebagai orang yang datang untuk mematahkan
semangat belajar peserta didik dan tidak memperdulikan akan kepribadiannya.
Selain
memiliki pengetahuan yang banyak, sebagai pendidik guru harus memiliki
kepribadian yang baik dan budi pekerti yang luhur. Figure guru akan menjadi
contoh untuk peserta didik dalam segala aktivitasnya. Maka, guru hendaklah
memiliki pribadi sebagai muslim sejati agar peserta didik itu meniru dengan
baik, nahkan menjadi leebih baik lagi sesuai dengan harapan. Selanjutnya,
pendidik sebagai contoh dari peserta didiknya hendaknya memiliki sifat-sifat
yang baik, yaitu :
Pertama, seorang guru
harus memiliki sifat zuhud. Yaitu guru tidaklah mengharapkan untuk mendapatkan
suatu materi dalam pmbelajaran melainkan hanya mengharap keridhaan Allah. Hal
yang demikian inilah ilmunya akan manfaat. Sifat zuhud ini bukan berarti guru
itu miskin dan tidak mempunyai kekayaan, tidak boleh menerima upah dari
muridnya sebagai imbalan atas jasanya dalam mengajar. Tetapi, hal ini jangan
didasarkan pada niat awal mengajar. Niat awal mengajar semata-mata hanya karena
Allah. Kedua, seorang guru harus memiliki jiwa yang bersih dari segala
keburukan atau akhlak yang buruk. Maksudnya guru harus menghindari sifat iri,
hasud, dengki, takabur, sombong, tamak, riya, dll.
Ketiga, pendidik harus
memiliki sifat ikhlas dalam mendidik. Hal ini jelas sekali, bahwa seorang guru
harus memiliki sifat ikhlas dalam mengajar, jika guru ikhlas dalam memberikan
materi maka ilmu yang diajarkannya dapat bermanfaat dan tidak terbuang sia-sia.
Keempat, guru harus mempunyai sifat pemaaf . Guru harus memiliki sikap
yang dapat menahan dari segala amarah meskipun peserta didiknya itu membuat
kita jengkel, tapi pendidik harus tetap memaafkan kesalahan itu. Kelima,
seorang guru harus dapat mengetahui bakat, minat dan karakteristik setiap
peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar guru menjadi lebih dekat dengan peserta
didik dan dapat menjadikan pendidik itu sebagai teman. Keenam, pendidik
harus menguasai bidang materi yang akan diajrkan. Pada sifat yang terakhir ini
dapat dilakukan dengan membuat rencana pembelajaran sebelum mengaar, agar apa
yang disampaikan oleh pendidik itu terkonsepkan dengan baik.
Itulah sifat-sifat yang hendak dimiliki oleh
pendidik. Jika pendidik memiliki sifat-sifat ini maka akan proses kegiatan
belajar mengajar ini akan berjalan dengan lancar dan tidak akan terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar