Kamis, 04 Juni 2015

kontribusi peradaban islam pada dunia



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Pendahuluan
Dunia Barat saat ini telah mencapai kemajuan yang sangat pesat terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun pada dasarnya kemajuan yang diciptakan dunia Barat sekarang ini tidak terlepas dari transformasi dan kontribusi intelektual Islam pada masa-masa sebelumnya atau pada masa kejayaan islam. Ketika itu, dunia Barat masih berada pada masa kegelapan akibat doktrin gereja, sedangkan di belahan timur umat Islam telah membentuk suatu peradaban gemilang yang banyak menciptakan ilmu-ilmu pengetahuan maupun ilmiah yang berkembang dengan pesat.
Kemajun umat islam pada saat itu tidak hanya dirasakan oleh masyarakat muslim saja, masyarakat nonmuslimpun merasakan kemajuan-kemajuan Islam, termasuk dunia Barat. Namun seiring dengan berjalannya waktu umat Islam pun mulai mengalami kemunduran pada abad pertengahan, yang pada akhirnya sentuhan Islam dengan dunia Barat memunculkan transformasi intelektual dari Islam yang melahirkan gerakan renaissance, reformasi dan rasionalisme di dunia Barat.
Dengan demikian, kemajun-kemajuan ilmu pengetahun dunia Barat yang begitu berkembang seperti sekarang ini tidak terlepas dari kontribusi kemajuan Islam pada saat kejayaan umat Islam waktu itu.

B.     Rumusan Masalah
  1. Bagaimana pengaruh peradaban islam di dunia ?
  2. Bagaimana kontribusi intelektual islam di dunia Barat ?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Masa Kegelapan Dunia Barat
Sejarah Eropa memiliki bentangan waktu yang panjang dimulai dari zaman paleolithikum ribuan tahun yang lalu. Secara garis besar, sejarah eropa dibagi menjadi 3 periode, yaitu, Eropa klasik, Eropa pertengahan, dan Eropa modern. Di sini kita akan membahas tentang Eropa abad pertengahan pada masa abad kegelapan. Abad pertengahan adalah periode sejarah yang terjadi di daratan Eropa yang ditandai sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5 hingga munculnya monarkhi-monakhi nasional, dimulainya penjelajahan samudera, kebangkitan humanisme, serta reformasi Protestan dengan dimulainya renaissance pada tahun 1517.
Abad pertengahan sering diwarnai dengan kesan-kesan yang tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya kalangan yang memberikan stereotipe kepada abad pertengahan sebagai periode buram sejarah eropa mengingat dominasi kekuatan agama yang begitu besar sehingga menghambat perkembangan ilmu pengetahuan, prinsip-prinsip moralitas yang agung membuat kekuasaan agama menjadi begitu luas dan besar di segala bidang.
Kegelapan Eropa atau The Dark Ages lebih disebabkan karena lupa diri atas kemajuan yang dicapai oleh bangsa Yunani dan Romawi sebelumnya. Kekayaan yang berlimpah menyebabkan para pemimpin Eropa itu sibuk dengan kehidupan glamour dan kemewahan. Akibatnya kerajaan tidak terurus, kesejahteraan masyarakat tidak lagi diperhatikan oleh para penguasa Eropa pada saat itu. Akibatnya banyak terjadi pergolakan di sana-sini. Orang-orang Barbar, yang sejak dulu telah lama mengincar Kejayaan Romawi sebagai penguasa Eropa pada saat itu, seolah mempunyai kesempatan emas untuk mengambil alih kekuasaan. Romawi yang telah lama menjadi negeri super power itu akhirnya runtuh. Kaisar terakhir, Romulus Augustus, diturunkan oleh pemimpin suku Jerman bernama Odoacer pada tahun 476 M. Sejak saat itu kegelapan mulai menyelimuti bumi Eropa. Meski masih ada kerajaan Romawi yang masih berdiri di Timur jauh, tepatnya di Byzantium.
Abad pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di eropa. Pada masa ini agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di zaman klasik dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari pemikiran ketuhanan.
Eropa dilanda
 Zaman Kegelapan sebelum tiba Zaman Pembaharuan.[1]

B.     Perkembangan Kebudayaan Islam Andalusia Zaman Amawiyah 2
Di bawah kekuasaan Amawiyah 2, kebudayaan Andalus dapat dikatakan masih berupa rintisan, terutama dalam bidang kesusastraan, arsitektur, dan intelektual. Sebagai seorang perintis Abd Rahman al-Dakhil mengusahakan terjadinya persatuan penduduk seluruh andalusia. Ia mememerintah dari tahun 756-788 M.
Dalam bidang seni bangun (arsitektur), Abd Rahman al-Dakhil merintis membangun kota cordova lengkap dengan istana, taman, dan masjid. Masjid cordova yang dibangun tahun 786 oleh Al-Dakhil mempunyai pola dasar bentuk masjid bani umayyah Damaskus. Kemudian  masjid ini diperbesar oleh Abd Rahman II dan Al-Hakam II sehingga menjadi masjid yang sangat indah. Pada masa Abd Rahman III dibangun pula sebuah istana yang disebut Al-Zahra, yang runtuh pada tahun 1013 M karena adanya serbuan dari bangsa Barbar. Istana ini dibangun dari perpaduan seni bangunan bergaya Byzantium dan islam.
Bidang ilmu keislaman yang berkembang pada saat itu antara lain yaitu fiqih, hadits, tafsir, ilmu kalam, ilmu sejarah, tata bahasa arab dan juga filsafat.
Dalam bidang sejarah, sejarawan pertama Andalus yaitu Ibn Hayyan dan yang terkenal yaitu Ibn Khaldun (1332-1406) dengan karyanya Muqaddimah. Sementara itu ilmu filsafat berkembang di spanyol dirintis oleh Ibn Masarroh (883-931) yang berkembang pesat sesudah zaman Amawiyah II.
Dalam bidang kesenian mencapai puncaknya dengan dibangunnya istana Al-Hamra di Granada yang dimulai tahun 1246 atas perintah sultan Nasriyyah. Pada masa itu muncul juga ilmu yang menjadi cikal bakal ilmu-ilmu pengetahuan modern seperti kedokteran, farmasi, botani dan geografi. Diantara dokter terkemuka di spanyol diantaranya yaitu Ibn  Zuhr, Ibn Rusyd,Ibn al-Khotib, dan Ibn Khotima.
Sementara itu perkembangan islam di Afrika Utara ditandai dengan berdirinya dinasti-dinasti seperti Dinasti Murabbitun, Dinasti Muwahhidun, Dinasti Fathimiyah, dan Dinasti Ayyubiyah.[2]

C.    Penyebaran Peradaban Islam di Asia
1)      Peradaban Islam di Turki
Sebelum Dinasti Utsmani berkuasa, diwilayah Anatoli dan Turki terdapat beberapa dinasti: Saljuk, Danishmandiyah dan Qarramaniyah. Mereka mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan peradaban Islam. Hal ini tampak,terutama setelah hancurnya Baghdad (ibu kota Dinasti Abbasiyah) oleh bangsa Mongol. Mereka (orang-orang Turki) mempertegas kemandirian mereka dalam membangun kekuasaannya sendiri, seperti yang dilakukan oleh Turki Utsmani. Pengaruh Dinasti ini menjangkau wilayah yang luas termasuk Eropa Timur, Asia Kecil, Asia Tengah, Timur Tengah, Mesir dan Afrika Utara. Mengingat di antara dinasti-dinasti tersebut terdapat dinasti yang paling berperan dan usia pemerintahannya pun cukup lama yaitu Turki Utsmani.[3]

2)      Asal Usul Dinasti Utsmani
Dinasti Utsmani berasal dari suku bangsa pengembara Qayigh Oghuz salah satu anak suku Turki yang mendiami sebelah barat gurun Gobi, yang dipimpin oleh Sulaiman. Dia mengajak anggota sukunya untuk menghindari serbuan bangsa mongol yang menyerang dunia Islam yang berada di bawah kekuasaan Dinasti Khawarizm pada tahun 1219-1220. Sulaiman dan anggota sukunya lari ke arah barat dan meminta perlindungan kepada Jalaluddin, pemimpin terakhir Dinasti Khawarizm di Transoxiana. Jalaluddin menyuruh Sulaiman agar pergi ke arah Barat (Asia Kecil). Kemudian mereka menetap di sana dan pindah ke Syam dalam rangka menghindari serangan Mongol. Dalam usahanya ke Syam itu, pemimpin orang orang Turki mendapat kecelakaan. Mereka hanyut di Sungai Euphrat(Efrat) yang tiba-tiba pasang karena banjir besar, pada tahun 1228. Akhirnya mereka terbagi menjadi dua kelompok, yang pertama ingin pulang ke negeri asalnya dan yang kedua meneruskan perjalanannya ke Asia Kecil. Kelompok kedua berjumlah sekitar 400 keluarga yang dipimpin oleh Ertugril(Arthogrol) ibn Sulaiman. Mereka menghambakan dirinya kepada Sultan Alaud-Din II dari Dinasti Saljuk Rum yang pusat pemerintahannya di Kuniya, Anatolia, Asia Kecil. Tatkala Dinasti Saljuk berperang melawan Romawi Timur (Bizantium), Erthogrol membantunya sehingga Dinasti Saljuk mengalami kemenangan. Sultan merasa senang dan memberi hadiah kepada Erthogrol wilayah yang dulu bernama Dorylaeum, sekrang berbatasan dengan Bizantium. Mereka menjadikan Sogud sebagai ibukota pemerintahan independen yang berdiri pada tahun 1258. Di sinilah lahir Utsman pada tahun 1258, bertepatan dengan waktu hancurnya Baghdad oleh Hulagu Khan.
Erthogrol yang meninggal pada tahun 1288 meningglkan seorang putra yang bernama Usman. Dari mana Usman inilah, kemudian muncul nama Dinasti Utsman. Utsman ini pula yang dianggap sebagai Dinasti Utsmani. Sebagaimana ayahnya, dia banyak berjasa kepada Sultan Alaud-Din II dengan keberhasilanya menduduki benteng-benteng Bizantium yang berdekatan dengan kota Broessa. Pada tahun 1300, bangsa Mongol menyerang Dinasti Saljukdan Sultan Alaud-Din II terbunuh. Dinasti Saljuk pun pecah menjadi beberapa dinasti kecil. Usman menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak saat itulah Dinasti Utsmani dinyatakan berdiri secra independen dan penguasa pertamanya adalah Usman ibn Erthogrol atau dikenal dengan Usman I. Dinasti Utsman berkuasa kurang lebih selamatujuh abad.
3)      Hasil Peradaban
Meskipun Dinasti Utsman berkuasa cukup lama, ia tidak berarti bahwa peradabannya maju pesat seperti Dinasti Abbasiyah. Hal itu dikarenakan politik ekspansinya yang tidak diikuti dengan pembinaan wilayah taklukannya, di samping seratus tahun setelah penaklukan Constatinopel para sultannya lemah-lemah. Namun demikian, Dinasti Utsmani masih lebih baik pemerintahannya dan tingkat kemakmurannya dibanding dengan seluruh bagian Eropa yang dikuasai oleh kaum Kristen. Demikian juga penduduk Kristen di bawah kekuasaan Dinasti Utsmani dapat menikmati hasil bumi, kemerdekaan pribadi dan hasil usaha lainnya, di banding dengan teman-teman mereka yang berada di berbagai kerajaan Kristen.
Kelihatannya, sultan-sultan Dinasti Utsmani keras, tetapi mereka bersikap liberal dan pemurah terhadap penduduk yang beragama Kristen. Mereka melaksanakan administrasi pemerintahan yang adil di samping menggiatkan ekonomi dengan menganjurkan perdagangan di antara mereka.
Dinasti Utsmani banyak mengambil ajaran etika dan politik dari bangsa Persia. Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan, Dinasti Utsmani dipengaruhi oleh Bizantium. Namun, jauh sebelum mereka berasimilasi dengan bangsa-bangsa tersebut, sejak pertama mereka masuk Islam bansa Arab telah menunutun mereka dalam bidang agama, prinsip-prinsip kemasyarakatan dan hukum. Oleh karena itu huruf Arab dijadikan huruf resmi kerajaan.
Otoritas sultan-sultan Utsmani juga didasarkan kepada sebuah kultur kosmopolitan yang terdiri dari unsur-unsur kultur Arab, Persia, Bizantium dan unsur kultur bangsa Eropa. Muhammad II mengembangkan syair-syair Persia dan juga seni lukis Eropa. Sastrawan Arab dan Persia, pelukis Italia, dan pujangga Yunani dan Serbia berdatangan di istananya. Meskipun demikian, beberapa rezim melepaskan diri dari unsure pengaruh Kristen dan pengaruh Eropa menuju sebuah kesenian yang lebih bercorak Islam dan Turki.
Sebagaimana terdapat pada istana sultan-sultan Arab dan Persia,syair merupakan ekspresi utama kesenian raja. Syair istana didasarkan pada aruz. Beberapa bentuk kesenian yang utama adalah beberapa bentuk kesenian yang sebelumnya telah dikembangkan dalam syair-syair istana Persia.
Penulisan sejarah periode awal Utsmani disusun dalam bahasa Arab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Turki untuk melegitimasi asal-usul dinasti ini dan kebangkitannya meraih kekuasaan dan mengurutkan peristiwa keseharian di istana dan berkenaan dengan kemiliteran. Karya Mustafa Ali(1541-1599) Kunch al-Akhbar memuat catatan sejarah dunia dari adam sampai Yesus, sejarah Islam masa awal, sejarah bangsa Turki sampai kebangkitan imperium Utsmani, diakhiri dengan sejarah Utsmani. Pada abad ke 17, sejarawan dipekerjakan untut mencatat peristiwa sehari-hari di istana.
Ilustrasi manuskrip Utsmani juga mengekspresikan sikap Utsmani terhadap nasib kerajaan. Sejak masa Muhammad II, Dinasti Utsmani mempertahankan sebuah studio istana atau nakkasbane yang memperkerjakan ahli-ahli geografis, pelukis, illuminator, dan penjilid buku yang menghasikan manuskrip dan untuk mengembangkan pola-pola (desain) keramik, kerajinan kayu, kerajinan logam, tekstil, karpet yang khas Utsmani. Antara tahun 1451 dan 1520, beberapa preseden menjadi basis bagi seni manuskrip Utsmani. Sejumlah seniman dari Shiraz, Tabriz, dan Herat berdatangan di Istambul. Beberapa karya yang paling awal mengilustrasikan salinan dari karya-karya Persia Klasik seperti Attar Language of the Birds,The Love Story of Khosraw and Shirin, dan karya Amir Khasraw Khamsa dan fabel Kalila wa Dimna.
Manuskrip abad 16 beralih dari ilustrasi literaturklasik kepada peristiwa-peristiwa kontemporer seperti upacara penjamuan duta besar, pengumpulan pajak, dan penaklukan wilayah-wilayah perbatasan di Balkan. Pada akhir abad enam belas , ilustrasi kesejarahan,yang mengingatkan pada kemegahan Negara Utsmani dan penaklukan yang dicpainya, merupakan kontribusi bangsa Turki yang sangat berharga bagi tradisi manuskrip Timur Tengah dan tradisi manuskrip muslim yang tercerahkan. Seni Manuskrip Utsmani mengingatkan pada kesadaran dari kalangan elite Utsmani sebagai kekuatan sejarah dunia.
Dalam bidang arsitektur, masjid-masjid di sana membuktikan kemajuannya. Sejumlah masjid dan perguruan Utsmani mengekspresikan besarnya perhatian Utsmani terhadap ajaran Islam juga merancang beberapa feature, seperti kubah tunggal yang sangat besar, menara-menara tinggi yang menjulang, sejumlah bangunan tiang yang menyangga ruang tengah istana, menunjukan pengaruh kuat model Aya Shopia, gereja Bizantium yang terbesar. Aya Shopia dijadikan masjid sejak masa pemerintahan Muhammad al Fatih sampai dengan Kemal Atta Turk. Oleh Kemal, Aya Shopia dijadikan museum sampai sekarang. Demikianlah masjid-masjid Utsmani memperagakan pola gereja-gereja Kristen timur yang terbesar, misalnya “Kubah Batu” di Yerusalem, dan mengekspresikan ketinggian Islam dalam persaingannya dengan Kristen. Hoja Sinan(1490-1578) adalah tokoh besar dalam bidang seni arsitektur ini.
Dalam bidang pendidikan, Dinasti Utsmani mengantarkan pada pengorganisasian sebuah sistem pendidikan madrasah yang tersebar luas. Madrasah Utsmani pertama didirikan di Izmir pada tahun 1331, ketika itu sejumlah ulama’ didatangkan dari Iran dan Mesir untuk mengembangkan pengajaran muslim di beberapa territorial yang baru. Beberapa sultan masa belakangan mendirikan beberapa perguruan di Bursa, Edirne dan di Istambul. Pada akhir abad limabelas beberapa perguruan ini disusun dalam sebuah hirarki yang menentukan jenjang karir bagi ulama-ulama besar. Perguruan yang dibangun oleh Sulaiman pada tahun 1550 dan 1559 benar benar menjadi perguruan yang tinggi rankingnya. Ranking yang dibawahnya adalah sejumlah perguruan yang diidirikan oleh sultan sultan terdahulu dan menempati ranking di bawah beberapa perguruan tersebut adalah sejumlah perguruan yang didirikan oleh kalangan pejabat Negara dan ulama’ madrasah tidak hanya diorganisir secara ranking, tetapi juga dibeda-bedakan berdasarkan beberapa fungsi pendidikan mereka. Madrasah tingkat terendah mengajarkan nahwu (tata bahasa Arab) dan sharaf (sintaksis), mantiq (logika), teologi, astronomi, geometri dan retorika. Perguruan tingkat tertinggi mengajarkan hukum dan teologi.

D.    Penyebaran Peradaban Islam di Afrika
1)        Kedatangan Islam di Afrika Utara
Kehidupan sosial masa lalu Afrika Utara adalah sebuah kehidupan masyarakat pedesaan yang bersifat kesukuan, nomad (berpindah-pindah tempat) dan patriarkhi. Ketika daerah ini berada dibawah kekuasaan Romawi, tak pelak pengaruhnya sangat besar bagi masyarakat Barbar. umumnya mereka dipengaruhi oleh para elit kotayang mengadopsi bahasa, gagasan dan adat istiadat para penguasa. Tetapi elit-elit ini tidak banyak. Selanjutnya, setelah orang-orang Vandal (Barbar) memperoleh kemenangan, pengaruh Romawi di sebagian besar Afrika mulai berhenti, kecuali pengaruh ekonomi dan peradaban Barbar lama secara bertahap muncul kembali. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada abad 1H/7M kehidupan sosial Afrika Utara lebih merupakan kehidupan masyarakat Barbar yang bersifat kesukuan, normad dan patriarkhi.
Islam masuk wilayah Afrika Utara pada saat itu berada di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi sebuah imperium yang amat luas yang melingkupi berbagai Negara dan berjenis jenis bangsa manusia. Penaklukan daerah ini pada dasarnya sudah mulai dirintispada masa kekhalifahan umar bin Khatab. Pada tahun 640M ‘Amr ibn al-Ash berhasil memasuki Mesir setelah sebelum mendapat ijin bersyarat dari khalifah Umar untuk menaklukan daerah itu.
Pada masa kekhalifahan Utsman ibn Affan penaklukan Islam sudah meluas sampai ke Barqah dan Tripoli.penaklukan ataskedua kotaitu dimaksutkan untukmenjaga keamanan daerah Mesir. Penaklukan itu tidak bertahan lama, karena gubernur gubernur Romawi menduduki kembali wilayah-wilayah yang telah ditinggalkan itu. Namun kekejaman dan pemerasan yang mereka lakukan telah mengusik ketentraman penduduk asli, sehingga tidaklama kemudian penduduk asli sendiri memohon kepada orang-orang muslim untuk membebaskan mereka dari kekuasaan Romawi. Permohonan itu disanggupi oleh khalifah sepeninggal Utsman yang pada waktu itu sudah berpindah ke tangan Muawiyah ibn Sufyan., khalifah pertama daulah Bani Umayah. Ia bertekad memberikan pukulan terakhir kepada kekuasaan romawi di Afrika Utara, dan mempercayakan tugas ini kepada seorang panglima yang masyhur, yakni ‘Uqbah ibn Nafi’ al-Fihri (W. 683M), yang telah menetap di Barqah sejak daerah itu ditaklukan.
Akan tetapi, pada tahun 683 M orang-orang islam di Afrika Utara mengalami kemunduran yang hebat, karena orang-orang Barbar di bawah kepemimpinan Kusailah bangkit memberontak dan mengkalahkan ‘Uqbah. Dia dan pasukannya tewas dalam pertempuran. Sejak saat itu orang orang Islam tidak berdaya mengembalikan kekuasaannya di Afrika Utara, karena selain berhadapan dengan bangsa Barbar, mereka juga harus berhadapan dengan bangsa Romawi yang memanfaatkan kesempatan dalam pemberontakan Kusailah tersebut.
Pada saat pemerintahan dipegang oleh Abdul malik ibn Marwan(685-705M), daulah Bani Umayah mulai bangkit kembali untuk merebut Afrika Utara. Dia mengirimkan pasukan di bawah pimpinan Hasan ibn Nu’man al Ghassani untuk memulihkan prestise Islam yang hilang. Pasukan ini berhasil menumpas tentara Romawi dan menghalau mereka dari Afrika Utara serta berhasil menindas perlawanan bangsa Barbar. Sejak saat itu Afrika Utara dan daerah Maghribi tidak lagi termasuk lingkungan daerah Mesir, tetapi telah berdiri sebagai wilayah tersendiri yang diperintah oleh seorang gubernur yang diangkat oleh khalifah.[4]
2)      Aspek-aspek Kemajuan dalam Peradaban
Sejak awal kedatangan Islam di Afika Utara, kebudayaan dan peradaban Islam sudah mulai menampakan perkembangannya. Hal ini ditandai dengan berkembangannya Qirawan yang dibangun oleh ‘Uqbah ibn Nafi pada tahun 50 H/670 M yang tidak hanya menjadi kota militer semata, tetapi menjadi salah satu pusat ilmu dan peradaban yang cemerlang dalam sejarah Islam.
Kebijakan islamisasi musa ibn Nushair yang diterapkan di daerah itu, meskipun tidak menjadikan seluruh penduduknya menganut Islam, dapat dikatakan sebagai langkah rintisan bagi proses perkembangan kebudayaan dan peradaban islam. Paling tidak dengan kebijakan itu bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa resmi Negara dan pergaulan. Langkah ini sangat efektif, sehingga bahasa Arab dapat menggeser posisi bahasa Latin, meskipun ia sangat sedikit mempengaruhi dialek dialek asli bangsa Barbar. Pada gilirannya, kemajuan dalam kemajuan dalam berbagai disiplin ilmu (yang berkaitan dengan masalah teologi, hukum, sejarah, sastra, puisi, filsafat, dan biografi) di kemudian hari semua ditulis dalam bahasa Arab.
Arsitektur Maghribi yang indah dengan pengaruh aransemen timur yang kuatdalam bangunannya, lahir di kota Qairawan, segara setelah dinasti Aghlabiyah (800-900 M) menjadikannya sebagai pusat peradaban. Hal ini bisa dilihat pada bangunan masjid besar Qairawan dan benteng Raqqada, serta kota kediaman para penguasa yang dibangun tidak jauhdari Qairawan. Beberapa waduk besar untuk irigasi dan pasokan air bersih bagi penduduk kota, juga berhasil dibangun.
Pada saat itu, Qairawan bukan hanya menjadi model bagi kehidupan kota orang-orang Islam di Afrika Utara, tetapi juga menjadi sebuah pusat kebudayaan yang sangat penting. Para penguasa dinasti Aghlabiyah sangat perduli terhadap masalah intelektual, dan mereka memiliki jasa yang sangat besar dalam membantu perkembangan di kota itu. Maka lahirlah berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti teologi, hukum dan puisi Maghribi. Bahkan dapat dikatakan sampai akhir abad 3H/9M, perkembangan intelektual di Qairawan dapat dipersamakan dengan pusat-pusat kebudayaan muslim yang lain pada masanya. Diantara ilmu-ilmu terkemuka lulusan sekolah Qairawan adalah Sahnun, seorang ahli hukum bermadzhab Maliki yang pengaruhnya masih terasa sampai sekarang.
Di samping Qairawan, Tahart (Tiaret) juga mengalami kemajuan yang cukup pesat. Di bidang ekonomi, daerah mengalami kemakmuran material yang luar biasa. Ia menjadi terminal dari salah satu rute kafilah trans-sahara, sehingga dinamakan “Irak Kecil”, di samping menjadi pusat kesarjanaan. Segala macam pajak yang sangat memberatkan rakyat dihapuskan. Penghasilan yang dapat dikumpulkan untuk negara sebesar 120.000 pound emas. Kehidupan masyarakat subur makmur dan rakyat merasa tentram dan damai. Sementara itu daerah Maroko merupakan tempat penyebaran kultur Islamdi kalangan masyarakat Barbar, khususnya kultur Syi’ah.
Hal lain yang mencerminkan ketinggian peradaban Islam di Afrika Utara adalah kemajuan di bidang ilmu kebahasaan. Pada masa ini muncullah tokoh-tokoh Lexicographer. Sementara kemajuan di bidang kesehatan dapat dilihat dengan berdirinya sebuah rumah sakit yang besar di Marrakesh.
Di bidang kedokteran ada tokoh terkenal yaitu Abu Marwan ibn Abdul Malikibn Zuhr yang lebih dikenal Ibn Zuhr. Ia adalah seorang tabib dan ahli bedah terkenal yang hidup sezaman dengan Ibn Rusyd (w. 1198 M). Dia lahir di Penaflor sebagai keturunan kabilah Arab, Iyaz ibn Nizar, sehingga di belakang namanya biasanya ditambah al-Iyazi. Keahliannya itu kemudian diabadikan kepada Yusuf ibn Tasyfin, khalifah Bani al-Murabithun. Dialah yang pertama kali memikirkan Bronchotomi dengan menunjukan secara jelas cerai sendi dan patah tulang. Puteranya, Marwan, juga mengikuti jejak ayahnya menjadi ahli bedah dan dokter tentara Yusuf ibn Tasyfin.
Di bidang sejarah dan sosiologi, tokoh Ibn Khaldun (w. 1406 M) menjadi maestro terbesar dalam sejarah Islam. Dia adalah keturunan Yaman yang lahir Tunis pada tahun 1332 M. Keluarganya berasal dari Hadramaut yang berimigrasi ke Afrika Utara ratusan tahun sebelumnya, sehingga di belakang namanya kadang-kadang ditambah al-Hadrami. Di samping dikenal sebagai “bapak filsafat sejarah” dia juga dikenal sebagai “bapak sosiologi” yang teori-teorinya masih menjadi rujukan para sosiolog modern dewasa ini. Kitab sejarahnya yang besar adalah  Kitab al-Ibar yang ditulis selama 4 tahun di suatu daerah dekat Oran. Sementara karya masterpiece-nya adalah kitab Muqaddimah. Dalam kitab itu dia menyelidiki asal-usul masyarakat, perkembangan peradaban, hukum-hukum perubahan sosial, sebab-sebab timbul dan jatuhnya kerajaan-kerajaan dan dinasti-dinasti, juga pengaruh iklim atas pembentukan watak bangsa.[5]

E.     Pengaruh Peradaban Islam di Barat
Ilmu pengetahuan islam pada mulanya berkembang di daratan Eropa yaitu Tolado, Kardova, dan Sevilla, Dinogari Andalusia. Kemudian mengalir ke negara-negara Barat lewat kaum terpelajar Barat. Mereka menerjemahkan buku-buku karangan umat islam dalam bahasa Barat. Di antara pelajar Barat tersebut adalah :
1)      Abolart Bath. Beliau berpendidikan islam di Tolado, kemudian ahli matematika dan sebagai ahli filsafat Inggris yang mashur.
2)      Mazarabez. Beliau beragama islam, tetapi karena terpaksa oleh lingkungan Barat yang kristen dan supaya tidak dicurigai maka beliau mengubah namanya menjadi Petrus al-Phonsi. Beliau ke Inggris dan menjadi doktor istana raja Inggris Henri I. dia membuka perguruan tinggi serta mengajarkan pengetahuan islam.
3)      Archedeacon Dominico Gundisavi. Beliau mendirikan Bait al-Hikmah. Di sini adalah tempat buku-buku bahasa arab.
4)      Ibnu Dawud. Seorang islam bangsa Yahudi. Di Barat terkenal dengan nama Avendeath. Beliau menyalin buku-buku berbahasa arab ke bahasa lain mengenai ilmu astronomi dan astrologi.
5)      Gerard Cremona. Beliau lahir di Cremona Italia tahun 1114 M. beliau menerjemahkan buku tentang filsafat, matematika, kedokteran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masa keemasan bani Abbasiyah dicapai pada periode pertama. Masa keemasan tersebut bisa kita lihat dari makin luasnya pemerintahan Bani Abbasiyah, dan berpindahnya ibu kota ke Baghdad, di mana ibu kota Baghdad merupakan pusat intelektual pada masa itu. Pada periode ini yang biasa kita sebut dengan The golden age.
Sebenarnya pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan. Tetapi pada periode pertama ini pemberontakan-pemberontakan dapat diatasi, meskipun belum sampai ke akar-akarnya. Pemerintah Bani Abbasiyah mencapai keemasan juga didukung oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai penerjemah memberi pendapatnya. Hal ini dilakukan karena keterbatasan manusia dalam berfikir cara inilah yang terbaik dalam memajukan ilmu pengetahuan. Cara seperti ini juga tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh seluruh rakyat. Dari sinilah muncul para intelektual muslim yang sangat berpengaruh dalam ilmu pengetahuan.
Al-Mahdi, Al-Hadi, Harun ar-Rasyid, al-Ma’mum, al-Mu’tashim, al-Wasiq, dan al-Mutawakil merupakan orang-orang piawai dengan ilmu pengetahuan dan akhlak yang mulia bisa membawa nama baik sebuah bangsa umumnya dan kekhalifahan pada khususnya, sehingga dimata dunia disebut sebagai tokoh-tokoh (ilmuan) masa keemasan di zaman khalifah Abbasiyah.
Dari beberapa khalifah yang memimpin pada periode pertama dapat disimpulkanbahwa masa keemasan dicapai pada masa pemerintahan khalifah al-Mahdi, al-Hadi, Harun ar-Rasyid, al-Ma’mun, al-Mu’tashim, al-Wasik, dan al-Mutawakil.
Tetapi ada anggapan bahwa pada masa khalifah Harun ar-Rasyid lah puncak keemasan di antara khalifah-khalifah lainnya. Salah satu sebab timbulnya anggapan tersebut adalah beliau mendirikan Baitul Hikmah yang merupakan institusi kebudayaan dan pikiran yang cemerlang saat itu.
Pada masa keemasan Bani Abbasiyah juga lahir tokoh-tokoh intelektual muslim, diantaranya al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, al-Ghazali, al-Khawarijmi, dan al-Battani. Semua tokoh-tokoh di atas sangat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan di masa Bani Abbasiyah tersebut.[6]

F.     Kontribusi Intelektual Islam Terhadap Dunia Barat
Dalam masa lebih dari tujuh abad, kekuasaan islam di Spanyol. Umat islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan kemudian dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks.
Spanyol adalah negeri yang subur. Kesuburannya itu mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan banyak menghasilkan pemikir. Masyarakat Spanyol islam merupakan masyarakat majmuk yang terdiri dari komunitas-komunitas arab.[7]
Tidak hanya itu, perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia islam di abad pertengahan juga didukung dengan adanya kekuatan sistem pendidikan islam yang integral dan dinamis. Sehingga mampu menghasilkan cendekiawan-cendekiawan besar pada hampir disegala bidang keilmuan. Hal inilah yang pada akhirnya dapat memberikan konstribusi yang besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di masa-masa selanjutnya terutama di Barat. Di samping itu, dinamika yang demikian masih terbungkus dengan akhlak islami yang diperlihatkan.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh para ilmuan muslim telah melahirkan berbagai karya besar diberbagai bidang keilmuan yang menjadi referensi bagi ilmuan Barat pada masa selanjutnya.[8]
Di antara kontribusi intelektual islam atas dunia Barat di bidang intelektual adalah :
1)        Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentang sejarah islam. Ia berperan sebagai jembatan penyebrangan yang dilalui ilmu pengetahuan. Yunani Arab datang ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5 Muhammad Abd ar-Rahman (832-886 M).
Atas inisiatif al-Hakam (961-979 M) karya-karya ilmiah dan filosofis diimport dari timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan didunia islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.
Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad ibn as-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajah dilahirkan di Saragosa. Ia pindah di Sevilla dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fez tahun 1938 M dalam usia yang masih muda.
Tokoh utama kedua adalah Abu Bakar ibn Tuffail penduduk asli Wadi Asy sebuah dusun kecil disebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun 1985 M. Ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi, dan filsafat. Karya filsafatnya yang terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya pengikut aristoteles yang terbesar digelanggang filsafat dalam islam yaitu ibn Rusyd dari Cordova. Ia lahir pada tahun 926 M dan meninggal pada tahun 998 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayah al-Mujtahid. Karya-karya Ibn Rusyd yang terkenal adalah Mabadu Falasifah, Kulliyat, Tafsir Urjuza, Kasful Afillah, kitab dogma-dogma dan lainnya. Ibn Rusyd juga seorang dokter di samping filosof. Buku kedokterannya yang terkenal adalah al-Hawi.
2)      Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, musik, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik, Abbas ibn Farnas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ibrahim dan Ibn Yahya an-Naqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang bisa menentukan jarak antara tata surya dan bintang. Ahmad ibn Ibbas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm al-Hasan binti Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
Para dokter ahli kedokteran yang terkenal antara lain :
a)      Thabib ibn Qurra’ (221-228 H/836-901 M) dianggap sebagai bapak ilmu kimia.
b)      Ar-Razi atau Razes (251-313 H/809-873 M) karangannya terkenal dalam bidang penyakit campak dan cacar yang diterjemahkan dalam bahasa latin.
c)      Ibnu Sina (370-428 H/980-1037 M) orang eropa menyebutnya Avicena. Di samping seorang filosof, ia juga seorang dokter dan ahli musik. Karangannya yang terkenal adalah Shafa (terdiri dari 18 jilid), Najat, Sadidiya (terdiri dari 5 jilid), Danes Nameh, al-Qanun fi at-Thib (buku tentang kedokteran yang diterjemahkan dalam bahasa latin).
Dalam bidang sejarah dan geografi, melahirkan banyak pemikir terkenal. Ibnu Jubar dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim Mediteronia dan Seolia dan Ibnu Batuthah dari Fagier (1304-1377 M) mencapai Samudra Pasai dan Cina. Ibnu al-Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada sedangkan Ibnu Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah.
3)      Fiqih
Dalam bidang fiqih Spanyol Islam dikenal sebagai penganut madzhab Maliki. Yang memperkenalkan mazdhab Maliki di sana adalah Ziyad ibn Abd ar-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibnu Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisyam ibn Abd ar-Rahman. Ahli-ahli fiqih lainnya di antaranya adalah Abu Bakar ibn al-Quthiyah, Munzir ibn Said al-Baluthi, dan Hazm yang terkenal.
4)      Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan seni suara islam mencapai kecermelangan dengan tokohnya al-Hasan ibn Nafi’ yang dijuluki Zaryab. Setiap kali diselenggarakan pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil dan mempertunjukkan kebolehannya.
5)      Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang islam dan non islam, bahkan penduduk asli Spanyol menomorduakan bahasa asli mereka. Juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab. Baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa seperti Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan ibn Usfur dan Abu Hayyan al-Gharnathi.
            Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra banyak bermunculan seperti al-Iqd al-Farid karya Ibnu Abd Rabbih, al-Dzakirah fi Mahasin ahl al-Jazirah oleh ibn Bassam, dan kitab al-Qalaid karya al-Fath ibn Khaqan.[9]

G.    Kebangkitan Bangsa Eropa Dari Zaman Kegelapan
Setelah runtuhnya imperium Romawi akibat keserakahaan para pemimpinnya, rakyat Eropa mulai menjadi terbelakang. Mereka buta akan ilmu pengetahuan karena pada saat itu buku susah didapat dan harganya pun lumayan mahal. Oleh Karena itu zaman ini sering disebut sebagai zaman kegelapan (Dark Age).
Selama kebodohaan mencengkram Eropa, ada pula beberapa pemimpin yang berusahaa bangkit dan belajar. Mereka adalah raja bangsa Frank, Charlemagne, Alfred The Great Penguasa Inggris, dan Frederick II yang berkuasa di Eropa Sejak 1212.
Setalah itu di Eropa mulai didirikan sekolah-sekolah. Frederick II juga mendirikan Universitas Napoli (Naples) pada 1224 dan memperbesar Universitas Salerno, yang nantinya menjadi pusat ilmu kedokteran terbaik di seluru Eropa. Mulailah orang-orang Eropa mengejar ilmu pengetahuaan. Mereka banyak mengambil sumber ilmu pengetahuaan dari Arab, karena pada saat itu orang-orang timur (Arab) sedang berada pada puncak kejayaan.
Seorang biarawan bernama Constantine dari Chartage muali belajar ke Timur tengah dan menguasai ilmu-ilmu pengobatan Islam. lalu dia mengajarkan ilmu-ilmu nya ke Universitas Salerno dan menerbitkan beberapa buku tantang kedokteran.
Selain Biarawan tersebut, Ada lagi seorang bernama Leonardo of Pisa atau lebih di kenal dengan sebutan Fibonacci, mulai memperkenalkan ilmu peradaban Islam yang sangat penting dalam perkembangan sejarah dunia, yakni angka-angka Arab (Arabic Numerals). Dia juga menulis banyak buku tentang Aritmatika, geometri dan trigonometri yang kemudian berkembang luas di Italia pada masa renaisans.
Pada abad ke-12, praktis semua ilmu yang lebih maju yang berasal dari orang-orang Arab telah habis di terjemahkan dan ditransfer ke Eropa. Ilmu astronomi, kedokteraan, filsafat ilmu pengetahuaan, matematika dan angka-angka Arab dari para genius muslim dan Yunani telah diserap abis-abisan.
Orang eropa juga akhirnya berhasil mendapatkan rahasia yang sangat berharga dari tangan muslim, yaitu rahasia cara membuat kertas. Hal-hal seperti ini mendorong akselerasi pertumbuhan intelektual Eropa dan melahirkan banyak pemikir-pemikir besar bidang ilmu pengetahuaan.
Beberapa Kosakata Bahasa Inggris yang berasal dari Bahasa Arab:
·         Admiral : Amir al-rhal (komandan angkatan laut)
·         Alchemy, chemical : Al-kimiya' 
·         Alcohol : Al-khul 
·         Algebra : Al-jabr 
·         Algorithm : Al-khwarizmi  
·         Banana : Banana (jari)
·         Cable : Habl (tali)
·         Candy : Qandi (Gula tebu yang diperas)
·         Check : Sakk (Perjanjian tertulis)
·         Cotton : Quthn
·         Coffee : Qahwa
·         Guitar : Qitar
·         Lemon : Limun
·         Magazine : Makhazin
·         Orange : Naranj
·         Risk : Rizq
·         Sugar : Sukkar
·         Zero : Sifr (nol)
Para Astronom Arab juga yang memberi nama salah satu bintang yang paling terang di ankasa, Altair.  Al-Tair dalam bahasa Arab berarti sang elang terbang. Bill Gates pemimpin Microaoft dalam salah satu peristiwa terpenting dalam hidupnya di tahun 1975, melihat untuk petama kalinya sebuah komputer pribadi generasi pertama yang revolusioner, Altair 8800.

H.    Sumbangsi Peradaban Islam pada Dunia yang Masih Kita Nikmati
  1. Teknologi Pesawat Terbang
Abbas Qasim Ibnu Firnas (di Barat dikenal dengan nama Armen Firman) dilahirkan pada tahun 810 Masehi di Izn-Rand Onda, Al-Andalus (kini Ronda, Spanyol). Dia dikenal ahli dalam berbagai disiplin ilmu, selain seorang humanis, penemu, musisi, ahli ilmu alam, penulis puisi, dan seorang penggiat teknologi. Pria keturunan Maroko ini hidup pada saat pemerintahan Khalifah Umayyah di Andalusia (Spanyol).
Pada masa pemerintah Khalifah Abdul Rahman II tahun 852, Ibnu Firnas memutuskan untuk melakukan uji coba “terbang” dari menara Masjid Mezquita di Cordoba dengan menggunakan semacam sayap dari jubah yang disangka kayu. Sayap buatan itu ternyata membuatnya melayang sebentar di udara dan memperlambat jatuhnya, ia pun berhasil mendarat walau dengan cedera ringan. Alat yang digunakan Ibnu Firnas inilah yang kemudian dikenal sebagai parasut pertama di dunia.
Saat usianya memasuki 65 tahun pada tahun 875, Ibnu Firnas merancang dan membuat sebuah mesin terbang yang mampu membawa manusia. Setelah versi finalnya berhasil dibuat, ia sengaja mengundang orang-orang Cordoba untuk turut menyaksikan penerbangan bersejarahnya di Jabal Al-‘Arus (Mount of the Bride) di kawasan Rusafa, dekat Cordoba. Penerbangan yang disaksiakn secar luas oleh masyarakat itu terbilang sangat sukses. Sayangnya, karena cara meluncur kurang baik, Ibnu Firnas terhempas ke tanah bersama pesawat layang buatannya. Dia pun mengalami cedera punggung yang sangat parah. Cederanya inilah yang membuat Ibnu Firnas tak berdaya untuk melakukan ujicoba berikutnya. Abbas Ibnu Firnas wafat pada tahun 888, dalam keadaan berjuang menyembuhkan cedera punggung yang diderita akibat kegagalan melakukan ujicoba pesawat layang buatannya.
Meskipun percobaan terbang mengunakan sepasang sayap dari bulu dan rangka kayu tidak berhasil dengan sempurna, namun gagasan inovatif Ibnu Firnas kemudian dipelajari Roger Bacon 500 tahun setelah Firnas meletakkan teori-teori dasar pesawat terbangnya. Kemudian sekitar 200 tahun setelah Bacon (700 tahun pasca uji coba ibnu Firnas), barulah konsep dan teori pesawat terbang dikembangkan.[10]
  1. Operasi Bedah
Banyak instrumen bedah modern didesain sama persis seperti yang pernah dirancang pada abad ke-10 oleh seorang ahli bedah Muslim bernama al-Zahrawi. Seperti pisau bedah, gergaji tulang, tang, gunting halus untuk bedah mata dan banyak dari 200 instrumen yang ia rancang akan kita kenali dalam peralatan kedokteran bedah modern.
Al-Zahrawi menerbitkan sebuah buku ensiklopedia setebal 1.500 halaman ilustrasi operasi yang digunakan di Eropa sebagai referensi medis pada 500 tahun berikutnya. Di antara sekian banyak penemuan, Al-Zahrawi dilaporkan melakukan operasi caesar pertama.
Pada abad ke-13, medis Muslim lain bernama Ibn Nafis menggambarkan sirkulasi darah, 300 tahun sebelum William Harvey menemukannya. Dokter Muslim juga menemukan obat bius dari campuran opium dan alkohol dan jarum berongga untuk menyedot katarak dari mata, ini merupakan sebuah tehnik yang masih digunakan sampai sekarang.[11]







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pada kebudayaan Andalusia bidang ilmu keislaman yang berkembang saat itu antara lain yaitu fiqih, hadits, tafsir, ilmu kalam, ilmu sejarah, tata bahasa arab dan juga filsafat.
Islam masuk wilayah Afrika Utara pada saat itu berada di bawah kekuasaan kekaisaran Romawi sebuah imperium yang amat luas yang melingkupi berbagai Negara dan berjenis jenis bangsa manusia. Penaklukan daerah ini pada dasarnya sudah mulai dirintispada masa kekhalifahan umar bin Khatab. Pada tahun 640M ‘Amr ibn al-Ash berhasil memasuki Mesir setelah sebelum mendapat ijin bersyarat dari khalifah Umar untuk menaklukan daerah itu.
Di antara kontribusi intelektual islam atas dunia Barat di bidang intelektual adalah :
  1. Filsafat
2.      Sains
3.      Fiqih
4.      Musik dan Kesenian
5.      Bahasa dan Sastra

B.     Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.





DAFTAR PUSTAKA

A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, PT Karya Uniperss, Jakarta; 1979
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta; 2004
Dudung Abdurahman, Sejarah Peradaban Islam, LESFI, Yogjakarta; 2009
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, PT Pustaka Rizki Putra, Semarang; 2012
Murtafi’atun, Wow 200 Temuan Islam Terbesar dan Terhebat Sepanjang Sejarah, IndoLiterasi, Yogjakarta, 2013
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, Prenada Media, Jakarta; 2003
Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, cet ke-1(Jakarta: Kalam Mulia, 2011), 105.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media Group, Jakarta; 2009


[1] Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta; 2011, hlm 105.
[2] Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, Prenada Media, Jakarta; 2003, Hal 126-131
[3] Dudung Abdurahman, Sejarah Peradaban Islam, LESFI, Yogjakarta, 2009, Hal. 127-128
[4] Dudung Abdurahman, Ibid,  Hal 220-222.
[5] Dudung Abdurahman, Ibid, Hal 230-233.
[6] Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, PT Pustaka Rizki Putra, Semarang; 2012, Hal 108-109
[7] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta; 2004, Hal 100
[8] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media Group, Jakarta; 2009, Hal 146-147
[9] Ibid, Hal 125-128
[10] Murtafi’atun, Wow 200 Temuan Islam Terbesar dan Terhebat Sepanjang Sejarah, IndoLiterasi, Yogjakarta, 2013, hlm. 58-59
[11] Murtafi’atun, Ibid, hlm 18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar