Jumat, 26 Juni 2015

Awas Jangan Ngorok!!!

Tips Sehat

Ngorok alias mendengkur merupakan gangguan yang umum terjadi. Orang usia lanjut paling rentan mendengkur.sekitar sepertiga dari orang usia 55-84 tahun selalu ngorok. Gangguan mendengkur atau ngorok dialami sekitar 40% laki-laki dan 25% perempuan. Selain mengganggu orang lain, mengorok merupakan alarm tanda bahaya bagi kesahatan kita. Beberpa penyakit yang diakibatkan dari NGOROK, diantaranya:
1.      PENYEMPITAN SALURAN NAPAS
Mendengkur dapat disebabkan oleh turbelensi aliran udara yang melewati saluran hidung yang menyempit. Selain itu dapat pula disebabkan oleh kegagalan saraf pusat untuk memicu nafas atau disebabkan oleh kolapsnya dinding faring. Pada waktu tidur, semua otot mengalami relaksasi, tak terkecuali otot dilator faring. Hal itulah yang menyebabkan penyempitan saluran napas. Selain itu lidah dapat jatuh ke belakang, sehingga menyempitkan saluran udara. Aliran udara pun terhambat, sehingg terjadi suara dengkuran.
Bahkan waktu gerak napas tetap ada, aliran udara terputus seolah tercekik dalam tidur. Akibat sesak, penderita akan terbangun singkt untuk bernapas. Namun dia tak akan sadar jika sepanjang malam berkali-kali angun dari tidur.
2.      GEJALA TIDUR SEKEJAP
Kondisi terhentinya pernapasan atau dalam istilah medis disebut obstruktif sleep apnea (OSA) itu berlangsung sedikitnya 10 detik dan dapat berlangsung puluhan kali dalam satu jam. Bahkan dalam kasus ekstrem, terhentinya pernapsan dapat berlangsung hingga tiga menit. Setiap kali mengalami gejala berhebti bernapas atau apnae mereka akan terbangun. Akibatnya siang hari mereka tampak selalu mengantuk. Bahkan terkadang muncul gejala tidur sekejap yang tidak disadari atau disebut narkolpesi.
3.      STROKE DAN GAGAL JANTUNG
Dampak negatif dari gangguan tidur itu, penderita dapat mengidap penyakit darah tinggi, gagal jantung, atau dalam kasus ekstrim infark jantung dan stoke.
“Norok mengakibatkan terhentinya pernapasan yang menyebabkan  pasokan oksigen ke otak terganggu, hal itu dapat memicu serangan stroke,” kata Helina,
Di satu sisi stroke terjadi sering akibat dari penymbatan pembuluh darah . di sisi lain tentu akibat kurangnya pasokan oksigen ke otak yang menyebabkan gangguan sirkulasi darah di otak. Sering orang yang ngorok hingga napas terhenti, saat pai hari ketika bangun tidur, tangannya tibatiba lumpuh. Jadi ketika tidur, mereka kena stroke.
4.      DIABETES
Sleep apnae akan mengganggu metabolisme hingga tubuh tidak menoleransi glukosa dan juga resisten terhadap insulin. Diabetes tipe 2 juga salah satu penyebab kematian utama, terjadi ketika badan tidak dapat memanfaatkan insulin secara efektif. Berbagai penelitian juga menunjukkan sleep apneamenjadi penyebab diabetes.
5.      RISIKO KEMATIAN
Dua penelitian di Jurnal Sleep tahun 2008 menunjukkan penderita sleep apnea mempunyai risiko kematian lebih tinggi ketimbang yang tidak mendengkur. Risiko akan meningkat bersamaan dengan peningkatan derajat keparahan henti napas. Apalagi jika mendengkur dibiarkan saja!
6.      HORMON TERGANGGU
Dokter sekaligus staf bagian Neurologi RS dr Kariadi Semarang itu menjelaskan, karena gangguan tidur tesebut menyebabkan hormon stres akan diproduksi dan tekanan darah akan naik. Jika terdapat gangguana jantung, itu akan menyebabkan penyakit jantung akut. Diketahui jika kenaikan tekanan darah terus-menerus terjadi, juga akan memicu reaksi stres. Selain itu, gangguan hormonal terjadi karena gangguan tidur itu juga dapat menyebabkan tubuh menjadi lebih gemuk dan mengganggu libido.
7.      NGANTUK BERAT SIANG HARI
Terganggu pada berat dan dramatisnya kekurngan pasokan oksigen ke otak akan muncul penyakit gangguan metabolisme dan penyakit jantung. Selain itu, pada siang hari orang yang ngorok dan mengalami gangguan tidur itu akan mengalami rasa ngantuk luar biasa. Tak jarang rasa kantuk berlebihan itu mengganggu saat beraktivitas, seperti saat mengendarai kendaraan bermotor.
“Meski sudah beristirahat delapan jam lebih, gangguan tdur seperti mengorok dapat mengganggu kualitas tidur. Itu membuaat seseorang selalu bangun dengan rasa kurang fresh dan sering ngantuk saat beraktivitas pada siang hari,” ucap dokter kelahiran Surabaya, 1 Mei itu.
Dalam jangka pendek, gangguan tidur itu menunjukkan gejala berupa gangguan kesehatan lain, seperti kemunculan perasan tegang, resah, sulit berkonsentrasi, cemas dan gangguan psikologi lain.

Sumber: Tabloid Cempaka Edisi 17-23 JANUARI 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar