Sabtu, 09 Januari 2016

PERKEMBANGAN MASA REMAJA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Seorang individu dalam rentang kehidupannya di dunia ini harus melalui berbagai macam masa yang dibarengi dengan perkembangan usia mereka. Pada setiap masa tersebut, memiliki tugas-tugas perkembangannya masing-masing dan harus mampu menghadapi bagaimana perubahan tersebut dapat terjadi dalam perkembangan usianya. Tentunya tugas-tugas tersebut berbeda satu dengan yang lainnya yang mana harus disesuaikan dengan masa yang dilaluinya. Seorang individu harus mempu menyelesaikan setiap dari tugas perkembangannya tersebut, sesuai dengan rentang usia dan masa yang dilaluinya.
Seorang individu akan mengalami suatu fase yang terjadi selama rentang kehidupan, fase tersebut sangat penting dalam perkembangan individu tersebut. Dan masa yang paling penting adalah masa bayi, akan tetapi di samping itu seseorang juga akan mengalami yang namanya masa anak-anak, remaja dan dewasa. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang tersebut menemukan jati dirinya. Maka dari itu pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai “ Perkembangan Remaja”

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana hakekat masa remaja?
2.      Bagaimana perkembangan masa remaja?
3.      Bagaimana tugas-tugas perkembangan masa remaja?
4.      Bagaimana masalah dan bahaya yang dialami pada masa perkembangan remaja?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakekat Masa Remaja
Remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12-13 tahun dan berakhir pada usia belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.  Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa anak-anak masih dialami namun sebagian kematanagan pada masa dewasa telah dialami.[1]
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Perkembangan yang lebih lanjut, istilah adolescere memiliki makna yang luas, yaitu mencakup kematangan emosional, mental, sosial dan fisik.  Karena masa remaja berada diantara anak-anak dengan orang dewasa, maka dari itu remaja sering dikenal dengan fase “mencarai jati diri” atau fase “topan dan badai”. Seorang remaja masih belum mapu untuk menguasai dan memfungsikan secra maksimal baik fungsi fisik maupun psikis. Perkembangan intelektual yang terus-menerus menyebabkan remaja mencapai tahap berpikir operasional formal. Tahap ini memungkinkan remaja mampu berpikir secara lebih abstrak, menguji hipotesis dan mempertimbangkan apa saja peluang yang ada pada dirinya.[2]
Dalam bahasa arab remaja berarti at-tadarruj (berangsur-angsur) artinya adalah berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaaan dan sosial serta emosional. Hal ini mengisyaratkan bahwa pertumbuhan tidak berpindah dari fase ke fase lainnya secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan itu berlangsung secara bertahap.[3]


Menurut WHO, mengungkap bahwa remaja adalah:
1.    Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai ia mencapai kematanagn seksual.
2.    Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3.    Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh pada keadaan yang relatif lebih mandiri.[4]
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa ini dapat di perinci menjadi beberapa masa, yaitu :
1.      Masa pra remaja (remaja awal)
Masa pra remaja biasanya berlangsung dalam waktu relatif singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negatif pada remaja sehingga sering kali masa ini disebut masa negatif dengan berjalannya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja, pesimistik, dan sebagainya. Secara garis bsar sifat-sifat negative tersebut dapat diringkas, yaitu negative dalam preestasi jasmani maupun mental, dan negates dalam sikap sosial baik dalam bentuk menarik diri dalam masyarakat maupun dalam bentuk agreeesif terhadap masyarakat.
2.      Masa remaja (remaja madya)
Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan meenolingnya, teman yang dapat turut merasakan suka dan dukanya. Pada masa ini, sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas di junjung tinggi dan di puja-puja sepanjang masa disebut masa merindu puja.
Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup atau cita-cita hidup dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan.
3.      Masa akhir remaja
Setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapailah masa remaja akhir dan telah memenuhi tuga-tugas perkembangan masa remaja, yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah individu kedalam masa dewasa.[5]
Masa remaja sering kali dikenal dengan masa mencari jati diri, hal ini karena masa remaja merupakan masa peralihan dari kehidupan anak-anak dan kehidupan orang dewasa. Ditinjau dari segi fisiknya, mereka sudah bukan anak-anak lagi, melainkan sudah seperti orang biasa. Tetepi jika mereka di perlakukan sebagai orang dewasa ternyata belum menunjukan sikap orang dewasa. Oleh karena itu, ada sejumlah sikap yang ditunjukan oleh remaja, yaitu sebagai berikut :
1.      Kegelisahan
Sesuai dengan fase perkembangan remaja mempunyai banyak idealism, angan-angan, atau keinginan yang hendak diwujudkan dimasa depan. Namun, sesungguhnya remaja belum memiliki banyak kemampuan yang memadai untuk mewujudkan semua itu. Sering kali angan-angan dan keinginannya jauh lebih besar di bandingkan dengan kemampuannya.
Selain itu, disatu pihak mereka ingin meendapat pengalaman sebanyakk-banyaknya untuk menambah pengetahuan, tetapi dipihak lain mereka merasa belum mampu melakukan berbagai hal dengan baik sehingga tidak berani mengambil tindakan mencari pengalaman langsung dari sumbernya. Tarik-menarik antara angan-angan yang tinggi dengan kemampuannya yng masih belum memadai mengakibatkan mreka diliputi oleh perasaan gelisah.
2.      Pertentangan
Sebagai individu yang sedang mencari jati diri, remaja berada dalam situasi psikologis antara infin melepaskan diri dari orang tua dan perasaan masih belum mampu untuk mandiri. Oleleh karena itu, pada umumnya remaja sering mengalami kebingungan dan sering terjadi pertentangan pendapat antara mereka dengan orang tua.


3.      Menghayal
Keinginan untuk menjelajah dan bertualang tidak semuanya tersalurkan. Biasanya hambatannya dari segi keuangan atau biaya. Sebab, menjelajah lingkungan sekitar yang luas akan membutuhkan biaya yang banayak, padahal kebanyakan remaja hanya memperoleh uang dari pemberian orang tuanya. Akibatnya mereka menghayal, mencari kepuasan bahkan menyalurkan khayalannya melalui dunia fantasi.
4.      Aktifitas berkelompok
Berbagai keinginan para remaja sering kali tidak dapat terprnuhi karena bermacam-macam kendala. Misalkan saja larangan dari orang tua, mereka mensiasati dengan cara berkumpul dengan rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama.
5.      Keinginan mencoba segala sesuatu
Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Karena didorong rasa ingin tahu remaja cenderung berpetualang, menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang belum dialaminya. Oleh karena itu amat sangat penting adalah mendirikan bimbingan rasa ingin tahu supaya terarah pada kegiata-kegiatan positif, kreatif dan produktif.[6]

B.  Perkembangan Masa Remaja
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perkembangan individu :
1.    Faktor- faktor Endogen (internal)
Faktor endogen ini sudah ada sejak saat kelahiran, bahkan sejak permulan pertumbuhan benih menjadi janin, sehingga disebut faktor hereditas (keturunan) yang langsung diwarisi anak dari orag tua.
Faktor endogen akan memperlihatkan hubngan baik individuan ataupun ontologis.
a.       Faktor endogen individual : semua sifat, bakat, kemampuan dalam bentuk potensi, proses perkembangan dan kcepatannya ditentukan oleh susunan gen (pembawa keturunan) didalam kromosom.
Setiap gen menentukan suatu ciri khas misalnya rambut keriting asli, bentuk hidung, warna kulit. Variasi kromosom yang menyebutkan terbentuknya sifat diluar garis keturunan, mungkin menyebabkan cacat tubuh atau mental yang disebut cacat kongenital (bawaan)
Bakat-bakat kemampuan intelegensi dan potensi lainnya sebagai pembekalan dasar merubahan bahan mental. Pengolahan bahan mentah ini ditentukan oleh faktor krturunan individu dan faktor berasal dari luar individu yakni lingkungan.
b.      Faktor endogen umum yang bersifat ontologis dan individul adalah faktor kematangan. Faktor ini berada pada manusia dan hewan. Proses prencanaan kematangan menentukan saat timbulnya suatu percakapan baru, tanpa adanya proses blajar dan latihan sebelumnya misalnya bayi dapat berjalan bila sudah mencapai saat kematangan berjalan.
Bertumbuhan fisik sebagian besar bergantung dari faktor kematangan : misalnya seorang anak diberi makanan banyak nilai gizi ternyata ia tetap bertubuh kecil. Tetapi pada waktu ia mencapai umur kematangan tertentu, ia mengalami penambahan tinggi dan berat badan yang tidak disangka-sangka.
2.    Faktor Eksogen ( eksternal)
Faktor eksogen dpat dibagi menjadi :
a.       Lingkungan (enviroment) :  lingkungan disekitar individu turut mempengaruhi proses perkembangan remaja, lingungan dalam proses perkembangan diantaranya adalah lingkungan keluarga, lingkungan sosial, lingkungan geografis dan lingkungan sekolah.
b.      Makanan : secara tidk langsung makanan mempengaruhi kepribadian.
Makanan mempengaruhi perkembangan fisik dan penampilannya, secara khusus pada masa remaja kebutuhan makanan meningkat sesuai dengan pertubuhan fisiknya. Pandangan dan penilaian orang lain terhadap keadaan fisik remaja akan menyebabkan remaja membentuk gambaran mengenai dirinya.
Penilaian orang lain yang dapat diterima tidak menimbulkan perasaan kurang pada dirinya, hingga berusaha menutupi kekurangannya dengan berbagai cara mekanisme pertahanan (defence mechanism) yang diwujudkan dalam kepribadiannya misalnya penilain mengenai benuk hidung, pinggul, buah dada dan lain sebagainya.
c.       Belajar
Belajar dapat mempengaruhi perkembangan seseorang remaja. Belajar yang sistematik dipersiapkan bergantung dari banyak faktor, antara lain : faktor-faktor pengalaman dan kesempatan, makin luas kesempatan dan pengalaman makin banyak di pelajarinya dan memperbaiki hasil perkembangannya.
Masa remaja meupakan suatu masa belajar yang luas meliputi bidang intelegentif, sosial maupun lain-lain yang berhubungan dengan kepribadiannya. Tugas perkembangan berinti belajar harus dimulai sedini mungkin untuk diteruskan pada masa-masa berikutnya supaya dia siap memasuki masa dewasa.[7]
Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan. Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif dan kualitatif. Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi pada aspek yang berbeda. Ada 3 aspek perkembangan yaitu : perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan kepribadian dan sosial.
Perkembangan fisik yang dimaksud adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik. Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh anak-anak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan.
Perkembangan kognitif, menurut Piaget seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya. Perkembangan kognitif adalah kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berfikir dan bahasa. Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi remaja berfikir abstrak. Tahap ini, disebut sebagai tahap operasi formal.
Perkembangan kepribadian dan sosial. Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik, sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Perkembanagan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya disbanding orang tua. Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Kebanyakan penentuan diri remaja dalam berperilaku dipengaruhi oleh kelompok teman sebaya.[8]

C.    Tugas-Tugas Perkembangan Remaja
Robert Y. Havighurst menyebutkan bahwa tugas perkembangan remaja yaitu :
1.      Mencapai hubungan sosial yang matang dengan teman-teman sebayanya, baik dengan teman-teman sejenis maupun jenis kelamin lain.
2.      Dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin masing-masing.
3.      Menerima kenyataan jasmaniah serta menggunakannya seefektif mungkin dengan perasaan puas.
4.      Mencapai kebebasan emosional dari orangtua atau orang dewasa lainnya.
5.      Mencapai kebebasan ekonomi.
6.      Memilih dan mempersiakan diri untuk pekerjaan atau jabatan artinya belajar memilih satu jenis pekerjaan sesuai dengan bakat dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan tersebut.
7.      Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep-konsep yang diperlukan untuk kepentingan hidup bermasyarakat.[9]
Pendapat lain diungkapkan oleh William Kay bahwa tugas-tugas dari perkembangan remaja yang lainnya yaitu:
1.      Menerima fisiknya sendiri dan keragaman kualitasnya
2.      Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mempunyai otoritas.
3.      Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan bergaul dengan taman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok.
4.      Memperkuat self control.[10]

D.    Masalah dan Bahaya Pada Masa remaja
Problema remaja adalah masalah-masalah yang dihadapi oleh para remaja sehubungan dengan adanya kebutuhan-kebutuhan mereka dalam rangka penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Problema remaja ada yang mudah dan dapat dipecahkan sendiri, ada juga masalah yang timbul sulit dipecahkannya, sehingga dalam penyelesaiannya memerlukan bantuan para pendidik dan orang tua.
Secara garis besar, masalah yang dihadapi oleh kaum remaja sebagai berikut:
1.    Masalah yang menyangkut jasmani
Pada permulaan masa remaja (13-16 th), terjadi pertumbuhan jasmani yang cepat dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, tubuhnya segera menyerupai orang dewasa dalam masa yang relatif singkat. Salah satu masalah yang menyangkut jasmani adalah perubahan badan luar dan dalam yang terjadi cepat menyebabkan remaja tersebut perlu menambah porsi makannya agar badannya tetap sehat, bertumbuhnya secara wajar dan sehat. Akan tetapi terkadang para orang tua tidak mengerti akan hal ini, sehingga menyebabkan orang tua marah. Bila makanan ekstra tidak di dapatnya dirumah, maka ia tentu menambahnya di luar dengan cara jajan. Perubahan tersebut apabila tidak dipahami oleh remaja akan menimbulkan keresahan dan ketakutan pada dirinya. Ia akan berprasangka, jangan-jangan ia akan tumbuh menjadi tidak tampan atau tidak cantik dan berkelainan.
2.    Masalah hubungan dengan orang tua
Yang sering menimbulkan kekecewaan remaja terhadap orang tuanya adalah, kurangnya pengertian orang tua terhadap perubahan yang dilaluinya. Orang tua cenderung masih memperlakukannya seperti anak-anak, yaitu memerintah, melarang, mencampuri urusannya, terlalu banyak memperingati dan menasehati. Kadang-kadang orang tua juga memperlakukannya seperti orang dewasa, karena tubuhnya telah menyerupai orang dewasa. Selain itu, kerukunan dan keharmonisan keluarga juga mempengaruhi perkembangan remaja.
3.       Masalah hari depan
Setelah pertumbuhan jasmani cepat mereda dan pertumbuhan kecerdasan dapat dikatakan telah selesai pada umur 16 atau 17 th, maka remaja merasa bahwa tubuhnya seperti orang dewasa dan kemampuan untuk berfikir logis telah matang. Dia mulai memikirkan hari depannya. Sering kita dengar remaja mengeluh menyatakan bahwa hari depannya suram, tidak jelas, mau jadi apa ia nantinya, dimana ia akan bekerja dan sebagainya.
4.    Masalah sosial
Remaja, terutama bagi remaja akhir (17-21) tahun perhatiannya terhadap kedudukannya dalam lingkungan masyarakat khususnya dilingkungan remaja itu sangat besar. Ia ingin diterima oleh kawan-kawannya dan merasa sedih bila dikucilkan dari kelompok temannya. Oleh karena itu ia meniru tingkah laku, pakaian, sikap dan tindakan teman-temannya. Kadang-kadang remaja dihadapkan pada pilihan yang sangat berat, apakah ia mematuhi orang tuanya dan meninggalkan pergaulannya dengan teman-temannya, ataukah hanyut dalam pergaulan yang menyenangkan dan meninggalkan orang tuanya.
5.    Masalah akhlak
Belakangan ini kita melihat kelakuan remaja semakin mencemaskan. Disana-sini terdengar macam-macam kenakalan, perkelahian, penyalah gunaan narkoba, kehilangan semangat untuk belajar dan ketidakpatuhan terhadap orang tua serta peraturan. Keadaan seperti ini dapat dikatakan tidak adanya ketenangan jiwa, kegoncangan jiwa akibat kekecewaan, kecemasan atau ketidakpuasan terhadap kehidupan.demi mencari ketenangan jiwa atau untuk mengembalikan kestabilan jiwanya mereka menempuh berbagai model kelakuan seperti diatas.[11]











BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12-13 tahun dan berakhir pada usia belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa ini dapat di perinci menjadi beberapa masa. Pertama, masa pra remaja biasanya berlangsung dalam waktu relatif singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negatif pada remaja sehingga sering kali masa ini disebut masa negatif dengan berjalannya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja, pesimistik, dan sebagainya. Kedua, Masa remaja (remaja madya), pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman yang dapat turut merasakan suka dan dukanya. Ketiga, Masa akhir remaja, yaitu setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapailah masa remaja akhir dan telah memenuhi tuga-tugas perkembangan masa remaja, yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah individu kedalam masa dewasa.
Perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan. Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif dan kualitatif. Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi pada aspek yang berbeda. Ada 3 aspek perkembangan yaitu : perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan kepribadian dan sosial. Perkembangan fisik perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik. Perkembangan kognitif, menurut Piaget seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya. Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik, sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan.
Tugas perkembangan remaja yaitu : mencapai hubungan sosial yang matang dengan teman-teman sebayanya, baik dengan teman-teman sejenis maupun jenis kelamin lain, dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin masing-masing, menerima kenyataan jasmaniah serta menggunakannya seefektif mungkin dengan perasaan puas, mencapai kebebasan emosional dari orangtua atau orang dewasa lainnya, mencapai kebebasan ekonomi, memilih dan mempersiakan diri untuk pekerjaan atau jabatan artinya belajar memilih satu jenis pekerjaan sesuai dengan bakat dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan tersebut, mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep-konsep yang diperlukan untuk kepentingan hidup bermasyarakat.
Secara garis besar, masalah yang dihadapi oleh kaum remaja sebagai berikut: masalah yang menyangkut jasmani, masalah hubungan dengan orang tua, masalah hari depan, masalah sosial, dan masalah akhlak.
B.     Penutup
Demikianlah makalah yang kami buat. Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan demi perbaikan pemnuatan makalah selanjutnya.









DAFTAR PUSTAKA

AH. Choiron, Psikologi Remaja Membangun Karakter Interprenesif Menuju Hidup Mandiri, Idea Press, Jogyakarta, 2011.
Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan, Pustaka Setia, Bandung, 2010.
Mohammad Ali dan Mohammad Anshori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Bumi Aksara, Jakarta, 2005.
Muhammad Al-Mighwar, Psikologi Remaja, CV Pustaka Setia, Bandung, 2011.
Panut Panuju & Ida Umami, Psikologi Remaja, Tiara Wacana, Yogyakarta, 2005.
Syamsu yusuf  LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT Remaja Rosda Karya, Bnadung , 2014.
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembanagan Edisi Pertama, Prenada Media Group, Jakarta, 2012.





[1] Yudrik Jahja, Psikologi Perkembanagan Edisi Pertama, Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hlm. 220.
[2] Mohammad Ali dan Mohammad Anshori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Bumi Aksara, Jakarta, 2005, hlm 9.
[3] Muhammad Al-Mighwar, Psikologi Remaja, CV Pustaka Setia, Bandung, 2011, hlm. 55.
[4] Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan, Pustaka Setia, Bandung, 2010, hlm. 168.
[5] Syamsu Yusuf  LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT Remaja Rosda Karya, Bnadung , 2014, hlm. 26.
[6] Muhammad Ali dan Muhammad Ansrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, hlm. 16-18.
[7] Panut Panuju & Ida Umami, Psikologi Remaja, Tiara Wacana, Yogyakarta, 2005, hlm . 71-75.
[8] AH. Choiron, Psikologi Remaja Membangun Karakter Interprenesif Menuju Hidup Mandiri, Idea Press, Jogyakarta, 2011, hlm. 52-57.
[9] Panut Panuju & Ida Umami, Psikologi Remaja, hlm . 23-26.
[10] Yudrik Jahja, Psikologi Perkembanagan Edisi Pertama,hlm. 238.
[11] Panut Panuju & Ida Umami, Psikologi Remaja, hlm. 146-154.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar