METODE PEMBELAJARAN FIQIH
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Salah
Satu Tugas
Mata Kuliah: Materi dan
Pembelajaran Fiqih MTs dan MA
Dosen Pengampu : Ahmad Fatah,
M.S.I
Disusun:
Kelompok 1
1. Wulan Miftakhul Jannah (1310110050)
2. Inayatul Mustafidah (1310110058)
3. Nurul Ainiyah (1310110078)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
merupakan suatu alat untuk mencapain tujuan atau cita-cita seseorang. Metode
adalah cara untuk mempermudah dalam pencapaian suatu tujuan. Fiqih adalah ilmu
yang membahas tentang hukum-hukum syara’ yang berkenaan amal perbuatan
berdasarkan dalil-dalil.
Dalam pelaksanaan pendidikan khususnya
dalam suatu kegiatan belajar mengajar pembelajaran fiqih baik di sekolah maupun
di madrasah seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran yang akan
diberikan kepada anak didik atau siswa sering kali ditemui bahwa guru tersebut
mengalami kesulitan baik dalam memilih, menetapkan, serta menerapkan metode
tersebut kedalam proses belajar-mengajar.
Untuk itu makalah ini akan membahas
tentang metode pembelajaran fiqih, sehingga nantinya proses pembelajaran
tersebut dapat tercapai tujuan yang diinginkan.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metode
pembelajaran fiqih?
2. Apa saja prinsip-prinsip metode
mengajar?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
pemilihan metode?
4. Strategi dan Metode apa saja yang
digunakan dalam pembelajaran fiqih?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Metode Pembelajaran Fiqih
Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti “cara
atau jalan”. Secara istilah metode adalah cara yang teratur dan berpikir
baik-baik yang digunakan untuk memberikan pelajaran kepada peserta didik.
Metode berarti “cara”, yakni cara mencapai sesuatu tujuan. Metode
mengajar berarti cara mencapai tujuan mengajar, yaitu tujuan-tujuan yang
diharapkan tercapai oleh murid dalam kegiatan belajar. Tujuan belajar yang
dimaksud ialah dalam bentuk perubahan tigkah laku yang diharapkan terjadi pada
diri murid setelah melakukan kegiatan belajar dari segi ini jelas bahwa peranan
metode mengajar sangat menentukan.
Pembelajaran
adalah usaha untuk mencapai tujuan berupa kemampuan tertentu. Pembelajaran juga
merupakan usaha untuk terciptanya situasi belajar sehingga yang belajar
memperoleh atau meningkatkan kemampuannya.[1]
Metode Pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk
menyampaikan pelajaran kepada siswa dalam hubungan dengan siswa pasa saat berlangsungnya
suatu pengajaran.[2]
Fiqih (al-fiqhu) artinya faham
atau tahu. Menurut istilah fiqih adalah ilmu yang menerangkan hukum-hukum
syari’at islam yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci. Fiqih ialah ilmu
pengetahuan yang membicarakan atau membahas atau memuat hukum-hukum islam yang
bersumber pada Al-Qur’an,
As-Sunah dan dalil-dalil
syar’i yang lain.[3]
Jadi, Metode
pembelajaran fiqih adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang guru
dalam menyampaikan materi atau yang berkenaan dengan pembelajaran fiqh islam
kepada murid atau peserta didik dengan menggunakan berbagai cara sehingga
tujuan dari sebuah pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efesien.
B.
Prinsip-prinsip Metode Mengajar
Dalam
memilih metode mengajar harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam melaksanakan
metode-metode tersebut. Prinsip-prinsip itu diantaranya individualitas,
Integritas , motivasi, dan lingkungan.
1. Individualitas
Individu adalah manusia yang memiliki pribadi atau jiwa
sendiri. Pada umumnya penyebab perbedaan antara individu satu dengan yang
lainya di golongkan dalam dua faktor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari
luar. Faktor dari dalam telah ada sejak lahir kedunia, anak sudah memiliki. kesanggupan
berfikir, kemauan, perasaan, dan kesanggupan luhur yang dapat menghubungkan
manusia dengan Tuhannya. Selanjutnya adalah faktor dari luar seperti pengaruh
keluarga, kesempatan belajar, metode mengajar, kurikulum, alam dan lain
sebagainya.
2. Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi
peserta didik. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja,
tetapi juga meliputi aspek afektif, dan psikomotorik.
3. Motivasi
Belajar dan motivasi selalu mendapatkan perhatian
khusus bagi mereka yang belajar dan mengajar. Istilah motivasi banyak digunakan
dari berbagai bidang dan situasi. Motivasi adalah usaha yang disadari dari
pihak guru untuk menimbulkan dorongan
pada diri murid yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar. Dengan demikian
masalah-masalah yang dihadapi guru adalah mempelajari bagaimana melaksanakan motivasi
secara efektif. Motivasi dapat dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik
(kesadaran belajar anak dari dirinya sendiri dan ekstrinsik (belajar karena
ingin mengharapkan sesuatu).
4. Lingkungan
Mengajar adalah membimbing murid belajar atau
membimbing pengalaman murid, jadi seorang guru harus mengatur lingkungan
sebaik-baiknya. Sehingga terciptalah syarat-syarat yang baik dan menjauhkan
pengaruh yang buruk.
Prinsip lingkungan dalam mengajar sangat menekankan
kepada integrasi anak dengan lingkungannya. Banyak hal yang dapat di pelajari
dalam lingkungan anak, misal bahasa, keadaan alam, cara hidup dan lain
sebagainya. Pengajaran yang tidak menghiraukan prinsip lingkungan ini akan
menyebabkan anak tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma kehidupan
dimana ia berada.
Ketika seorang guru terlebih khusus untuk guru mapel
fiqih dalam menggunakan metode diharuskan dengan memperhatikan ke-empat hal
tersebut. Seorang guru memperhatikan dalam hal individualitas yang meliputi
tingkat usia dari peserta didiknya, tingkat intelegensi dan latar belakang dari
peserta didiknya. Misalnya saja untuk anak MTs kelas VII dapat menggunakan
metode cermah, tanya jawab dan diskusi kelas, karena mereka belum terlalu luas
pemahamannya dan masih memerlukan bantuan dari gurunya. Yang kedua yaitu
seorang guru dalam menggunakan metode tidak hanya memperhatikan seberapa jauh
pemahaman siswanya, akan tetapi perlu juga memperhatikan asperk perubahan yang
akan ditunjukkan siswanya setelah guru tersebut menggunakan metode tersebut,
dan ketrampilan siswanya setelah mendapatkan metri tersebut. Misalnya dengan
menggunakan metode sosio drama ketika mempelajari bab wudlu, selain siswa
mendapatkan pemahaman yang lebih konkrit, ia juga akan trampil dan melakukan
wudlu yang sesuai dengan aturan syari’at islam. Semembari guru menjelaskan
materi ketika pembelajaran dilaksanakan ia juga harus memberikan
motivasi-motivasi kepada perserta didikya sehingga merekan menjadi tergugah
semangtnya untuk mengikuti pelajaran. Namun apabila dirasa hal tersebut masih
kurang, seorang guru dapat memanggil peserta didik yang merasa kesulitan
belajar secara pribadi untuk diberikan pencerahan dan motivasi sehingga ia
memiliki semangat yang tinggi untuk belajar. Dan faktor penting
lainnya yaitu harus memperhatikan dari lingkungan dimana anak tersebut berada,
maka dari itu seorang guru harus bisa merancang lingkungan yang ada dikelas
sehingga proses belajar mengajar tidak monoton, dan perancangan lingkungan
tersebut tentunya tidak melenceng dari keadaan lingkungan dari peserta
didiknya. Dengan memperhatikan ke-empat faktor tersebut, maka seorang gurur
akan memilih metode yang tentunya dapat berjalan dengan baik dan materi yang
disampaikan kepada siswanya dapat diterima dan dipahami dengan mudah. Sehingga
tujuan dari pembelajaran saat itu dapat terealisasikan dengan baik.
Jadi, prinsip-prinsip metode mengajar merupakan
pedoman untuk memilih suatu metode, agar metode tersebut bisa efektif ketika
digunakan dalam suatu pembelajaran.
C.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemilihan Metode
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode sebagai berikut :
- Faktor manusia
Faktor
manusia terdiri dari guru dan siswa. Pengetahuan seorang guru, pengalam
pembelajaran dan kepribadiannya merupakan faktor penting dalam pemilihan
metode. Seorang guru harus dapat membuat penilain yang rasional tentang
kemampuan-kemampuan sendiri dan ia harus berusaha menggunakan metode-metode
yang memungkinkan tercapainya tujuan instruksional. Yang kedua adalah siswa,
siswa merupaka sorotan utama maka dari itu seorang guru harus memperhitungkan
siapa siswa atau peserta didik yang diajarnya. Hal yang harus diperhatikan
seorang guru dalam mengajar ialah tingkat intelektual dan latar belakang
pendidikan para peserta, umur dan pengalaman praktik peserta dan lingkungan
sosial serta budayanya.
Pemilihan suatu
metode pembelajaran, harus menyesuaikan tingkatan jenjang pendidikan siswa. Sebagai
contoh, pemilihan metode pembelajaran untuk anak kelas satu SD biasanya dengan
metode belajar yang sederhana dan menyenangkan, karena tingkatan berpikirnya
masih kongkret. Misalnya saat membahas mengenai ‘saling berbagi’, guru harus
menunjukkan dan mengajak peserta didiknya untuk saling berbagi, dengan cara
membagi makanan maupun saling berbagi mainan dengan cara mempraktekannya. Berbeda
pada metode pembelajaran yang diterapkan pada anak pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi, misalnya SMP dan SMA. Saat membahas mengenai ‘saling berbagi’
cukup dengan melakukan diskusi, karena pada tahap ini mereka sudah memiliki
kemampuan berpikir abstrak dan analitis.
- Sasaran Pengajaran dan Latihan
Seorang tokoh
taksonomi yang bernama Bloom menegaskan bahwa sasaran pengajaran ialah
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam menerapkan suatu metode pembelajaran
seorang guru harus mengarahkan pencapaian siswanya baik dalam ranah kognitif,
afektif maupun psikomotornya. Misalnya saja dalam pembelajaarn fiqih seorang
guru dapat menggunakan metode ceramah, dan diskusi dengan tujuan siswanya dapat
memahami dengan mudah sehingga paham tentang materi yang diberikan pada saat
itu. Dengan diskusi siswa mengeksplor pemahamannya dalam menganalisis suatau
persoalan yang sedang dibicarakan. Untuk afektifnya siswa dapat mengubah
perilakunya menadi lebih baik ketika ia mengetahui manfaat dari melakukan
sholat, dan bahaya yang dapat dirasakan apabila ia meninggalkan sholat. Dengan
menggunakan metode simulasi maka akan memberikan ketrampilan bagi siswanya
supaya dapat terjun langsung dalam masyarakat minimal ketika ada sanak
saudaranya yang meninggal dunia.
- Bidang mata pelajaran
Tiap-tiap mata pelajaran mempunyai karakteristik
tersendiri. Misal saja mengenai aspek-aspek perilaku, komunikasi, kepemimpinan,
motivasi dan lain sebagainya dapat menggunakan metode diskusi, role playing dan
lain sebagainya.
Pada bagian
ini, hal yang perlu diperhatikan dalam materi pembelajaran adalah apa materinya
(what), seberapa banyak (how much), dan bagaimana tingkat
kesulitan (how hard) materi yang
hendak dipelajari.
1)
What, apa materi yang hendak dipelajari.
Setiap mata
pelajaran memiliki karakternya sendiri-sendiri, salah satunya bisa ditelusur
dari materi yang tercakup dalam mata pelajaran tersebut. Secara umum,
materi (dalam hal ini menunjuk pada content
and substancy) antara mata pelajaran bidang ilmu alam dan bidang ilmu
sosial terdapat perbedaan-perbedaan yang jelas. Pemilihan metode pembelajaran yang
tepat salah satunya harus berbasis pada content
dan substancy materi pembelajaran.
Misalnya dalam
bidang ilmu alam, untuk mempelajari reaksi kimia dipilih pendekatan inquiry. Agar menemukan jawaban sendiri,
inquiry dilakukan dengan metode
eksperimen dengan melakukan percobaan di laboratorium untuk mengetahui suatu
reaksi kimia tertentu. Secara sederhana diilustrasilan dalam alur berikut ini:
Mata pelajaran kimia à materi: reaksi
kimia à pendekatan: inquiry à metode: eksperimen à uji coba di laboratorium.
2) How much, seberapa banyak materi yang
hendak dipelajari.
Jumlah
materi yang akan dipelajari menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam menentukan
metode pembelajaran yang akan dipakai. Metode pembelajaran yang dipilih harus
efektif, efisien, praktis dalam aplikasinya sehingga cakupan materi yang hendak
dipelajari dapat dengan tuntas diselesaikan. Dalam satu kali pertemuan, tidak
jarang cakupan materi yang dipelajari jumlahnya kecil maupun besar. Penggunaan
metode pembelajaran yang tepat akan memudahkan guru dan peserta didik untuk
menyelesaikan jumlah materi yang harus ditempuh.
3) How hard, seberapa sulit materi yang hendak
dipelajari.
Materi pelajaran
memiliki tingkat kedalaman, keluasan, kerumitan yang berbeda-beda. Materi
pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang tinggi biasanya menuntut
langkah-langkah analisis dalam tataran yang beragam. Analisis bisa
hanya pada tataran dangkal, sedang, maupun analisis secara mendalam. Pemilihan
metode pembelajaran yang tepat mampu memberikan arahan praktis untuk mengatasi
tingkat kesulitan suatu materi pembelajaran.
- Faktor waktu dan sarana fisik
Tiap-tiap metode pembelajaran mempunyai waktu
persiapan yang berbeda satu sama lain misalnya metode eksperimen. Jangka waktu
kursus merupakan prasyarat untuk menentukan jenis-jenis yang dapat digunakan.
Makin lama waktu kursus diselenggarakan, makin banyak waktu yang tersedia bagi
guru/pelatih untuk menggunakan metode. Jadwal kegiatan juga memberi pengaruh
dalam pemilihan metode. Sarana fisik, seperti jumlah ruang yang dapat
digunakan, tersedianya alat-alat audio visual, bahan-bahan lain yang
berhubungan dengan alat-alat eksperimen juga tidak kalah pentingnya dalam pemilihan
metode. [4]
Dalam pemilihan metode, strategi dan media
pembelajaran fiqih harus memperhatikan dari faktor waktu apakah dalam
menerapkan metode, strategi dan media memerlukan waktu yang terlalu lama
sehingga akan memperlambat proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebagai
seorang guru harus bisa memanfaatkan waktu yang telah diberikan dalam
menerapkan metode, strategi dan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran
fiqih. Selain itu harus memperhatikan dari faktor sarana fisik, apakah
sekolahan menyediakan fasilitas yang diperlukan ketika menggunakan metode,
strategi dan media. Jika sekolahan tidak menyediakan maka tugas dari seorang
guru adalah berpikir sekreatif mungkin untuk menciptakan kondisi belajar yang
nyaman dan tujuan dari pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Pemilihan
metode pembelajaran pada kenyataannya dapat menciptakan suasana belajar yang
dinamis dan praktis dalam penggunaan waktu. Dalam gambaran yang sederhana,
suatu materi pembelajaran yang banyak dapat diselesaikan dalam waktu yang
relatif lebih cepat dengan penggunaan metode cooperatif learning dengan berbagai variasi dan pengembangannya.
Jadi, Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan metode adalah sebagai berikut: faktor manusia, sasaran
pengajaran dan pelatihan, bidang mata pelajaran, faktor waktu dan sarana fisik.
E. Strategi dan Metode
digunakan dalam pembelajaran fiqih
Strategi pembelajaran adalah
pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembalajaran yang berupa pedoman umum
dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun
tujuan dari strategi pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektifitas
kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.[5]
Pemilihan strategi pembelajaran tidak terlepas dari kurikulum
yang digunakan dan karakteristik peserta didik. Karakteristik peserta didik
terutama terkait dengan pengalaman awal dan pengetahuan peserta didik, minta
peserta didik, gaya belajar peserta didik, dan perkembangan peserta didik.
Strategi pembelajaran juga dapat diklasifikasikan berdasarkan cara komunikasi
guru dengan peserta didik, yakni strategi tatap
muka dan pembelajaran jarak jauh. Strategi pembelajaran sering
disetarakan dengan metode pembelajaran karena keduanya merupakan cara untuk
mencapai tujuan pembelajaran.[6]
Adapun macam-macam strategi yang dapat digunakan
dalam pembelajaran Fiqih adalah sebagai berikut :
1)
Strategi Ekspositoris
Adalah
strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada siswanya, dengan maksud agar siswanya
memahami dan menguasai pelajaran yang disampaikan. Dalam strategi ini, meteri
pembelajaran disampaikan langsung oleh guru. Strategi pembelajaran ini sering
dinamakan dengan pembelajaran langsung karena berpusat pada guru.
Dalam
hal ini seorang guru aktif menyampaikan materi kepada siswanya secara
terperinci. Jenis strategi ini merupakan model lama yang sering digunakan para
pendidik seperti halnya pendidikan agama islam yang terkhusus pada pelajaran
Fiqih. Metode yang efektif dan efisien yang dapat digunakan dalam strategi ini
adalah metode ceramah, karena metode tersebut lebih mengedepankan transfer
of knowlagde atau penyampaian materi secara langsung kepaada peserta didik.
2)
Strategi Inquiry
Adalah suatu
stategi pembelajaran yang lebih menekankan pada proses mencari dan menemukan.
Peran siswa dalam strategi ini yaitu mencari dan menemukan sendiri materi
pelajaran, sedangkan seorang guru hanya berperan sebagai fasilitator dan
pembimbing dalam proses belajar bagi siswanya.
Strategi
pembelajaran inquiry merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang
lebih menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencarai dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses
berpikir itu biasanya dapat dilakukan melalui tanya jawab antara guru dengan
siswanya.
Metode yang dapat diterapkan dalam strategi ini adalah
metode latihan(drill),metode pemberian tugas.
3)
Strategi Contextual Teaching and Learning
Strategi pembelajaran kontekstual adalah suatu proses
pendidikan yang holistik dan bertujuan untuk memberikan motivasi siswa agar
memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi
tersebut dengan kehidupan nyata.
Pembelajaran CTL merupakan konsep belajar yang membantu
guru untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan siswa dengan situasi dunia
nyata dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan demikian hasil
dari pembelajaran tersebut diharapkan lebih bernakna bagi siswa.
Jika diterapkan dalam pembelajaran fiqih strategi
tersebut bertujuan supaya seorang guru dalam mengarahkan siswa dalam memahami,
mangenal dan menghayati hukum islam supaya siswa dapat terarahkan untuk
senantiasa taat dan patuh kepada Allah sehingga dapat meningkatkan keimanan
kepada Allah.[7]
Misalkan saja
pada mata pelajaran pendidikan ibadah shalat adalah terbentuknya peserta didik yang
beriman dan bertakwa kepada Allah swt, berbudi pekerti luhur
(berakhlak mulia), memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam
terutama sumber-sumber ajaran dan sendi-sendi lainnya,
sehingga dapat dijadikan bekal untuk mempelajari berbagai bidang ilmu atau mata
pelajaran tanpa harus terbawa oleh pengaruh negatif yang
mungkin ditimbulkan oleh ilmu dan mata
pelajaran tersebut.
4)
Strategi Pemecahan Masalah
Metode ini menyajikan pelajaran
dengan cara mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan suatu masalah atau
persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.
Metode
problem solving sangat potensial
dalam memberikan pelatihan kepada siswa untuk berpikir kreatif dalam rangka
menghadapi masalah baik dalam masalah pribadi maupun dalam masalah kelompok.
Tugas seorang guru dalam strategi problem solving adalah memberikan
kasus atau masalah kepada peserta didik untuk dipecahkan.[8]
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan pendekatan menyeluruh
dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan
untuk mencapai keefektifan dan keefisiensian dalam kegiatan belajar yang
dilakukan peserta didik.
Selain menggunakan beberapa strategi tersebut, hal lain
yang perlu diperhatikan oleh seorang guu adalah pemilihan metode yang tepat
sesuai dengan kondisi, mata pelajaran dan materi yang akan disampaikan.
Beberapa metode yang dapat diterapkan dalam pembelajran fiqih, diantaranya:
1.
Metode Ceramah
Adalah cara penyampai materi
pelajaran yang dilakukan secara lisan kepada peserta didiknya. Menurut
Zuhairini, metode ceramah adalah suatu metode di dalam pendidikan di mana cara penyampaian materi pelajaran kepada
siswanya dengan cara penuturan secara lisan.[9]
Peran dari seorang murid di sini adalah sebagai pendengar, menerima pesan,
memperhatikan dan mencatat keterangan atau informasi yang diucapkan oleh
gurunya.[10]
2.
Metode Diskusi
Diskusi adalah suatu proses
yang melibatkan dua orang atau lebih untuk saling bertukar informasi dan
memecahkan masalah secara bersama-sama.
Sedangkan metode diskusi dalam
suatu pembelajaran adalah sebuah cara yang dilakukan dalam mempelajari bahan
atau menyampaikan materi dengan jalan berdiskusi.[11]
Cara seperti itu dapat dimaksudkan untuk merangsang pola pikir siswa supaya
bisa berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan
objektif dalam pemecahan masalah. [12]
3.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah
sebuah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu
pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta
didik. Dalam hal ini seorang guru harus memberikan contoh terlebih dahulu
setelah itu baru diikuti oleh muridnya.[13]
Metode ini dapat digunakan pada
materi thaharah, shalat, mengurus jenazah, dan lain sebagainya.
4.
Metode Simulasi
Metode simulasi adalah
perbuatan yang hanya berpura-pura saja atau seolah-olah melakukannya. Tujuan
dari metode simulasi ini adalah untuk melatih ketrampilan tertentu, untuk
memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip dan untuk memecahkan
masalah.[14]
Metode ini dapat digunakan
misalnya saja ketika sedang mempelajari materi haji dan umroh. Siswa melakukan
rukun-rukun yang ada ketika sedang melakukan haji dengan cara membuat miniatur
ka’bah, bukit shafa marwah, dan lain sebagainya.
5.
Metode Tanya Jawab
Metode
tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau sebaliknya siswa diberi
kesempatan untuk bertanya. Dalam kegiatan melalui tanya jawab, guru dapat
memberikan memberikan kesempatan-kesempatan tersebut ketika sedang memulai
pelajaran, ditengah-tengah pelajaran dan diakhir pelajaran.[15]
Selain menggunakan berbagai macam metode yang telah
dipaparkan di atas, terdapat metode lain yang berbasis dengan pembelajaran
PAIKEM. Pembelajaran PAIKEM adalah salah satu strategi yang dapat diterapkan
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana cara
pengorganisasian materi pembelajaran, menyampaiakn atau menggunakan metode pembelajaran dan mengelola pembelajaran sebagaimana yang dikehendaki
oleh ilmuan pembelajaran.
Pendekatan PAIKEM sebagai sebuah
strategi pembelajaran, memiliki 5 kriteria yang bisa dipaparkan sebagai berikut
:
1.
Pembelajaran Aktif
Arti aktif yang
dimaksud dalam strategi ini adalah memosisikan seorang guru sebagai orang yang
menciptakan suasan belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam
belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar harus aktif. Dengan
pembelajaran yang aktif ini diharapkan akan tumbuh dan berkembang segala
potensi yang mereka miliki sehingga pada akhirnya dapat mengoptimalkan hasil
belajar mereka.
2.
Pembelajaran Inovatif
Yang dimaksud
inovatif adalah dalam kegiatan pembelajaran terjadi hal-hal yang baru, bukan
saja oleh guru sebagai fasilitator belajar, tetapi siswa yang sedang belajar. Dalam
strategi pembelajaran yang inovatif, guru tidak saja tergantung dari materi pembelajaran yang ada pada buku akan tetapi dapat
mengimplementasikan hal-hal baru yang menurut guru sangat cocok dan relevan
dengan masalah yang sedang dipelajari siswa. Demikian pula melalui aktivitas
belajar yang dibangun melalui strategi ini, siswa dapat menemukan caranya
sendiri untuk memperdalam hal-hal yang sedang ia pelajari. Dengan pembelajaran
inovatif, siswa tidak akan buta akan tekhnologi dan mereka bisa mengikuti
perkembangan tekhnologi yang ada sekarang ini. Dengan demikian pembelajaran
diwarnai oleh hal-hal yang baru sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi.
3.
Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran
kreatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran
yang kreatif ini menghendaki guru untuk kreatif dan siswa mengembangkan
kreatifitasnya. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat atau menciptakan
hal-hal baru atau kombinasi baru berdasarkan data, informasi dan unsur-unsur
yang ada.
4.
Pembelajran Efektif
Pembelajaran
efektif adalah salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan guru dengan
maksud untuk menghasilkan tujuan yang telah diterapkan. Strategi pembelajaran yang efektif ini menghendaki agar siswa
yang belajar membawa sejumlah potensi yang dimilikinya lalu mengembangkannya
melalui kompetensi yang ditetapkan dan dalam waktu tertentu kompetensi belajar
dapat dicapai siswa dengan baik dan tuntas.
5.
Pembelajaran Menarik
Dalam
menggunakan strategi yang menarik terletak pada bagaimana memberikan pelayanan kepada siswa sebab posisi siswa yang diibaratkan dalam
sebuah perusahaan, maka siswa merupakan pelanggan yang perlu dilayani dengan
baik. Untuk itu hal yang perlu disiapkan oleh guru adalah:
a.
Media pembelajaran disiapkan dengan
baik.
b.
Lingkungan belajar di-setting
sesuai objek materi yang dipelajari.
c.
Metode pembelajaran yang digunakan
sesuai dengan karakteristik siswa yang belajar, sehingga siswa merasa tertatik
karena sesuai dengan apa yang diinginkan.
d.
Siswa diperlakukan sebagai seorang yang
perlu dilayani.[16]
Dengan berpegang pada strategi pembelajaran yang berbasis
PAIKEM, maka metode yang dapat digunakan adalah:
- Role Playing
Metode role playing atau bermain peran dilakukan
dengan cara mengarahkan peserta didik untuk menirukan aktivitas di luar atau
mendramatisasikan situasi, ide, karakter khusus. Guru menyusun dan menfasilitasi permainan peran kemudian
ditindaklanjuti dengan diskusi. Selama permainan peran berlangsung, peserta
didik lain yang tidak turut bermain diberi tugas mengamati, merangkum pesan
tersembunyi dan mengevaluasi permainan peran.
- Discovery Learning
Discovery learning merupakan
strategi yang digunakan untuk memecahkan masalah secara intensif di bawah pengawasan guru. Pada discovery,
guru membimbing peserta
didik untuk menjawab atau memecahkan suatu masalah. Discovery
learning merupakan metode pembelajaran
kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat
membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri. Bruner
(1996) menyarankan agar peserta didik belajar melalui keterlibatannya secara
aktif dengan konsep-konsep dan prinsip yang dapat menambah pengalaman dan
mengarah pada kegiatan eksperimen
3. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Instruction)
Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang
penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan membuka dialog. Metode
ini tepat digunakan pada kelas yang kreatif. Metode ini sangat potensial untuk
mengembangkan kemandirian peserta didik melalui pemecahan masalah yang bermakna
bagi kehidupan siswa.
- Mind Map
Mind mapping merupakan
salah satu bentuk pembelajaran yang digunakan melatih kemampuan menyajikan isi
(content) materi pelajaran dengan pemetaan pikiran (mind mapping).
Mind map dikembangkan oleh Tony Buzan sejak akhir tahun 1960-an sebagai cara
untuk mendorong peserta didik mencatat hanya dengan menggunakan kata kunci dan
gambar. Iwan Sugiarto mengemukakan “pemetaan pikiran (mind mapping) adalah
teknik meringkas bahan yang perlu dipelajari, dan memproyeksikan masalah yang
dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah
memahaminya”. Kegiatan ini sebagai upaya yang dapat mengoptimalkan fungsi otak
kiri dan kanan, yang kemudian dalam aplikasinya sangat membantu untuk memahami
masalah dengan cepat karena telah terpetakan. Hasil mind mapping berupa mind
map. Mind map adalah suatu diagram yang digunakan untuk
merepresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas, ataupun suatu yang lainnya
yang dikaitkan dan disusun mengelilingi kata kunci ide utama[17].
Jadi,
metode merupakan cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
maksud, atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan yang
ditentukan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pembelajaran fiqih adalah suatu
cara yang digunakan oleh seorang guru dalam menyampaikan materi atau yang
berkenaan dengan pembelajaran fiqh islam kepada murid atau peserta didik dengan
menggunakan berbagai cara sehingga tujuan dari sebuah pendidikan dapat tercapai
secara efektif dan efesien.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan seorang guru ketika menggunakan metode dalam suatu pembelajaran
adalah individualitas, Integritas ,
motivasi, dan lingkungan. Dengan memperhatikan hal tersebut maka seorang guru
dpat menggunakan metode yang sesuai dengan keadaan siswanya. Sehingga
penggunaan metode tersebut dapat berjalan dengan efektif.
Selain itu, ketika memilih suatu metode diharuskan juga
untuk memperhatikan faktor manusia itu sendiri dalam hal ini adalah pendidik
dan peserta didik, sasaran pengajaran dan latihan, bidang mata pelajaran, dan faktor
waktu dan sarana fisik.
Strategi dan metode yang tepat juga sangat mempengaruhi
berhasil tidaknya suatu pembelajaran. Dalam hal ini strategi yang dapat
digunakan dalam pembelajaran fiqih adalah strategi ekspositori, inquiri, CTL dan pemecahan masalah. Selain itu metode yang dapat
digunakan untuk kelancaran pembelajaran fiqih adalah metode ceramah, metode
diskusi, metode demonstrasi, metode simulasi dan metode tanya jawab.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat disampaikan oleh kelompok
kami. Untuk para pembaca diharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Majid, Strategi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung:2013
Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metodik Khusus
Pengajaran Agama Islam, TP, Jakarta :1985
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan,
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif Dan Menyenangkan (Paikem),
TP, Depok:2010
Hamdani, Strategi
Belajar Mengajar, CV. Pustaka Setia,
Bandung:2011
Jamaluddin dkk, Pembelajaran Perspektif Islam, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung :2015
J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung:2009
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi
Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta : 2013
[3] Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, TP, Jakarta :1985, hlm 60.
[14]J.J.
Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,2009,hlm
27
[16] Hamzah B.
Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, PT Bumi
Aksara, Bandung:2014, hlm 10-15
[17]Direktorat Jendral Peningkatan
Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Inovatif, Efektif Dan Menyenangkan (Paikem), TP, Depok:2010, hlm 7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar