DOMAIN PEMANFAATAN
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Media Pembelajaran
Dosen pengampu: Rochanah, M. Pd. I
Disusun oleh kelompok 9
1. Innayatul
Mustafidah (1310110059)
2. Sulfiana
Mufidah (1310110068)
3. Hidayatul
Mustafit (1310110074)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN KUDUS
JURUSAN
TARBIYAH/PAI
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan utama teknologi
pembelajaran adalah untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi
kegiatan pembelajaran. Dengan demikian aplikasi praktis
teknologi pembelajaran dalam pemecahan masalah belajar mempunyai bentuk
kongkrit dengan adanya sumber belajar yang memfasilitasi peserta didik untuk
belajar. Dari waktu ke waktu teknologi pembelajaran mengalami proses
“metamorfosa” menuju penyempurnaan. Teknologi pembelajaran pada awalnya hanya
dipandang sebagai alat berubah ke sistem yang lebih luas, dari hanya
berorientasi pada praktek menuju ke teori dan praktek, dari produk menuju
ke proses dan produk, dan akhirnya melalui perjalanan evolusionernya saat ini
teknologi pembelajaran telah menjadi sebuah bidang kajian, program studi dan
profesi. Dalam teknologi pembelajaran ada lima kawasan
yang akan dibahas. Dan keseluruhan itu saling mempengaruhi satu sama lain atau
saling berkesinambungan. Mengapa kawasan pemanfaatan juga termasuk dalam bidang
garapan dalam teknologi pembelajaran, oleh karena itu makalah ini akan membahas
secara rinci tentang domain
pemanfaatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian domain
pemanfaatan ?
2. Apa saja bagian-bagian dari kawasan
pemanfaatan ?
3. Bagaimana pola domain
pemanfaatan media ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Domain
Pemanfaatan
Doamin ketiga dalam
teknologi pembelajaran ialah kawasan pemanfaatan. Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan
sumber untuk belajar. Fungsi pemanfaatan sangat penting karena
membicarakan kaitan antara peserta didik dengan bahan belajar atau sistem
pembelajaran. Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab
untuk mencocokkan peserta didik dengan bahan belajar dan aktivitas yang
spesifik, menyiapkan peserta didik agar dapat berinteraksi dengan bahan belajar
dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan
penilaian atas hasil yang dicapai peserta didik, serta memasukannya ke dalam prosedur
oragnisasi yang berkelanjutan.
Dengan demikian
pemanfaatan menurut adanya penggunaan deseminasi, difusi. implementasi, dan
pelembagaan yang sistematis. fungsi pemanfaatan penting karena fungsi ini
memperjelas hubungan pembelajaran dengan bahan dan sistem pembelajaran.
B.
Bagian-bagian Kawasan Pemanfaatan Teknologi
Pembelajaran
1.
Pemanfaatan Media
Pemanfaatan media yaitu penggunaan yang sistematis dari
sumber belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan
berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. Misalnya bagaimana suatu film
diperkenalkan atau ditindaklanjuti dan dipolakan sesuai dengan bentuk belajar
yang diinginkan. Prinsip-prinsip pemanfaatan media juga dikaitkan dengan
karakteristik pembelajaran. Seseorang yang belajar mungkin memerlukan bantuan
keterampilan visual atau verbal agar dapat menarik keuntungan dari praktek atau
sumber belajar.
Beberapa contoh pemanfaatan media dalam kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut :
a.
Pemanfaatan Media Video
dalam Kegiatan Pembelajaran
Manfaat dari penggunaan media video pembelajaran ini
peserta didik akan memperoleh berbagai informasi dalam lingkup yang lebih luas
dan mendalam sehingga meningkatkan wawasannya. Hal ini merupakan rangsangan
yang kondusif bagi berkembangnya kemandirian pemelajar terutama dalam hal
pengembangan kompetensi, kreativitas, kendali diri, konsistensi, dan
komitmennya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain.
Program video pembelajaran sebaiknya dimanfaatkan secara
terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Untuk itu guru perlu
merencanakan pemanfaatan video pembelajaran dalam program rencana pembelajaran
yang dibuat di awal semester.
b.
Pemanfaatan Kaset Audio
dalam Kegiatan Pembelajaran
Program kaset audio interaktif termasuk salah satu media
yang sudah memasyarakat, cukup ekonomis, biayanya relatif murah, yang sudah
dibuat oleh Pustekkom Depdiknas. Program ini didesain sedemikian rupa sehingga
peserta didik dimungkinkan dapat terlibat secara aktif dan terus menerus
berinteraksi dengan guru radio.
Mengingat
pelajaran yang baik harus selalu bersifat interaktif. Artinya peserta didik
dapat memberikan respon setelah mendengarkan program audio. Program kaset audio interaktif dapat
dimanfaatkan di dalam kelas di bawah bimbingan guru. Program yang dikemas di
dalam kaset audio ini memungkinkan peserta didik dapat belajar baik secara
individual maupun kelompok dengan atau tanpa bimbingan guru.
Selain
itu setiap sekolah harus mampu memanfaatkan alternative teknologi yang tersedia
tanpa meninggalkan perhatian atas empat aspek penting dari teknologi itu,
yaitu: a) aksessibilitas b) biaya c) efektifitas dalam fungsi pembelajaran dan
d) kemampuan teknologi untuk mendukung interaktivitas antara peserta didik dan
tenaga pendidik.
2.
Difusi inovasi
Difusi
diartikan sebagai proses suatu inovasi dikomunikasikan, diadobsi, dan
dimanfaatkan oleh warga masyarakat tertentu. Melalui proses difusi tersebut
memungkinkan suatu inovasi diketahui oleh banyak orang dan dikomunikasikan
sehingga tesebar luas dan akhirnya digunakan di masyarakat. Proses difusi
biasanya terjadi karena ada pihak-pihak yang menginginkannya atau secara
sengaja merencanakan dan mengupayakannya. Dalam proses difusi terjadi interaksi
antara empat elemen, yaitu karakteristik inovasi itu sendiri, bagaimana
informasi tentang inovasi dikomunikasikan, waktu, dan sifat sistem sosial
dimana inovasi diperkenalkan.
Difusi
inovasi adalah proses kamunikasi melalui strategi yang terencana yang bertujuan
memperoleh adobsi. Tujuan utama difusi inovasi adalah membawa perubahan. Tahap
pertama dalam proses ini meningkatkan kesadaran melalui diseminasi informasi.
Proses itu mencakup tahap-tahap seperti kesadaran, minat, percobaan dan adopsi.
Dalam
konteks teknologi pembelajaran, inovasi mengacu kepada pemanfaatan teknologi
canggih, baik perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware)
dalam proses pembelajaran. Tujuan utama aplikasi teknologi baru ini adalah
untuk meningkatkan mutu pembelajaran, efektifitas dan efisiensi. Metode dan strategi
pembelajaran juga merupakan sebuah inovasi dalam pembelajaran.
Roger
melakukan studi tentang difusi inovasi, yang mencakup berbagai disiplin ilmu.
Hasil studinya telah memperkuat pandangan tentang pertahapan, proses, serta
variabel yang dapat mempengaruhi difusi. Dari hasil studi ini dapat disimpulkan
bahwa pemanfaatan tergantung pada upaya membangkitkan kesadaran, keinginan
mencoba dan mengadopsi inovasi.
3.
Impementasi dan Pelembagaan
Implementasi ialah penggunaan bahan dan strategi
pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya (bukan tersimulasikan). Sedangkan pelembagaan ialah penggunaan yang
rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau
budaya organisasi. Keduanya tergantung pada perubahan individu maupun
organisasi.
Tujuan dari implementasi ialah menjamin penggunaan yang
benar oleh individu dalam organisasi. Sedang tujuan dari pelembagaan ialah
untuk menintegrasikan inovasi dalam struktur dan kehidupan organisasi.[1]
4.
Kebijakan dan Regulasi
Kebijakan dan regulasi adalah aturan dan tindakan dari
masyarakat yang mempengaruhi penyebaran (difusi) dan pemanfaatan teknologi
pembelajaran. Kebijakan dan regulasi
biasanya dihambat oleh permasalahan etika dan ekonomi. Keduanya timbul sebagai akibat dari tindakan yang
dilakukan oleh individu atau kelompok dalam atau luar.
Kecenderungan dan permasalahan dalam kawasan pemanfaatan
umumnya berkisar pada kebijakan dan peraturan yang mempengaruhi
penggunaan, difusi, implementasi dan pelembagaan. Masalah lain yang berkaitan
dengan kawasan ini ialah
bagaimana gerakan restrukturisasi sekolah dapat mempengaruhi penggunaan sumber
pembelajaran. Peran teknologi dalam restrukturisasi sekolah masih berjalan.
Pertumbuhan yang pesat dari bahan dan sistem yang berbasis komputer telah meningkatkan resiko politik dan ekonomi bagi yang akan
mengadakan adopsi.[2]
C. Pola Pemanfaatan media
Ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran :
1. Pemanfaatan media dalam situasi kelas
Dalam tatanan ini media
pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan
pemanfaatannya dipadukan dengan proses belajar mengajardalam situasi kelas. Dalam
merencanakan pemanfaatan media itu guru harus melihat tujuan yang akan dicapai,
materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan itu, serta strategi
belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan itu. Media pembelajaran yang
dipilih haruslah sesuai dengan ke tiga hal itu, ialah tujuan, materi, dan
strategi pembelajarannya.
2. Pemanfaatan media di luar
situasi kelas
Pemanfaatan media pembelajaran diluar situasi
dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Pemanfaatan secara bebas
Yang dimaksud dengan
pemanfaatan secara bebas ialah bahwa media itu digunakan tanpa dikontrol atau
diawasi. Pembuat program media mendistribusikan program media itu dimasyarakat
pemakai media baik diperjual belikan maupun di distribusikan secara bebas, dengan
harapan media itu akan digunakan orang dan cukup efektif untuk mencapai tujuan
tertentu.
b. Pemanfaatan media secara
terkontrol
Yang dimaksud dengan
pemanfaatan media secara terkontrol ialah bahwa media itu digunaka dalam suatu
rangkaian kegiatan yang diatur secar sistematik untuj mencapa tujuan
tertentu. Bila media itu berupa media
pembelajaran, sasaran didik (audience) diorganisasikan dengan baik sehingga
mereka dapat menggunakan media itu secara teratur dan berkesinambungan.
Biasanya sasaran didik diatur
dalam kelompok-kelompok belajar. setiap kelompok diketuai oleh pemimpin
kelompok dan di supervisi oleh seorang tutor. Sebelum memanfaatkan media,
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dibahas dan ditentukan terlebih dahulu.
Kemudian mereka dapat belajar dari media itu secara berkelompok atau secara
perorangan.
c. Pemanfaatan media secara
perorangan, kelompok, atau massal
1) Media dapat digunakan secara
perorangan. artinya media itu digunakan oleh seseorang sedirian saja. Media
sperti ini biasanya dilengkapi denga petunjuk pemanfaatan yang jelas, sehingga
orang dapat menggunakannya dengan mandiri, artinya orang tidak perlu bertanya
kepada orang lain tentang bagaiaman orang menggunakannya, alat apa yang
diperlukan, dan bagaimana mengetahui bahwa ia telah berhasil dalam belajar.
Buku petujuk itu biasanya menggandung keterangan tentang tujuan pemebelajaran
yang akan dicapai, garis besar isi, urutan cara mempelajarinya,
komponen-komponen media itu, alat yang diperlukan menggunakannya, dan evaluasi
yang biasanya terdiri dari soal tes.
2) Media dapat digunakan secara
berkelompok. Media yang dirancang untuk digunakan secara berkelompok jua
memerlukan buku petunjuk. Buku petunjuk ini biasanya ditujuka pada pimpinan
kelompok. Keuntungan belajar menggunakan media secara berkelompok ialah bahwa
kelompok itu dapat melakukan diskusi tentang bahan yang sedang dipelajari.
3) Media dapat digunakan secara
massal
Media yang dirancang seperti ini biasanya di
siarkan melalui, seperti radio, proyektor, sehingga dapat digunakan di dalam
ruang yang besar. Untuk memudahkan orang yang belajar denagan menggunakan
media, sebaiknya peserta didik diberikan bahan tercetak sebelumnya. Bahan cetak
ini setidak-tudaknya harus memuat tujuan pembelajaran yang akan dicapai, garis besar
isi, petunjuk tindak laut, dan bahan sumber lain yang dapat dipelajari untuk
memperdalam pemahaman.[3]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemanfaatannya adalah tindakan menggunakan
metode dan model intruksional, bahan dan peralatan media untuk
meningkatkasuasana pembelajaran. Adapun kawasan pemanfaatan dapat digambarkan
sebagai berikut:
1.
Pemanfaatan
Media
2.
Divusi
Inovasi
3.
Implementasi
dan Institusionalisasi
4.
Kebijakan
dan Regulasi
Fungsi pemanfaatan
sangat penting karena membicarakan kaitan antara peserta didik dengan bahan belajar
atau sistem pembelajaran. Selain itu dalam dalam
memanfaatkan media juga dapat mengetahui beberapa pola dalam pemanfaatan media
pembelajaran di antaranya :
a.
Pemanfaatan media dalam situasi kelas
b.
Pemanfaatan media di luar situasi kelas
Pemanfaatan media pembelajaran diluar situasi
dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
a)
Pemanfaatan secara bebas
b)
Pemanfaatan media secara terkontrol
c)
Pemanfaatan media secara perorangan, kelompok, atau massal
B. Saran
Setelah mengetahui domain pemanfaatan dari
teknologi pembelajaran dan bagian-bagian dari domain pemanfaatan jenis, semoga
bertambahlah referensi mengenai bidang garapan dalam makalah ini. Dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembacanya. Dan saya juga meminta
kritikan yang sikapnya membangun demi penyempurnaan makalah ini. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Mazrur, Teknologi Pembelajaran, Intimedia, Malang, 2011
Ishak
Abdulhak dkk, Teknologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013
Sadiman dkk, Media Pendidikan: Pengertian,
Pengembangan, Dan Pemanfaatan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1986
Tidak ada komentar:
Posting Komentar