Kamis, 29 Mei 2014

PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT


BAB I PENDAHULUAN
Hidup bermasyarakat adalah hubungan antar individu-individu maupun antar kelompok dan golongan yang terjadi dalam proses kehidupan. Hubungan antar individu ini pun diikat oleh ikatan yang berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuat bersama para anggota. Solidaritas, toleransi dan tenggang rasa adalah bukti kuatnya ikatan itu. Sakit salah satu anggota masyarakat akan dirasakan oleh anggota masyarakat lainnya. Dari hubungan seperti itulah lahir keharmonisan dalam hidup bermasyarakat. Namun sering juga didapati perbedaan-perbedaan, bahkan pertentangan dalam masyarakat.
BAB II PEMBAHASAN
PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT
1.      Perbedaan Kepentingan
Kepentigan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertigkah lakukarena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya yang brsifat esensial bagi kelangsungan hidupnya. Jika individu berhasil dalam memenuhi kepentingan maka ia akan merasa puas, dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan  ini akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
            Kegiatan yang dilakukan individu di dalam masyarakat merupakan manifestasi pemenuhan dan kepentingan yang terdiri dari kebutuhan biologis dan sosial (psikologi). Perbedaan llingkungan akan memungkinkan timbulnya perbedaan individu dalam hal kepentingan meskipun pembawaannya sama. Menurut Abu Ahmadi perbedaan antara lain berupa kepentingan individu untuk Memperoleh kasih sayang, Memperoleh penghargaan yang sama, Memperoleh harga diri, Memperoleh prestasi dan posisi, Dibutuhkan oleh orang lain, Memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya, Memperoleh rasa aman dan perlindungan diri, Memperoleh kemerdekaan diri.
2.      Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme
a)      Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka dan diskriminasi merupakan dua istilah yang saling berkaitan. Dua tindakantersebut dapat merugikanpertumbuhan dan  perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Perbedaan terpokok antara prasangka dan diskriminasi. Menurut Abu Ahmadi adalah bahwa prasangka menunjukkan pada aspek sikap, sedangkan diskriminasi menunjukkan pada suatu tindakan.
Munawar Soelaiman mengartikan prasangka sebagai berikut:
1)      Presenden (pengambilankeputusan berdasarkan pengalaman masa lalu)
2)      Pegambilan keputusan tanpa penelitian dan pertimbangan yang cermat/ tergesa-gesa/ tidak matang.
3)      Perlibatan untuk emosional (suka-tidak suka) dalam keputusan yang diambil. 
Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi yaitu berlatar  belakang sejarah, dilatar-belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional,  bersumber dari faktor kepribadian, berlatang belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama. Adapun usaha-usaha untuk  mengurangi atau menghilangkan prasangka dan diskriminasi adalah Perbaikan kondisi sosial ekonomi, Perluasan kesempatan belajar (ruang berfikir sudah cipenuhi dengan ilmu-ilmu), Sikap terbuka dan sikap lapang.
b)      Etnosentrisme
Setiap suku bangsa atau ras tertentu, akan memiliki ciri khas kebudayaan yang sekaligus menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa, ras tersebut dalam kehidupan sehari-hari bertingkahlaku sejalan dengan norma-norma, nilai-nilai yang tekandung dan tersirat dalmkebudayaan tersebut.
Suku bangsa dan ras tersebut cenderung menganggap kebudayaan merekasebagai sesuatu yang prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dsb. Kecenderungan atau sikap menilai unsur-unsur kebudayaan orang lain dengan mempergunakan ukuran kebudayaan sendiri dengan  menyatakan kebudayaan sendiri sebagai utama disebut Etnosetrisme.
Etnosentrisme nampaknya merupakan gejala sosial yang universal dan sikap yang demikian biasanya dilakukan secara tidak sadar. Sikap etnosentrisme dan tingkah laku berkomunikasi Nampak canggung dan tidak  luwes. Gambaran dan anggapan yang tetap mengenai sifat-sifat dan watak pribadi/golongan lain yang bercorak negatif sebagai akibat tidak lengkapnya informasi dan sifatnya subyektif disebut stereotype.
3.      Pertentngan Sosial dalam Masyarakat
Konflik atau pertentangan mengandung suatu pengertian tingkahlaku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar dan perang. Terdapat 3 elemen dasar  yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik yaitu:
·         Terdapat dua atau lebih unit-unit/bagian-bagian yang terlibat dalam konflik.
·         Unit tersebut mempunyai  perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap, maupugagasan.
·         Terdapat interaksi antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.
4.      Integrasi Sosial dan Integrasi Nasional
Ø  Integrasi Sosial : terwujudnya solidaritas social,rasa kebersamaan antar hubungan masyarakat secara harmonis dalam kerjasama kelompok yang mempunyai sifat, sikap dan watak yang berbeda.
Ø  Integrasi Nasional : kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga-lembaga masyarakat dan masyarakat secara keseluruhan.
BAB III PENUTUP

Jadi, pertentangan-pertentangan sosial dalam masyarakat seperti perbedaan kepentingan, prasangka, diskriminasi, etnosentrisme serta integrasi sosial harus bisa dihindari dan bisa diselesaikan permasalahannya dan dicari solusi apa yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut agar tidak terjadi konflik dan perbedaan antara masyarakat sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Materi kuliah primi rohimi

Mila Amalia BAB VII : Pertentangan Sosial & Integrasi Masyarakat http://chefmila.webs.com/bab8.html

___________, pertentangan sosial dan integrasi masyarakat, http://epistemologyideas.wordpress.com/2012/11/20/pertentangan-sosial-dan-integrasi-masyarakat/,

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar