DOMAIN DESAIN
Makalah
Disusun Guna Memenuhi
Salah Satu Tugas
Mata Kuliah : Media
Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu :
Rochanah, M. Pd
Disusun oleh
Kelompok 07
1.
M. David Nor Rusmardiyanto (1310110043)
2.
Wulan Miftakhul Jannah (1310110050)
3.
Mukayyisi Shofial Ana (1310110056)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Domain
atau kawasan pertama teknologi pembelajaran adalah desain yang mencakup
penerapan sebagai teori, prinsip, dan prosedur dalam melakukan perencanaan atau
kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sistemis atau sistematis.
Pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa” bukan pada
“apa yang dipelajari siswa”. Perhatian pada apa yang dipelajari siswa berkaitan
dengan bidang kajian kurikulum yang lebih menekankan pada deskripsi tentang apa
tujuan yang ingin dicapai, dan apa isi pembelajaran yang seharusnya dipelajari
siswa untuk mencapai tujuan itu. Pembelajaran lebih menekankan pada cara untuk
mencapai tujuan ini, yaitu berkaitan dengan bagaimana cara engorganisasikan isi
pembelajaran, menyampaikan isi pembelajaran dan mengolah pembelajaran. Itulah
sebabnya, dapat dikatakan bahwa kajian inti pembelajaran adalah metode
pembelajaran.
Desain
merupakan sesuatu hal yang begitu penting bagi seseorang yang akan melaksanakan
tugas atau pekerjaannya termasuk guru yang akan melaksanakan tugas atau
pekerjaannya mengajar (mengelola pengajaran). Dalam proses belajar mengajar
antara guru dengan murud, diperlukan adanya interaksi dari kedua elemen
pendidikan tersebut. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang
berproses dan berorientasi pada suatu tujuan yang ingin dicapai.[1]
Untuk lebih jelasnya penulis akan mengkupas mengenai domain desain dalam
makalah kali ini.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana Domain Desain itu?
2. Apa saja komponen-komponen dalam desain
pembelajaran?
3. Bagaimana peran guru dalam desain
pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Domain Desain
Domain
atau kawasan pertama teknologi pembelajaran adalah desain yang mencakup
penerapan sebagai teori, prinsip, dan prosedur dalam melakukan perencanaan atau
kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sistemis atau sistematis. Desain
merupakan sesuatu hal yang begitu penting bagi seseorang yang akan melaksanakan
tugas atau pekerjaannya termasuk guru yang akan melaksanakan tugas atau
pekerjaannya mengajar (mengelola pengajaran).[2]
Kawasan desain mempunyai asal-usul
dari gerakan psikologi pembelajaran. Beberapa faktor pemicunya adalah :
1. Artikel
tahun 1954 dari B.F. Skinner “The Science of Learning and the Art of Teaching”
disertai teorinya tentang pembelajaran berprogram.
2. Buku
tahun 1969 dari Herbert Simon ”The Science of Artificial” yang membahas
karakteristik umum dari pengetahuan preskriptif tentang desain; dan
3. Pendirian
pusat-pusat desain bahan pembelajaran dan terprogram, seperti “Learning Resouce
and Development Center” di Universitas Pittsburgh pada tahun 1960an.
Aplikasi teori sistem dalam
pembelajaran melengkapi dasar psikologi pembelajaran tersebut. Melalui James
Finn dan Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara bertahap mulai
berkembang menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi
pembelajaran.
Perhatian terhadap desain pesan pun
berkembang selama akhir 1960-an dan pada awal 1970-an. Kolaborasi Robert
Gagne dengan Leslie Briggs telah menggabungkan
keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat
konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup.[3]
Desain
berasal dari bahasa Inggris yaitu design.
Dalam KBBI, kata desain diartikan sebagai kerangka bentuk, rancangan,
motif, pola serta corak.[4] Desain
adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain adalah untuk
menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro seperti program dan
kurikulum dan pada tingkat mikro seperti pelajaran dan modul. Sehingga ruang
lingkup desain pembelajaran telah diperluas dari sumber belajar atau komponen
individual sistem ke pertimbangan maupun lingkungan yang sistemik.
Herbert
Simon mengartikan desain sebagai proses pemecahan masalah. Tujuan sebuah desain
adalah untuk mencari solusi yang terbaik dalam memecahkan masalah dengan
memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Desain pada dasarnya adalah
suatu proses yang bersifat linear yang diawali dari peencanaan kebutuhan,
kemudian mengembangkan rancangan untuk merespons kebutuhan tersebut,
selanjutnya rancangan tersebut diuji cobakan dan akhirnya dilakukan proses
evaluasi untuk menetukan hasil tentang efektifitas rancangan yang disusun.
Dalam konteks pembelajaran, desain intruksional dapat diartikan sebagai proses
sistematis untuk memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses bahan-bahan
pembelajaran beserta aktifitas yang harus dilakukan. Pendekatan yang dapat
digunakan daam desain pembelajaran adalah pendekatan system.[5]
Pembelajaran diartikan sebagai proses, cara,
perbuatan menjadikan orang belajar. Jadi hakikat pembelajaran adalah proses
menjadikan orang agar mau belajar dan mampu belajar melalui berbagai
pengalamannya agar tingkah lakunya dapat berubah menjadi lebih baik lagi.
Desain pembelajaran sendiri sebenarnya dapat dimaknai dari berbagai sudut
pandang jika dikaca dari sudut pandang disiplin, desain pembelajarn membahas
berbagai penelitian dan teori tentang strategi dan proses pengembangan
pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan
ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta
pengolahan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala
makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran ada berbagai tingkatan. Jika kita
melihat desain pembelajaran dari sudut pandang system, merupakan pengembangan
system pembelajaran dan system pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur
untuk meningkatkan mutu belajar. Sementara sebagai proses, desain pembelajaran
adalah proses pemecahan masalah.[6]
Jadi
desain pembelajaran adalah sebuah rancangan yang dibuat untuk memudahkan dalam
suatu proses pembelajaran, dengan tujuan dapat melakukan pembelajaran sesuai
dengan langkah-langkah yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga
pembelajran dapat berjalan dengan baik.
Cakupan dalam Kawasan
Desain
Domain
desain mencakup studi tentang desain system pembelajaran, desain pesan,
strategi pembelajaran dan karakteristik pembelajaran. Berikut penjelasannya:
1.
Desain Sistem Pembelajaran
Desain
system pembelajaran merupakan prosedur yang terorganisir yang mencakup
langkah-langkah menganalisis, mendesain, mengembangkan, melaksanakan dan
mengevaluasi pembelajaran. Kata desain mempunyai makna level makro dan mikro
dalam pengertian mengacu baik pada pendekatan sistem maupun pada sebuah langkah
dalam pendekatan system. Langkah-langkah dalam setiap proses memiliki dasar
yang terpisah dalam teori maupun dalam praktik seperti halnya proses ISD secara
keseluruhan. Dalam pengutarannya yang lebih sederhana, menganalisis adalah
proses mengidentifikasi apa yang dipelajari, mendesain adalah proses
menspesifikasi bagaimana dipelajari, mengembangkan adalah proses memandu dan
menghasilkan materi pembelajaran, melaksanakan adalah menggunakan materi dan
strategi dalam konteks, dan mengevaluasi adalah proses menentukan kesesuaian
pembelajaran. Pada umumnya ISD bersifat linier dan memuat prosedur interaktif
yang menghendaki kejelian dan konsistensi. Merupakan ciri khas proses itu bahwa
semua langkah harus dilengkapi untuk dapat berfungsi debagai pengontrol dan
penyeimbang satu sama lain. Dalam ISD proses itu sama pentingnya dengan produk
sebab kemantapan dalam produk didasarkan pada proses.[7]
2.
Desain Pesan
Desain
pesan meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan. Hal tersebut
mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya serap yang mengatur
penjabaran bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan
penerima.. desain pesan berurusan dengan tingkat paling mikro melalui unit-unit
kecil seperti bahan visual, urutan, halaman dan layar secara terpisah.
Karakteristik lain dari desain pesan adalah behwa desain harus bersifat
spesifik, baik terhadap media maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung arti
bahwa prinsip-prnsip desain pesan akan berbedaa bergantung pada apakah media
bersifat statis, dinamis atau kombinasi dari keduanya. Dan juga apakah tugas
tersebut meliputi pembentukan konsep atau sikappengembangan ketrampilan atau
strategi belajar atau hafalan.[8]
3.
Strategi Pembelajaran
Strategi
pembelajaran merupakan spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa
belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran.[9]
Desain
strategi pembelajaran merupakan satu elemen dari empat unsur utama (yang mutlak
harus serasi dan sesuai antara elemen yang satu dan yang lain, meskipun
wujudnya berbeda) dari sebuah desain pembelajaran yaitu desain materi, desain
kompetensi/ tujuan pembelajaran/ hasil pembelajaran, desain metode/ strategi/
teknik pembelajaran dan desain evaluasi. Desain strategi pembelajaran mutlak
dikontekstualisasikan dengan desain kompetensi, desain materi dan desain
evaluasi.
Arti
penting strategi pembelajaran adalah kunci peningkatan jaminan kualitas pembelajaran.
Strategi pembelajaran aktif merupakan satu alternative yang memungkinkan untuk
melakukan kontekstualisasi guna menciptakan partisipasi aktif dalam proses
pembelajaran, yang pada gilirannya mendorong kemudahan peningkatan jaminan
kualitas seorang guru.[10]
4.
Karakteristik Pembelajaran
Karakteristik
pmbelajaran adalah bagian-bagian pengalaman pembelajarar yang berpengaruh pada
efektifitas proses belajar. Penelitian tentang karakteristik pembelajar sering overlap dengan penelitian tentang
strategi pembelajaran, tetapi dilakukan untuk tujuan yang berbeda, yaitu: untuk
mendeskripsikan bagian-bagian pribadi pembelajar yang perlu diperhatikan untuk
keperluan desain. Penelitian tentang motivasi merupakan salah satu kasus
kawasan yang overlap. Kawasan
strategi pembelajaran menggunakan penelitian motivasi untuk menspesifikasi desain
komponen-komponen pembelajaran. Kawasan karakteristik pembelajar menggunakan
penelitian motivasi untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang perlu diperhatikan
dan untuk menspesifikasi bagaimana memperhatika variabel-variabel itu. Oleh
karena itu, karakteristik pembelajar berpengaruh pada komponen pembelajar yang
dikaji melalui strategi pembelajaran. Karakteristik itu tidak berinteraksi
dengan strategi saja, melainkan dengan situasi atau konteks dan isinya.[11]
B.
Komponen-komponen dalam Desain Pembelajaran
Dalam
desain pembelajaran terdapat lima komponen utama yang bersifat integral, saling
berhubugan dan harus ada dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Kelima komponen
tersebut adalah:
1.
Peserta Didik
Peserta
didik merupakan raw input dalam proses pembelajaran yang memiliki
berbagai karakteristik. Peserta didik juga memiliki berbagai sebutan seperti
murid, siswa, subjek didik, anak didik, pembelajar dan lain sebagainya.
Peserta
didik sendiri merupakan pembelajar yang sedang mengikuti proses pembelajaran
pada suatusekolah atau jenjang pendidikan tertentu. Sebelum mendesain
pembelajaran, guru harus dapat menganalisis karakteristik maupun perkembangan
peserta didiknya.
2.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan
pembelajaran merupakan komponen yang palinh penting dalam desain pembelajaran
setelah komponen peserta didik sebagai pembelajar. Seorang guru yang
membelajarkan peserta didik tanpa menetapkan tujuan pembelajaran terlebih
dahulu dan membelajarkan peserta didik tanpa tujuan pembelajaran diibaratkan seperti
nahkoda yang erlayat tanpa menggunakan kompas mengakibatkan dia meraba-raa
dalam menentukan tujuan yang hendak dicapai dan celakanya dalam kenyataan di
lapangan para guru masih ada yang mengabaikan hal ini.
3.
Pengalaman Belajar
Dalam
proses pembelajaran guru menciptakan kondidi yang merupakan pengalaman belajar
yang dirancang agar peserta didik dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengalaman belajar tersebut harusmendorong siswa untuk aktif di dalam belajar,
baik secara fisik maupun non fisik.
4.
Sumber-sumber Belajar
Sumber
belajar merupakan segala sesuatu yang memungkinkan [esera didik dapat
memperoleh pengaama belajar. Didalamnya meliputi lingkungan fisik seperti
tempat belajar, bahan dan alat yang dapat dipergunakan secara personal seperti
guru, petugas perpustakaan, laborat dan siapa saja yang berpengaruh, baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk keberhasilan dalam pengalaman
belajar.
5.
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi
pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam desain pembelajaran. Dalam
evaluasi pembelajaran dilakukan perancangan dan pengembangan alat evaluasi
pembelajaran sebagai bagian integral dari komponen desain pembelajaran. Itulah
sebabnya komponen evaluasi pembelajaran memiliki fungsi untuk mengetahui apakah
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sudah tercapai.[12]
Jika
digambarkan dengan skema hubungannya adalah seperti berikut ini:
C.
Peran Guru dalam Desain Pembelajaran
Keberhasilan
dalam proses belajar mengajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kompetensi
guru sebagai pendidik yang professional. Dalam PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang
guru disebutkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dengan demikian, dalam kegiatan
pembelajaran seorang guru membelajarkan anak didiknya melalui berbagai macam
cara seperti mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.
Di
dalam pelaksanaan proses pembelajaran tersebut, guru akan menjadi pihak yang
berhak untuk mengambil keputusan atau inisiatif secaara rasional, sadar dan
terencana mengenai tujuan pembelajaran dan pengalaman belajar apa yang hendak
dia berikan kepada peserta didiknya serta menentukan berbagai sumber belajar
dan alat evaluasi pembelajaran apa yang hedak ia gunakan untuk meraih tujuan
dan pengalaman-pengalaman tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa pada dasarnya
guru adalah sseorang desainer pembelajaran.
Sebagai
seorang desainer pembelajaran, guru harus memposisikan peserta didiknya sebagai
pusat dari segala proses pembelajaran. Keputusan-keputusan maupun berbagai
inisiatif yang diambil dalam menentukan tujuan pembelajaran, pengalaman
belajar, sumber belajar dan evaluasi pembelajaran harus sesuai dengan kondisi
peserta didiknya, baik dalam hal latar belakang sosialnya, kecerdasan
intelektualnya, minat dan bakatnya, serta gaya belajar peserta didik itu
sendiri. Jadi analisis perkembangan peserta didik merupakan suatu hal yang
penting dan harus dilakukan oleh guru sebelum dia mendesain pembelajaran,
pengelaman belajar, sumber belajar serta evaluasi pembelajaran.[13]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Desain
pembelajaran merupakan sebuah model atau rancangan yang dibuat untuk memudahkan
dalam proses pembelajaran dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam
desain terdapat empat cakupan dalam proses pembelajaran, yaitu desain system
pembelajaran yang mana merupakan sebuah prosedur yang terorganisasi yang
meliputi langkah-langkah penganalisaan, perencanaan, pengembangan,
pengaplikasian dan penilaian pembelajaran. Yang kedua adalah desain pesan yang
meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan. Ketiga adalah
strategi pembelajaran merupakan spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan
peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. Dan yang
terakhir adalah karakteristik pembelajar meliputi segi-segi latar belakang pengalaman
pembelajar yang berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya.
Seorang
guru dalam mendesain pembelajaran hendaknya memperhatikan lima komponen yang
mendukung, diantaranya peserta didik, tujuan pembelajaran, pengajalaman
belajar, sumber-sumber belajar dan evaluasi belajar. Kelima komponen tersebut
saling berkesinambungan dan saling mempengaruhi.
Sebagai
seorang desainer pembelajaran, guru harus membuat keputusan-keputusan maupun
berbagai inisiatif yang diambil dalam menentukan tujuan pembelajaran,
pengalaman belajar, sumber belajar dan evaluasi pembelajaran harus sesuai
dengan kondisi peserta didiknya, baik dalam hal latar belakang sosialnya,
kecerdasan intelektualnya, minat dan bakatnya, serta gaya belajar peserta didik
itu sendiri
B.
Penutup
Demikainlah
makalah dari kelompok 07 yang dapat disusun, kritik dan saran yang membangun
sangat kami butuhkan demi kemajuan dan perbaikan kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agus
Retnanto, Teknologi Pembelajaran, Nora
Media Enterpraise, Kudus, 2011.
Bermawy
Munthe, Desain Pembelajaran, Puataka
Insan Mandiri, Yogyakarta, 2011.
Husanah
dan Yanur Setyaningrum, Desain
Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi, Prestasi Pustaka Jakarta,
Jakarta, 2013.
Ishak
Abdulhak, Teknologi Pendidikan, PT
Remaja Rosakarya, Bandung, 2015.
Novan
Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran
Pendidikan, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2013.
[1] Husanah dan Yanur
Setyaningrum, Desain Pembelajaran
Berbasis Pencapaian Kompetensi, Prestasi Pustaka Jakarta, Jakarta, 2013,
hlm. 39.
[4] Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan, Ar-Ruzz
Media, Yogyakarta, 2013, hlm. 21.
[6] Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan, hlm.21
[7] Agus Retnanto, Teknologi Pembelajaran, hlm. 34
[8]Ishak Abdulhak, Teknologi Pendidikan, hlm. 177-178.
[10] Bermawy Munthe, Desain Pembelajaran, Puataka Insan
Mandiri, Yogyakarta, 2011, hlm. 53-54.
[11] Agus Retnanto, Teknologi Pembelajaran, hlm. 36.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar