BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan dunia pendidikan dan pembealjaran dewasa ini semakin
pesat seiring dengan perkembangan budaya manusia dalam menghasilkan cipta,
rasa, karsa, rupa, dan rekayasa. Hasil dari perkembangan tersebut maka sudah pasti
lahirnya model produk-produk terbaru sebagaimana dalam dunia pendidikan dan
pembelajaran lebih sering dikenal dengan istilah inovasi pendidikan. Berbagai
inovasi teknologi yang dilakukan mengakibatkan produktivitas meningkat tinggi
dan memerlukan sumber daya manusia yang semakin berkulaitas. Pembentukan
manusia yang berkualitas tidak dapat dilakukan lagi secara tertutup dan
terbatas di lembaga pendidikan tetapi memerlukan interaksi dan kolaborasi
dengan pihak luar lembaga pendidikan.
Pengembangan dalah konsep pendukung dari definisi teknologi
pendidikan tahun 1977. Sejumlah istilah telah digunakan dalam menggambarkan
pengembangan pembelajaran, istilah meliputi: pengembnagan pembelajaran,
perancangan pembeljaran, teknologi pembelajaran, sistem racangan pembelajaran,
sistem pengembangan pembelajaran, rancangan sistem pembelajaraan, pengembangan
sistem pembelajaran, sistem perencanaan pembelajaran, sistem manajemen
pembelajaran, dan manajemen sistem pembelajaran.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian media?
2.
Bagaimana
prinsip-prinsip pengembangan sumber belajar?
3.
Apa
saja yang termasuk dalam domain atau kawasan pengembangan?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Media
Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai
sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional di samping pesan,
orang, teknik latar dan peralatan. Pengertian media ini masih sering dikacaukan
dengan peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak (software)
berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan
mempergunakan peralatan. Sedangkan peralatan atau perangkat keras (hardware)
sendiri merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung pada
media tersebut.[1]
Secara singkat, sumber belajar dapat dirumuskan sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan
untuk mendukung dan memudahkan terjadinya proses belajar.
Pendapat lain tentang sumber belajar dikemukakan oleh Assosiation
for Educational Communication and Technology (AECT), yaitu berbagai atau
semua sumber baik berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat digunakan
siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga
mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar. AECT mengelompokkan komponen
sumber belajar dalam kawasan teknologi pendidikan pada pesan, orang, bahan,
alat, prosedur, dan lingkungan. Atas dasar kategorisasi itu, sumber belajar
diidentifikasi secara lebih jelas dan rinci. Mengacu pada pengertian sumber
belajar dalam AECT, Merril dan Drop menjelaskan, alat yang dimaksud sebagai
sumber belajar itu termasuk audio, televisi, bahan-bahan grafis untuk paparan
individual dan kelompok, bahan pembelajaran yang direkam dan termasuk
orang-orang yang membantu guru dalam mempersiapkannya. Dorel juga memperjelas
sumber belajar juga termasuk video, buku, kaset audio, program video
pembelajaran dan program pembelajaran berbasis komputer, atau paket belajar
yang menggabungkan beberapa media (multimedia).[2]
2.
Prinsip-prinsip Pengembangan Sumber Belajar
Prinsip pengembangan sumber belajar mencakup dasar pengembangan,
tujuan pengembangan, dan komponen pengembangan.
1)
Dasar
Pengembangan
Perlunya
mengembangkan sumber belajar di satuan pendidikan didasari oleh pertimbangan
berikut ini :
a.
Perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni begitu cepat sehingga bahan pelajaran
yang ada dalam buku teks pelajaran tidak dapat mengikutinya pada waktu yang
bersamaan.
b.
Waktu
yang tersedia untuk belajar secara tatap muka antara pembelajar dan pemelajar
terbatas dan tidak cukup mencakup semua pokok bahasan secara tuntas sehingga
tidak mencapai kompetensi yang ditetapkan.
c.
Masing-masing
pemelajar memiliki gaya belajar yang berbeda-beda dan tidak mungkin dipenuhi
semuanya di dalam kelas.
d.
Pemelajar
perlu dilatih mencari, menemukan, mengolah, mengolah, dan menggunakan informasi
secara mandiri.
e.
Sumber
belajar yang ada perlu dimanfaatkan secara terintegrasi dan optimal dengan
proses pembelajaran di kelas untuk efektivitas dan efisiensi proses
pembelajaran.
f.
Pusat
sumber belajar dapat dijadikan sebagai penggerak dalam mengatasi berbagai
masalah belajar dan membeajarkan dengan cara-cara yang kreatif dan inovatif
dengan berorientasi pada kepentingan pemelajar.
2)
Tujuan
Pengembangan
Secara umum
tujuan mengembangkan sumber belajar ialah meningkatkan kualitas proses dan
hasil belajar pembelajar secara individu dan keseluruhan dengan menggunakan
aneka sumber belajar. Secara khusus, pengembangan sumber belajar bertujuan:
a.
Memneuhi
kebutuhan pemelajar dalam belajar sesuai dengan gaya belajarnya
b.
Memberikan
kesempatan kepada pemelajar untuk memilih sumber belajar sesuai dengan
karakteristiknya
c.
Memberikan
kemampuan kepada pemelajar belajar dengan menggunakan berbagai sumber
d.
Mengatasi
masalah individual pemelajar dalam belajar
e.
Memotivasi
pemelajar untuk belajar sepanjang hayat
f.
Memberikan
kesempatan kepada pemelajar mengembangkan berbagai model pembelajaran
g.
Mendorong
penggunaan pendekatan pembelajaran yang baru, kreatif, dan inovatif
h.
Mendorong
terciptanya proses pembelajaran yang menyenangkan
i.
Mensinergikan
penggunaan semua sumber belajar sehingga semua tujuan belajar tercapai secara
efektif dan efisien
3)
Komponen
Pengembangan
Belajar
berbasis aneka sumber menggunakan dan menerapkan segala sesuatu yang tersedia
untuk membantu kegiatan belajar. Sedangkan prinsip umum dalam mengembangkan
sumber ialah memberikan kesempatan kepada pemelajar memilih sumber dan cara
belajar sesuai dengan gaya belajarnya sehingga tujuan belajar dapat tercapai
sesuai dengan yang diharapkan oleh pemelajar itu sendiri dan pembelajar yang
membelajarkannya (khusus di lembaga pendidikan). Komponen sumber belajar yang
perlu dikembangkan dapat dikategorikan ke dalam pesan, orang, bahan, alat,
prosedur, lingkungan, dan pengelolaan.[3]
3.
Domain atau Kawasan Pengembangan
Domain atau kawasan merupakan suatau realisasi dari definisi dari
bidang teknologi pembelajaran. Kawasan mewujudkan apa yang dapat dilakukan oleh
suatu disiplin ilmu agar ilmu tersebut mampu memberikan sumbangan langsung
dalam bentuk rumusan praktik yang dilakukan oleh praktisi. Kawasan juga
berfungsi sebagai panduan para praktisi dan tenaga ahli untuk bergerak dalam
bidang yang dimaksud.[4]
Pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi desain kedalam
bentuk fisik. Kawasan pengembangan mencakup banyak variasi teknologi yang
digunakan dalam pembelajaran, walaupun demikian tidak berarti lepas dari teori
dan praktek yang berhubungan dengan belajar dan desain. Tidak pula kawasan
tersebut bebas dari penilaian, pengelolaan, atau pemanfaatan, melainkan timbul
karena dorongan teori dan desain dan harus tanggap terhadap tuntutan penilaian
formatif dan praktik pemanfaatan serta kebutuhan pengelolaan. Begitu pula,
kawasan pengembangan tidak hanya terdiri dari perangkat keras pembelajaran,
melainkan juga mencakup perangkat lunaknya, bahan-bahan visual dan audio, serta
program atau paket yang merupakan paduan berbagai paduan.
Di dalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang kompleks
antara teknologi dan teori yang mendorong, baik desain pesan maupun strategi
pembelajaran. Pada dasarnya, kawasan pengembangan dapat dijelaskan dengan
adanya:
a.
Pesan
yang didorong oleh isi
b.
Strategi
pembelajaran yang didorong oleh teori
c.
Manifestasi
fisik dari teknologi perangkat keras, perangkat lunak, dan bahan pembelajaran.
Ciri yang terakhir ini, yaitu tekonologi, merupakan tenaga
penggerak dari kawasan pengembangan. Berangkat dari asumsi ini, kita dapat
merumuskan dan menjelaskan berbagai jenis media pembelajaran dan
karakteristiknya. Akan tetapi, janganlah proses ini diartikan hanya sebagai
suatu pengkategorisasian. Sebaliknya, sebagai elaborasi dari karakteristik
prinsip-prinsip teori dan desain yang dimanfaatkan oleh teknologi. Kawasan
pengembangan dapat diorganisasikan dalam empat kategori: teknologi cetak (yang menyediakan
landasan untuk kategori yang lain), teknologi audio visual, tenologi berasaskan
komputer, dan teknologi terpadu. Karena kawasan pengembangan mencakup
fungsi-fungsi desain, produksi, dan penyampaian, maka suatu bahan dapat
didesain dengan menggunakan satu jenis teknologi, diproduksi menggunakan yang
lain, dan disampaikan dengan menggunakan yang lain lagi. Di dalam kawasan
pengembangan, konsep desain mempunyai pengertian yang ketiga, yaitu: selain
pengertian desain sistem pembelajaran bersifat makro (mengidentifikasi
tujuan-tujuan umum, isi, dan tujuan-tujuan khusus) dan desain pembelajaran yang
bersifat mikro (menentukan dan mengurutkan kegiatan), juga dapat bersifat
aplikasi khusus, seperti halnya desain layar dalam kawasan pengembangan. Subkategori
kawasan pengembangan ini, mencerminkan perkembangan kronoogis dari teknologi.
Pada pertumbuhan dari suatu teknologi ke teknologi yang lain selalu terdapat
daerah tumpang tindih antara yang lama dan yang baru.[5]
1)
Teknologi
Cetak
Teknologi cetak
adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan, seperti buku-buku dan
bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui proses pencetakan mekanis atau
fotografis. Subkategori ini mencakup representasi dan reproduksi teks, grafis,
dan fotografis. Bahan cetak dan bahan visual menggunakan teknologi yang paling
dasar dan membekas. Teknologi ini menjadi dasar untuk pengembangan dan
pemanfaatan dari kebanyakan bahan pembelajaran lain.
Dua komponen teknologi
ini adalah bahan teks verbal dan bahan visual. Pengembangan kedua jenis bahan
pembelajaran tersebut sangat bergantung pada teori persepsi visual, teori
membaca, pengolahan informasi oleh manusia, dan teori belajar. Bahan
pembelajaran yang tertua dan masih lazim terdapat dalam bentuk buku teks dimana
impresi sensoris menggabar realita melalui ungkapan wahana linguistik dan bahan
visual cetak. Dalam bentuknya yang paling mumi, media visual dapat membawakan
pesan yang lengkap, akan tetapi pada kenyataannya tidaklah selalu demikian yang
terjadi dalam kebanyakan proses pembelajaran. Sering, kombinasi informasi
berupa teks dan visual perlu diberikan. Cara bagaimana informasi cetak dan
visual diorganisasikan dapat sangat membantu terjadinya jenis belajar yang
diinginkan. Pada tingkat yang paling dasar buku teks yang sederhana dapat
menyajikan informasi yang diorganisasikan secara berurutan, dan dengan sangat
mudah dapat dilacak secara acak. Teknologi cetak yang lain seperti pembelajaran
terprogram, dikembangkan berdasarkan ketentuan teoretis dan strategi
pembelajaran yang lain. Secara khusus, teknologi cetak / visual mempunyai
karakteristik seperti :
a.
Teks
dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang.
b.
Keduanya
biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif (hanya menerima).
c.
Keduanya
berbentuk visual yang statis
d.
Pengembangannya
sanga bergantung pada prisip-prinsip linguistik dan persepsi visual.
e.
Keduanya
berpusat pada pembelajar
f.
Informasi
dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.
Keberhasilan
penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektivitas
bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan mengatur
dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya dengan seksama,
dan menggunakan teknik-teknik dasar visualisasi obyek, konsep, informasi, atau
situasi. Jika mengamati bahan-bahan grafis, gambar, dan lain-lain yang ada di
sekitar kita, seperti majalah, iklan-iklan, papan informasi, kita akan
menemukan banyak gagasan untuk merancang bahan visual yang menyangkut penataan
elemen-elemen visual yang akan ditampilkan. Tataan elemen-elemen itu harus
dapat menampilkan visual yang dapat dimengerti, terang/dapat dibaca, dan dapat
menarik perhatian sehingga ia mampu menyampaikan pesan yang diinginkan oleh
penggunaannya.
Dalam proses
penataan itu harus diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu, antara lain
prinsip kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, dan keseimbangan. Unsur-unsur
visual yang selanjutnya perlu dipertimbangkan adalah bentuk, garis, ruang,
tekstur, dan warna.[6]
2)
Teknologi
Audiovisual
Teknologi
audiovisual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan
menggunakan perlatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan audio dan
visual. Pembelajran audiovisal dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan
perangkat keras di dalam pengajaran. Peralatan audiovisual memungkinkan
pemroyeksian gambar hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan visual yang
berukuran besar. Pembelajaran audiovisual didefinisikan sebagai reproduksi dan
pemanfaatan yang menyangkut pembelajran melalui penglihtaan dan pendengaran
yang secara eksklusif tidak selalu harus bergantung pada pemahaman kata-kata
dan simbol sejenis. Secara khusus teknologi audiovisual meproyeksiakn bahan,
seperti film, film bingkai, dan transparansi. Akan tetapi, televisi merupakan
suatu teknologi yang unik karena dapat menjembatani teknologi audiovisual ke
teknologi komputer dan teknologi terpadu. Secara khusus, teknologi audiovisual
cenderung mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a.
Bersifat
linier
b.
Menampilkan
visual yang dinamis
c.
Secara
khas, digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh
desainer/pengembang
d.
Cenderung
merupakan representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak
e.
Dikembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif
f.
Sering
berpusat pada guru, kurang memperhatikan interaktivitas belajar pembelajar.[7]
3)
Teknologi
Berbasis Komputer
Teknologi berbasis
komputer merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan
menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor. Teknologi berbasis
komputer dibedakan dengan teknologi lain karena menyimpan informasi secara
elektronis dalam bentuk digital, bukannya sebagai bahan cetak atau visual. Pada
dasranya teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada pembelajar melalui
teyangan di layar monitor. Berbagai jenis aplikasi komputer biasanya disebut “computer-based
intruction” (CBI), dan “computer assited”(CAI) atau “computer
manage instruction” (CMI). Aplikasi-aplikasi ini hampir seluruhnya
dikembangkan berdasarkan teori perilaku dan pembelajaran terprogram, akan
tetapi sekarang ebih banyak berlandaskan pada teori kognitif. Jelasnya, keempat
bentuk aplikasi tersebut dapat bersifat tutorial, di mana pembelajaran utama
diberikan pelatihan dan perulangan untukmembantu pembelajar mengembangkan
kefasihan dalam bahan yang telah dipelajari sebelumnya; permainan dan simulasi,
untuk memberi kesempatan menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari dan
sumber data yang memungkinkan pembelajra untuk mengakses sendiri susunan data
yang banyak menggunakan tata cara pengaksesan (protocol) data yang
ditunjukkan secara eksternal. Teknologi komputer, baik yang berupa perangkat
keras, maupun perangkat lunak biasanya memiliki karakteristik seperti berikut
ini:
a.
Digunakan
secara acak atau tidak berurutan, di samping secara linier
b.
Dapat
digunakan sesuai keinginan pembelajar, maupun menurut cara yag dirancang oleh
desainer atau pengembang
c.
Gagasan-gagasan
biasanya diungkapakn secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol, maupun
grafis
d.
Prinsip-prinsip
limu kognitif diterapkan selama pengembangan
e.
Belajar
dapat berpusat pada pembelajar dengan tingkat interakitivitas yang tinggi
4)
Teknologi
Terpadu
Teknologi
terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan
memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Banyak orang percaya
bahwa teknik yang paling rumit untuk pembelajaran melibatkan perpaduan beberapa
jenis media di bawah kendali di sebuah komputer. Komponen-komponen perangkat
keras dari sistem yang terpadu ini dapat terdiri dari komputer berkemmapuan
sangat tinggi dengan memori besar yang dapat mengakses secara acak sebuah “internal
dard drive”, dan sebuah monitor warna beresolusi tinggiperalatan periferal
(pelengkap luar) komputer mencakup: alat emutar video, alat penayangan
tambahan, perangkat keras jaringan (networking), serta sistem audio.
Perangkat lunak dari teknologi terpadu ini dapat berupa disket-video, “compact
disk”, program jaringan, serta informasi digital. Kesemuanya ini dapat
dikendalikan dalam suatu program belajar hipermedia yang dijalankan dengan
menggunakan sistem “authoring” seperti “HyperCard” atau “Toolbook”.
Pembelajaran dengan teknologi terpadu ini mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
a.
Dapat
digunakan secara acak atau tidak berurutan, di samping secara linier
b.
Dapat
digunakan sesuai dengan keinginan pembelajar, di samping menurut cara seperti
yang dirancang oleh pengembangnya
c.
Gagasan-gagasan
sering disampaikan secara realistik dalam konteks pengalaman pembelajar,
relevan dengan kondisi pembelajar, dan di bawah kendali pembelajar
d.
Prinsip-prinsip
ilmu kognitif dan “konstruktivisme” diterapkan dalam pengembangan dan
pemanfaatan bahan pembelajaran
e.
Belajar
dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengethauan kognitif sehingga
pengetahuan terbentuk pada saat digunakan
f.
Bahan
belajar menunjukkan interaktivitas pembelajar yang tinggi
g.
Sifat
bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan tamsil dari banayk sumber media.[8]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Assosiation
for Educational Communication and Technology (AECT), yaitu berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang, dan
wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah
maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
2.
Prinsip
pengembangan sumber belajar mencakup:
a.
Dasar
pengembangan,
b.
Tujuan
pengembangan, dan
c.
Komponen
pengembangan.
3.
Domain
atau kawasan pengembangan dibagi menjadi:
1)
Teknologi
cetak
2)
Teknologi
audio-visual
3)
Teknologi
berbasis komputer
4)
Teknologi
terpadu
B.
Kalimat Penutup
Demikianlah makalah ini penulis sampaikan. Semoga bermanfaat bagi
para pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak
kekurangan, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
[1] Arif S.
Sadiman, dkk; Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta; 1996, hlm 19.
[2] B. P. Sitepu, Pengembangan
Sumber Belajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta; 2014, hlm 18-19.
[3] Ibid, B.P.
Sitepu, hlm 179-181.
[4]
Agus Retnanto, Teknologi
Pembelajaran, Nora Media, Kudus; 2011, hlm 1.
[5] Ishak Abdulhak
dan Deni Darmawan, Teknologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung;2015, hlm 183-185.
[6] Azhar Arsyad, Media
Pengajaran, PT Raja Grafondo Persada, Jakarta;2000, hlm 105.
[7] Ibid, Ishak
Abdulhak dan Deni Darmawan, hlm 186-187.
[8] Ibid, Ishak
Abdulhak dan Deni Darmawan, hlm 186-189.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar