BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Seorang individu dalam rentang
kehidupannya di dunia ini harus melalui berbagai macam masa yang dibarengi
dengan perkembangan usia mereka. Pada setiap masa tersebut, memiliki
tugas-tugas perkembangannya masing-masing dan harus mampu menghadapi bagaimana
perubahan tersebut dapat terjadi dalam perkembangan usianya. Tentunya
tugas-tugas tersebut berbeda satu dengan yang lainnya yang mana harus
disesuaikan dengan masa yang dilaluinya. Seorang individu harus mempu
menyelesaikan setiap dari tugas perkembangannya tersebut, sesuai dengan rentang
usia dan masa yang dilaluinya.
Seorang individu akan mengalami
suatu fase yang terjadi selama rentang kehidupan, fase tersebut sangat penting
dalam perkembangan individu tersebut. Dan masa yang paling penting adalah masa
bayi, akan tetapi di samping itu seseorang juga akan mengalami yang namanya
masa anak-anak, remaja dan dewasa. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang
tersebut menemukan jati dirinya. Maka dari itu pada makalah ini akan dibahas
lebih lanjut mengenai “ Perkembangan Remaja”
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakekat masa remaja?
2. Bagaimana perkembangan masa remaja?
3. Bagaimana tugas-tugas perkembangan masa
remaja?
4. Bagaimana masalah dan bahaya yang
dialami pada masa perkembangan remaja?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakekat Masa Remaja
Remaja merupakan masa transisi dari masa
anak-anak menuju masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12-13 tahun
dan berakhir pada usia belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Transisi perkembangan pada masa remaja
berarti sebagian perkembangan masa anak-anak masih dialami namun sebagian
kematanagan pada masa dewasa telah dialami.[1]
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere
yang berarti tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Perkembangan yang
lebih lanjut, istilah adolescere memiliki makna yang luas, yaitu
mencakup kematangan emosional, mental, sosial dan fisik. Karena masa remaja berada diantara anak-anak
dengan orang dewasa, maka dari itu remaja sering dikenal dengan fase “mencarai
jati diri” atau fase “topan dan badai”. Seorang remaja masih belum mapu untuk menguasai
dan memfungsikan secra maksimal baik fungsi fisik maupun psikis. Perkembangan
intelektual yang terus-menerus menyebabkan remaja mencapai tahap berpikir
operasional formal. Tahap ini memungkinkan remaja mampu berpikir secara lebih
abstrak, menguji hipotesis dan mempertimbangkan apa saja peluang yang ada pada
dirinya.[2]
Dalam
bahasa arab remaja berarti at-tadarruj (berangsur-angsur)
artinya adalah berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaaan
dan sosial serta emosional. Hal ini mengisyaratkan bahwa pertumbuhan tidak berpindah
dari fase ke fase lainnya secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan itu berlangsung
secara bertahap.[3]
Menurut WHO, mengungkap bahwa remaja adalah:
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai ia mencapai kematanagn
seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologi dan
pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan
sosial-ekonomi yang penuh pada keadaan yang relatif lebih mandiri.[4]
Masa
remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya
dan peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang
dewasa. Masa ini dapat di perinci menjadi beberapa masa, yaitu :
1. Masa pra remaja (remaja awal)
Masa pra remaja
biasanya berlangsung dalam waktu relatif singkat. Masa ini ditandai oleh
sifat-sifat negatif pada remaja sehingga sering kali masa ini disebut masa
negatif dengan berjalannya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja,
pesimistik, dan sebagainya. Secara garis bsar sifat-sifat negative tersebut
dapat diringkas, yaitu negative dalam preestasi jasmani maupun mental, dan
negates dalam sikap sosial baik dalam bentuk menarik diri dalam masyarakat
maupun dalam bentuk agreeesif terhadap masyarakat.
2. Masa remaja (remaja madya)
Pada masa ini
mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya
teman yang dapat memahami dan meenolingnya, teman yang dapat turut merasakan
suka dan dukanya. Pada masa ini, sebagai masa mencari sesuatu yang dapat
dipandang bernilai, pantas di junjung tinggi dan di puja-puja sepanjang masa
disebut masa merindu puja.
Proses
terbentuknya pendirian atau pandangan hidup atau cita-cita hidup dapat
dipandang sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan.
3. Masa akhir remaja
Setelah remaja
dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapailah masa
remaja akhir dan telah memenuhi tuga-tugas perkembangan masa remaja, yaitu
menemukan pendirian hidup dan masuklah individu kedalam masa dewasa.[5]
Masa
remaja sering kali dikenal dengan masa mencari jati diri, hal ini karena masa
remaja merupakan masa peralihan dari kehidupan anak-anak dan kehidupan orang
dewasa. Ditinjau dari segi fisiknya, mereka sudah bukan anak-anak lagi,
melainkan sudah seperti orang biasa. Tetepi jika mereka di perlakukan sebagai
orang dewasa ternyata belum menunjukan sikap orang dewasa. Oleh karena itu, ada
sejumlah sikap yang ditunjukan oleh remaja, yaitu sebagai berikut :
1. Kegelisahan
Sesuai dengan
fase perkembangan remaja mempunyai banyak idealism, angan-angan, atau keinginan
yang hendak diwujudkan dimasa depan. Namun, sesungguhnya remaja belum memiliki
banyak kemampuan yang memadai untuk mewujudkan semua itu. Sering kali
angan-angan dan keinginannya jauh lebih besar di bandingkan dengan
kemampuannya.
Selain itu,
disatu pihak mereka ingin meendapat pengalaman sebanyakk-banyaknya untuk
menambah pengetahuan, tetapi dipihak lain mereka merasa belum mampu melakukan
berbagai hal dengan baik sehingga tidak berani mengambil tindakan mencari
pengalaman langsung dari sumbernya. Tarik-menarik antara angan-angan yang
tinggi dengan kemampuannya yng masih belum memadai mengakibatkan mreka diliputi
oleh perasaan gelisah.
2. Pertentangan
Sebagai individu
yang sedang mencari jati diri, remaja berada dalam situasi psikologis antara
infin melepaskan diri dari orang tua dan perasaan masih belum mampu untuk
mandiri. Oleleh karena itu, pada umumnya remaja sering mengalami kebingungan
dan sering terjadi pertentangan pendapat antara mereka dengan orang tua.
3. Menghayal
Keinginan untuk
menjelajah dan bertualang tidak semuanya tersalurkan. Biasanya hambatannya dari
segi keuangan atau biaya. Sebab, menjelajah lingkungan sekitar yang luas akan
membutuhkan biaya yang banayak, padahal kebanyakan remaja hanya memperoleh uang
dari pemberian orang tuanya. Akibatnya mereka menghayal, mencari kepuasan
bahkan menyalurkan khayalannya melalui dunia fantasi.
4. Aktifitas berkelompok
Berbagai
keinginan para remaja sering kali tidak dapat terprnuhi karena bermacam-macam
kendala. Misalkan saja larangan dari orang tua, mereka mensiasati dengan cara
berkumpul dengan rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama.
5. Keinginan mencoba segala sesuatu
Pada umumnya,
remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Karena didorong rasa ingin tahu
remaja cenderung berpetualang, menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala
sesuatu yang belum dialaminya. Oleh karena itu amat sangat penting adalah
mendirikan bimbingan rasa ingin tahu supaya terarah pada kegiata-kegiatan
positif, kreatif dan produktif.[6]
B.
Perkembangan Masa Remaja
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perkembangan individu :
1.
Faktor- faktor Endogen (internal)
Faktor endogen ini sudah ada sejak saat kelahiran, bahkan sejak
permulan pertumbuhan benih menjadi janin, sehingga disebut faktor hereditas
(keturunan) yang langsung diwarisi anak dari orag tua.
Faktor
endogen akan memperlihatkan hubngan baik individuan ataupun ontologis.
a.
Faktor endogen individual : semua sifat, bakat, kemampuan dalam
bentuk potensi, proses perkembangan dan kcepatannya ditentukan oleh susunan gen
(pembawa keturunan) didalam kromosom.
Setiap gen menentukan suatu ciri khas misalnya rambut keriting
asli, bentuk hidung, warna kulit. Variasi kromosom yang menyebutkan
terbentuknya sifat diluar garis keturunan, mungkin menyebabkan cacat tubuh atau
mental yang disebut cacat kongenital (bawaan)
Bakat-bakat kemampuan intelegensi dan potensi lainnya sebagai
pembekalan dasar merubahan bahan mental. Pengolahan bahan mentah ini ditentukan
oleh faktor krturunan individu dan faktor berasal dari luar individu yakni
lingkungan.
b.
Faktor endogen umum yang bersifat ontologis dan individul adalah
faktor kematangan. Faktor ini berada pada manusia dan hewan. Proses prencanaan
kematangan menentukan saat timbulnya suatu percakapan baru, tanpa adanya proses
blajar dan latihan sebelumnya misalnya bayi dapat berjalan bila sudah mencapai
saat kematangan berjalan.
Bertumbuhan fisik sebagian besar bergantung dari faktor kematangan
: misalnya seorang anak diberi makanan banyak nilai gizi ternyata ia tetap
bertubuh kecil. Tetapi pada waktu ia mencapai umur kematangan tertentu, ia
mengalami penambahan tinggi dan berat badan yang tidak disangka-sangka.
2.
Faktor Eksogen ( eksternal)
Faktor eksogen dpat dibagi menjadi :
a.
Lingkungan (enviroment) :
lingkungan disekitar individu turut mempengaruhi proses perkembangan
remaja, lingungan dalam proses perkembangan diantaranya adalah lingkungan
keluarga, lingkungan sosial, lingkungan geografis dan lingkungan sekolah.
b.
Makanan : secara tidk langsung makanan mempengaruhi kepribadian.
Makanan mempengaruhi perkembangan fisik dan penampilannya, secara
khusus pada masa remaja kebutuhan makanan meningkat sesuai dengan pertubuhan
fisiknya. Pandangan dan penilaian orang lain terhadap keadaan fisik remaja akan
menyebabkan remaja membentuk gambaran mengenai dirinya.
Penilaian orang lain yang dapat diterima tidak menimbulkan perasaan
kurang pada dirinya, hingga berusaha menutupi kekurangannya dengan berbagai
cara mekanisme pertahanan (defence mechanism) yang diwujudkan dalam
kepribadiannya misalnya penilain mengenai benuk hidung, pinggul, buah dada dan
lain sebagainya.
c.
Belajar
Belajar dapat mempengaruhi perkembangan seseorang remaja. Belajar
yang sistematik dipersiapkan bergantung dari banyak faktor, antara lain :
faktor-faktor pengalaman dan kesempatan, makin luas kesempatan dan pengalaman
makin banyak di pelajarinya dan memperbaiki hasil perkembangannya.
Masa remaja meupakan suatu masa belajar yang luas meliputi bidang
intelegentif, sosial maupun lain-lain yang berhubungan dengan kepribadiannya.
Tugas perkembangan berinti belajar harus dimulai sedini mungkin untuk
diteruskan pada masa-masa berikutnya supaya dia siap memasuki masa dewasa.[7]
Yang
dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang
kehidupan. Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif dan kualitatif.
Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi pada aspek yang berbeda. Ada 3
aspek perkembangan yaitu : perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan
perkembangan kepribadian dan sosial.
Perkembangan
fisik yang dimaksud adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas
sensoris dan ketrampilan motorik. Perubahan pada tubuh ditandai dengan
pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot dan kematangan
organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh
anak-anak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang
cirinya adalah kematangan.
Perkembangan
kognitif, menurut Piaget seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena
perilaku adaptasi secara biologis mereka. Remaja sudah mampu membedakan antara
hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya. Perkembangan
kognitif adalah kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berfikir dan
bahasa. Piaget mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif
yaitu interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial
yang semakin luas untuk eksperimentasi remaja berfikir abstrak. Tahap ini,
disebut sebagai tahap operasi formal.
Perkembangan
kepribadian dan sosial. Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah
perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara
unik, sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan
orang lain. Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah
pencarian identitas diri. Perkembanagan sosial pada masa remaja lebih
melibatkan kelompok teman sebaya disbanding orang tua. Pada diri remaja,
pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Kebanyakan
penentuan diri remaja dalam berperilaku dipengaruhi oleh kelompok teman sebaya.[8]
C.
Tugas-Tugas Perkembangan Remaja
Robert
Y. Havighurst menyebutkan bahwa tugas perkembangan remaja yaitu :
1. Mencapai hubungan sosial yang matang
dengan teman-teman sebayanya, baik dengan teman-teman sejenis maupun jenis
kelamin lain.
2. Dapat menjalankan peranan-peranan sosial
menurut jenis kelamin masing-masing.
3. Menerima kenyataan jasmaniah serta
menggunakannya seefektif mungkin dengan perasaan puas.
4. Mencapai kebebasan emosional dari
orangtua atau orang dewasa lainnya.
5. Mencapai kebebasan ekonomi.
6. Memilih dan mempersiakan diri untuk
pekerjaan atau jabatan artinya belajar memilih satu jenis pekerjaan sesuai
dengan bakat dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan tersebut.
7. Mengembangkan kecakapan intelektual
serta konsep-konsep yang diperlukan untuk kepentingan hidup bermasyarakat.[9]
Pendapat lain diungkapkan oleh William Kay bahwa tugas-tugas dari
perkembangan remaja yang lainnya yaitu:
1. Menerima fisiknya sendiri dan keragaman
kualitasnya
2. Mencapai kemandirian
emosional dari orangtua atau figur-figur yang mempunyai otoritas.
3. Mengembangkan ketrampilan komunikasi
interpersonal dan bergaul dengan taman sebaya atau orang lain, baik secara
individual maupun kelompok.
4. Memperkuat self control.[10]
D.
Masalah dan Bahaya Pada Masa remaja
Problema remaja adalah
masalah-masalah yang dihadapi oleh para remaja sehubungan dengan adanya
kebutuhan-kebutuhan mereka dalam rangka penyesuaian diri terhadap
lingkungannya. Problema remaja ada yang mudah dan dapat dipecahkan sendiri, ada
juga masalah yang timbul sulit dipecahkannya, sehingga dalam penyelesaiannya
memerlukan bantuan para pendidik dan orang tua.
Secara garis besar, masalah yang
dihadapi oleh kaum remaja sebagai berikut:
1.
Masalah yang menyangkut jasmani
Pada
permulaan masa remaja (13-16 th), terjadi pertumbuhan jasmani yang cepat dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa, tubuhnya segera menyerupai orang dewasa dalam
masa yang relatif singkat. Salah satu masalah yang menyangkut jasmani adalah
perubahan badan luar dan dalam yang terjadi cepat menyebabkan remaja tersebut
perlu menambah porsi makannya agar badannya tetap sehat, bertumbuhnya secara
wajar dan sehat. Akan tetapi terkadang para orang tua tidak mengerti akan hal
ini, sehingga menyebabkan orang tua marah. Bila makanan ekstra tidak di
dapatnya dirumah, maka ia tentu menambahnya di luar dengan cara jajan.
Perubahan tersebut apabila tidak dipahami oleh remaja akan menimbulkan
keresahan dan ketakutan pada dirinya. Ia akan berprasangka, jangan-jangan ia
akan tumbuh menjadi tidak tampan atau tidak cantik dan berkelainan.
2.
Masalah hubungan dengan orang tua
Yang
sering menimbulkan kekecewaan remaja terhadap orang tuanya adalah, kurangnya
pengertian orang tua terhadap perubahan yang dilaluinya. Orang tua cenderung
masih memperlakukannya seperti anak-anak, yaitu memerintah, melarang,
mencampuri urusannya, terlalu banyak memperingati dan menasehati. Kadang-kadang
orang tua juga memperlakukannya seperti orang dewasa, karena tubuhnya telah
menyerupai orang dewasa. Selain itu, kerukunan dan keharmonisan keluarga juga
mempengaruhi perkembangan remaja.
3.
Masalah hari depan
Setelah
pertumbuhan jasmani cepat mereda dan pertumbuhan kecerdasan dapat dikatakan
telah selesai pada umur 16 atau 17 th, maka remaja merasa bahwa tubuhnya
seperti orang dewasa dan kemampuan untuk berfikir logis telah matang. Dia mulai
memikirkan hari depannya. Sering kita dengar remaja mengeluh menyatakan bahwa
hari depannya suram, tidak jelas, mau jadi apa ia nantinya, dimana ia akan
bekerja dan sebagainya.
4.
Masalah sosial
Remaja,
terutama bagi remaja akhir (17-21) tahun perhatiannya terhadap kedudukannya
dalam lingkungan masyarakat khususnya dilingkungan remaja itu sangat besar. Ia
ingin diterima oleh kawan-kawannya dan merasa sedih bila dikucilkan dari
kelompok temannya. Oleh karena itu ia meniru tingkah laku, pakaian, sikap dan
tindakan teman-temannya. Kadang-kadang remaja dihadapkan pada pilihan yang
sangat berat, apakah ia mematuhi orang tuanya dan meninggalkan pergaulannya
dengan teman-temannya, ataukah hanyut dalam pergaulan yang menyenangkan dan
meninggalkan orang tuanya.
5.
Masalah akhlak
Belakangan
ini kita melihat kelakuan remaja semakin mencemaskan. Disana-sini terdengar
macam-macam kenakalan, perkelahian, penyalah gunaan narkoba, kehilangan
semangat untuk belajar dan ketidakpatuhan terhadap orang tua serta peraturan.
Keadaan seperti ini dapat dikatakan tidak adanya ketenangan jiwa, kegoncangan
jiwa akibat kekecewaan, kecemasan atau ketidakpuasan terhadap kehidupan.demi
mencari ketenangan jiwa atau untuk mengembalikan kestabilan jiwanya mereka
menempuh berbagai model kelakuan seperti diatas.[11]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Remaja merupakan masa transisi dari masa
anak-anak menuju masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12-13 tahun
dan berakhir pada usia belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian
karena sifat-sifat khasnya dan peranannya yang menentukan dalam kehidupan
individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa ini dapat di perinci menjadi
beberapa masa. Pertama, masa pra remaja biasanya berlangsung dalam waktu
relatif singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negatif pada remaja
sehingga sering kali masa ini disebut masa negatif dengan berjalannya seperti
tidak tenang, kurang suka bekerja, pesimistik, dan sebagainya. Kedua, Masa
remaja (remaja madya), pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan
untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya,
teman yang dapat turut merasakan suka dan dukanya. Ketiga, Masa akhir remaja,
yaitu setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah
tercapailah masa remaja akhir dan telah memenuhi tuga-tugas perkembangan masa
remaja, yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah individu kedalam masa
dewasa.
Perkembangan
adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan. Perubahan itu dapat terjadi
secara kuantitatif dan kualitatif. Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi
pada aspek yang berbeda. Ada 3 aspek perkembangan yaitu : perkembangan fisik,
perkembangan kognitif, dan perkembangan kepribadian dan sosial. Perkembangan
fisik perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan
motorik. Perkembangan kognitif, menurut Piaget seorang remaja termotivasi untuk
memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Remaja sudah
mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide
lainnya. Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan
dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik, sedangkan perkembangan sosial
berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan.
Tugas
perkembangan remaja yaitu : mencapai hubungan sosial yang matang dengan
teman-teman sebayanya, baik dengan teman-teman sejenis maupun jenis kelamin
lain, dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin
masing-masing, menerima kenyataan jasmaniah serta menggunakannya seefektif
mungkin dengan perasaan puas, mencapai kebebasan emosional dari orangtua atau
orang dewasa lainnya, mencapai kebebasan ekonomi, memilih dan mempersiakan diri
untuk pekerjaan atau jabatan artinya belajar memilih satu jenis pekerjaan
sesuai dengan bakat dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan tersebut,
mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep-konsep yang diperlukan untuk
kepentingan hidup bermasyarakat.
Secara garis besar, masalah yang dihadapi oleh kaum remaja sebagai
berikut: masalah yang menyangkut jasmani, masalah hubungan dengan orang tua,
masalah hari depan, masalah sosial, dan masalah akhlak.
B.
Penutup
Demikianlah
makalah yang kami buat. Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan.
Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang membangun sangat
kami butuhkan demi perbaikan pemnuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
AH.
Choiron, Psikologi Remaja Membangun
Karakter Interprenesif Menuju Hidup Mandiri, Idea Press, Jogyakarta, 2011.
Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan, Pustaka Setia, Bandung, 2010.
Mohammad Ali dan Mohammad Anshori, Psikologi Remaja
Perkembangan Peserta Didik, Bumi Aksara, Jakarta, 2005.
Muhammad
Al-Mighwar, Psikologi Remaja, CV
Pustaka Setia, Bandung, 2011.
Panut
Panuju & Ida Umami, Psikologi Remaja,
Tiara Wacana, Yogyakarta, 2005.
Syamsu
yusuf
LN, Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja, PT Remaja Rosda Karya, Bnadung , 2014.
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembanagan Edisi Pertama, Prenada
Media Group, Jakarta, 2012.
[1] Yudrik
Jahja, Psikologi Perkembanagan Edisi Pertama, Prenada Media Group, Jakarta,
2012, hlm. 220.
[2] Mohammad
Ali dan Mohammad Anshori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Bumi
Aksara, Jakarta, 2005, hlm 9.
[3] Muhammad Al-Mighwar, Psikologi Remaja, CV Pustaka Setia,
Bandung, 2011, hlm. 55.
[5] Syamsu Yusuf LN, Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja, PT Remaja Rosda Karya, Bnadung , 2014, hlm.
26.
[6] Muhammad Ali dan
Muhammad Ansrori, Psikologi Remaja
Perkembangan Peserta Didik, hlm. 16-18.
[8] AH. Choiron, Psikologi Remaja Membangun Karakter
Interprenesif Menuju Hidup Mandiri, Idea Press, Jogyakarta, 2011, hlm.
52-57.
[9] Panut Panuju &
Ida Umami, Psikologi Remaja, hlm . 23-26.
[11]
Panut Panuju & Ida Umami, Psikologi Remaja, hlm. 146-154.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar