DOMAIN PENGELOLAAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Media Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu : Rochanah, M. Pd. I
Disusun Oleh :
Kelompok 10
1.
Zulfa Rahmawati (1310110057)
2.
Djesica Maharani H (1310110069)
3.
Maulida Fitriana (1310110076)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN
TARBIYAH / PAI
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemahaman akan teknologi dalam konteks pendidikan dan pembelajaran
kadang banyak dipengaruhi oleh bias konsep. Dalam arti pemahaman terhadap
teknologi itu sendiri kadang cenderung mengarah pada perangkat dan sistem
otomatis yang sifatnya hardware, padahal pemahaman terhadap hakikat teknologi
dalam konteks pendidikan dan pembelajaran justru diarahkan pada aplikasi dari
teknologi sebagai ide tentang rancang bangunan dan hasil pikirnya. Demikian
juga dalam telaah mengenai teknologi pembelajaran. Dimana di dalamnya terdapat
pemahaman terhadap teknologi dan pembelajaran. Pembelajaran yang mengadopsi
hasil pikir dan rancang bangunan suatu ide yang diwujudkan dalam produk
tertentu dan memberikan kemudahan dalam pembelajaran, maka itulah salah satu
pemahaman terhadap teknologi pembelajaran.
Teknologi pembelajaran itu sendiri merupakan suatu teknologi, yaitu
teknologi sebagai ide dan rancang bangun tentang bagaimana suatu proses
pembelajaran bisa berkualitas melalui pengukuran efektivitas dan efisiensi,
serta akselerasi pencapaian perubahan perilaku peserta didik atau warga
belajar.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
pengertian media ?
2.
Bagaimana
pengertian dan macam-macam domain pengelolaan ?
3.
Bagaimana
kecenderungan permasalahan dan sumber utama dalam domain pengelolaan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Media
Kata “media” berasal dari bahasa
latin “medius” yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar.
Dalam Bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis, untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
AECT (Assosiation of Education
and Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Di
samping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti
dengan kata mediator menurut Flemming adalah penyebab atau alat yang
turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator,
media menunjukkan fungsi atau
perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam
proses belajar siswa dan isi pelajaran. Di samping itu, mediator dapat pula
mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran
mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih dapat disebut
media. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan
pesan-pesan pembelajaran.
Kata media pendidikan digunakan
secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi. Seperti yang
dikemukakan oleh Hamalik dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan
berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang
disebut media komunikasi. Sementara itu Gagne dan Briggs secara implisit
mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari antara lain buku,
tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar
bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain media
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.[1]
B.
Pengertian
dan Macam-macam Domain Pengelolaan
Pengelolaan meliputi pengendalian
teknologi pembelajaran melalui perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian,
dan supervisi. Pengelolaan biasanya merupakan hasil dari penerapan suatu sistem
nilai. Kerumitan dalam mengelola berbagai macam sumber, personel, usaha desain
maupun pengembangan akan semakin meningkat dengan membesarnya usaha dari sebuah
sekolah atau bagian kantor yang kecil menjadi kegiatan pembelajaran berskala
nasional atau menjadi perusahaan multinasional dengan skala global. Terlepas
dari besarnya program atau proyek Teknologi Pembelajaran yang ditangani, salah
satu kunci keberhasilan yang esensial adalah pengelolaan. Perubahan jarang
terjadi hanya pada tingkat pembelajaran yang mikro. Untuk menjamin keberhasilan
dari tiap intervensi pembelajaran, proses perubahan perilaku kognitif maupun
afektif harus terjadi bersamaan dengan perubahan pada tingkat makro. Para
manajer program dan proyek Teknologi Pembelajaran yang mencari sumber tentang
cara bagaimana merencanakan dan mengelola berbagai model perubahan pada tingkat
makro, pada umunya akan mengalami kekecewaan.[2]
Ada empat macam domain pengelolaan,
yaitu pengelolaan proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan sistem penyampaian,
dan pengelolaan informasi. Berikut pemaparannya:
a.
Pengelolaan
Proyek
Pengelolaan proyek meliputi perencanaan, monitoring dan
pengendalian proyek desain, serta pengembangan. Menurut Rothwell dan Kazanas,
pengelolaan proyek berbeda dengan pengelolaan tradisional, yaitu organisasi
garis dan staf (line and staff management). Perbedaan itu disebabkan:
staf proyek mungkin baru yaitu anggota tim untuk jangka pendek, pengelola
proyek biasanya tidak mempunyai wewenang jangka panjang atas orang karena sifat
tugas mereka yang sementara, pengelola proyek memiliki kendali dan
fleksibilitas yang lebih luas dari yang biasa terdapat pada organisasi garis
dan staf.
Para pengelola proyek bertanggung jawab atas perencanaan,
penjadwalan dan pengendalian fungsi desain pembelajaran atau jenis-jenis proyek
yang lain. Mereka harus melakukan negosiasi, menyusun anggaran, membentuk
sistem pemantauan informasi, serta menilaia kemajuan. Peran pengelolaan proyek
biasanya berhubungan dengan cara mengatasi ancaman projek dan memberi saran
perubahan ke dalam.
b.
Pengelolaan
Sumber
Pengelolaan sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan
pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan sumber sangat
penting artinya karena mengatur personel, keuangan, bahan baku, waktu,
fasilitas, dan sumber pembelajaran. Sumber pembelajaran mencakup semua
teknologi yang telah dijelaskan pada kawasan pengembangan. Efektivitas biaya
dan justifikasi belajar yang efektif merupakan dua karakteristik penting dari
pengelolaan sumber.
c.
Pengelolaan
Sistem Penyampaian
Pengelolaan sistem penyanpaian meliputi perncanaan, pemantauan,
pengendalian “cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan. Hal
tersebut merupakan suatu gabungan medium dan cara penggunaan yang dipakai dalam
menyajikan informasi pembelajaran kepada pembelajar”. Contoh pengelolaan
seperti itu terdapat pada proyek belajar jarak jauh di National Technologycal
University dan Nova University. Pengelolaan sistem penyampaian memberikan
perhatian pada permasalahan produk seperti persyaratan perangkat keras/lunak
dan dukungan terknis terhadap pengguna maupun operator. Pengelolaan ini juga
memperhatikan permasalahan proses seperti pedoman bagi desainer dan instruktor
atau pelatih. Dari sekian banyak parameter ini keputusan harus diambil
berdasarkan pada kesesuaian karakteristik teknologi dengan tujuan pembelajaran.
Keputusan tentang pengelolaan sistem penyampaian ini sering bergantung pada
sistem pengelolaan sumber.
d.
Pengelolaan
Informasi.
Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan dan
pengendalian cara penyimpanan, pengiriman pemindahan atau pemrosesan informasi
dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar. Cukup banyak tumpang
tindih terjadi antara penyimpanan, pengiriman/pemindahan, dan pemrosesan karena
fungsi yang satu sering diperlukan untuk melakukan fungsi yang lain. Teknologi
yang dijelaskan pada kawasan pengembangan merupakan metode penyimpanan dan
penyampaian. Pengiriman atan transfer informasi sering terjadi melalui
teknologi terpadu. “Pemrosesan adalah pengubahan beberapa aspek informasi
(melalui program komputer) agar lebih sesuai dengan tujuan tertentu”.
Pengelolaan informasi penting untuk memberikan akses dan keakraban
pemakai. Pentingnya pengelolaan informasi terletak pada potensinya untuk
mengadakan revolusi kurikulum dan aplikasi desain pembelajaran. Pertumbuhan
ilmu maupun industri pengetahuan di luar yang saat ini dapat diakomodasikan
menunjukkan bahwa hal ini merupakan bidang yang sangat penting bagi Teknologi
Pembelajaran di masa datang. Pengelolaan sistem penyimpanan informasi untuk
tujuan pembelajaran tetap akan merupakan komponen penting dari bidang Teknologi
Pembelajaran.[3]
Di dalam setiap subkategori tersebut
ada seperangkat tugas yang sama yang harus dilakukan. Organisasi harus
dimanfaatkan, personel harus diangkat dan disupervisi, dana harus rencanakan
dan dipertanggungjawabkan dan fasilitas harus dikembangkan serta diperlihara.
Di samping itu harus ada perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Untuk
mengontrol organisasi, pengelola harus menciptakan struktur yang membantu
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Pengelola ini juga harus menjadi pemimpin yang dapat
memberikan motivasi, arahan, melatih, membina, memberi wewenang, dan mempunyai
keterampilan berkomunikasi. Tugas dalam bidang personel mencakup seleksi,
pengangkatan, supervisi, dan penilaian. Tugas keuangan mencakup perencanaan
anggaran, justifikasi dan pemantauan, pertanggungjawaban dan pembelian. Tanggung
jawab akan fasilitas meliputi perencanaan, bimbingan serta supervisi. Pengelola
bertanggung jawab membuat rencana panjang.[4]
C.
Kecenderungan
permasalahan dan Sumber Pengaruh Utama
Kenderungan terhadap peningkatan dan
pengelolaan kualitas dari dunia industri tampaknya akan menyebar ke dunia
pendidikan. Jika demikian, hal tersebut akan membawa dampak pada kawasan
pengelolaan. Sintesis dari difusi inovasi, teknologi kinerja, dan pengelolaan
kualitas dapat menjadi alat yang ampuh untuk perubahan organisasi. Mengurangi
hal ini akan menjadi tantangan bagi para pengelola untuk menggunakan
sumber-sumber yang ada sekarang secara lebih baik. Perkawinan antara sistem
informasi dan pengelolaan akan berkembang dan berpengaruh terhadap Teknologi
Pembelajaran dalam pengertian bahwa pengambilan keputusan pengelolaan akan
menjadi semakin bergantung pada komputerisasi informasi.
Persoalan-persoalan pengelolaan
dalam bidang Teknologi Pembelajaran muncul akibat pengaruh aliran perilaku dan
berfikir sistematik behaviorisme serta aspek aspek humanistik dari teori
komunikasi, motivasi, produktivitas,. Metodologi dan teori pengelolaan telah
banyak diaplikasikan baik pada berbagai bidang pengelolaan dan pengkoordinasi
proyek atau sumber, maupun secara luas dalam mengelola perubahan.
Sebagian besar prinsip-prinsip
pengelolaan berasal dari administrasi bisnis (business administrsion)
dan hanya sebagian kecil teori dan penelitian pengelolaan dihasilkan oleh
komunitas Teknologi Pembelajaran. Pengaruh yang paling menonjol pada bidang pengelolaan
berasal dari para praktisi Teknologi Pembelajaran, bukannya dari para
teoritikus. Selama bertahun-tahun praktik dalam pengelolaan perpustakaan, pusat
sumber belajar, pengelolaan proyek, atau pengelolaan sarana telah membangun
landasan teknis dewasa ini.
Pengelolaan proyek sebagai suatu
konsep, pada awalnya diperkenalkan sebagai “cara yang efisien dan efektif dalam
menghimpun suatu tim, di mana pengetahuan dan keahlian anggotanya sesuai dengan
situasi unik dan tuntutan teknis jangka pendek yang ditentukan oleh pemberi
kerja”. Ini berbeda sekali dengan pengelolaan tradisional karena otoritas ada
di tangan mereka yang berpengetahuan dan berkeahlian, dan bukannya dari konsep
organisasi yang disusun berdasarkan pada garis staf komando. Sebagai akibatnya,
teknik-teknik negosiasi dan cara-cara untuk memengaruhi memegang peranan
penting dalam perencanaan dan pengawasan waktu dan sumber, di samping praktik
yang telah lazim dilaksanakan.
Pengelolaan sumber ini telah lama
menjadi maslah utama bagi guru kelas dan spesialis perpustakaan media karena
keduanya diharapkan sebagai manajer sumber balajar. Sekarang ini konsep
“sumber” lebih mengacu pada pengertian sumber belajar yang lebih luas dan bukan
sekadar diartikan sebagai sarana audiovisual. Oleh karena itu, sumber dapat
mencakup barang cetak, lingkungan, dan narasumber.
Kelanjutan dari pengelolaan sumber
ini adalah pengelolaan sistem penyampaian. Di sini, yang menjadi pokok
permasalahn adalah berkenaan dengan hal-hal yang menyangkut sarana, seperti
kebutuhan pernagkat keras dan lunak, dukungan teknis untuk operator dan
pemakai, dan karakteristik lain tentang pengoperasian sistem teknologi. Ini
merupakan era baru praktik mendahului analisis teoritis tentang model.
Komponen terakhir dari masalah
pengelolaan adalah pengelolaan informasi. Pada dasarnya pengelolaan informasi
ini banyak dipengaruhi oleh teori informasi. Teori informasi melahirkan suatu
landasan yang dapat digunakan untuk memahami dan memprogram komputer.[5]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa
untuk belajar. Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, dan supervisi. Macam-macam
domain pengelolaan :
1.
Pengelolaan
Proyek
2.
Pengelolaan
Sumber
3.
Pengelolaan
Sistem Penyampaian
4.
Pengelolaan
Informasi.
Kenderungan terhadap peningkatan dan pengelolaan kualitas dari
dunia industri tampaknya akan menyebar ke dunia pendidikan. Jika demikian, hal
tersebut akan membawa dampak pada kawasan pengelolaan.
Persoalan-persoalan pengelolaan dalam bidang Teknologi Pembelajaran
muncul akibat pengaruh aliran perilaku dan berfikir sistematik behaviorisme
serta aspek aspek humanistik dari teori komunikasi, motivasi, produktivitas,.
Metodologi dan teori pengelolaan telah banyak diaplikasikan baik pada berbagai
bidang pengelolaan dan pengkoordinasi proyek atau sumber, maupun secara luas
dalam mengelola perubahan.
B.
Saran
Demikianlah makalah ini penulis sampaiakan. Semoga bermanfaat bagi
para pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak
kekurangan, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
[1]
Azhar Arsyad
dan Asfah Rahman, Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2013, hlm 3-5.
[2]
Bambang Warsita,
Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, Rineka Cipta, Jakarta,
2008, hlm 50-51
[3]
Ishak Abdulhak
dan Deni Darmawan, Teknologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
2013, hlm 197-198.
[4]
Deni Darmawan, Inovasi
Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012, hlm 27.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad dan Asfah Rahman, Media Pembelajaran, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2013
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan
Aplikasinya, Rineka Cipta, Jakarta, 2008
Deni Darmawan, Inovasi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2012
Ishak Abdulhak dan Deni Darmawan, Teknologi Pendidikan, PT
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar