BAB I PENDAHULUAN
Hidup bermasyarakat adalah
hubungan antar individu-individu maupun antar kelompok dan golongan yang
terjadi dalam proses kehidupan. Hubungan antar individu ini pun diikat oleh
ikatan yang berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuat bersama para
anggota. Solidaritas, toleransi dan tenggang rasa adalah bukti kuatnya ikatan
itu. Sakit salah satu anggota masyarakat akan dirasakan oleh anggota masyarakat
lainnya. Dari hubungan seperti itulah lahir keharmonisan dalam hidup
bermasyarakat. Namun sering juga didapati perbedaan-perbedaan, bahkan
pertentangan dalam masyarakat.
BAB II PEMBAHASAN
PERTENTANGAN SOSIAL
DAN INTEGRASI MASYARAKAT
1.
Perbedaan Kepentingan
Kepentigan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertigkah lakukarena
adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya yang brsifat esensial bagi
kelangsungan hidupnya. Jika individu berhasil dalam memenuhi kepentingan maka
ia akan merasa puas, dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan ini akan banyak menimbulkan masalah baik bagi
dirinya maupun bagi lingkungannya.
Kegiatan
yang dilakukan individu di dalam masyarakat merupakan manifestasi pemenuhan dan
kepentingan yang terdiri dari kebutuhan biologis dan sosial (psikologi).
Perbedaan llingkungan akan memungkinkan timbulnya perbedaan individu dalam hal
kepentingan meskipun pembawaannya sama. Menurut Abu Ahmadi perbedaan antara
lain berupa kepentingan individu untuk Memperoleh kasih sayang, Memperoleh
penghargaan yang sama, Memperoleh harga diri, Memperoleh prestasi dan posisi, Dibutuhkan
oleh orang lain, Memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya, Memperoleh rasa
aman dan perlindungan diri, Memperoleh kemerdekaan diri.
2.
Prasangka,
Diskriminasi dan Etnosentrisme
a) Prasangka
dan Diskriminasi
Prasangka dan diskriminasi merupakan
dua istilah yang saling berkaitan. Dua tindakantersebut dapat
merugikanpertumbuhan dan perkembangan
dan bahkan integrasi masyarakat. Perbedaan terpokok antara prasangka dan
diskriminasi. Menurut Abu Ahmadi adalah bahwa prasangka menunjukkan pada aspek
sikap, sedangkan diskriminasi menunjukkan pada suatu tindakan.
Munawar Soelaiman mengartikan prasangka
sebagai berikut:
1) Presenden
(pengambilankeputusan berdasarkan pengalaman masa lalu)
2) Pegambilan
keputusan tanpa penelitian dan pertimbangan yang cermat/ tergesa-gesa/ tidak
matang.
3) Perlibatan
untuk emosional (suka-tidak suka) dalam keputusan yang diambil.
Sebab-sebab timbulnya prasangka dan
diskriminasi yaitu berlatar belakang
sejarah, dilatar-belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional, bersumber dari faktor kepribadian, berlatang
belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama. Adapun usaha-usaha
untuk mengurangi atau menghilangkan
prasangka dan diskriminasi adalah Perbaikan kondisi sosial ekonomi, Perluasan
kesempatan belajar (ruang berfikir sudah cipenuhi dengan ilmu-ilmu), Sikap
terbuka dan sikap lapang.
b)
Etnosentrisme
Setiap suku bangsa atau ras tertentu,
akan memiliki ciri khas kebudayaan yang sekaligus menjadi kebanggaan mereka.
Suku bangsa, ras tersebut dalam kehidupan sehari-hari bertingkahlaku sejalan
dengan norma-norma, nilai-nilai yang tekandung dan tersirat dalmkebudayaan
tersebut.
Suku bangsa dan ras tersebut cenderung
menganggap kebudayaan merekasebagai sesuatu yang prima, riil, logis, sesuai
dengan kodrat alam dsb. Kecenderungan atau sikap menilai unsur-unsur kebudayaan
orang lain dengan mempergunakan ukuran kebudayaan sendiri dengan menyatakan kebudayaan sendiri sebagai utama
disebut Etnosetrisme.
Etnosentrisme nampaknya merupakan
gejala sosial yang universal dan sikap yang demikian biasanya dilakukan secara
tidak sadar. Sikap etnosentrisme dan tingkah laku berkomunikasi Nampak canggung
dan tidak luwes. Gambaran dan anggapan
yang tetap mengenai sifat-sifat dan watak pribadi/golongan lain yang bercorak negatif
sebagai akibat tidak lengkapnya informasi dan sifatnya subyektif disebut stereotype.
3.
Pertentngan Sosial
dalam Masyarakat
Konflik
atau pertentangan mengandung suatu pengertian tingkahlaku yang lebih luas
daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai
pertentangan yang kasar dan perang. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik
yaitu:
·
Terdapat dua atau
lebih unit-unit/bagian-bagian yang terlibat dalam konflik.
·
Unit tersebut
mempunyai perbedaan yang tajam dalam
kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap, maupugagasan.
·
Terdapat interaksi
antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.
4.
Integrasi Sosial dan
Integrasi Nasional
Ø Integrasi
Sosial : terwujudnya solidaritas social,rasa kebersamaan antar hubungan
masyarakat secara harmonis dalam kerjasama kelompok yang mempunyai sifat, sikap
dan watak yang berbeda.
Ø Integrasi
Nasional : kerjasama
dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga-lembaga
masyarakat dan masyarakat secara keseluruhan.
BAB III PENUTUP
Jadi, pertentangan-pertentangan sosial dalam masyarakat seperti perbedaan kepentingan, prasangka, diskriminasi, etnosentrisme serta integrasi sosial harus bisa dihindari dan bisa diselesaikan permasalahannya dan dicari solusi apa yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut agar tidak terjadi konflik dan perbedaan antara masyarakat sekitar.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar